Oleh :
Kelompok VII
REGULER A
Dosen Pengampu :
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa pula kami ucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari dosen pengampu yang telah membantu dan memberikan penjelasan
tentang tugas makalah ini.
Dan harapan kami makalah ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan senang hati kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kedepannya kami dapat membuat makalah
dengan lebih baik
Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan semoga makalah dengan judul pembahasan “Hak
Asasi Manusia” dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
Kelompok VII
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan suatu hal yang tidak asing di kehidupan kita.
Meskipun hal tersebut tidak asing, namun masih banyak orang yang tidak paham dengan apa
yang dimaksud “Hak Asasi Manusia (HAM)”. Tentunya untuk mengetahui HAM kita juga perlu
mengetahui sejarah dari HAM itu sendiri. Kemudian Kita sebagai umat islam pastinya tau
bahwa islam merupakan agama yang didalamnya mengajarkan segalanya tentang kebaikan.
Islam juga merupakan agama yang menjelaskan suatu amalan-almalan baik yang harus
dikerjakan dan amalan-amalan buruk yang harus ditinggalkan oleh umat manusia. Nah,
bagaimana hubungan Islam dengan Hak Asasi Manusia? Tentu saja masih banyak orang yang
belum memahami bagaimana konsep Hak Asasi Manusia dalam Islam.
B. Pembatasan Masalah
Apa yang dimaksud dengan HAM?
Bagaimana sejarah HAM?
Bagaimana HAM menurut islam?
Apa saja permasalahan HAM?
C. Tujuan
Memberi pemahaman mengenai pengertian, sejarah dan permasalahan-permasalahan
HAM.
D. Manfaat
Memahami pengertian, sejarah dan permasalahan-permasalahan HAM.
BAB II
ISI
Zaman Islam
Abad ke 7 M sejak datangnya Islam telah menebarkan seruan akan persamaan kedudukan
umat manusia dan menghapus perbudakan.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang
paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.”
(Qs. Al-Hujurat 49:13)
Ayat di atas menunjukkan hilangnya sekat-sekat kesukuan, kebangsaan, ras, warna kulit,
status sosioal, kekayaan, jabatan dan lain sebagainya, kedudukan mereka adalah sama. Pembeda
utama antara mereka adalah taqwa.
Salah satu hikmat dipanggil manusia dengan sebutan “hai manusia” atau “hai orang-
orang beriman” atau kalimat “hai anak cucu Adam” dalam al-Qur’an. Menurut Al-Syekh Ali Ali
al-Khinany, hal itu merupakan manifestasi dari persamaan sosial dalam Islam di tengah-tengah
bermacam-macam nama bangsa. Islam tidak mengenal perbedaan.
Menurut Jan Materson dari Komisi Hak Asasi Manusia PBB, hak asasi manusia adalah
hak-hak yang melekat pada manusia, yang tanpa dengannya manusia mustahil dapat hidup
sebagai manusia. Menurut Baharuddin Lopa, kalimat “mustahil dapat hidup sebagai manusia”
hendaklah diartikan “mustahil dapat hidup sebagai manusia yang bertanggung jawab”. Alasan
penambahan istilah bertanggung jawab ialah disamping manusia memiliki hak, juga memiliki
tanggungjawab atas segala yang dilakukannya.
Di Perancis
Tahun 1789 lahir The French Declaration, atas desakan wakil-wakil rakyat Perancis yang
didukung oleh kaum foedal dan gereja yang menuntut kemerdekaan dari kuasa Raja yang tidak
terbatas. Pada deklarasi ini hak-hak rakyat dituangkan lebih rinci yang melahirkan dasar hukum
(the rule of law) antara lain dinyatakan:
1. Tidak boleh ada penangkapan dan penahanan yang semena-mena termasuk ditangkap
tanpa alasan yang sah dan ditahan tanpa surat perintah yang dikeluarkan oleh pejabat
yang sah.
2. Presumption of innocence artinya orang-orang yang ditangkap, kemudian ditahan dan
dituduh, berhak dinyatakan tidak bersalah sampai ada keputusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap yanng menyatakan ia bersalah.
3. Freedom of expression, bebas mengeluarkan pendapat.
4. Freedom of religion, bebas menganut keyakinan beragama.
5. The right of property, perlindungan terhadap hak milik dan hak-hak dasar lainnya.
Di Amerika
Tahun 1775-1783 Amerika memberontak ingin merdeka dari kerajaan induknya, yaitu
Inggris.
The secondis freedom of every person to worship God in his own way-everywhere in the world.
The third is freedom from want which, translated into world terms, means a worldwide reduction
of armaments to such a points and in such a through fashion that no nation will be in aposition
to commit an act of physical agression againts any neighbore anywhere in the world.”
Di Indonesia
Tahun 1945 dalam Undang-Undang 45 walau masih sedikit tentang HAM telah
memuatnya pada pasal 7 dan dalam pembukaan UUD 1945 didapati suatu tekad bangsa
Indonesia untuk menegakkan HAM yang berbunyi, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu
ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan peri keadilan.”
PBB
Sesudah Perang Dunia II (setelah Hitler membantai berjuta-juta manusia) dijadikan dasar
pemikiran untuk melahirkan rummusan HAM yang bersifat Universal yang kemudan dikenal
dengan The Universal Declaration of Human Rights yang diciptakan oleh PBB tahun 1948.
B. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan oleh Allah SWT. Sang pencipta
seluruh alam yang termasuk didalamnya manusia (hak-hak kodrati), oleh karena tidak ada
sesuatu kekuatan atau kekuasaan apapun didunia yang dapat mencabutnya.
