dan Modul
Pelatihan
Kader
Posyandu
Ayo ke Kementerian Kesehatan RI bekerja sama
dengan POKJANAL Posyandu PUSAT
2012
Kata Pengantar
KEPALA PUSAT PROMOSI KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga pada akhirnya “Kurikulum dan Modul Pelatihan
Kader Posyandu” ini dapat diterbitkan atas prakarsa berbagai unsur dan
komponen yang tergabung dalam Kelompok Kerja Operasional Pembinaan
Posyandu (Pokjanal Posyandu) di tingkat Pusat. Di samping itu, tetap mengacu
pada Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu dan Pedoman Pengintegrasian
Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu yang tertuang dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011.
Kurikulum dan modul pelatihan ini sebagai acuan untuk melatih
kader Posyandu dan materi pembelajarannya dapat digunakan sebagai
bahan belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
kader dalam mengelola Posyandu guna meningkatkan upaya
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.
Kami menyadari bahwa kurikulum dan modul ini masih jauh dari
sempurna, karenanya saran dan kritik membangun sangat kami
harapkan. Kepada semua pihak yang memberikan kontribusi dalam
penyusunan kurikulum dan modul ini, kami menyampaikan terima kasih
dan penghargaan atas kesungguhannya.
Semoga kurikulum dan modul pelatihan ini dapat memberikan
362. 11 Katalog dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
manfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat Jenderal
pelatihan kader Posyandu.
23넄勗4掔⺊
8 Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta: Jakarta, Agustus 2012
Kementerian Kesehatan RI. 2011 ISBN Kepala Pusat Promosi Kesehatan
978-602-235-169-6 Kementerian Kesehatan RI
I. Judul II. COMMUNITY HEALTH SERVICES
III. MATERNAL MORTALITY
III. MATERNAL HEALTH SERVICES dr. Lily S. Sulistyowati, MM
IV. CHILD HEALTH SERVICES
V. INFANT MORTALITY
iii
Sambutan mendukung percepatan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif, yang merupakan salah satu target kinerja yang ingin dicapai
DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI RI dalam proses pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber
Pelatihan bagi fasilitator, pelatihan petugas kesehatan, pelatihan kader,
daya masyarakat yang menjadi milik masyarakat dan menyatu dalam
dan pelatihan-pelatihan lain bagi tenaga pemberdayaan masyarakat ditujukan
kehidupan dan budaya masyarakat. Posyandu berfungsi sebagai wadah
untuk menciptakan fasilitator pemberdayaan masyarakat maupun kader, dan
pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas
khususnya kader Posyandu yang berkualitas, baik dalam jumlah (kuantitas)
kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat serta mendekatkan
yang tersebar merata dan mutu (kualitas) yang memadai dan diarahkan dalam
pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan Angka
pencapaian tujuan. Untuk itu, Kurikulum dan Modul Pelatihan Kader
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita
Posyandu yang disusun agar dapat digunakan sebagai acuan bagi semua
(AKABA). Jumlah Posyandu di Indonesia sebanyak 266.827 yang tersebar di
pihak terkait untuk menyelenggarakan pelatihan tersebut guna peningkatan
seluruh Indonesia dan terdapat sekitar 3 sampai 4 orang kader per Posyandu
keterampilan agar dapat berperan serta sebagai pengelola Posyandu.
dan berarti ada lebih dari 1 juta kader Posyandu. Berdasarkan data Riskesdas,
Semoga buku Kurikulum dan Modul Pelatihan Kader Posyandu
hampir 78% penimbangan balita dilaksanakan di Posyandu.
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak untuk menyelenggarakan
Kondisi tersebut memperlihatkan peran penting dari kader Posyandu sebagai
pelatihan kader Posyandu di daerah sehingga keberadaan kader
garda terdepan dalam pelayanan kepada masyarakat melalui Posyandu. Namun
Posyandu dapat memberikan kontribusi bermakna terhadap akselerasi
demikian, masih banyak kader yang belum memiliki pemahaman dan keterampilan
pencapaian masyarakat yang sehat dan mandiri.
yang memadai dalam melaksanakan tugasnya. Kader Posyandu sebaiknya mampu
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan
menjadi pengelola Posyandu dengan baik karena merekalah yang paling
bimbingan dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
memahami kondisi kebutuhan masyarakat di wilayahnya. Pengelola Posyandu
merupakan orang yang dipilih, bersedia, mampu, dan memiliki waktu serta
Jakarta, Agustus 2012
kepedulian terhadap pelayanan sosial dasar masyarakat. Oleh sebab itu, pelatihan
Direktur Jenderal
bagi kader Posyandu merupakan salah satu upaya dalam rangka meningkatkan
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
kapasitas dan kemampuan kader Posyandu. Kegiatan pelatihan kader Posyandu ini
Kementerian Dalam Negeri
dapat difasilitasi oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, swasta maupun
organisasi masyarakat, lembaga kemasyarakatan, dan unsur masyarakat luas
termasuk dunia usaha.
Ir. Tarmizi A. Karim, M.Sc
Peran dan dukungan Pemerintah kepada Posyandu melalui Puskesmas
dan Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu sangat penting untuk
memfasilitasi pelaksanaan berbagai kegiatan kesehatan masyarakat di
Posyandu. Peningkatan kapasitas Posyandu pada skala desa/kelurahan akan
iv v
Sambutan wilayahnya. Pengelola Posyandu merupakan orang yang dipilih,
SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN Kesehatan RI
bersedia, mampu, dan memiliki waktu serta kepedulian terhadap
Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan pelayanan sosial dasar masyarakat.
modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Upaya untuk meningkatkan kemampuan kader tersebut diperlukan
Kesehatan, pendidikan dan ekonomi merupakan tiga pilar yang sangat pelatihan kader Posyandu. Untuk itu, perlu disusun Kurikulum dan
mempengaruhi kualitas hidup sumber daya manusia. Modul Pelatihan Kader Posyandu yang dapat digunakan sebagai
Arah kebijakan pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Rencana acuan bagi semua pihak terkait untuk menyelenggarakan pelatihan
Pembangunan jangka Menengah (RPJMN) tahun 2010—2014 menitikberatkan tersebut sebagai upaya peningkatan keterampilan kader agar dapat
pada pendekatan upaya preventif, promotif, dan pemberdayaan masyarakat berperan serta sebagai pengelola Posyandu yang ada di masyarakat.
dalam bidang kesehatan. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat Saya mengucapkan selamat dan menyampaikan apresiasi kepada
di bidang kesehatan adalah menumbuhkembangkan Posyandu. semua pihak yang turut menyusun dan menerbitkan buku ini. Semoga
Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber Posyandu tetap ada di hati masyarakat dan terus berperan dalam
daya masyarakat yang sudah menjadi milik masyarakat serta menyatu mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri.
dalam kehidupan dan budaya masyarakat. Posyandu, selain berfungsi
sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan Jakarta, Agustus 2012
keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama Sekretaris Jenderal
masyarakat, juga untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar Kementerian Kesehatan RI
terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, dan AKBA.
Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2011, sebanyak 268.439
Posyandu tersebar di seluruh Indonesia. Namun, bila ditinjau dari aspek
kualitas, masih ditemukan banyak masalah. Antara lain, kelengkapan dr. Ratna Rosita, MPHM
sarana dan keterampilan kader yang belum memadai, dimana kader
Posyandu adalah anggota masyarakat yang dipilih, bersedia, mampu, dan
memiliki waktu untuk mengelola kegiatan Posyandu.
Peran dan dukungan pemerintah kepada Posyandu melalui
Puskesmas sangat penting untuk memfasilitasi pelaksanaan berbagai
kegiatan kesehatan di Posyandu. Kegiatan Posyandu selama ini terlaksana
dengan adanya peran masyarakat sebagai kader dengan bimbingan
petugas kesehatan dan pihak lain terkait pemberdayaan masyarakat.
Kader Posyandu sebaiknya mampu menjadi pengelola Posyandu karena
merekalah yang paling memahami kondisi kebutuhan masyarakat di
vi vii
Daftar Isi
ix
Daftar Isi
x Daftar Isi Daftar Isi xi
xii Daftar Isi Daftar Isi xiii
KURIKULUM
Bagian 1
KURIKULUM
PELATIHAN KADER
POSYANDU
POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat
Ayo Ke
xiv Daftar Isi
23 PENDAHULUAN
A. Berdasarkan Masalah (Problem Based), yakni proses mempunyai peran dan kompetensi sebagai berikut.
pelatihan didekatkan pada permasalahan nyata yang ada di
5888 Peran
lapangan.
Kader sebagai penyelenggara kegiatan di Posyandu.
23 Berdasarkan Kompetensi (Competency Based), yakni
proses pelatihan selalu berupaya untuk mengembangkan
5889 Kompetensi
keterampilan berjenjang langkah demi langkah menuju
kemampuan paripurna. Peserta latih mempunyai kompetensi:
5888 Mampu memahami pengelolaan Posyandu.
24 Pembelajaran Orang Dewasa (Adult Learning), yakni
5889 Mampu memahami tugas-tugas kader dalam
proses pelatihan yang diselenggarakan dengan pendekatan
penyelenggaraan Posyandu.
pembelajaran orang dewasa, yang selama pelatihan peserta
5890 Mampu memahami masalah kesehatan pada sasaran
berhak untuk:
Posyandu.
23 Didengarkan dan dihargai pengalamannya.
5891 Mampu menggerakkan masyarakat.
24 Dipertimbangkan setiap ide dan pendapat, sejauh berada di
5892 Mampu melakukan lima langkah kegiatan di Posyandu
dalam konteks pelatihan.
dan kegiatan pengembangannya.
25 Dihargai keberadaannya.
5893 Mampu melakukan penyuluhan.
25 Pembelajaran Dengan Melakukan (Learning by Doing),
5894 Mampu melaksanakan pencatatan dan pelaporan
yang memungkinkan peserta untuk:
Posyandu (Sistem Informasi Posyandu).
