Jalan Sunan Bonang KM. 03 0295-5391346 Sulo Sriombo Lasem Rembang Website : www.smkcendekia.sch.id email : smkcendekialasem@gmail.com NPSN : 69755909 Pembangunan sarana prasarana memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung kesatuan dan persatuan bangsa terutama sebagai modal dasar dalam memfasilitasi interaksi dan komunikasi di antara kelompok masyarakat serta mengikat dan menghubungkan antarwilayah, dalam rangka penyediaan fasilitas dan layanan infrastruktur yang berkualitas. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk melaksanakan pembangunan yang baik, rencana pembangunan sarana prasarana pada dasarnya memiliki tujuan untuk memperbaiki dalam sebuah kota/daerah, oleh karena itu di butuhkan peraturan untuk mengatur dan merencanakan pembangunan sarana prasarana agar di manfaatkan secara efektif Kegiatan perencanaan pembangunan sarana prasarana berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan sarana prasarana dan mencegah terjadinya masalah antar fungsi dalam proses pemanfaatan sarana prasarana, selain itu juga bertujuan untuk melindungi masyrakat dari bahaya-bahaya lingkungan yang kurang baik, kesadaran akan pentingnya peranan perencanaan pembangunan sarana prasarana untuk pengurangan resiko bencana di Indonesia termasuk kurang cepat, akibat peraturan pembangunan sarana prasarana Kabupaten Rembang merupakan wilayah yang memiliki sarana prasarana yang kurang baik, hal ini di akibatkan karena di wilayah ini terdapat kurangnya pembangunan sarana prasarana yang meliputi kurangnya penghijauan di pinggir jalan raya, kesalahan penggunaan trotoar, terminal, serta pembuangan sampah dan saluran air. Tujuan penataan pembangunan sarana prasarana Kabupaten Rembang adalah mewujudkan lingkungan yang bersih, hijau, dan nyaman. Untuk mencapai tujuan tersebut Kabupaten Rembang harusnya tanggap terhadap pembangunan sarana prasarana dengan upaya melalui penataan kawasan umum dan penataan budidaya, penataan budidaya dapat dilakukan dengan mengevaluasi pembangunan sarana prasarana yang sudah berjalan. Pembuangan sampah sembarangan merupakan masalah yang masih menjadi PR diberbagai daerah di Indonesia. Salah satunya di daerah Rembang. Kesadaran masyarakat Kabupaten Rembang dalam mebuang sampah ditempatnya masih kurang, sehingga menyebabkan lingkungan di daerah Rembang menjadi rendah nilai estetikanya. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Masyarakat sering membuang sampah ke sungai, got dan saluran air, sehingga sangat berpotensi dalam mencemari lingkungan. Berbagai jenis sampah menjadi satu di dalam saluran air dimana masyarakat menganggap saluran air adalah tempat pembuangan sampah. Berdasarkan jenisnya sampah di bagi menjadi dua, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering dan sebagainya. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, wadah pembungkus makanan, kertas, plastik, mainan, botol dan sebagainya. Musim kemarau seperti sekarang menyebabkan aliran air disungai dan gorong-gorong sangat rendah, sehingga sampah yang dibuang disaluran air lama kelamaan akan menyumbat saluran air tersebut. Sungai dan gorong-gorong di daerah Rembang kebanyakan digunakan untuk membuang sampah. Saluran air yang sudah penuh dengan sampah masih digunakan untuk membuang sampah, hingga sampah tersebut memenuhi badan jalan dan keberadaan sampah semakin berserakan. Hal ini mengakibatkan lingkungan disekitar Kabupaten Rembang terlihat kotor dan kumuh, terutama di daerah Pasar, Jembatan serta selokan yang ada didaerah Rembang. Sampah yang dibuang di saluran air terdiri atas sampah organik dan sampah anorganik. kedua sampah ini dibuang tanpa dipisahkan terlebih dahulu. Sehingga sampah sulit terurai dan menyebabkan timbulnya bau yang kurang sedap. Pembuangan sampah disaluran air menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan, terutama didaerah Rembang. Pencemaran lingkungan sebagian besar disebabkan karena pembuangan sampah sembarangan. Pencemaran adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air