Hak asasi manusia menurut pemikiran Barat semata-mata bersifat antroposentris, artinya,
segala sesuatu berpusat kepada manusia. Dengan demikian manusia sangat dipentingkan
sebaliknya, hak-hak asasi manusia dilihat dari pandangan Islam bersifat teosentris, artinya segala
sesuatu berpusat kepada Tuhan. Dalam hubungan ini A.K. Brohi menyatakan : “berbeda dengan
pendapatan Barat, strategi Islam sangat mementingkan penghargaan kepada hak-hak asasi dan
kemerdekaan dasar manusia sebagai sebuah aspek kualitas dari kesadaran keagamaan yang
terpatri didalam hati, pikiran dan jiwa penganut-penganutnya”. Perspektif Islam sungguh-
sungguh bersifat teosentris.
Menurut ajaran Islam, manusia diciptakan oleh Allah hanya untuk mengabdi kepada
Allah. Tugas manusia untuk mengabdi kepada Allah dengan tegas dinyatakan-Nya. Dalam Q.S
(al-Zariyat) : 51 : 56
Aspek khas dalam konsep HAM Islami adalah tidak adanya orang lain yang dapat
memaafkan pelanggaran hak-hak jika pelanggaran itu terjadi atas seseorang yang harus dipenuhi
hak nya. Bahkan suatu negara Islam pun tidak dapat memaafkan pelanggaran hak-hak yang
dimiliki oleh seseorang. Negara harus terikat memberi hukuman kepada pelanggaran HAM dan
memberi bantuan kepada pihak yang dilanggar HAM nya, kecuali pihak yang dilanggar HAM
nya telah memaafkan pelanggar HAM tersebut.
1. Definisi Hak
Dalam al-Qur’an, pengertian hak tersebut disebutkan dalam firman-firman Allah SWT. Seperti
hak yang berarti milik, sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Isra’ ayat 26 :
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan
orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.”
Hak yang berarti kebenaran atau yang benar, lawan kebatilan, termaktub dalam surat al-Isra’ ayat 81:
“Dan Katakanlah: "Yang benar Telah datang dan yang batil Telah lenyap". Sesungguhnya yang
batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.”
Hak yang berarti keadilan, lawan dari kelaliman, telah termaktub dalam firman Allah SWT surat
Ghafir ayat 78 :
يأتي أن لرسول كان وما عليك نقصص لم من منهم و عليك قصصنا من منهم قبلك من رسال أرسلنا ولقد
المبطلون هنالك وخسر بالحق قضي هللا أمر جاء فإذا ۚ هللا بإذن إال بئاية
“Dan Sesungguhnya Telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada
yang kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak kami ceritakan kepadamu.
tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; Maka apabila
Telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. dan ketika itu Rugilah orang-orang
yang berpegang kepada yang batil.”
Secara istilah, Mustafa Ahmad al-Zarqa’ mendefinisikan hak sebagai kekhususan yang ditetapkan
oleh syara’ dalam bentuk kekuasaan atau taklif. Adapun sumber hak adalah Allah SWT, karena Allah
SWT adalah pembuat syariat, undang-undang dan hukum atas manusia dan seluruh alam. Oleh karena itu,
hak selalu terkait dengan kehendak Allah SWT dan merupakan pemberianNya, yang dapat diketahui
berdasarkan sumber-sumber hukum Islam itu sendiri, yaitu al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
2. Pembagian Hak
2. Hak hamba adalah suatu hak yang dimaksudkan untuk memelihara kemaslahatan dan kepentingan
perorangan, baik yang bersifat umum maupun khusus. Hak yang bersifat umum seperti hak pemeliharaan
kesehatan, anak, dan harta benda, serta terwujudnya keamanan dan penikmatan sarana umum milik
Negara. Adapun yang bersifat khusus, seperti hak pembeli atas barang yang dibelinya, hak istri untuk
mendapatkan nafkah lahir dan batin dari suaminya, hak ibu untuk memelihara anaknya yang masih kecil,
dan lain sebagainya.
D. Permasalahan HAM
Permasalahan-permasalahan HAM dalam Islam juga sering terjadi. Misalnya pelanggaran hak
Allah, seseorang yang tidak melaksanakan ibadah, tidak melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan
tidak menjauhi segala larangan-Nya. Dalam lingkungan sekitar kita sering kita lihat seseorang yang
melanggar hak Allah. Hal tersebut terlihat sepele namun kita tidak boleh menyepelekkannya, kita harus
ingat setiap perbuatan pasti akan mendapat balasan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap muslim memiliki dua hak, yaitu hak Allah dan hak hamba. Hak Allah harus
dilaksanakan lebih dulu, dengan kata lain hak Allah menjadi kewajiban bagi setiap muslim,
seperti salat, puasa, zakat, dan lain sebagainya. Setelah hak Allah terpenuhi, maka hak hamba
juga akan terpenuhi.
B. Saran
Perbanyak membaca dan mencari referensi lain untuk mendapatkan wawasan yang lebih
luas. Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda, maka dari itu carilah referensi
lainnya sebagai pembanding agar pengetahuan yang didapat lebih konkrit.
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin, Wahid, Rofiq, M. 2006. Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu
Djajaatmadja, BI. 2005. Hak-hak Asasi Manusia Dalam Islam. Jakarta: Bumi Aksara
http://makalahpendidikanislamlengkap.blogspot.com/2015/07/islam-dan-permasalahan-
ham.html?m=1
https://www.zonareferensi.com/contoh-kasus-pelanggaran-ham-di-indonesia/
http://pusathukum.blogspot.com/2015/03/Contoh-kasus-pelanggaran-HAM-di-
Indonesia.html?m=1