23 Berkesempatan melakukan eksperimentasi dari materi pelatihan
5895 Mampu menyusun rencana tindak lanjut.
dengan menggunakan metode pembelajaran antara lain diskusi
kelompok, studi kasus, simulasi, role play (bermain peran), dan
latihan (exercise) baik secara individu maupun kelompok.
IV. TUJUAN PELATIHAN
24 Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa
perlu.
A. Tujuan Umum
Setelah selesai pelatihan, peserta mampu menyelenggarakan
kegiatan Posyandu.
B. Tujuan Khusus
Setelah selesai pelatihan, peserta mampu:
2 3
Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu
0.0 Memahami pengelolaan Posyandu. 23 Narasumber
0.1 Memahami tugas-tugas kader dalam penyelenggaraan 23 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur, Badan PPSDMK.
Posyandu. 24 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Badan
0.2 Memahami masalah kesehatan pada sasaran Posyandu. PPSDMK.
0.3 Menggerakkan masyarakat. 25 Balai Besar/Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,
0.4 Melakukan lima langkah kegiatan di Posyandu dan kegiatan Kementerian Dalam Negeri.
pengembangannya. 26 Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK), Badan PPSDMK.
0.5 Mampu melakukan penyuluhan. 27 Balai Pelatihan Kesehatan Nasional, Badan PPSDMK.
0.6 Melaksanakan pencatatan dan pelaporan Posyandu (Sistem 28 Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi, Badan PPSDMK.
Informasi Posyandu). 29 Instansi atau Dinas di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
0.7 Menyusun rencana tindak lanjut (RTL).
yang terkait di bidang pelatihan pemberdayaan masyarakat.
Kader Posyandu yang berasal dari tingkat desa/kelurahan. Kementerian Dalam Negeri.
Jumlah peserta pelatihan kader Posyandu antara 24—30 26 Balai Pelatihan Kesehatan Nasional, Badan PPSDMK.
27 Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi, Badan PPSDMK.
orang per kelas. Apabila peserta melebihi jumlah yang telah
28 Instansi atau Dinas di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
ditentukan maka pelatihan dilakukan dengan beberapa
kelas secara paralel. yang terkait di bidang pelatihan pemberdayaan masyarakat.
1 Fasilitator
Fasilitator terdiri atas: anggota tim penggerak PKK Provinsi,
Kabupaten/Kota, dan Dinas terkait di Tingkat Provinsi dan
Kabupaten/ Kota.
4 5
Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu
VI. STRUKTUR PROGRAM VII. DIAGRAM PROSES PEMBELAJARAN DAN
METODE PEMBELAJARAN
Untuk mencapai tujuan pembelajaran di atas, materi pelatihan A. Diagram Proses Pembelajaran
disusun dengan struktur program yang terdiri dari:
Pembukaan
A. Materi Dasar
Pra-tes
B. Materi Inti
C. Materi Penunjang Dinamika kelompok
T = Teori
P = Penugasan Rencana tindak lanjut
PL = Praktik lapang
1 Jpl = 45 menit Pasca-tes
Penutupan
6 7
Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu
B. Proses dan Metode Pembelajaran Oleh sebab itu, metode yang digunakan selama proses
0 Proses pembelajaran pembelajaran di antaranya adalah:
Proses pelatihan dilaksanakan melalui tahapan sebagai 0 Ceramah singkat dan tanya jawab.
berikut. 1 Curah pendapat, untuk penjajakan pengetahuan dan pengalaman
0 Dinamisasi dan penggalian harapan peserta serta peserta terkait dengan materi yang akan diberikan.
membangun komitmen belajar di antara peserta. 2 Penugasan berupa: diskusi kelompok, studi kasus, tugas
1 Persiapan peserta sebagai individu atau kelompok yang baca, bermain peran (role play), simulasi, dan praktik lapang.
mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku
dalam menciptakan iklim yang kondusif dalam
melaksanakan tugas.
2 Penjajakan awal peserta dengan memberikan tes awal
(pre-tes).
3 Review semua materi baik teori maupun praktik untuk
memantapkan pengetahuan dan keterampilan peserta.
4 Evaluasi akhir untuk menilai keberhasilan pencapaian
kompetensi peserta.
1 Metode pembelajaran
Metode pelatihan ini berdasarkan pada prinsip:
0 Orientasi kepada peserta meliputi latar belakang, kebutuhan
dan harapan yang terkait dengan tugas yang akan
dilaksanakan setelah mengikuti pelatihan, memberikan
kesempatan belajar dengan melakukan (learning by doing),
dan belajar atas pengalaman (learning by experience).
1 Peran serta aktif peserta (active learner participatory)
sesuai dengan pendekatan pembelajaran (learning).
2 Pembinaan iklim yang demokratis dan dinamis untuk
terciptanya komunikasi dari dan ke berbagai arah.
3 Pengalaman praktik kerja lapang untuk membiasakan
peserta melaksanakan tugasnya.
8 9
Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu
VIII. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN Materi Dasar Pengelolaan Posyandu
(GBPP) Alat bantu 1. LCD
A. Materi Dasar : 2. Laptop
Materi Dasar Pengelolaan Posyandu 3. Flip chart
4. Spidol
Waktu : 2 Jpl (T = 2 Jpl, P= 0 Jpl, PL= 0 Jpl)
Referensi : • Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan
Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu Kementerian Dalam Negeri, Pedoman Umum
pembelajaran memahami Pengelolaan Posyandu Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif,
umum Jakarta, 2010.
Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu: • Kementerian Kesehatan RI bekerja sama
pembelajaran 1. Menjelaskan pengertian Posyandu dengan Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal)
khusus 2. Menjelaskan kegiatan Posyandu Posyandu, Pedoman Umum Pengelolaan
3. Menjelaskan penyelenggaraan Posyandu Posyandu, Jakarta, 2011.
• Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal
Pokok A. Pengertian Posyandu Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pedoman
bahasan dan Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos
1. Pengertian
sub-pokok Pelayanan Terpadu, Jakarta, 2011.
2. Sasaran
bahasan 3. Fungsi
4. Manfaat
5. Pengorganisasian
6. Pembentukan
7. Tingkat perkembangan Posyandu
B. Kegiatan Posyandu
1. Kegiatan utama
2. Kegiatan pengembangan
C. Penyelenggaraan Posyandu
1. Waktu penyelenggaraan
2. Tempat penyelenggaraan
3. Penyelenggaraan kegiatan
4. Para pelaksana
5. Pendanaan
6. Pencatatan dan pelaporan
10 11
Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu
B. Materi Inti
Materi Inti 1 : Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Materi Inti 1 : Tugas Kader dalam Penyelenggaraan
Posyandu Posyandu
Waktu : 3 Jpl (T = 1 Jpl, P = 2 Jpl, PL = 0 Jpl) Referensi : 1. Kementerian Kesehatan RI bekerja sama
Tujuan Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu dengan Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal)
Posyandu, Pedoman Umum Pengelolaan
pembelajaran : memahami tugas kader dalam penyelenggaraan
Posyandu, Jakarta, 2011.
umum Posyandu 2. Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan
Tujuan Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu: Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi,
pembelajaran Jakarta, 2011.
1. Menjelaskan tugas kader dalam 3. Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal
khusus
: penyelenggaraan Posyandu Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,
2. Menjelaskan kegiatan utama Posyandu Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial
3. Menjelaskan kegiatan pengembangan Dasar di Pos Pelayanan Terpadu, Jakarta, 2011.
Posyandu 4. Kerja sama antara Kementerian Kesehatan RI
dengan Kementerian Dalam Negeri Republik
Pokok A. Tugas Kader Posyandu Indonesia, Kurikulum dan Modul Pelatihan
bahasan dan 1. Sebelum hari buka Posyandu Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang
sub-pokok 2. Pada saat hari buka Posyandu Kesehatan, Jakarta, 2011
bahasan 3. Sesudah hari buka Posyandu
B. Kegiatan Utama Posyandu
1. Kesehatan ibu dan anak
2. Keluarga berencana
3. Imunisasi
4. Gizi
5. Pencegahan dan penanggulangan diare
C. Kegiatan Pengembangan Posyandu
Metode : Ceramah tanya jawab, penugasan, diskusi kelompok
1. Modul
Media : 2. Slide
3. Lembar penugasan/bergambar
Alat Bantu 1. LCD, laptop
: 2. Flip chart
3. Spidol
Media 1. Modul
: 2. Slide
3. Lembar penugasan/bergambar
4. Buku KIA/KMS, Balok SKDN
18 19
Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu
C. Materi Penunjang Materi : Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Materi : Dinamika Kelompok
Penunjang 2
Penunjang 1
Waktu : 2 Jpl ( T = 0 Jpl, P= 2 Jpl, PL= 0 Jpl) Waktu : 2 J PL ( T = 0 Jpl, P= 2 Jpl, PL= 0 Jpl)
Tujuan : Setelah mengikuti materi ini, peserta, fasilitator
Tujuan : Peserta mampu menyusun rencana tindak lanjut
pembelajaran dan penyelenggara/panitia saling mengenal serta
pembelajaran (RTL) berdasarkan karakteristik wilayah kerja
umum (TPU) menyepakati norma selama proses pelatihan
umum (TPU) tempat bertugas
berlangsung.
Tujuan : Peserta mampu:
Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu: pembelajaran 1. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup RTL
pembelajaran 1. Mengenal seluruh peserta, fasilitator dan panitia khusus (TPK) 2. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan RTL
khusus (TPK) penyelenggara 3. Menyajikan RTL
2. Mengetahui tujuan pelatihan yang diikutinya
3. Menyampaikan harapannya Pokok bahasan
4. Menyepakati norma selama proses pelatihan A. Pengertian dan Ruang Lingkup RTL
B. Langkah-langkah Penyusunan RTL
Pokok bahasan : A. Perkenalan
C. Penyajian RTL
B. Tujuan Pelatihan
C. Harapan Peserta
Metode : Ceramah tanya jawab, Diskusi kelompok,
D. Norma Kelas
pembelajaran Penugasan, Presentasi
Metode : Diskusi kelompok, penugasan, permainan (games) Alat bantu : 1. Laptop
pembelajaran pembelajaran 2. LCD
Alat bantu : 1. Laptop 3. Flip chart
pembelajaran 2. Flip chart 4. Spidol
3. Kertas metaplan 5. White board
4. LCD Media : Lembar penugasan
5. Spidol pembelajaran
Referensi : 1. Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan Referensi : 1. Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan
Kader Posyandu, Jakarta. Kader Posyandu, Jakarta.
