PENDAHULUAN
Materi terdiri atas atom. Oleh karena kimia mempelajari materi, teori atom
merupakan fondasi logis kimia. Namun, kimia tidak berbasiskan atom saja. Kimia
ikatan kimia sangat berperan dalam perkembangan kimia. Untuk memahami ikatan
Sejak penemuan struktur elektronik atom-atom, ahli kimia dan fisika mampu
menyelidiki bagaimana cara-cara atom dari jenis yang satu bergabung dengan jenis
yang lain membentuk senyawa dengan ikatan kimia. Gagasan tentang pembentukan
ikatan kimia dikemukakan oleh Lewis dan Langmuir (Amerika) serta Kossel
(Jerman). Dalam pembentukan ikatan kimia, golongan gas mulia (VIIIA) sangat sulit
membentuk ikatan kimia. Diduga bila gas mulia bersenyawa dengan unsur lain,
atas dua atom hidrogen dengan pendekatan. Sistemnya adalah dua proton dan dua
elektron. Mereka menghitung energi sistem sebagai fungsi jarak antar atom dan
dapat dipahami cara membedakan senyawa yang berikatan elektrokovalen dan ikatan
kovalen pada suatu reaksi kimia melalui perubahan kimia seperti perubahan warna
senyawa kompleks dan bukan senyawa kompleks dari ikatan kimia yang terbentuk.
Prinsip percobaan ini adalah pengamatan pada perbedaan antara ikatan ion
dan ikatan kovalen dengan mengamati endapan yang dihasilkan ketika mereaksikan
NaCl dan CHCl3 dengan AgNO3, mereaksikan HCl, CH3COOH dan C2H5OH dengan
Metil Orange (MO), dan pengamatan pada perbedaan antara senyawa kompleks dan
bukan kompleks dari perubahan warna yang dihasilkan ketika mereaksikan CuSO4
dengan NH4OH, BaCl2 dan K4Fe(CN)6, dan mereaksikan FeCl3 dan K3Fe(CN)6
dengan KCNS.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ahli kimia untuk pembentukan molekul dan senyawa. Penjelasan ini, dirumuskan
oleh Gilbert Lewis, yaitu bahwa atom bergabung agar mencapai yang konfigurasi
elektron lebih stabil. Ketika atom berinteraksi membentuk ikatan kimia, hanya
daerah luarnya yang berhubungan. Untuk alasan ini, ketika kita mempelajari ikatan
kimia, kita sangat prihatin dengan elektron valensi atom. Melacak elektron valensi
dalam reaksi kimia, dan untuk memastikan bahwa jumlah elektron tidak ada
perubahan, ahli kimia menggunakan sistem titik-titik yang dirancang oleh Lewis
yang disebut Lewis dot symbol. Simbol titik Lewis terdiri dari simbol elemen dan
satu titik untuk masing-masing elektron valensi dalam sebuah atom unsur
(Chang, 2010).
mulia (VIIIA) sangat sulit membentuk ikatan kimia. Diduga bila gas mulia
bersenyawa dengan unsur lain, tentunya ada suatu keunikan dalam konfigurasi
elektronnya yang mencegah persenyawaaan denagn unsur lain. Bila dugaan tersebut
benar, maka suatu atom yang bergabung dengan atom lain membentuk suatu
(Elida, 1994):
a. Elektron valensi memegang peranan pada utama pada pembentukan ikatan kimia.
b. Pembentukan ikatan kimia terjadi dalam dua cara.
1) Ikatan ion, terbentuk karena adanya perpindahan satu atau lebih elektron dari
satu atom ke atom lain sehingga menjadi ion positif dan negatif yang saling
tarik menarik.
