STATISIK
PERTEMUAN KE 1
UKURAN PEMUSATAN DAN UKURAN LETAK
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa dapat memahami ukuran pemusatan data (mean, median,
modus) untuk kasus di bidang muamalah.
Mahasiswa dapat menghitung mean, median dan modus untuk kasus-kasus
di bidang muamalah.
Mahasiswa memahami ukuran letak data (kuartil, desil dan persentil) untuk
kasus di bidang muamalah.
Mahasiswa dapat menghitung kuartil, desil dan persentil untuk kasus-kasus
di bidang muamalah.
Keterangan :
Md : Median
b : Tepi bawah kelas median
p : Panjang interval
n : Banyak data
F : Jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
f : fekuensi kelas median
Keterangan :
Qi : Nilai kuartil yang ke-i
b : Tepi bawah kelas kuartil ke-i
c : Panjang interval
i : i = 1, 2, 3
n : Banyaknya data
F : Jumlah semua frekuensi sebelum kelas kuartil ke-i
f : frekuensi kelas kuartil ke-i
Desil
Desil membagi seluruh data menjadi sepuluh bagian yang sama besar. Desil
terdiri dari Desil 1 (D1), Desil2 (D2) sampai dengan Desil9 (D9).
Mencari letak desil menggunakan rumus:
( )
Di = n = Banyaknya Data
i = Desil ke-i (1, 2, ... , 9)
Keterangan :
Di : Nilai desil yang ke-i
b : Tepi bawah kelas desil ke-i
c : Panjang interval
i : i = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
n : Banyaknya data
F : Jumlah semua frekuensi sebelum kelas desil ke-i
f : frekuensi kelas desil ke-i
Persentil
Persentil membagi seluruh data menjadi seratus bagian yang sama besar.
Persentil terdiri dari Persentil 1 (P1), Persentil 2 (P2) sampai dengan
Persentil 99 (P99).
Mencari letak desil menggunakan rumus:
( )
Pi = n = Banyaknya Data
i = Persentil ke-i (1, 2, ... , 99)
Persentil untuk data berkelompok
Mencari nilai persentil yang ke-i menggunakan rumus :
Pi= b + c
Keterangan :
Pi : Nilai persentil yang ke-i
b : Tepi bawah kelas persentil ke-i
c : Panjang interval
i : i = 1, 2, 3, ......... ,99
n : Banyaknya data
F : Jumlah semua frekuensi sebelum kelas persentil ke-i
f : frekuensi kelas persentil ke-i
Referensi:
a. Kumaidi dan Budi Manfaat. 2016. Pengantar Metode Statistika. Cirebon:
Eduvision.
b. Riduwan. 2012. Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta.
c. Sabine Landau and Brian S. Everitt. 2004. A Handbook of
Statistical Analyses using SPSS. New York : Chapman &
Hall/CRC press LCC.
d. Sudijono, Anas. 2014. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
e. Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
f. Supranto, J. 1996. Statistik (Teori dan aplikasi). Jakarta: Erlangga.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa dapat memahami ukuran dispersi (deviasi rata-rata, standar
deviasi, varians) untuk kasus di bidang muamalah.
Mahasiswa dapat menghitung deviasi rata-rata, standar deviasi dan varians
untuk kasus-kasus di bidang muamalah.
∑( )
= untuk sampel
Keterangan :
S = Standar deviasi (simpangan baku)
xi = data ke-i
̅ = rata-rata
n = banyaknya data
2. Data berkelompok
∑ ( )
= untuk populasi
∑ ( )
= untuk sampel
Keterangan :
S = Standar deviasi (simpangan baku)
= frekuensi
xi = titik tengah
̅ = rata-rata
n = banyaknya data (jumlah frekuensi)
Referensi:
a. Kumaidi dan Budi Manfaat. 2016. Pengantar Metode Statistika. Cirebon:
Eduvision.
b. Riduwan. 2012. Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta.
c. Sabine Landau and Brian S. Everitt. 2004. A Handbook of
Statistical Analyses using SPSS. New York : Chapman &
Hall/CRC press LCC.
d. Sudijono, Anas. 2014. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
e. Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
f. Supranto, J. 1996. Statistik (Teori dan aplikasi). Jakarta: Erlangga.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa dapat memahami data berkala (time series) untuk kasus di
bidang muamalah.
