Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang merupakan bagian dari Aparatur Sipil

Negara (ASN) memiliki kewajiban untuk menjalankan fungsinya sesuai

amanat UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN yaitu sebagai pelaksana

kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa yang, ASN

harus mampu menjadi problem solver dari permasalah di masyarakat.

Sebagai seorang Dokter PNS yang merupakan jabatan fungsional ASN

yang ditempatkan di Pusat Kesehatan masyarakat (Puskesmas), dalam

menjalankan tugasnya dituntut untuk selalu memberikan pelayanan yang

mengaktualisasikan nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika

Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA). Dengan menerapkan nilai-

nilai ANEKA diharapkan dapat terwujud pelayanan publik yang berkualitas.

Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat

pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional. Puskesmas

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama yang dilaksanakan secara menyeluruh.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan salah satu pilar utama yaitu

paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam

pembangunan kesehatan, penguatan promotif, preventif dan pemberdayaan

masyarakat. Salah satu strategi pembangunan kesehatan adalah mendorong

masyarakat agar mampu memelihara kesehatannya, serta mengatasi gangguan

7
kesehatan ringan secara mandiri melalui kemampuan asuhan mandiri.

Pelayanan kesehatan tradisional yang merupakan upaya pengembangan di

puskesmas memanfaatkan keterlibatan masyarakat untuk memelihara

kesehatannya secara mandiri.

Penulis selaku dokter fungsional di UPT Puskesmas Suryalaya memiliki

tugas dan fungsi memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, serta membina peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian

di bidang kesehatan kepada masyarakat.

Terkait pelayanan kesehatan yang penulis lakukan masih didapatkan

beberapa permasalahan terkait kualitas pelayanan pada kelompok pasien

tertentu, kelengkapan administrasi dan sarana prasarana di Puskesmas.

Sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2014 tentang

Pelayanan Kesehatan Tradisional pada pasal 70 menyatakan bahwa

masyarakat dapat melakukan perawatan kesehatan secara mandiri dan benar

dengan memanfaatkan Taman Obat Keluarga (TOGA). Diharapkan masyarakat

dapat melakukan kunjungan ke Puskesmas untuk konsultasi masalah

kesehatannya dalam rangka meningkatkan upaya promotif dan preventif.

Dengan melakukan asuhan mandiri berarti kita telah berupaya merubah

paradigma pengobatan kuratif menjadi promotif dan preventif, yang bermanfaat

untuk efisiensi dan efektivitas bagi keluarga dalam menjaga kesehatan diri

sendiri dan keluarga. Sehingga kunjungan ke Puskesmas merupakan

kunjungan dalam rangka konsultasi kesehatan bukan untuk mengobati sakitnya,

untuk itu perlu dilakukan konseling Asuhan Mandiri.


1.2 Identifikasi Isu

Sebagai Dokter Ahli Pertama dalam melaksanakan tugasnya di tempat kerja

penulis menemukan beberapa isu permasalahan yang menghambat

pelaksanaan kinerja. Baik factor dari dalam maupun luar organisasi. Beberapa

identifikasi isu yang penulis dapatkan ketika masa orientasi CPNS di UPT

Puskesmas Cigondewah diantaranya adalah :

1. Belum optimalnya konseling asuhan mandiri di Puskesmas Suryalaya

2. Belum optimalnya jadwal pelayanan di ruang tindakan

3. Belum optimalnya alur pendaftaran pasien

1.3 Perumusan dan Penetapan Isu

Keempat permasalahan diatas kemudian dilakukan analisis untuk menemukan

masalah pokok yang menjadi isu prioritas dengan menggunakan analisis USG

(Urgency, Seriously, & Growth). Metode USG adalah salah satu alat yang digunakan

untuk menyusun urutan priortas isu yang akan diselesaikan.

Metode ini dilakukan dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan

perkembangan isu dengan menentukan angka skala (1 s.d 5). Isu yang memiliki skor

tertinggi merupakan isu utama atau isu pokok yang akan segera diselesaikan.

1. Urgency, Memandang seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas

dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa mendesak tekanan

waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu.

2. Seriousness, Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan

akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang

menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah

lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa
dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah

lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang

berdiri sendiri.

3. Growth, Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi

berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin

memburuk bila dibiarkan.

Tabel 1.1
TabelAnalisis USG
Kriteria

Urgenc Seriousne Skala


No. Isu/ Masalah Growth
y ss Total Priorit
(G)
(U) (S) as

Belum optimalnya

konseling asuhan
1 mandiri di 5 4 4 14 I

Puskesmas

Suryalaya

Belum optimalnya
2 jadwal pelayanan 3 5 3 11 II

di ruang tindakan

Belum optimalnya

3 alur pendaftaran 2 2 5 9 IV

pasien

Sumber : Olahan Penulis

Keterangan:
Angka 5: Sangat gawat/mendesak/cepat;

Angka 4: Gawat/mendesak/cepat;

Angka 3: Cukup gawat/mendesak/cepat

Angka 2: Kurang Gawat/mendesak/cepat

Angka 1: tidak gawat/mendesak/cepat

Berdasarkan tabel diatas, isu pertama mendapatkan skor tertinggi dengan nilai

14, hal ini menunjukkan bahwa isu / masalah pokok yang menjadi prioritas yakni

“Belum optimalnya konseling asuhan mandiri di Puskesmas Suryalaya”.