c. Serah terima elektron dan pemakaian bersama pasangan elektron tersebut terjadi
gelombang mekanik pada sistem atom. Dengan cara tersebut kita bisa mengetahui
menggambarkan bagaimana pergerakan elektron dalam molekul. Akan tetapi hal ini
hasil yang diperoleh hanya perkiraan. Dua metode untuk menentukan struktur ikatan
suatu senyawa adalah metode pendekatan ikatan valensi dan metode pendekatan
orbital molekul. Meskipun demikian, konsep Lewis masih sering digunakan untuk
Pendekatan ini menggunakan titik dan silang (dots and crosses) untuk
menggambarkan elektron valensi. Inti atom dinotasikan dengan lambang unsur. Satu
aturan untuk konsep ini yaitu setiap elektron haruslah berpasangan. Adanya elektron
yang tidak berpasangan menandakan bahwa spesi tersebut merupakan gugus. Dengan
konsep Lewis ini, perpindahan elektron (ikatan ion) dan pemakaian bersama elektron
Ikatan kimia adalah gaya tarik menarik antar atom sehingga atom-atom
golongan gas mulia sangat sulit untuk bersenyawa dengan unsur lain. Bila gas mulia
dapat bersenyawa dengan unsur lain, pastilah terdapat suatu keunikan pada unsur
tersebut. Gagasan tentang pembentukan ikatan kimia ini dikemukakan oleh Lewis
interpretasinya ke atom lain. Atom selain gas mulia cenderung mendapatkan muatan
listrik dari luar atau memberikan muatan listrik ke luar, bergantung apakah jumlah
elektron di kulit terluarnya lebih sedikit atau lebih banyak dari atom gas mulia yang
terdekat dengannya. Bila suatu atom kehilangan elektron, atom tersebut akan
menjadi kation yang memiliki jumlah elektron yang sama dengan gas mulia terdekat,
sementara bila atom mendapatkan elektron, atom tersebut akan menjadi anion yang
memiliki jumlah elektron yang sama dengan atom gas mulia terdekatnya. Dia
elektrostatik antara kation dan anion. Ikatan kimia yang dibentuk disebut dengan
Ikatan ion, terjadi pada unsur-unsur dengan energi ionisasi yang kecil
sehingga mudah melepasan elektron membentuk kation (ion positif) dan menerima
elektron membentuk anion (ion negatif). Logam alkali dan alkali tanah umumnya
membentuk kation dalam larutan senyawa ioniknya. Sedangkan unsur halogen,
Ikatan ion umumnya terjadi antara unsur logam dan nonlogam. Pada ikatan
ion terjadi gaya elektrostatik yang sangat kuat antar atom sebagai akibat dari
perbedaan muatan atom-atom penyusun. Dengan kata lain, atom atom saling terikat
Senyawa kompleks terbentuk dari ikatan antara ion dengan ion lain atau
dengan molekul netral. Suatu ion/ molekul kompleks terdiri dari satu ion pusat dan
sejumlah ligan yang terikat erat pada atom pusat tersebut. Jumlah relatif komponen
dalam suatu senyawa kompleks tidak dapat ditafsirkan dengan konsep valensi klasik.
Atom pusat dalam senyawa kompleks ditandai oleh bilangan koordinasi yang
yang stabil dengan satu atom pusat. Susunan ligan di sekitar ion pusat adalah
simetris. Pada umumnya bilangan koordinasi yang sering kita jumpai adalah 6.
oktahedron yang terdiri dari ion pusat di pusat dari oktahedron tersebut, dengan enam
banyaknya elektron yang dapat didonorkan oleh ligan, ligan dapat dibagi menjadi 3,
yaitu ligan monodentat, ligan bidentat dan ligan multidentat. Ligan monodentat dapat
2 pasang elektron ke atom pusat dan ligan multidentat dapat mendonorkan banyak
elektron ke atom pusat sehingga dapat membentuk suatu kelat (Saria, 2012).
Umumnya, senyawa kompleks merupakan senyawa yang stabil. Akan tetapi
tingkat kestabilan senyawa kompleks berbeda-beda satu dengan yang lain. Hal ini
dapat ditentukan secara kuantitatif berdasarkan tetapan disosiasinya. Prinsip ini sama
dengan penentuan kekuatan asam basa. Nilai tetapan disosiasi ini disebut juga
sebagai nilai tetapan ketidakstabilan suatu kompleks. Semakin kecil nilai tetapan
ketidakstabilan suatu senyawa kompleks, semakin sedikit jumlah ion yang terurai
Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terjadi ketika 2 atom saling berbagi
ikatan kovalen saja. Untuk menyederhanakan notasi, pasangan elektron biasa ditulis
dengan 1 garis lurus. Sebagai contoh, ikatan kovalen antar atom hidrogen dapat
tertarik ke 2 inti atom tersebut. Gaya tarik inilah yang mempertahankan atom dalam
H2. Pada ikatan kovalen yang mengandung banyak elektron, hanya melibatkan
elektron valensi. Dimana elektron valensi ini yang akan mengalami perubahan
golongan halogen. Ikatan kovalen bisa terbentuk dari 2 hingga 3 pasang elektron.