2. Kerja sama antara Kementerian Kesehatan RI 2. Kerja sama antara Kementerian Kesehatan
dengan Kementerian Dalam Negeri RI, Kurikulum RI dengan Kementerian Dalam Negeri RI,
dan Modul Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator
Masyarakat di Bidang Masyarakat, Jakarta, 2011. Pemberdayaan Masyarakat di Bidang
Masyarakat, Jakarta, 2011.
20 21
Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu
IX. EVALUASI DAN SERTIFIKASI 0 Penyediaan dan pelayanan bahan belajar (seperti
0 Evaluasi pengadaan dan bahan diskusi).
1 Penilaian proses pelatihan baik di kelas, maupun di lapangan.
Evaluasi yang digunakan selama proses pembelajaran terdiri
2 Laporan akhir.
dari evaluasi terhadap:
0.0 Peserta. 0 Sertifikasi
0.1 Pelatih (fasilitator/CI, asisten CI, pembimbing PL).
Penentuan angka kredit pelatihan dilaksanakan berdasarkan
0.2 Penyelenggara.
lamanya waktu pelatihan dalam satuan pembelajaran efektif,
Evaluasi yang digunakan selama proses pembelajaran terdiri dimana peserta yang mengikuti pelatihan selama 30 jam
dari evaluasi terhadap: pelajaran akan memperoleh angka kredit sebanyak 1 (satu).
0Peserta, meliputi:
0 Pra-tes.
1 Pasca-tes.
1Pelatih dan fasilitator/CI meliputi:
0 Penguasaan materi.
1 Ketepatan waktu.
2 Sistematika penyajian.
3 Penggunaan metode dan alat bantu diklat.
4 Empati gaya dan sikap kepada peserta.
5 Pencapaian kompetensi sesuai bidang yang diajarkan.
6 Kesempatan tanya jawab.
7 Kemampuan menyajikan.
8 Kerja sama antara fasilitator.
2Penyelenggara, meliputi:
0 Pengalaman peserta dalam pelatihan.
1 Rata-rata penggunaan metode pembelajaran.
2 Tingkat semangat peserta untuk mengikuti program pelatihan.
3 Tingkat kepuasan peserta terhadap proses pembelajaran.
4 Kenyamanan ruang pelatihan.
5 Penyediaan alat bantu pelatihan.
22 23
Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu
TIM REVIEW MATERI
Bagian 2
ULMOD
Pelatihan Kader Posyandu
MODUL
PELATIHAN KADER
POSYANDU
POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat
Ayo Ke
24
Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu
Modul
Materi Dasar
R UL DASARIMODMATE
Pengelolaan Posyandu
PENGELOLAAN
POSYANDU
POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat
Ayo Ke
MODUL MATERI DASAR
Pengelolaan Posyandu
25
Pengelolaan Posyandu
0 DESKRIPSI SINGKAT III. POKOK BAHASAN DAN SUB-POKOK BAHASAN
Modul Pengelolaan Posyandu ini disusun untuk membekali para Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang dibahas dalam
kader Posyandu tentang konsep dasar pengelolaan Posyandu modul ini adalah:
dalam kaitannya untuk meningkatkan peran serta masyarakat Pokok Bahasan A: Pengertian Posyandu
3 Fasilitator memperkenalkan diri. bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan pada
4 Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
5 Menggali pendapat peserta tentang Posyandu. optimal. Hal ini perlu dilakukan karena kesehatan bukanlah
6 Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator menjelaskan tanggung jawab pemerintah saja, tetapi merupakan tanggung
jawab bersama pemerintah dan masyarakat, termasuk swasta.
pengertian Posyandu.
Revitalisasi Posyandu sejalan dengan Pengembangan Desa dan
0 Langkah 2 (60 menit) Kelurahan Siaga Aktif (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1529
Tahun 2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan
0 Fasilitator menyampaikan pokok bahasan:
Kelurahan Siaga Aktif) bahwa keaktifan Posyandu merupakan salah
0 Pengertian Posyandu.
satu kriteria untuk mencapai Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Untuk
1 Kegiatan Posyandu.
memantapkan upaya dimaksud dan dalam rangka pengintegrasian
2 Penyelenggaraan Posyandu.
layanan sosial dasar di Posyandu yang memerlukan peran serta
1 Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk
pemerintah daerah dan lintas sektor (Peraturan Menteri Dalam Negeri
menanyakan hal-hal yang kurang jelas dan fasilitator
Nomor 19 tahun 2011 tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan
menjawab pertanyaan peserta tersebut.
Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu).
32 33
Pengelolaan Posyandu Pengelolaan Posyandu
rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, lengan atas).
tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, 0 Pemberian tablet besi.
yaitu kurang dari 50%. 1 Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
0 Posyandu purnama, adalah Posyandu yang sudah dapat 2 Pemeriksaan fundus uteri.
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan 3 Penyuluhan termasuk perencanaan persalinan
rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, dan pencegahan komplikasi (P4K), pentingnya
cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu IMD, dan ASI eksklusif.
menyelenggarakan program tambahan, serta telah 4 KB pasca-persalinan.
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang 0 Pelayanan untuk ibu nifas dan menyusui
dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas 0 Penyuluhan/konseling kesehatan.
yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu. 1 KB pasca-persalinan.
1 Posyandu mandiri, adalah Posyandu yang sudah dapat 2 ASI eksklusif.
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan 3 Gizi untuk ibu nifas dan menyusui.
rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, 4 Pemberian kapsul vitamin A.
cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu 5 Perawatan payudara.
menyelenggarakan program tambahan, serta telah 6 Pemeriksaan kesehatan umum.
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang 1 Pelayanan untuk bayi dan balita
dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% 0 Penimbangan berat badan.
KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu 1 Penentuan status pertumbuhan.
2 Penyuluhan dan konseling.
23 Pokok Bahasan: Kegiatan Posyandu 3 Pemeriksaan kesehatan (dilakukan bila ada
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan tenaga kesehatan).
pengembangan/pilihan. Secara garis besar, kegiatan Posyandu 0 Keluarga berencana (KB)
adalah sebagai berikut. Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh
23 Kegiatan utama kader adalah pemberian kondom dan pemberian pil
a. Kesehatan ibu dan anak (KIA) ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas, dapat
ЀĀĀȀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀĀĀĀĀȀĀ⸀ĀЀĀĀȀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀᜀĀĀĀ0 Pelayanan dilakukan pelayanan suntikan KB dan konseling KB.
untuk ibu hamil 1 Imunisasi
0 Penimbangan berat badan. Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh
1 Pengukuran tinggi badan. petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan
2 Pengukuran tekanan darah.
disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu hamil.
3 Pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar
34 35
Pengelolaan Posyandu Pengelolaan Posyandu
0 Gizi Tempat penyelenggaraan
Pelayanan gizi di Posyandu adalah sebagai berikut. Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya
0 Penimbangan berat badan. berada pada lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
1 Deteksi dini gangguan pertumbuhan. Tempat penyelenggaraan tersebut dapat di salah satu
2 Penyuluhan dan konseling gizi. rumah warga, halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai
3 Pemberian makanan tambahan (PMT) lokal. RW/RT/dusun, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan
4 Suplementasi kapsul vitamin A dan tablet Fe. perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun secara
1 Pencegahan dan penanggulangan diare swadaya oleh masyarakat.
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan Penyelenggaraan kegiatan
penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan digerakkan
Penanggulangan diare dilakukan dengan pemberian oleh kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari
oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut, akan Puskesmas dan sektor terkait. Pada saat penyelenggaraan
diberikan obat Zinc oleh petugas kesehatan. Posyandu minimal jumlah kader adalah 5 (lima) orang.
23 Kegiatan pengembangan Jumlah ini sesuai dengan jumlah langkah yang
Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang mengacu pada
utama telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas sistem 5 langkah. Kegiatan yang dilaksanakan pada setiap
50%, serta tersedia sumber daya yang mendukung. langkah serta para penanggung jawab pelaksanaannya
Kegiatan pengembangan ini sesuai dengan Peraturan Menteri secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut.
Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman LANGKAH KEGIATAN PELAKSANA
Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan
Pertama Pendaftaran Kader
Terpadu (Posyandu) yang artinya adalah suatu upaya
Kedua Penimbangan Kader
mensinergikan berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat
Ketiga Pengisian KMS/ Kader
meliputi perbaikan kesehatan dan gizi, pendidikan dan buku KIA
perkembangan anak, peningkatan ekonomi keluarga, Keempat Penyuluhan Kader
ketahanan pangan keluarga, dan kesejahteraan sosial. Kelima Pelayanan Kader bersama
Kesehatan Petugas Kesehatan
23 Pokok Bahasan: Penyelenggaraan Posyandu
Para pelaksana
23 Waktu penyelenggaraan Terselenggaranya pelayanan Posyandu melibatkan banyak
Posyandu buka satu kali dalam sebulan. Hari dan waktu yang
pihak.
dipilih, sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan,
hari buka Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan.
36 37
Pengelolaan Posyandu Pengelolaan Posyandu
Kader. Untuk keperluan biaya rutin disediakan kas kecil yang
Petugas Puskesmas. dipegang oleh kader yang ditunjuk.
Stakeholder (unsur pembina dan penggerak terkait) Setiap pemasukan dan pengeluaran harus dicatat dan
Camat dan lurah/kepala desa. dikelola secara bertanggung jawab.
Instansi/lembaga terkait. Pencatatan dan pelaporan
Kelompok kerja (Pokja) Posyandu. Pencatatan dilakukan oleh kader segera setelah kegiatan
Tim penggerak PKK. dilaksanakan. Pencatatan dilakukan dengan
Tokoh masyarakat/Forum Peduli Kesehatan Kecamatan menggunakan format baku sesuai dengan program
(apabila telah terbentuk). kesehatan, Sistem Informasi Posyandu (SIP).