atau udara,baik yang di sengaja maupun tidak di sengaja. Pencemaran juga dapat di katakan berubahnya tatanan air atau udara dari hasil kegiatan manusia dan proses alam. Sebagian besar masyarakat mempunyai kebiasaan membuang sampah disaluran air. Sampah – sampah yang belum terbawa arus air menimbulkan berbagai masalah antara lain lingkungan di sekitar tepi sungai terlihat sangat kotor, banyak lalat, banyak tikus dan nyamuk, bahkan menyebarkan aroma yang tidak sedap. Sampah yang dibuang disaluran air dapat menyebabkan tersumbatnya aliran air, sehingga pada musim hujan dapat menyebabkan banjir. Sebagian besar masyarakat Rembang masih kurang menyadari bahaya membuang sampah sembarangan. Akibat membuang sampah sembarangan beberapa daerah di Rembang terlihat kurang nyaman dan menimbulkan bau yang kurang sedap. Untuk mengurangi pencemaran sampah dilingkungan dapat dilakukan dengan cara mengolah sampah terlebih dahulu. Sebelum dibuang, sampah dapat dipisah terlebih dahulu antara sampah organik dan sampah anorganik. Kedua sampah ini dapat diolah menjadi barang yang dapat dimanfaatkan kembali. Masyarakat Rembang tidak melakukan pemisahan sampah sebelum dibuang. Perilaku tersebut mengakibatkan lambatnya proses penguraian sampah yang bersifat organik, serta kurangnya keindahan dan kenyamanan lingkungan. Pengolahan sampah dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur ulang, ataupun pembuangan dari material. Pengolahan sampah memiliki tujuan untuk mengurangi dampak negatif sampah terhadap kesehatan lingkungan, atau ke indahan memulihkan sumber daya alam dan mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis, dan tidak berbahaya. Pengolahan sampah memiliki manfaat untuk penghematan sumber daya alam, penghematan energi, penghematan lahan TPA (tempat pembuangan akhir), dan menjadikan lingkungan asri (nyaman). Pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan cara memisahkan sampah organik dan sampah anorganik. sampah organik dapat diolah menjadi pupuk, sedangkan sampah anorganik dapat diolah lebih lanjut, seperti kerajinan tangan. Kesadaran membuang sampah ditempat sampah sangat rendah, sehingga perlu adanya penyuluhan untuk membuang sampah pada tempatnya. Upaya penyuluhan ini agar masyarakat Kabupaten Rembang sadar akan bahaya membuang sampah disaluran air. Upaya lain untuk mengurangi pembuangan sampah sembarang dapat dilakukan dengan tiga cara. Pertama, memasang papan larangan membuang sampah. Membuat papan larangan membuang sampah disaluran air menjadi salah satu upaya menanggulangi membuang sampah disaluran air yang paling mudah. Saat ini sudah banyak papan yang berisi larangan untuk membuang sampah disaluran air. Kedua, memasang papan berisi sanksi pidana dan denda. Untuk bisa membuat warga jera dalam membuang sampah disaluran air bisa dengan memberikan papan yang berisi sanksi pidana. Papan tersebut biasanya akan dipasang dipinggir saluran air berdampingan dengan papan larangan yang berisi larangan membuang sampah. Dalam papan tersebut warga yang membuang sampah sembarangan bisa dikenakan denda 100 juta rupiah sesuai dengan peraturan Undang-Undang. Ketiga, dengan dikenakan sanksi sosial. Tidak hanya pemerintah saja yang bertanggung jawab untuk mengatasi sampah di Indonesia, namun wargapun dituntut untuk berpera n aktif dalam melakukan penanggulangan sampah. Salah satu caranya adalah dengan membuat sanksi sosial yang telah disetujui oleh seluruh warga masyarakat. Misalnya saja adalah ketahuan membuang sampah disaluran air pertama kali akan diingatkan ketika berkumpul diforum desa. Peringatan tersebut untuk membuat pembuang sampah tersebut malu dan memberikan peringatan untuk warga lainnya untuk tidak membuang sampah disungai. Jika warga tersebut terus melanggar lagi bisa dikenakan sanksi yang lebih tegas. Sebab jika sampai saluran air tersebut banjir dan membanjiri seluruh rumah warga sehingga semua akan terkena dampaknya.
Gambar 1. Pembuangan Sampah di Samping Jembatan Ds. Selopuro