Mahasiswa mampu membuat persamaan time series untuk kasus-kasus di
bidang muamalah dan menggunakan persamaan trend tersebut untuk
memprediksi.
Referensi:
a. Kumaidi dan Budi Manfaat. 2016. Pengantar Metode Statistika. Cirebon:
Eduvision.
b. Riduwan. 2012. Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta.
c. Sabine Landau and Brian S. Everitt. 2004. A Handbook of
Statistical Analyses using SPSS. New York : Chapman &
Hall/CRC press LCC.
1
Supranto, Statistika Teori dan Aplikasi, Jakarta: Erlangga, 2008, hlm. 224
d. Sudijono, Anas. 2014. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
e. Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
f. Supranto, J. 1996. Statistik (Teori dan aplikasi). Jakarta: Erlangga.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa dapat memahami analisis korelasi sederhana untuk kasus di
bidang muamalah.
Mahasiswa dapat menghitung koefisian korelasi (r hitung) dan
menganalisisnya berdasarkan kriteria koefisien korelasi.
Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi atau nilai korelasi sampel (r) dapat dihitung
menggunakan rumus PearsonProduct Moment dengan syarat data berskala
interval atau rasio. Berikut ini adalah rumus koefisien korelasi:
1. Rumus koefisien korelasi dengan menggunakan skor simpangan:
∑
=
∑ ∑
: korelasi antara variabel X dengan Y
∶ (X − X) skor simpangan variabel X
∶ ( − )skor simpangan variabel Y
Analisis korelasi
Setelah mengetahui angka koefisien korelasi kita dapat melakukan
analisis :
1. Apakah koefisien korelasi bernilai positif atau negatif, dan menjelaskan
arti positif atau negatif pada koefisien tersebut.
2. Menginterprestastikan koefisien korelasi rapakah mempunyai korelasi
sangat rendah, rendah, sedang, kuat dan sangat kuat.
3. Apakah koefisien korelasi hasil perhitungan signifikan atau tidak maka
perlu dibandingkan dengan r tabel, dengan taraf kesalahan tertentu.
Sebelum membandingkan r hitung (koefisien korelasi hasil
perhitungan) dengan r tabel, terlebih dahulu memuat hipotesis yaitu :
H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara varabel x dan variabel
y
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara varabel x dan variabel
y
Kemudian membandingkan r hitung dengan r tabel (dengan taraf
signifikan 0.01 atau 0.05). Ketentuan pengambilan keputusan:
Jika rhitung≤ rtabel, maka H0 diterima
Jika rhitung>rtabel, maka H0 ditolak
4. Pengujian signifikansi korelasimembandingkan r hitung dengan r tabel,
juga dapat dilakukan dengan uji t yaitu membandingkan t hitung dengan
t tabel.
t hitung dapat dirumuskan sebagai berikut :
√ − 2
=
√1 −
r : koefisien korelasi
n : banyaknya data
Melakukan uji t (satu pihak/1-tail atau dua pihak/2-tail)dengan
membandingkan r hitungdanr tabel (taraf signifkan dan dk/derajat
kebebasan tertentu).
Ujisatu pihak /1-tail mencari t tabel dengandk = n– 1
Uji dua pihak /2-tail mencari t tabel dengandk = n– 2
Ketentuan pengambilan keputusan:
Jika thitung≤ ttabel, maka H0 diterima
Jika thitung>ttabel, maka H0 ditolak
Referensi:
a. Kumaidi dan Budi Manfaat. 2016. Pengantar Metode Statistika. Cirebon:
Eduvision.
b. Riduwan. 2012. Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa dapat memahami analisis regresi sederhana untuk kasus di
bidang muamalah.
Mahasiswa dapat membuat persamaan regresi sederhana untuk kasus-kasus
di bidang muamalah.