Organisasi kemasyarakatan/LSM. Pada dasarnya, kader Posyandu tidak wajib melaporkan
Swasta/dunia usaha. kegiatannya kepada Puskesmas ataupun kepada sektor
Pendanaan terkait lainnya. Untuk itu, setiap Puskesmas harus
Sumber dana menunjuk petugas yang bertanggung jawab untuk
Pendanaan Posyandu berasal dari berbagai sumber. mengambil copy data hasil kegiatan Posyandu.
Masyarakat.
Swasta/dunia usaha. REFERENSI
Hasil usaha. Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan Kementerian Dalam
Pemerintah. Negeri, Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan
Sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan. Siaga Aktif, Jakarta, 2010.
Pemanfaatan dan pengelolaan dana Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan Kelompok Kerja
Dana yang diperoleh Posyandu, digunakan untuk Operasional (Pokjanal) Posyandu, Pedoman Umum Pengelolaan
membiayai kegiatan Posyandu. Posyandu, Jakarta, 2011.
Biaya operasional Posyandu. Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Pemberdayaan
Biaya penyediaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Masyarakat dan Desa, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19
Pengganti biaya perjalanan kader. Tahun 2011 tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial
Modal usaha KUB. Dasar di Pos Pelayanan Terpadu, Jakarta, 2011.
Bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan.
Pengelolaan dana
Dilakukan oleh pengurus Posyandu.
Dana disimpan di tempat yang aman dan jika mungkin
mendatangkan hasil.
38 39
Pengelolaan Posyandu Pengelolaan Posyandu
Modul
Materi Inti
1
TUGAS KADER
ATE
1ULTIINRIMODM
Tugas Kader dalamPenyelenggaraan
DALAM PENYELENGGARAAN
POSYANDU
Posyandu
POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat
Ayo Ke
MODUL MATERI INTI 1
41
Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu
DESKRIPSI SINGKAT Pokok Bahasan B: Kegiatan Utama Posyandu
Kader Posyandu selain menjadi pelaksana kegiatan diharapkan juga Kesehatan ibu dan anak
menjadi pengelola Posyandu karena kader mengenal kondisi Keluarga berencana (KB)
kebutuhan masyarakat di wilayahnya. Kader selaku pengelola Imunisasi
Posyandu bertugas untuk merencanakan kegiatan dan mengaturnya. Gizi
Modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran tugas kader Pencegahan dan penanggulangan
dalam penyelenggaraan Posyandu pada tiga tahap yaitu sebelum diare
hari buka Posyandu, pada saat hari buka Posyandu, dan setelah Pokok Bahasan C: Kegiatan Pengembangan Posyandu
hari buka Posyandu.
III. POKOK BAHASAN DAN SUB-POKOK BAHASAN Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus.
Fasilitator menggali pendapat peserta tentang tugas kader
Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang dibahas dalam
Posyandu di wilayah kerja peserta.
modul ini adalah:
Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator merangkum dan
Pokok Bahasan A: Tugas Kader Posyandu menegaskan tugas kader dalam penyelenggaraan Posyandu.
Sebelum hari buka Posyandu
B. Langkah 2 (30 menit)
Saat hari buka Posyandu
Sesudah hari buka Posyandu Fasilitator menyampaikan pokok bahasan:
a. Tugas kader dalam penyelenggaraan Posyandu.
42 43
Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu
Kegiatan utama Posyandu. Fasilitator menanggapi dan memberikan masukan dengan
Kegiatan pengembangan Posyandu. mengacu pada uraian materi.
Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk
menanyakan hal-hal yang kurang jelas dan menjawab Langkah 4 (30 menit)
pertanyaan peserta tersebut dengan cara membangun Peserta tetap terbagi dalam kelompok yang sama.
suasana yang kondusif untuk melakukan tanya jawab. Masing-masing kelompok diminta untuk mendiskusikan apa
saja yang termasuk kegiatan utama Posyandu dan kegiatan
Langkah 3 (30 menit) pengembangan Posyandu.
Fasilitator meminta peserta untuk membentuk kelompok yang Hasil diskusi tentang kgiatan utama Posyandu dituliskan dalam
terdiri dari 4—5 orang per kelompok. kertas metaplan warna kuning dan tentang kegiatan
Fasilitator meminta tiap kelompok menunjuk ketua kelompok. pengembangan Posyandu dituliskan dalam kertas metaplan
Fasilitator meminta ketua kelompok mengambil media kartu warna biru muda.
bergambar, kertas dinding, dan selotip untuk masing-masing Setelah menuliskan kegiatan utama Posyandu dan kegiatan
kelompok. pengembangan Posyandu, tiap peserta diminta untuk
Fasilitator menjelaskan tugas kelompok, yaitu: menempelkannya pada tempat yang disediakan.
Tugas kelompok Masing-masing kelompok menyajikan hasil diskusi
Perhatikan dan pelajari setiap kartu bertuliskan tugas kader kelompoknya.
dalam penyelenggaraan Posyandu. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk
Susunlah kartu-kartu tersebut dalam 3 kelompok kartu, yaitu: menanggapi hasil penyajian kelompok lain.
kartu-kartu tugas kader sebelum hari buka Posyandu, pada Fasilitator menanggapi dan memberikan masukan dengan
hari buka Posyandu, dan setelah hari buka Posyandu. mengacu pada uraian materi.
Tempelkan ke-3 kelompok kartu tersebut di kertas dinding.
Apabila perlu, tambahkan tugas kader Posyandu yang Langkah 5 (30 menit)
masih kurang dengan menuliskan di kartu kosong. Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan kunci untuk
Masing-masing kelompok menyajikan hasil diskusi mengevaluasi apakah proses belajar bisa dipahami mereka.
kelompoknya. Pertanyaan kunci
Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk Sebutkan tugas-tugas kader sebelum hari buka Posyandu,
menanggapi hasil penyajian kelompok lain. pada hari buka Posyandu, dan setelah hari buka
Fasilitator menggali pendapat peserta mengenai hal-hal yang Posyandu!
dapat memotivasi kader untuk melaksanakan tugas dengan
lebih giat.
44 45
Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu
b. Kegiatan-kegiatan apa yang harus diselenggarakan kader V. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR
dalam rangka melaksanakan kegiatan utama Posyandu Tugas-tugas Kader Posyandu
dan kegiatan pengembangan Posyandu?
Sebelum Hari Buka Posyandu
Apabila masih ada hal yang perlu dijelaskan, fasilitator
memberikan masukan dengan mengacu pada uraian materi.
Fasilitator merangkum sesi pembelajaran ini dan menegaskan a b
bahwa kader memiliki peran penting dalam pengelolaan
Posyandu di tiga tahap penyelenggaraan Posyandu.
Peserta diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang
masih kurang jelas. Fasilitator memberikan jawaban atas
pertanyaan peserta.
Fasilitator menutup sesi pembelajaran dengan memberikan Menerima masukan catatan Menyiapkan sarana dan
keberadaan ibu hamil, kelahiran, prasarana kegiatan di tempat
apresiasi pada peserta. kematian bayi dan kematian ibu Posyandu
melahirkan, bayi, balita, ibu nifas,
PUS, dan WUS dari kelompok
Dasawisma
c d
e f
46 47
Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu
Tugas-tugas Kader Posyandu
Hari Buka Posyandu
a b g h
Mendaftar bayi/balita, Menimbang bayi/balita, ibu Memberikan oralit, kapsul Pemberian rujukan
vitamin A, tablet besi, dan
ibu hamil, dan PUS hamil, dan PUS
pelayanan KB.
c d i j
Melakukan pengukuran Mencatat hasil penimbangan di Evaluasi bulanan dan Membuat catatan kegiatan
lingkar lengan atas ibu hamil Kartu Menuju Sehat/KMS dan perencanaan kegiatan Posyandu
dan WUS menilai berat badan naik/tidak naik, Posyandu
dan mencatat hasil pengukuran
LILA pada WUS dan ibu hamil
e f
58 59
Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu
Rujukan dilakukan berdasarkan hasil pemantauan Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil,
terhadap adanya permasalahan pada anak, maupun persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB,
karena pola asuh orang tua yang tidak sesuai. IMD, ASI eksklusif, dan gizi pada ibu hamil.
Melakukan pemantauan pasca-rujukan. Peran kader disini Perawatan payudara dan pemberian ASI.
adalah membimbing dan memantau pola asuh yang Peragaan pola makan ibu hamil.
dilakukan ibu atau keluarga setelah rujukan. Hal ini Peragaan perawatan bayi baru lahir.
merupakan wujud perhatian kader pada ibu atau Senam ibu hamil.
keluarga. Melalui kegiatan ini akan terbangun hubungan
yang lebih harmonis antara kader dengan ibu balita.