Permasalahan tersebut menjadi prioritas utama dikarenakan dengan adanya

konseling asuhan mandiri pemanfaatan toga maka diharapkan angka kunjungan

sakit ke Puskesmas akan menurun. Dari permasalahan tersebut maka penulis

menentukan sebuah gagasan pemecahan isu dengan judul “Optimalisasi Konseling

Asuhan Mandiri di Puskesmas Suryalaya”.

1.4 Rencana Kegiatan, Tahapan Kegiatan dan Output Yang Diharapkan

Rencana Kegiatan dan Tahapan Kegiatan serta Output dapat di lihat pada

tabel sebagai berikut :

Tabel 1.2.
Rancangan Aktualisasi
N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
o
1. Membuat 1. Merumuskan telaahan staf  Print out Surat Telaahan
Telaahan Staf 2. Mengetik draft surat pengajuan telaahan staf. Staf.
3. Mencetak surat telaahan staff.  Tersampaikannya
4. Menyampaikan telaahan staf kepada Kepala UPT Telaahan Staf kepada
Puskesmas. Kepala UPT Puskesmas.

2. Melakukan 1. Menjadwalkan pertemuan dengan mentor  Masukan dari mentor


konsultasi 2. Berkonsultasi dengan Kepala UPT Puskesmas mengenai kegiatan
kegiatan terkait pengajuan rencana kegiatan. aktualisasi
aktualisasi  Persetujuan dari Kepala
dengan Mentor UPT Puskesmas terkait
N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
o
dengan rancangan
kegiatan yang akan
dilaksanakan
 Catatan hasil konsultasi
dengan mentor
3. Melakukan 1. Membuat undangan pertemuan pegawai  Surat undangan
sosialisasi puskesmas sosialisasi
konseling 2. Melakukan sosialisasi mengenai kegiatan  Daftar hadir peserta
asuhan mandiri konseling asuhan mandiri sosialisasi
pada pegawai 3. Melakukan koordinasi dengan pemegang program  Adanya masukan dari
UPT kesehatan tradisional pihak pegawai
Puskesmas puskesmas
Suryalaya  Koordinasi dengan
pemegang program
kesehatan tradisional
untuk pelaksanaan
konseling asuhan
mandiri
 Notulensi hasil
sosialisasi
4. Menyusun 1. Mencari materi mengenai konseling asuhan mandiri  Tersusunnya materi
materi untuk pemanfaatan toga untuk konseling
bahan 2. Koordinasi dengan pemegang program kestrad
konseling untuk materi saat konseling
asuhan mandiri 3. Mencari bahan materi yang berbasis bukti

5. Membuat 1. Mengetik label tanaman  Label tanaman


media untuk 2. Mengetik draft buku saku  Buku saku
konseling 3. Mencetak label tanaman
4. Melaminasi label tanaman
5. Mencetak buku saku
6. Melakukan 1. Membuat jadwal pertemuan dengan Lurah  Notulensi pertemuan
koordinasi Paledang dengan Lurah
dengan 2. Melakukan sosialisasi konseling asuhan mandiri  Undangan pertemuan
Kelurahan pemanfaatan TOGA pada kader kelurahan  Daftar hadir sosialisasi
Paledang  Notulensi sosialisasi
7. Melakukan 1. Membuat draft surat permohonan tanaman obat  Surat permohonan
koordinasi keluarga ke Dispangtan TOGA
dengan Dinas 2. Mencetak surat permohonan tanaman obat  Tanaman obat keluarga
Pertanian dan keluarga
Ketahanan 3. Menyerahkan surat permohonan ke Kepala bagian
Pangan TU Puskesmas untuk di tanda tangani kepala
(Dispangtan) Puskesmas
4. Mengirim surat ke kantor Dispangtan
5. Mendapatkan tanda terima surat permohonan dari
Dispangtan
6. Menanyakan ketersediaan tanaman ke UPT
Pembibitan Tanaman Pangan Holtikultura dan
Peternakan Bandung
7. Mengambil tanaman ke UPT Pembibitan Tanaman
Pangan Holtikultura dan Peternakan Bandung
N
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
o
8. Membuat soal 3. Membuat draft soal pretest/posttest  Video alur kepesertaan
pretest/posttest 4. Mencetak soal pretest/posttest prolanis
9. Melakukan 1. Menyiapkan tanaman obat keluarga dan media
konseling konseling  Laporan Evaluasi
Asuhan Mandiri 2. Membuat draft berita acara penyerahan tanaman pelaksanaan Kegiatan
pemanfaatan ke RW melalui posyandu Prolanis
TOGA 3. Mencetak berita acara penyerahan  Berita acara penyerahan
Mengevaluasi 4. Menyerahkan 5 jenis tanaman obat keluarga ke tanaman
Kegiatan RW melalui Posyandu  Dokumentasi
Prolanis 5. Meminta tanda tangan Berita Acara Penyerahan
tanaman
6. Melakukan pretest pada kader
7. Melakukan konseling asuhan mandiri pada kader
8. Melakukan posttest pada kader
10. Melakukan 1. Mengumpulkan hasil pretest dan posttest  Laporan hasil kegiatan
evaluasi 2. Menghitung hasil pretest dan posttest konseling asuhan
kegiatan 3. Membuat kesimpulan hasil pelaksanaan kegiatan mandiri
konseling asuhan mandiri pemanfaatan toga.
4. Menyampaikan hasil evaluasi kepada kepala
Puskesmas
5. Menerima saran dari Kepala Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai