Jaringan Otot Bio
Jaringan Otot Bio
PENDAHULUAN
Sel otot polos bila dilihat di bawah mikroskop cahaya tidak menunjukkan adanya garis-
garis melintang. Otot polos pada Vertebrata termasuk manusia dapat dijumpai pada dinding dan
organ-organ dalam dan pembuluh darah: saluran pencernaan makanan, uterus, kandung kencing,
ureter, arteri, arteriol, dan sebagainya. Di samping itu otot polos dapat dijumpai pada iris mata
dan otot penggerak rambut (Soewolo, 2003).
Jaringan otot polos merupakan otot yang terletak pada saluran alat-alat di dalam tubuh
manusia seperti manusia seperti yang terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh
darah, dinding pembuluh darah, dinding rahim, saluran pernapasan, dan saluran kelamin. Otot
polos dapat disebut juga sebagai otot tak sadar karena cara bekerjanya di luar kesadaran manusia,
tanpa harus diperintah otak (Ambardini, 2012).
Cara kerja otot dipengaruhi oleh saraf autonom, yaitu saraf simpatetik dan saraf
parasimpatetik. Saraf simpatetik merupakan saraf yang berujung di pangkal sumsum tulang
belakang (medulla spinalis) yang terdapat di daerah dada dan pinggang. Saraf tersebut berfungsi
sebagai pemacu yang dapat membuat kerja organ-organ tubuh menjadi cepat (Ambardini, 2012).
Adapun saraf parasimpatetik merupakan saraf yang berujung I pangkal sumsum lanjutan
(medulla oblongata). Saraf ini berfungsi untuk membuat kerja organ-organ tubuh menjadi lambat
(Ambardini, 2012).
Pada bagian permukaan otot polos memiliki serabut-serabut (fibril) yang bersifat sama
sehingga apabila kita amati melalui mikroskop bentuknya akan terlihat polos dan tidak memiliki
garis seperti otot lain apabila otot polos terkena rangsangan reaksinya akan menjadi lambat. Ada
pun ciri-ciri otot polos adalah (Ambardini, 2012):
a. Bentuk bergelendong dengan kedua ujungnya meruncing.
b. Mempunyai satu inti sel di tengahnya.
c. Bekerja di luar kesadaran, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.
Otot polos memiliki bagian-bagian sebagai berikut (Genneser, 1994):
1. Membran Plasma
Membran plasma pada otot sering disebut sarkolemma (sarcolemma). Dengan mikroskop
cahaya kurang jelas, tetapi dengan mikroskop elektron tampak sebagai selaput ganda (double
membrane), masing-masing:
a. Selaput luar, tebalnya berkisar antara 25-30 Angstrom. Ruang intermedier, kira-kira 25
Angstrom
b. Selaput dalam, tebalnya 25-30 Angstrom.
Pada daerah hubungan posisi antara otot polos, selaput luar tampak menyatu. Hubungan
ini dianggap lebih serasi dari pada hubungan antar sel dengan desmosoma. Hubungan ini
berperanan memperlancar transmisi impuls untuk kontraksi dari satu otot ke otot yang lainnya.
Pendapat lain mengatakan bahwa tenaga yang terjadi pada waktu kontaksi dapat dipindahkan ke
lain alat tubuh melalui serabut kolagen atau elastis.
2. Sitoplasma
Sering disebut sarkoplasma (sarcoplasma). Sarkoplasma bersifat eosinofilik, mengandung :
a. Organoid, antara lain: mitokondria yang mengitari inti, endoplasma retikulum, apparatus
golgi, miofibril, sentriol.
b. Paraplasma, seperti glikogen, lipofusin.
Yang menarik perhatian adalah myofibril karena peranannya dalam kontraksi. Miofibril pada
otot polos sangat halus, dengan pewarnaan H.E. sulit dilihat. Dengan mikroskop elektron tampak
miofilamen miosin berdiameter 5 mµ, dan aktin 3 mµ. Sarkoplasma di dekat inti bebas dari
filament. Filamen tersebut berakhir di daerah pekat sarkolemma. Filamen aktin dan miosin juga
terdapat pada pada otot polos, berkontraksi dengan adanya adenosine trifosfat. Susunan filament
aktin dan miosin pada otot polos belum jelas, berbeda dengan otot skelet.
3. Inti
Berbentuk lonjong memanjang dengan ujung tumpul, bergelombang pada saat terjadi
kontraksi.
Otot rangka tersusun atas sel-sel panjang tidak bercabang, disebut serabut otot (muscle
fiber). Serabut-serabut ini merupakan sel-sel berinti banyak (multiseluler) yang terletak pada
bagian pinggir (perifer) sel. Sel-sel otot terbentuk sejak perkembangan embrionik melalui fusi
dari banyak sel-sel kecil yang membentuk sinsitium. Apabila dilihat dengan mikroskp cahaya,
serabut otot Nampak bergaris-garis melintang (Soewolo, 2003).
Seperti halnya sel saraf, sel otot mampu merespon terhadap rangsangan. Bila membrane sel
otot dikenai neurotransmitter yang di hasilkan oleh ujung saraf motor yang mensarafinya, maka
pada membrane sel otot tadi akan timbul suatu impuls bioelektrik. Impuls ini akan merambat
sepanjang membrane serabut otot, seperti merambatnya impuls pada serabut saraf yang tidak
bermielin (Soewolo, 2003).
Setiap serabut otot rangka dibungkus oleh lapisan jaringan ikat lembut yang di sebut
endomisium. Beberapa serabut tunggal akan bergabung menjadi satu berkas yang disebut
fasikulus. Fasikulus ini dibungkus oleh jaringan ikat yang disebut perimisium. Seluruh fasikulus
tersebut kemudian di bungkus bersama-sama oleh epimisium (Soewolo, 2003).
Pada kebanyakan otot, epimisium bersatu pada kedua ujung otot dan membentuk tendon
yang biasanya melekat pada suatu tulang. Karena tendon bersambung dengan episium, dan
karena perimisium dan endomisium melekat padanya, maka kontraksi ottot dapat menimbulkan
suatu tarikan yang kuat pada titik lekatnya (Soewolo, 2003).
1. Sarkolemma
Pada pengamatan dengan mokroskop cahaya tampak sebagai selaput tipis dan tembus
cahaya (transparan), tetapi dengan mikroskop elektron tampak adanya selaput ganda (double
membrane), yakni selaput luar, setebal 40 Angstrom, ruang antara setebal 20 Angstrom, dan
selaput dalam setebal 40 Angstrom (Genneser, 1994).
Selaput luar mirip membran basal epitel yang dibalut serabut retikuler. Selaput dalam
(plasmalemma) terdiri dari dua lapis protein yang ditengahnya diisi lemak (lipid). Secara umum
sarkolemma bersifat transparan, kenyal dan resisten terhadap asam dan alkali. Serabut-serabut
otot kerangka yang bergabung membentuk berkas serabut otot primer disebut fasikulus yang
dibalut oleh jaringan ikat kolagen pekat (endomisium). Ada 5 sel utama yang dijumpai dalam
fasikulus yaitu: serabut otot, sel endotel, perisit, fibroblast dan miosatelit (Genneser, 1994).
2. Sarkoplasma (sitoplasma)
Sarkoplasma mengandung (Genneser, 1994):
a. Organoida, antara lain:
1) Mitokondria (sarcosomes)
Mitokondria terdapat berbatasan dengan sarkolemma dan dekat inti di antara miofibril.
2) Ribosom
Ribosom pada otot kerangka terdapat bebas di matriks.
3) Apparatus golgi
4) Miofibril
Pada satu serabut otot kerangka terdapat ribuan miofibril, sedangkan tiap miofibril memiliki
ratusan miofilamen yang bersifat submikroskopis. Miofilamen terdiri dari 2 macam yaitu:
1. Filamen Miosin
Sering disebut filament kasar (coarse filaments), berdiameter 100 Angstrom dan panjangnya
1,5 µ. Filamen ini membentuk daerah A atau cakram A. Filamen ini tersusun pararel dan
berenang bebas dalam matriks. Bagian tengah agak tebal dari bagian tepi. Fungsi dari miosin
adalah sebagai enzim katalisator yang berperanan memecah ATP menjadi ADP+energi, dan
energi ini digunakan untuk kontraksi
2. Filamen Aktin
Filamen tipis terutama tersusun atas aktin, tropomiosin, dan troponin. Setiap filamen tipis
terdiri dari dua filament aktin yang saling terpilin, dalam suatu bentukan spiral ganda.
Tropomiosin pada suatu filament tipis merupakan suatu benang panjang yang tersusun atas 2
rantai polipeptida yang membentuk suatu spiral . Fungsi tropomiosin adalah menutup tempat
perlekatan miosin pad molekul aktin pada saat otot istirahat. Lalu yang terakhir adalah troponin,
suatu kompleks troponin melekat pada satu tempat khusus pada tropomiosin.
Satuan miofibril yang terkecil disebut sarkomer. Sebuah sarkomer adalah unit fungsional
dasar dari otot lurik, atau dengan kata lain, sarkomer adalah bahan bangunan dasar dari sebagian
besar sel-sel otot. Dalam tubuh manusia, setiap otot terdiri dari beberapa bundel serat otot. Serat
otot ini, pada gilirannya, terdiri dari banyak helai halus yang disebut miofibril. Miofibril
biasanya tidak nampak jelas kecuali dilihat di bawah mikroskop elektron, tetapi masing-masing
miofibril terutama terdiri dari dua jenis filamen, disebut “tebal” dan “tipis”, dan masing-masing
diatur dalam pengulangan sub-unit teratur. Setiap sub unit secara individual dikenal sebagai
sarkomer, itu adalah pengaturan mereka berpola yang memberikan penampilan karakteristik otot
lurik berpita (Budiyanto, 2014).
Sarkomer sendiri relatif sederhana. Pusat biasanya hanya memiliki bagian halus, wilayah
tengah filamen tebal. Wilayah ini disebut zona H. Demikian pula, dalam banyak kasus tepi luar
terbuat hanya dari filamen tipis, setidaknya ketika otot sedang beristirahat; ini membentuk
daerah sempit di sekitar garis Z yang dikenal sebagai Band. Tujuan utama dari pengaturan ini
adalah untuk memungkinkan kontraksi sarkomer, miofibril, dan seluruh otot, yang membantu
membuat gerakan otot yang lebih efisien (Budiyanto, 2014).
5) Endoplasmik retikulum.
b. Paraplasma, antara lain:
1) Lipid
2) Glikogen
3) Mioglobin.
Melihat kepada warna seratnya, otot lurik dibedakan menjadi 3 macam, yaitu (Yatim,
1990):
1. Serat Merah
Merah karena banyak mengandung sitokrom dan mioglobin, pigmen pernafasan dalam otot yang
berguna untuk mengikat O2 dari dalam darah. Sarkoplasma lebih banyak mengandung
mitokondria dan granula, tetapi le bih sedikit mikrofilamen daripada serat putih. Serat merah
lebih banyak di dalam gumpalan otot.
2. Serat Putih
Putih, karena sedikit sitokrom, mioglobin, dan mitokondria. Terdapat di sebelah luar gumpalan
otot.
3. Serat Perantara
Perantara kedua macam serat di atas.
3.1 Kesimpulan
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik dengan jalan
kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Otot dapat melekat di tulang yang berfungsi untuk
bergerak aktif. Otot tersusun atas beberapa gumpalan, gumpalan terdiri dari beberapa berkas
otot, yang disebut fasciculus. Tiap berkas dibina atas banyak serat otot. Satu serat otot adalah 1
sel otot. Serat otot memiliki terdiri dari komponen seperti sarkolemma, sarkoplasma, inti, dan
Organelnya yang penting yaitu retikulum sarkoplasma, mitokondria, dan miofibril. Setiap
miofibril dibina atas puluhan mikrofilamen. Mikrofilamen otot ialah aktin dan miosin, yang
bersusun berjejer dan berdempet.
Jaringan otot dibedakan menjadi 3 jenis yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung. Otot
polos terletak pada saluran alat-alat di dalam tubuh manusia seperti manusia seperti yang
terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dinding pembuluh darah, dinding
rahim, saluran pernapasan, dan saluran kelamin. Otot lurik melekat pada rangka, dan otot jantung
hanya terdapat pada dinding jantung.
Otot menjadi begitu penting bagi tubuh karena ia memiliki 3 fungsi utama yaitu
melaksanakan gerakan, memelihara postur dan memproduksi panas pada tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Junqueira LC dan Carneiro J. 1980. HISTOLOGI DASAR. Diterjemahkan oleh Adji Darma. Edisi
Ketiga. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Disusun Oleh :
KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2018