Jika atom berbagi 2 pasang elektron, kovalen tersebut disebut sebagai kovalen
rangkap 2. Sebagai contoh: ikatan pada CO2 dan C2H4. Sedangkan jika atom berbagi
3 pasang elektron, disebut sebagai kovaen rangkap 3. Contoh: ikatan pada N2 dan
pasangan elektron antara atom. Akan tetapi pasangan elektron tersebut hanya berasal
dari 1 atom saja. Ikatan ini biasa dijumpai pada senyawa kompleks. Dimana atom
pusat mendapat elektron yang dikoordinasikan oleh suatu molekul donor yang
METODOLOGI PERCOBAAN
CHCl3, CCl4, KCNS, CH3COOH, C2H5OH, HCl, Metil Orange (M.O), BaCl2,
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes,
3-5 tetes. Kemudian dimasukkan CHCl3 ke dalam tabung (2) sebanyak 3-5 tetes.
Disiapkan 3 buah tabung reaksi. Tabung (1) diisi dengan HCl, tabung (2)
2,5 ml. Selanjutnya, setiap tabung reaksi ditetesi indikator metil orange (MO).
Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang diisi dengan CuSO4 sebanyak 1 mL.
Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang diisi dengan CuSO4 sebanyak 1 mL.
(hingga tidak terjadi endapan). Tabung reaksi (1) ditambah dengan larutan BaCl2,
Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang diisi dengan CuSO4 sebanyak 1 mL.
Tabung reaksi (1) ditambah dengan larutan BaCl2, tabung reaksi (2) ditambahkan
Disiapkan 2 buah tabung reaksi. Pada tabung (1) dimasukkan FeCl3, pada
tabung (2) dengan K3Fe(CN)6, masing-masing sebanyak 1 mL. Ke dalam tabung (1)
dan (2) ditambahkan larutan KCNS sebanyak 2-3 tetes. Diamati dan dicatat
5.1 Kesimpulan
1. Senyawa yang memiliki ikatan elektrovalen adalah, NaCl dan yang memiliki
CuSO4 dengan NH4OH dan K4Fe(CN)6, serta reaksi antara FeCl3 dengan KCNS.
Reaksi yang merupakan pembentukan non kompleks adalah reaksi antara CuSO4
5.2 Saran
Chang, R., 2010, Chemistry 10th Edition, NewYork: The Mc-Graw- Hill Companies,
Inc.
Elida, S. T., Ratih, S. W. W., Irawati, T., Wizarti, W., dan Wasutiningsih, A., 1994,
Pengantar Kimia, Jakarta, Gunadarma.
Housecroft, C. E., dan Sharpe, A. G., 2005, Inorganic Chemistry Second Edition,
London, Pearson Education Limited.
Lestari, I., Afrida., dan Sanova, A., 2014, Sintensis dan Karakterisasi Senyawa
Kompleks Logam Kadmium (II) dengan Ligan Kufperon, Jurnal Penelitian
Universitas Jambi Seri Sains, 16(1): 1-18
Saria, Y., Lucyanti., Hidayanti, N., dan Lesbani, A., 2012, Sintesis Senyawa
Kompleks Kobalt dengan Asetilasetonato, JPS MIPA UNSRI, 15(3): 115-117.
Svehla, G., 1990, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro,
Jakarta, PT. Kalman Media Pustaka.
Takeuchi, Y., 2006, Buku Teks Pengantar Kimia, Tokyo, Iwanami Publishing
Company
Lampiran 1. Bagan Kerja
NaCl CHCl3
sebanyak 2 – 3 tetes.
HASIL
- Ditambahkan indikator MO
2–3 tetes.
dan dicatat.
HASIL
3. Pengendapan Garam Hidroksida
HASIL
FeCl3 K4Fe(CN)6
HASIL
Lampiran 2. Gambar Hasil Percobaan
Gambar 10. Reaksi CuSO4 dengan Gambar 11. Reaksi CuSO4 dengan
BaCl2 dan K4Fe(CN)6 tanpa BaCl2 dan K4Fe(CN)6 dengan
penambahan NH4OH penambahan NH4OH berlebih
Gambar 12. Reaksi CuSO4 dengan BaCl2
dan K4Fe(CN)6 dengan penambahan NH4OH
sedikit