JK(T) = Y
(∑ Y)
JK(a) =
n
(∑ X)(∑ Y)
JK(b|a) = b XY −
n
(∑ Y)
JK(G) = Y −
n
JK(T) = Y
(∑ Y)
JK(a) =
n
(∑ X)(∑ Y)
JK(b|a) = b XY −
n
Kemudian dengan taraf signifikan tertentu carilah F tabel dengan dk
pembilang = 1 dan dk penyebut = n – 2.
Kemudian bandingkan nilai F hitung dan F tabel, dengan hipotesis:
H0 : Koefisien arah regresi tidak berarti
Ha : Koefisien arah regresi berarti
Ketentuan pengambilan keputusan:
Jika Fhitung≤ Ftabel, maka H0 diterima
Jika Fhitung> Ftabel, maka H0 ditolak
Referensi:
a. Sabine Landau and Brian S. Everitt. 2004. A Handbook of
Statistical Analyses using SPSS. New York : Chapman &
Hall/CRC press LCC.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa dapat memahami aplikasi software SPSS untuk penelitian di
bidang muamalah.
Mahasiswa dapat menggunakan software SPSS untuk statistika deskriptif :
mean, median, modus, kuratil, desil dan persentil.
Prinsip kerja SPSS secara garis besar terbagi atas 3 tahapan yaitu:
1. Input data
Langkah awal saat mengoperasikan SPSS adalah dengan memasukkan
data.
Untuk memasukkan data yaitu pada “Data View”
Untuk pengaturan dan memberi nama variabel pada data yang
dimasukan yaitu melalui “Variable View”.
2. Proses Pengolahan Data
Jenis pengolahan data yang dapat dilakukan menggunakan SPSS
sangatlah banyak. Secara garis besar tebagi dua yaitu pengolahan data
secara deskriptif dan inferensial.
Menu pengolahan data pada SPSS terdapat di layar utama terletak
dipaling atas. Terdapat berbagai macam menu sperti : Analyze, graph, dsb.
3. Output
Setelah proses pengolahan data dilakukan, kemudian akan muncul hasil
pengolahannya baik secara deskriptif maupun inferensial pada layar output.
Output dapat berupa angka yang tersusun dalam tabel, grafik, diagram, hasil
uji statistik, dsb.
REFERENSI
a. Sabine Landau and Brian S. Everitt. 2004. A Handbook of Statistical Analyses
using SPSS. New York : Chapman & Hall/CRC press LCC.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa dapat memahami penggunaan SPSS untuk analisis korelasi
sederhana dalam bidang muamalah.
Mahasiswa dapat menggunakan software SPSS untuk statistika inferensial (
korelasi ).
3. ProsesPengolahan Data
Kliklah menu Analyze >>Correlate >> Bivariate
4. Output
REFERENSI
Sabine Landau and Brian S. Everitt. 2004. A Handbook of Statistical Analyses using
SPSS. New York : Chapman & Hall/CRC press LCC.
Cirebon, 17 Februari 2017
Tutor
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa mampu memahami uji hipotesis : uji t , uji t’ , dan uji
mann whitney.
Mahasiswa dapat memahami uji asumsi statistik : uji normalitas,
uji homogenitas.
Mahasiswa dapat memahami penggunaan SPSS untuk uji
asumsi statistik dalam bidang muamalah.
Ada beberapa alat uji statistik yang digunakan diantaranya uji data non
parametrik, salah satunya adalah uji Mann Whitney U. Uji Mann-Whitney
digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan respon dari 2 populasi data
yang saling independen. Tes ini sekali lagi termasuk dalam uji non parametrik. Tes
ini merupakan tes paling kuat diantara tes-tes nonparametrik. Tes ini merupakan
alternatif lain dari uji t parametrik ketika data yang diambil dalam penelitiannya
lebih lemah dari skala interval.
Mann Whitney U Test adalah uji non parametris yang digunakan untuk
mengetahui perbedaan median 2 kelompok bebas apabila skala
data variabel terikatnya adalah ordinal atau interval/ratio tetapi tidak berdistribusi
normal.
Mann Whitney U Test disebut juga dengan Wilcoxon Rank Sum Test.
Merupakan pilihan uji non parametris apabila uji Independent T Test tidak dapat
dilakukan oleh karena asumsi normalitas tidak terpenuhi. Tetapi meskipun bentuk
non parametris dari uji independent t test, uji Mann Whitney U Test tidak menguji
perbedaan Mean (rerata) dua kelompok seperti layaknya uji Independen T Test,
melainkan untuk menguji perbedaan Median (nilai tengah) dua kelompok.
Tetapi beberapa ahli tetap menyatakan bahwasanya uji Mann Whitney U
Test tidak hanya menguji perbedaan Median, melainkan juga menguji Mean.
Mengapa seperti itu? karena dalam berbagai kasus, Median kedua kelompok bisa
saja sama, tetapi nilai P Value hasilnya kecil yaitu < 0,05 yang berarti ada
perbedaan. Penyebabnya adalah karena Mean kedua kelompok tersebut berbeda
secara nyata. Maka dapat disimpulkan bahwa uji ini bukan hanya menguji
perbedaan Median, melainkan juga perbedaan Mean.
Maka dapat diartikan bahwa uji Mann Whitney U Test (MWU) sangat
sensitif terhadap perubahan Median. Sebagai pilihan lain adalah Uji Kolmogorov
Smirnov Z (KS-Z) untuk uji dua sampel bebas. Uji KS-Z ini berbeda dengan
MWU, di mana KS-Z bukan hanya menguji perbedaan Median dan Mean,
melainkan juga perbedaan Variances. Maka oleh karena itu, jika asumsi
homogenitas dalam uji MWU tidak terpenuhi, maka KS-Z dapat menjadi alternatif.
kelebihan dari uji KS-Z adalah tidak begitu sensitif pada Median, melainkan
sensitif pada Mean dan Variance.
Mengapa MWU dan KS-Z berbeda? Jawabannya adalah karena keduanya
bekerja dengan cara yang berbeda. MWU menguji perbedaan rerata
peringkat sehingga menghasilkan nilai U yang kemudian dapat dikonversi menjadi
nilai Z. Sedangkan uji KS-Z menguji perbedaan pada distribusi kumulatif. Oleh
karena itu, sebelum anda memilih uji mana yang tepat, sebaiknya anda pahami
lebih dalam kedua uji ini dan sesuaikan dengan hipotesis penelitian anda.
Karena uji ini merupakan bentuk non parametris dari uji independen t test,
maka varians kedua kelompok haruslah sama.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan Asumsi yang harus
terpenuhi dalam Mann Whitney U Test, yaitu:
1. Skala data variabel terikat adalah ordinal, interval atau rasio. Apabila skala
interval atau rasio, asumsi normalitas tidak terpenuhi. (Normalitas dapat
diketahui setelah uji normalitas).
2. Data berasal dari 2 kelompok. (Apabila data berasal dari 3 kelompok atau lebih,
maka sebaiknya gunakan uji Kruskall Wallis).
3. Variabel independen satu dengan yang lainnya, artinya data berasal
dari kelompok yang berbeda atau tidak berpasangan.
4. Varians kedua kelompok sama atau homogen. (Karena distribusi tidak normal,
maka uji homogenitas yang tepat dilakukan adalah uji Levene’s Test. Di mana
uji Fisher F diperuntukkan bila asumsi normalitas terpenuhi).
Referensi:
a. Kumaidi dan Budi Manfaat. 2016. Pengantar Metode Statistika. Cirebon:
Eduvision.
b. Riduwan. 2012. Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta.
c. Sabine Landau and Brian S. Everitt. 2004. A Handbook of
Statistical Analyses using SPSS. New York : Chapman &
Hall/CRC press LCC.
d. Sudijono, Anas. 2014. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
e. Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
f. Supranto, J. 1996. Statistik (Teori dan aplikasi). Jakarta: Erlangga.