Anda di halaman 1dari 1

APLIKASI ISOLAT BIOAKTIF BIJI HUTUN

DAN AKAR TUBA SEBAGAI INSEKTISIDA


ALAMI PADA HAMA TANAMAN SAWI
Dr. Alfrits Komansilan,MS
Dr. Ni Wayan Suriani,MSi
Dr. Helen J. Lawalata,MSi

LATAR BELAKANG TUJUAN PENELITIAN


Untuk mendapatkan insektisida yang efektif, efisien dan aman maka per- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan senyawa aktif an-
lu studi konprehensif dan terarah sehingga akan dihasilkan formulasi tifidant dari biji hutun dan akar tuba sebagai insektisida alami pada hama
yang siap pakai oleh pelaku pertanian. Pembuatan formulasi insektisida tanaman Sawi. Hasil penelitian menjadi masukan bagi pembuatan insek-
nabati secara sederhana diharapkan akan menjadi cikal bakal pengem- tisida alami yang aman , mudah, dan ramah lingkungan sejalan dengan
bangan industri insektisida nabati yang berwawasan lingkungan dalam rencana strategis Unima dibidang perlindungan dan pengelolaan ling-
skala luas dan akan dapat bersaing dengan formulasi insektisida berba- kungan.
han aktif sintetik dengan syarat insektisida nabati tersebut mempunyai
efikasi dan harga yang bersaing, praktis dalam penggunaannya, dan
yang paling penting adalah aman bagi kesehatan manusia pengguna.

METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN


Tabel 1. Pengaruh ekstrak akar tuba (Derris elliptica L.) terhadap penurunan
1. Rancangan Percobaan dan Analisis Data aktivitas makan ulat Crocidolomia binotalis pada tanaman sawi.
Penelitian eksperimen menggunakan Rancangan Acak Luas daun yang dimakan Persentase Hambatan
Perlakuan U Rata-rata
Lengkap (RAL) sebagai perlakuan yaitu tingkat konsentrasi (gr) dalam waktu 24 jam Makan (%)
pelarut methanol 50 ppm, 100 ppm, 500 ppm dan 1000 ppm 1 2.21 8
serta control negative 0 ppm. Setiap perlakuan diulang 3 kali. 2 2.17 10
P1 (50 ppm) 6.66
Parameter yang diamati adalah persentase Feeding Reduc-
tion (FR) atau % antifeedant serta uji penapisan/screening 3 2.37 2
fitokimia untuk ekstrak etanol akar tuba (Derris elliptica L.). 1 1.79 26
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis
P2(100 ppm) 2 1.70 29.2 27.73
sidik ragam (ANOVA) satu arah. Jika perlakuan memberikan
pengaruh yang nyata terhadap penghambatan makan ulat 3 1.75 28
Crocidolomia binotalis pada tanaman sawi (Brassica juncea 1 1.68 30
L.), kemudian dilakukan uji lanjut BNT atau LSD pada taraf 2 1.80 25
P3 (500 ppm) 30.16
nyata 5%.
3 1.55 35.5

2. Pengujian Aktivitas Antifeedant 1 1.11 54


2 1.50 38
Pengujian dilakukan menggunakan metode cakram daun P4 (1000 ppm) 44.0
menurut (Atta, Choundary, & Thomson, 2001). Pengujian 3 1.45 40
aktivitas antifeedant dilakukan dengan melihat sifat Feed- control 1 2.40 0 0
ing Reduction dari sampel. Parameter yang akan diamati
adalah berat sisa daun yang tidak dimakan oleh larva atau
Feeding Reduction (FR). Cakram daun kemudian ditim-
bang, untuk mengetahui berat cakram daun sawi yang
dimakan oleh ulat Crocidolomia binotalis maka digunakan
persentase Feeding Reduction (%FR). Nilai persentase
Feeding Reduction diukur dengan rumus (Atta et al.,
2001) :
ANOVA

Antifeedant

Sum of Squares df Mean Square F Sig.


3. Skrining Fitokimia
Between Groups 2138.789 3 712.930 23.085 .000
Prosedur Kerja Uji Fitokimia (Ayoola, et al., 2008 & Farns-
worth, 1966). Sejumlah tertentu ekstrak kental dilakukan Within Groups 247.060 8 30.883
uji fitokimia yang bertujuan untuk mengetahui golongan Total 2385.849 11
senyawa yang terkandung di dalam akar Tuba (Derris el-
liptica L.). Uji fitokimia dilakukan terhadap golongan sen- Hasil Uji Fitokimia
yawa Alkaloid, Flavonoid, Fenol, Saponin, Triterpenoid,
Tabel 7. Pengujian Fitokimia Ekstrak etanol (EtOH) akar tuba (Derris elliptica L.)
Steroid, Terpenoid, dan Tanin
Uji Fitokimia Hasil (warna) Standar Hasil (warna)
Saponin Berbentuk busa (+++) Terbentuk busa stabil ± 15 menit
Fenol Warna ungu (++) Ungu kebiruan
Steroid/triterpenoid Hijau atau biru (++) Endapan coklat
Terpenoid Coklat (+) Endapan coklat kemerahan
Flavonoid Kuning (-) Coklat
Alkaloid Coklat muda (+) Endapan coklat

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji lanjut BNT pada taraf 5% menunjukkan berbeda nyata dari pemberian
ekstrak etanol terhadap aktivitas makan ulat Crocidolomia binotalis pada tanaman sawi Brasic-
ca junceae L. Pada perlakuan P1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2, tapi berbeda nyata
dengan P3 dan P4. Pada perlakuan P2 juga tidak berbeda nyata dengan P1 tetapi berbeda nyata
dengan P3 dan P4. Pada perlakuan P3 berbeda nyata dengan P4, juga berbeda nyata dengan P1
dan P2. Sedangkan pada perlakuan P4 berbeda nyata dengan P1 dan P2 juga berbeda nyata
dengan P3. Aktivitas antifeedant terhadap ulat Crocidolomia binotalis terbaik terdapat pada
konsentrasi 500 ppm dan 1000 ppm karena mampu menghambat daya makan atau Feeding Re-
duction terhadap ulat uji 30.16 % dan 44.00%.

Anda mungkin juga menyukai