Ibu nifas dan menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan
Pokok Bahasan: Kegiatan Utama Posyandu menyusui mencakup:
Kesehatan ibu dan anak (KIA) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca-persalinan,
Ibu hamil pentingnya ASI eksklusif dan gizi pada ibu nifas serta
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil ibu menyusui.
mencakup: Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1
1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi kapsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi
badan, pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai 24 jam setelah pemberian kapsul pertama).
status gizi (pengukuran lingkar lengan atas), Perawatan payudara.
pemberian tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus Pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara,
Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus uteri, temu wicara pemeriksaan tinggi fundus uteri (rahim) dan
(konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan pemeriksaan lochia oleh petugas kesehatan. Apabila
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca- ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
Bayi dan balita
dibantu oleh kader. Apabila ditemukan kelainan,
Pelayanan Posyandu untuk bayi dan balita harus dilaksanakan
segera dirujuk ke Puskesmas.
secara menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh
2) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu
kembangnya. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu
diselenggarakan kelas ibu hamil pada setiap hari
menunggu giliran pelayanan, balita sebaiknya tidak digendong
buka Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan
melainkan dilepas bermain sesama balita dengan pengawasan
kesepakatan. Kegiatan kelas ibu hamil antara lain orang tua di bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu disediakan
sebagai berikut. sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun
jenis pelayanan yang diselenggarakan
60 61
Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu
Posyandu untuk balita mencakup: Pencegahan dan penanggulangan diare
Penimbangan berat badan secara teratur setiap bulan. Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan
Penyuluhan dan konseling. penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas, dilakukan pemeriksaan Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan melalui
kesehatan, pemantauan perkembangan balita, pengukuran pemberian oralit dan Zinc oleh petugas kesehatan.
tinggi badan, lingkar kepala, deteksi perkembangan,
pelayanan kesehatan anak, dan imunisasi. Apabila Pokok Bahasan: Kegiatan Pengembangan Posyandu
ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas. Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan
Keluarga berencana (KB) Posyandu dengan kegiatan baru, di samping 5 (lima) kegiatan utama
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya: perbaikan
adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit menular, dan berbagai
program pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang
ada tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan
seperti ini disebut dengan nama Posyandu Terintegrasi.
pelayanan suntikan KB dan konseling KB. Apabila tersedia
Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan
ruangan dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang
utama telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas
terlatih dapat dilakukan pemasangan IUD dan implan.
50%, serta tersedia sumber daya yang mendukung. Penetapan
Imunisasi
kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh
yang tercermin dari hasil Survei Mawas Diri (SMD) dan disepakati
petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan bersama melalui forum Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu hamil. Pada saat ini telah dikenal beberapa kegiatan tambahan
Gizi Posyandu yang telah diselenggarakan antara lain:
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Jenis Bina keluarga balita (BKB).
pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat Kelas ibu hamil dan balita.
badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial kejadian
dan konseling gizi, pemberian makanan tambahan (PMT) luar biasa (KLB), misalnya:infeksi saluran pernapasan atas
lokal, pemberian kapsul vitamin A dan tablet Fe. Apabila (ISPA), demam berdarah dengue (DBD), gizi buruk, polio,
ditemukan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), balita campak, difteri, pertusis, dan tetanus neonatorum.
yang berat badannya tidak naik 2 kali berturut-turut atau Pos pendidikan anak usia dini (PAUD).
berada di bawah garis merah (BGM), kader wajib segera Usaha kesehatan gigi masyarakat desa (UKGMD).
melakukan rujukan ke Puskesmas atau Poskesdes. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman
(PAB – PLP).
62 63
Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu
Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan
pekarangan, melalui tanaman obat keluarga (TOGA).
L2
TI
U
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat
IN
Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Pemberdayaan
Sasaran
MODRI
Masyarakat dan Desa, Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial
Ayo Ke
Dasar di Pos Pelayanan Terpadu, Jakarta, 2011.
Posyand
MATE
u
padaKeseh
atan
64
Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu
MODUL MATERI INTI 2
65
Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu
I. DESKRIPSI SINGKAT TUJUAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/ Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
MDGs, 2000) pada tahun 2015 diharapkan Angka Kematian Ibu Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu memahami
(AKI) menurun sebesar tiga-perempatnya dan Angka Kematian Bayi masalah kesehatan pada sasaran Posyandu.
(AKB) serta Angka Kematian Balita (AKBA) sebesar dua-pertiga
dalam kurun waktu 1990—2015. Berdasarkan hal itu, Indonesia Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
mempunyai komitmen untuk menurunkan AKI menjadi 102 per Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu:
100.000 kelahiran hidup, AKB menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup Menjelaskan pengertian masalah kesehatan.
dan AKBA menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Menyebutkan masalah-masalah kesehatan yang sering
Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan ditemukan di Posyandu.
dan segera setelah persalinan (SKRT, 2001). Penyebab langsung kematian Menyebutkan potensi/kemampuan yang dimiliki.
Ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%), dan infeksi (11%). Menentukan kegiatan untuk menangani masalah kesehatan
Penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain adalah Kurang Energi yang ada.
Kronis (KEK) pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%). Menyebutkan masalah-masalah kesehatan yang perlu dirujuk
Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan risiko terjadinya
ke sarana kesehatan.
kematian ibu dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia.
Upaya untuk mempercepat penurunan AKI telah dimulai sejak akhir III. POKOK BAHASAN
tahun 1980-an melalui program Safe Motherhood Initiative yang
Pokok bahasan yang dibahas dalam modul ini adalah:
mendapat perhatian besar dan dukungan dari berbagai pihak baik
dalam maupun luar negeri. Pada akhir tahun 1990-an secara
Pokok Bahasan A: Masalah Kesehatan
konseptual telah diperkenalkan lagi upaya untuk menajamkan Pengertian masalah kesehatan
strategi dan intervensi dalam menurunkan AKI melalui Making Pembahasan masalah
Pregnancy Safer (MPS) yang dicanangkan oleh pemerintah pada
Pokok Bahasan B: Masalah-masalah Kesehatan yang
tahun 2000. Sejak tahun 1985, pemerintah juga merancang Child
Sering Ditemukan di Posyandu
Survival (CS) sebagai upaya menurunkan AKB dan AKBA. Masalah kesehatan ibu
Upaya-upaya yang dicanangkan oleh pemerintah, diharapkan tidak hanya Masalah kesehatan anak
dilakukan oleh tenaga kesehatan semata melainkan juga oleh masyarakat
Pokok Bahasan C: Kegiatan untuk Menangani Masalah
dalam hal ini kader Posyandu untuk juga dapat memantau masalah- Kesehatan yang Ada
masalah yang timbul pada sasaran Posyandu. Sehingga penyebab- Kegiatan oleh masyarakat
penyebab AKI, AKB, dan AKBA yang muncul dapat dicegah sedini mungkin Kegiatan oleh Posyandu
terutama dalam pemantauan selama kegiatan di Posyandu. Rujukan oleh kader
66 67
Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu
Pokok Bahasan D: Masalah Kesehatan yang Perlu Bahan diskusi
Dirujuk ke Sarana Kesehatan Menurut pengalaman peserta, masalah-masalah kesehatan
Pengertian rujukan
Masyarakat yang perlu dirujuk apa saja pada lembar penugasan/bergambar yang paling
sering ditemukan di Posyandu?
Mengapa kader perlu memahami sebab-sebab dan akibat
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
dari suatu masalah kesehatan?
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 4 jam
Fasilitator memberikan masukan mengenai pengertian
pelajaran (T = 1 Jpl, P = 3 Jpl, PL = 0) @45 menit untuk
“Pembahasan Masalah Kesehatan” dengan mengacu pada
memudahkan proses pembelajaran, dilakukan langkah-langkah
uraian materi.
kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
68 69
Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu
Fasilitator menuliskan tugas kelompok di atas papan tulis atau Fasilitator memberi masukan dengan mengacu pada uraian
kertas dinding (plano), yaitu: materi, mengenai 3 jenis kegiatan yang perlu diketahui
Tugas kelompok kader.
Pilihlah 3 kartu (masalah) dari lembar Fasilitator kemudian melanjutkan diskusi dengan mengajukan
penugasan/bergambar yang menurut kelompok satu per satu pertanyaan sebagai berikut.
merupakan masalah yang paling sering terjadi di Diskusi pleno: rujukan
lapangan. Apabila masalah belum ada pada lembar Apa yang disebut rujukan?
penugasan/bergambar tuliskan pada kartu/kertas kosong.
Masalah-masalah apa saja yang bila ditemukan kader di
Pilihlah kartu-kartu dari lembar penugasan/bergambar yang
Posyandu perlu diberikan rujukan?
berisikan kegiatan-kegiatan yang perlu dan bisa
Fasilitator memberi masukan dengan mengacu pada uraian
dilakukan untuk mengatasi 3 masalah tersebut. Apabila
kegiatan belum ada pada lembar penugasan/bergambar materi, mengenai pengertian rujukan dan orang yang perlu
dan tuliskan pada kartu/kertas kosong. dirujuk.
Tempelkan kartu-kartu masalah dan kegiatannya di atas
kertas plano. F. Langkah 6 (20 menit)
Kelompok melaksanakan tugas mereka selama 30 menit. Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada
peserta untuk mengevaluasi apakah proses pembelajaran
Langkah 5 (30 menit) bisa dipahami oleh peserta.
Masing-masing wakil dari setiap kelompok menyampaikan hasil Apabila masih ada hal yang perlu dijelaskan, fasilitator
kelompoknya. memberikan masukan dengan mengacu pada uraian materi.
Fasilitator meminta peserta untuk mendiskusikan satu per satu Fasilitator merangkum dan menutup hasil diskusi.
70 71
Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu
LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR
Masalah-masalah Kesehatan Anak
Masalah-masalah Kesehatan Ibu
a b
a b
c d c d
Bengkak kaki, muka, dan tangan Pusing dan muntah-muntah Diare Kerdil
e f
e f
i j
74 75
Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu
PENJELASAN MASALAH KESEHATAN ANAK
Kurang Energi Kurang Energi Protein (KEP) yaitu istilah untuk Bayi Lahir Mati Bayi lahir mati adalah semua janin mulai kehamilan
kurang gizi pada Balita. Cara mengetahuinya adalah 22 minggu yang lahir dengan tanpa adanya
Protein (KEP) tanda-tanda kehidupan.
dengan melihat catatan pada Kartu Menuju Sehat
(KMS). Apabila berat badan Balita berada di Bawah Kematian Bayi Kematian bayi berusia 0 hari—12 bulan.
Garis Merah (BGM) berarti anak kurang gizi atau
menderita KEP.
Kematian Balita Kematian balita 0 hari— 5 tahun.
Kurang Vitamin A Keadaan dimana simpanan vitamin A dalam tubuh
(KVA) sudah sangat kurang. Manifestasi KVA dapat dilihat
Kurang Darah Kurang Darah (Anemia) yaitu kekurangan zat
secara klinis, misalnya buta senja dan xerophtalmi,
sedangkan dari sub-klinis kadar serum retinol di (Anemia) besi, yang terjadi karena orang kurang memakan
bawah 20 mcg/dl. sayuran, terutama yang berwarna hijau tua. Kurang
darah biasa terjadi pada siapa saja (wanita, pria,
Gangguan Akibat Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) yaitu ibu hamil, ibu menyusui). Kurang darah bagi ibu
Kurang Yodium hamil akan membahayakan jiwa dirinya dan bayi
penyakit yang diakibatkan karena orang tidak yang dikandung. Sedang bagi ibu menyusui, akan
(GAKY)
menggunakan garam beryodium dalam makanannya mengganggu pertumbuhan anak yang sedang
sehari-hari. Akibatnya antara lain: kemampuan disusui.
dan kecerdasan anak terhambat, pertumbuhan
jasmani terhambat (kerdil, mengalami ketulian,
pembengkakan kelenjar gondok). Ibu hamil yang
mengalami GAKY akan membahayakan jiwa
bayinya.
Lumpuh Layu Lumpuh Layuh yaitu penyakit lumpuh yang
disebabkan virus polio yang menyebabkan kaki
(POLIO) anak menjadi layu (lemas) dan biasanya datang
mendadak. Hal ini akan menjadi cacat pada
anak sampai ia dewasa (seumur hidup). Cara
mencegahnya adalah dengan memberikan imunisasi
polio pada anak.
Kematian Ibu Kematian ibu merupakan istilah di bidang kesehatan.
Artinya yaitu kematian setiap ibu yang sedang hamil,
bersalin, nifas sampai 40 hari sesudah bersalin. Di
luar saat kehamilan, persalinan, dan 40 hari sesudah
persalinan, dianggap kematian biasa (tidak termasuk
kematian ibu).
76 77
Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu
KEGIATAN-KEGIATAN UNTUK MENANGANI
h
MASALAH KESEHATAN Pemberian
makanan Menjadi peserta
aa bb
pendamping ASI KB
Memeriksa
Penimbangan (MP-ASI)
kehamilan
balita
secara teratur
i j
Membuang
Pemberian
c d
sampah di
oralit
Pemberian Pemberian tablet tempatnya
kapsul vitamin A penambah darah
k l
78 79
Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu
m n
u v
Membawa
Penyuluhan Penyuluhan gizi
anak sakit ke
PMT pemulihan MP-ASI
Puskesmas/
Rumah Sakit
w
Penyuluhan
o
Mengadakan Penyuluhan KB kesehatan pribadi
ambulans desa/ dan lingkungan
PMT penyuluhan
alat transportasi
Pengadaan,
q
r pemanfaatan,
Membiasakan anak dan pemeliharaan
cuci tangan sebelum/ Melatih anak jamban
sesudah makan dan
berbicara
sesudah buang air
dengan sabun
s t
80 81
Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu
DAFTAR ISTILAH Ibu Hamil Risiko Tinggi Bumil Risti yaitu ibu hamil yang memiliki
MASALAH KESEHATAN IBU (Bumil Risti) gejala atau tanda-tanda bahaya, seperti:
pembengkakan kaki, mengalami kurang gizi
IMD (Inisiasi Menyusui Inisiasi Menyusui Dini adalah bayi diberi (KEK), pendarahan, usia di bawah atau di
Dini) kesempatan mulai (inisiasi) menyusui sendiri atas batas aman (di bawah 20 tahun, di atas
segera setelah lahir (dini) dengan meletakkan 35 tahun), pernah melahirkan prematur atau
bayi menempel di dada atau perut ibu, keguguran, berat badan kurang dari 38 kg
bayi dibiarkan merayap mencari puting dan sebelum hamil, tinggi badan kurang dari 140
menyusui sampai puas. Proses ini berlangsung cm, jarak kelahiran dari anak terdahulu kurang
minimal satu jam pertama sejak bayi lahir. dari 2 tahun, telah melahirkan lebih dari 4 kali.
ASI Eksklusif ASI Eksklusif yaitu pemberian ASI saja kepada Bina Keluarga Balita BKB yaitu upaya merawat anak bukan hanya
bayi berumur 0—6 bulan tanpa memberikan (BKB) dari segi kesehatan fisik (pertumbuhan) saja,
makanan atau minuman lain. Menurut ahli melainkan juga dari segi perkembangan
kesehatan, bayi pada usia tersebut sudah mental, kecerdasan, dan kepekaan sosialnya.
terpenuhi gizinya hanya dengan ASI saja.
Manfaat ASI Eksklusif yaitu agar bayi kebal Pertumbuhan Anak Pertumbuhan yaitu perubahan fisik anak yang
terhadap berbagai penyakit pada usia ditandai dengan bertambahnya berat dan tinggi
selanjutnya. badan anak. Pertumbuhan anak yang normal
Makanan Pendamping Makanan atau minuman yang mengandung zat bisa dipantau melalui penimbangan rutin di
Posyandu. Perkembangan yaitu peningkatan
ASI (MP-ASI) gizi diiberikan kepada bayi dan anak usia 6—24 kematangan mental, kecerdasan, emosi, dan
bulan guna memenuhi kecukupan gizinya kepekaan sosial anak. Perkembangan anak
selain dari ASI perlu dilatih oleh kedua orang tua (ayah dan
ibu) di rumah agar anak sehat jasmani dan
Pemberian Makanan PMT Penyuluhan adalah pemberian makanan
rohani.
Tambahan (PMT) tambahan yang ditujukan untuk memberikan
Penyuluhan contoh pada orang tua balita bagaimana Kurang Energi Kronis Keadaan kekurangan energi dalam waktu lama
pada wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil
menyiapkan makanan yang baik dan benar (KEK)
yang ditandai dengan ukuran lingkar lengan
serta bergizi seimbang. PMT Penyuluhan
(LILA) < 23,5 cm.
diutamakan terbuat dari bahan makanan yang
mudah didapat di wilayah masing-masing
PMT Pemulihan Makanan yang diberikan bagi kelompok
golongan rawan gizi yang telah diperhitungkan
nilai gizinya sesuai dengan kebutuhannya
agar dapat terpenuhi kebutuhan gizi untuk
menambah asupan gizi guna memenuhi zat
gizi guna memenuhi zat gizi yang kurang dalam
tubuhnya.
82 83
Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu
VI. URAIAN MATERI Manfaat pembahasan masalah antara lain adalah:
Kader bisa menentukan masalah yang paling mendesak
A. Pokok Bahasan: Masalah Kesehatan
untuk segera ditangani.
Pengertian masalah kesehatan Kader bisa menentukan kegiatan yang tepat untuk
Masalah kesehatan adalah keadaan-keadaan yang di menangani suatu masalah.
anggap mengganggu, menghambat atau mengurangi Perlu diingat, kader Posyandu bukanlah satu-satunya
kesejahteraan hidup masyarakat. Masalah kesehatan yang orang yang mampu memecahkan masalah
menjadi perhatian kader Posyandu antara lain: masyarakat, tetapi masyarakat sendiri yang harus
Masalah dari kelompok sasaran umum: antara lain ibu didorong agar berusaha memecahkan masalah-
hamil, ibu nifas/ibu menyusui, bayi, balita dan pasangan masalahnya sendiri, dan sebaiknya mencegahnya
usia subur.
agar tidak terjadi.
Masalah dari kelompok sasaran yang perlu perhatian
segera, antara lain: Kapan kader melakukan penilaian masalah? Kader
Ibu hamil, nifas/menyusui: ibu hamil risiko tinggi, ibu bisa melakukan penilaian masalah pada saat:
hamil kurang gizi dan anemia, ibu hamil berisiko. Kegiatan buka Posyandu atau pelayanan 5 langkah
Bayi/balita: bayi berat lahir rendah, balita kurang gizi, kegiatan karena pada saat itu biasanya ditemukan
balita yang belum diimunisasi, balita yang mengalami sejumlah masalah Posyandu.
rabun ayam (kekurangan vitamin A), balita di daerah Kegiatan evaluasi bulanan bersama petugas sektor atau
gondok, balita yang mengalami batuk dengan napas Puskesmas untuk merencanakan kegiatan Posyandu
sesak (gejala radang paru-paru), balita yang sering bulan berikutnya.
sakit diare.
Pada saat ini, kader sebaiknya mengutamakan untuk Bahan-bahan yang bisa dipergunakan untuk melihat
memperhatikan masalah gizi masyarakat, khususnya masalah yaitu:
gizi ibu hamil, ibu nifas/menyusui, bayi dan balita. a. Data buku KIA/KMS/SIP dan catatan kegiatan Posyandu
lainnya.
Pembahasan masalah Balok SKDN.
Yang dimaksud dengan pembahasan masalah adalah SIP/buku catatan lain.
mendiskusikan masalah-masalah yang berhasil Buku bantu kader.
ditemukan oleh kader di Posyandu untuk melihat apa
penyebab dan akibat suatu masalah.
84 85
Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu
B. Pokok Bahasan : Masalah-masalah Kesehatan yang Jarak kelahiran kurang dari 2 tahun Ibu dengan tinggi badan
sering Ditemukan Di Posyandu kurang dari 145 cm.
Ibu dengan berat badan < 45 kg sebelum kehamilan.
Masalah kesehatan ibu Ibu dengan lingkar lengan atas < 23,5 cm.
Kader diharapkan dapat juga mengenali secara dini tanda Riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya (perdarahan,
bahaya pada kehamilan, persalinan, dan nifas agar dapat kejang-kejang, demam tinggi, persalinan lama, melahirkan
menyelamatkan jiwa ibu dan bayi yang dikandungnya. dengan cara operasi, dan bayi lahir mati).
Gejala atau tanda-tanda bahaya pada ibu hamil yang perlu
dikenali terutama pada ibu hamil risiko tinggi (Bumil Risti) Beberapa masalah kesehatan ibu antara lain:
antara lain: Ibu hamil kurang gizi
Ibu tidak mau makan dan muntah terus. Kurang Energi Kronis (KEK), yaitu istilah untuk kurang
Berat badan ibu tidak naik pada akhir bulan keempat atau gizi dalam waktu lama pada ibu hamil. Cara
berat badan < 45 kg pada akhir bulan keenam. mengetahuinya adalah dengan mengukur LILA (Lingkar
Pendarahan pada kehamilan, persalinan, dan nifas. Lengan Atas). Apabila LILA ibu hamil kurang dari 23,5 cm
Bengkak kaki, tangan/wajah, pusing, dan dapat diikuti berarti ibu hamil kurang gizi atau menderita KEK.
kejang. Gangguan akibat kurang yodium (GAKY)
Gerakan janin berkurang dan atau tidak bergerak sama GAKY yaitu penyakit yang diakibatkan karena orang tidak
sekali dalam 12 jam. menggunakan garam beryodium dalam makanannya
Kelainan letak janin di dalam rahim sampai umur kehamilan sehari-hari. Akibatnya antara lain: kemampuan dan
9 bulan. kecerdasan anak terhambat (IQ rendah), pertumbuhan
Ketuban pecah sebelum waktunya. jasmani terhambat (kerdil, mengalami ketulian,
Persalinan lama lebih dari 12 jam sejak mulai mulas. pembengkakan kelenjar gondok). Ibu hamil yang
Penyakit ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan. mengalami GAKY akan membahayakan jiwa bayinya.
Demam tinggi pada masa nifas. Kematian ibu
Kematian ibu merupakan istilah di bidang kesehatan. Artinya
Adapun kondisi-kondisi kehamilan yang perlu diwaspadai yaitu kematian setiap ibu yang sedang hamil, bersalin, nifas
adalah: sampai 40 hari sesudah bersalin. Di luar saat kehamilan,
Usia ibu hamil kurang dari 20 tahun. persalinan dan 40 hari sesudah persalinan, dianggap
Usia ibu hamil lebih dari 35 tahun. kematian biasa (tidak terrnasuk kematian ibu).
Jumlah anak 3 orang atau lebih.
86 87
Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu
Kurang darah (anemia) Masalah kesehatan anak
Kurang darah (anemia) yaitu kekurangan zat besi, yang Selain masalah-masalah yang timbul terkait dengan kesehatan
terjadi karena orang kurang memakan sayuran, terutama ibu, kader juga perlu mengetahui masalah-masalah kesehatan
yang berwarna hijau tua. Kurang darah biasa terjadi pada anak yang banyak ditemukan di Posyandu.
siapa saja (wanita, pria, ibu hamil, ibu menyusui). Kurang Beberapa masalah kesehatan anak
darah bagi ibu hamil akan membahayakan jiwa dirinya dan adalah: a. Gizi buruk
bayi yang dikandung. Sedang bagi ibu yang menyusui, akan Marasmus:
mengganggu pertumbuhan anak yang sedang disusui. Tampak sangat kurus.
Gejala atau tanda anemia antara lain berkunang-kunang, Wajah seperti orang tua.
lemah, lesu, cepat lelah dan mengantuk, kuku dan wajah Cengeng dan rewel.
pucat. Anemia dapat dicegah dengan makan makanan Rambut tipis jarang dan kusam.
sumber hewani seperti telur, ikan, daging dan hati serta Kulit keriput.
makanan sumber nabati seperti kacang-kacangan dan Tulang iga tampak jelas dan perut cekung.
sayuran berwarna. Bila perlu, minum 1 tablet tambah darah Pantat kendur dan keriput.
setiap hari selama 90 hari. Otot lengan dan tungkai mengecil.
Kawin muda Kwashiorkor:
Menurut UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Wajah bulat (moon face) dan sembap.
disebutkan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara Cengeng/rewel.
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri Tidak perduli terhadap lingkungan (apatis).
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang Rambut tipis, warna rambut jagung, mudah dicabut
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. tanpa rasa sakit.
Sedangkan perkawinan usia muda adalah perkawinan yang Kedua punggung kaki bengkak.
para pihaknya masih relatif muda, dimana kedua belah Perut buncit.
pihak masih sangat muda dan belum memenuhi Bercak kulit yang luas dan kehitaman/bintik
persyaratan– persyaratan yang telah ditentukan dalam kemerahan.
melakukan perkawinan (pihak pria belum mencapai umur 19 Marasmus-kwashiorkor merupakan gabungan dari tanda
tahun dan pihak wanita belum mencapai umur 16 tahun). marasmus dan kwashiorkor
Banyak anak Bahaya gizi buruk
Adalah jumlah anak lebih dari 2 atau 3 orang yang Gizi buruk dapat menyebabkan kematian bila tidak
dimiliki oleh seorang ibu (suatu keluarga) dengan jarak ditanggulangi segera.
usia yang terlalu dekat. Anak gizi buruk lebih mudah sakit.
88 89
Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu
Pada waktu dewasa mudah terkena penyakit keras. Kadang-kadang sampai muntah, muka tampak
menular atau tidak menular, seperti batuk, pilek, kebiruan dan lelah.
diare, TBC, dan lain-lain. Pertusis sering menimbulkan kematian karena radang
Penurunan tingkat kecerdasan. paru-paru atau perdarahan otak.
Berat dan tinggi badan pada umur dewasa lebih
rendah dari anak normal. Tetanus
Penyakit yang disebabkan oleh racun yang dikeluarkan
Kematian bayi oleh kuman tetanus, yang masuk melalui luka atau
Bayi lahir mati yaitu adalah semua janin mulai kehamilan perawatan tali pusat bayi yang tidak baik.
22 minggu yang lahir dengan tanpa adanya tanda-tanda Gejala penyakit ini adalah kejang seluruh tubuh yang
kehidupan. Apabila anak mati di bawah usia 12 bulan, berulang selama beberapa menit, rahang terkunci
disebut kematian bayi, sedangkan anak mati di bawah 5 dan balita (mulut mencucu untuk bayi), kaku leher,
tahun disebut kematian balita. sulit menelan, dan kaku otot perut.
Pencegahan memberikan imunisasi yang diberikan pada
Lumpuh (polio)
ibu hamil, dan WUS (Wanita Usia Subur), dan siswi di
Penyakit yang disebabkan virus polio.
sekolah.
Hampir sebagian besar penyakit polio tanpa gejala atau
Kekebalan TT dapat diberikan dengan imunisasi TT 5
gejala ringan seperti flu, diare ringan, sebagian kecil
dosis, untuk kekebalan seumur hidup.
menjadi lumpuh layu dan menetap seumur hidup,
yang terjadi terutama pada tungkai.
Campak
Imunisasi polio secara lengkap pada bayi diberikan
Campak biasa dikenal masyarakat dengan sebutan
sebanyak 4 kali, dan melaksanakan pola hidup bersih tampek (Jawa Barat) atau gabag (Jawa) yaitu penyakit
merupakan pencegahan penyakit polio. yang ditandai dengan demam dan bercak kemerahan
pada wajah atau tubuh terutama menyerang anak-anak.
Batuk rejan (Pertusis)
Campak disebabkan oleh virus campak.
Adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh racun
Gejala yang muncul yaitu:
yang dikeluarkan oleh kuman pertusis.
Demam atau panas tinggi.
2) Gejalanya mula-mula seperti flu biasa, makin lama Timbul bercak kemerahan pada wajah atau tubuh.
batuknya makin hebat, terus menerus, dan cepat, Disertai batuk dan atau pilek.
keras sampai puluhan kali, dan diakhiri dengan Kadang-kadang disertai mata merah dan diare.
sekuat tenaga mengambil napas sampai berbunyi
90 91
Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu
Cara penularan: Cara penularan:
Penularan secara langsung dari penderita campak ke Penularan diare melalui mulut dan anus dengan
anak yang sehat lewat udara. perantaraan lingkungan dan perilaku yang tidak sehat.
Anak yang tidak dapat imunisasi campak. Tinja penderita atau orang sehat yang mengandung
Kurang gizi. kuman bila buang air besar sembarangan dapat
Lingkungan yang padat penduduk dan kumuh. mencemari lingkungan terutama air.
Melalui makanan dan atau alat dapur yang tercemar oleh
Cara pencegahan:
kuman dan masuk melalui mulut, kemudian terjadi
Memberikan imunisasi campak.
diare.
Perbaikan gizi.
Menjaga kebersihan lingkungan. Faktor risiko:
Hindari kontak dengan penderita campak. Kondisi lingkungan yang buruk (tidak memenuhi syarat
kesehatan) misalnya tidak tersedia sarana air bersih
Cara penanggulangan:
dan jamban/WC.
Anjurkan ke sarana kesehatan (puskesmas dan lain-lain).
Buang air besar sembarangan (BABs).
Pneumonia dan meningitis (radang otak), yang Tidak membiasakan cuci tangan dengan sabun sebelum
92 93
Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu
Gunakan air bersih yang cukup. Tanda-tanda bahaya:
Berikan imunisasi campak. Timbul demam.
Ada darah dalam tinja.
Cara penanggulangan:
Diare makin sering.
Bila anak diare segera beri banyak minum seperti larutan
Muntah terus menerus.
oralit atau air rumah tangga seperti kuah sayur, air
Bayi terlihat sangat haus.
putih, air tajin dan lain-lain.
Bayi tidak mau makan dan minum.
Untuk bayi dan balita yang masih menyusui tetap
diberikan ASI lebih sering dan lebih banyak. Langkah-langkah membuat oralit
Bila anak sudah memperoleh makanan tambahan Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air
lanjutkan makanan seperti biasanya. mengalir.
Saat anak diare sebaiknya diberi makanan lembek. Ukur 200 ml air matang (gunakan gelas belimbing,
atau gelas ukur bila ada).
Bagaimana bila sudah kena diare:
Gunakan air yang sudah direbus kemudian
Tindakan di rumah:
dinginkan. Bila tidak mungkin gunakan air minum
Berikan ASI lebih sering.
yang paling bersih yang tersedia.
Berikan segera cairan oralit setiap anak buang air
Tuangkan seluruh bubuk oralit ke dalam gelas berisi
besar.
air matang tersebut.
Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari
Aduk sampai seluruh bubuk oralit larut.
mangkuk/cangkir/gelas.
Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian
Anak belum bisa berjalan
lanjutkan lagi dengan lebih lambat.
Seorang anak dikatakan belum bisa berjalan adalah apabila
Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare
sudah mencapai usia 12 bulan tetapi masih belum mampu
berhenti.
untuk belajar berjalan baik secara mandiri ataupun
Jika tidak ada oralit, berikan air matang, kuah sayur,
berpegangan dengan tanpa adanya gangguan fisik.
atau air tajin.
Jangan beri obat apapun kecuali dari petugas
Anak belum bisa berbicara
kesehatan. Umumnya anak sudah belajar bicara pada usia 9—12 bulan
Mencari pengobatan lanjutan dan anjurkan ke
dengan mengucapkan kata “ma..ma.., pa..pa..” dan akan
puskesmas untuk mendapatkan tablet zinc.
94 95
Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu
berkembang terus sampai dengan mengucapkan kata oleh masyarakat sendiri. Kegiatan yang perlu dikenal
yang lebih jelas. Apabila sampai usia tersebut anak oleh kader antara lain:
belum dapat mengeluarkan kata-kata maka dapat Kegiatan oleh masyarakat
dikatakan anak belum dapat bicara. Melaksanakan kebiasaan perilaku hidup bersih dan
sehat dalam keluarga (kebersihan diri,
Namun, pertumbuhan dan perkembangan anak terkait dengan lingkungan rumah, melaksanakan pola hidup
kemampuan bicara dan berjalan perlu tetap mendapatkan sehat, memanfaatkan pekarangan untuk
perhatian dan pemantauan lebih lanjut sehingga dapat menyediakan bahan makanan bergizi bagi
ditegakkan diagnosa yang lebih tepat oleh dokter ahli. keluarga, dan sebagainya).
Menggunakan pelayanan kesehatan yang terjamin
C. Pokok Bahasan : Kegiatan untuk Menangani untuk ibu hamil, bayi serta balita yang sakit, dan
Masalah Kesehatan yang Ada sebagainya.
Dalam upaya menentukan pemecahan masalah yang Melaksanakan anjuran-anjuran dari kader Posyandu
ditemukan di Posyandu perlu diketahui potensi atau maupun petugas lainnya, seperti memeriksakan
kemampuan yang dimiliki, yaitu dengan melakukan identifikasi kehamilan secara rutin, membawa anak untuk
terhadap hal-hal yang mendukung penyelenggaraan Posyandu. irnunisasi, membawa anak yang sakit ke
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: Puskesmas atau petugas kesehatan lain, dan
Dukungan lingkungan sebagainya.
Adanya dukungan dari berbagai pihak seperti masyarakat dan Kegiatan oleh Posyandu
pemangku kepentingan (stakeholder) terkait. Kegiatan-kegiatan Posyandu yang paling dasar disebut
Tersedianya tempat yang layak untuk kegiatan Posyandu. sebagai Kegiatan Utama Posyandu, yang terdiri
Tersedianya sarana kesehatan rujukan. dari: Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga
Tersedianya sarana transportasi untuk rujukan. Berencana, Imunisasi, Penanggulangan Diare, dan
Kegiatan Perbaikan Gizi (termasuk paket PMT).
Sumber daya Kegiatan-kegiatan di luar kegiatan utama disebut
Tersedianya kader dan pengelola Posyandu. kegiatan pengembangan Posyandu yaitu kegiatan
Memiliki sumber pembiayaan baik tetap maupun tidak tetap. lain berdasarkan masalah kesehatan yang
Dalam upaya pemecahan masalah di Posyandu, kader dirasakan di wilayah masing-masing sehingga
sebaiknya mengutamakan kegiatan yang bisa ditangani berbeda pada setiap wilayah. Kegiatan-kegiatan
yang bisa dipilih antara lain: kesehatan lingkungan,
96 97
Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu
parkembangan anak (termasuk BKB, PAUD), Biasanya kader memberikan rujukan di kegiatan 4, pada
penanggulangan penyakit menetap (demam saat bertugas memberikan penyuluhan, tetapi bisa juga
berdarah, malaria, gondok, dan lain-lain), usaha memberikan rujukan di luar hari Posyandu ketika kader
kesehatan gigi masyarakat daerah (UKGMD), menemukan suatu masalah.
dan sebagainya.
Rujukan oleh kader Masyarakat yang perlu dirujuk
Apabila kader tidak bisa membantu masyarakat Balita yang berat badannya berada di bawah garis merah
untuk menangani suatu masalah, kader perlu (BGM) atau kurus.
mernberikan rujukan ke Puskesmas agar orang Balita yang berat badannya 2 kali berturut-turut (2T) tidak
tersebut segera ditangani oleh petugas naik.
kesehatan. Balita yang terlalu gemuk.
Kader Posyandu melakukan rujukan ke Puskesmas Balita yang tampak sakit, dengan tanda-tanda sebagai
pada hari buka Posyandu, tetapi bisa juga berikut.
melakukan rujukan di luar hari buka Posyandu Keadaan anak lemah, lesu, dan tidak bergairah.
bila kader menemukan masalah. Badannya panas tinggi.
Rewel dan tidak mau makan.
Pokok Bahasan : Masalah Kesehatan yang Perlu Tidak mau menetek.
dirujuk ke Sarana Kesehatan Memiliki bercak putih pada matanya.
Badan berbercak-bercak merah.
Pengertian rujukan Buang air terus menerus (diare) Iebih dari 1 hari.
Rujukan adalah pemberian surat pengantar kepada orang Muntah-muntah.
yang dianggap memiliki tanda-tanda masalah. Surat itu Tidak bisa kencing Iebih dari sehari.
biasanya ditujukan kepada Puskesmas. Batuk Iebih dari 100 hari.
Meskipun memberi rujukan merupakan tugas utama dari Batuk cepat disertai napas sesak.
petugas kesehatan yang bertugas di langkah ke-5 pada Kelihatan kena penyakit kulit.
hari buka Posyandu, tetapi kader perlu juga memberi Ibu hamil yang mengalami tanda-tanda sebagai berikut.
rujukan apabila diperlukan. Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm atau
kurus.
Kepala sering pusing.
98 99
Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Modul Pelatihan Kader Posyandu
Penglihatan berkunang-kunang.
Muntah terus menerus.
Nafsu makan kurang.
Modul
Kakinya bengkak.
Sesak napas.
Mengalami perdarahan pada usia kehamilan muda.
Materi Inti
Lesu, Iemah, mudah capek, dan mudah mengantuk.
Kelopak mata bagian dalam pucat.
Mencret lebih dari sehari semalam.
3
Mencretnya mengandung darah.
f. Orang sakit berat yang minta pertolongan kepada kader.
REFERENSI
Penggerakkan Masyarakat
Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan Kader Posyandu Menuju
Keluarga Sadar Gizi, Jakarta, 2011.
POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap
Sehat
Ayo Ke
100 i
Modul Pelatihan Kader Posyandu Modul Pelatihan Kader Posyandu
MODUL MATERI INTI 3
Penggerakkan Masyarakat
101
Penggerakkan Masyarakat
DESKRIPSI SINGKAT 3. Membangun komunikasi yang
efektif
Posyandu sangat dimotori oleh para kader terpilih dari wilayah
4. Komunikasi verbal yang efektif
sendiri yang terlatih dan terampil untuk melaksanakan kegiatan
5. Komunikasi non-verbal yang efektif
rutin di Posyandu. Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan kader
Pokok Bahasan B: Motivasi Masyarakat untuk
sebelum hari buka Posyandu adalah menggerakkan masyarakat
dan kunjungan rumah yang dilakukan setelah hari buka Posyandu. Berperan Serta dalam Kegiatan
Modul Penggerakkan Masyarakat ini disusun untuk membekali kader Posyandu
agar memahami cara-cara penggerakkan masyarakat, bagaimana 1. Motivasi masyarakat
melakukan komunikasi kepada sasaran sehingga mereka mempunyai 2. Menggerakkan masyarakat
pemahaman tentang manfaat Posyandu bagi kesehatan, dan akhirnya Pokok Bahasan C: Kunjungan Rumah
termotivasi untuk ikut teribat dalam kegiatan Posyandu. Pengertian kunjungan rumah
Sasaran kunjungan rumah
TUJUAN PEMBELAJARAN
Langkah-langkah kunjungan rumah
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Pokok Bahasan D: Saran untuk Kader
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu
menggerakkan masyarakat.
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 5 jam
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu: pelajaran (T = 1 Jpl, P = 0, PL = 4 Jpl) @45 menit untuk
Melakukan komunikasi efektif. memudahkan proses pembelajaran, dilakukan langkah-langkah
Memotivasi masyarakat untuk berperan serta dalam kegiatan kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
Posyandu.
Melakukan kunjungan rumah.
A. Langkah 1 (10 menit)
Fasilitator memperkenalkan diri.
Fasilitator menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan, dan waktu
III. POKOK BAHASAN
yang diperlukan untuk membahas Materi Inti 3 di papan
Pokok bahasan yang dibahas dalam modul ini adalah:
tulis/flip chart/file presentasi.
Pokok bahasan A: Komunikasi Efektif Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus.
Pengertian komunikasi Fasilitator menggali pendapat peserta tentang apa yang mereka
Bentuk-bentuk komunikasi pahami tentang penggerakan masyarakat. Peserta lain
diminta untuk menyimak dan mendengarkan.
102 103
Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat
Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator merangkum dan Bahan diskusi:
menegaskan tentang penggerakan masyarakat. Mengapa kader perlu menggerakkan masyarakat?
Bagaimana cara menggerakkan masyarakat?
Langkah 2 (45 menit) Fasilitator memberikan masukan dengan mengacu pada
Fasilitator meminta beberapa peserta untuk menyampaikan Lembar Informasi Kunci (LIK).
tentang apa yang mereka pahami mengenai komunikasi
yang efektif. Peserta lain diminta untuk menyimak dan Penjelasan dan Diskusi : Langkah-langkah Kunjungan
mendengarkan. rumah (120 menit)
Fasilitator memaparkan teknik melakukan komunikasi yang Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan:
efektif. Bahan diskusi
Fasilitator memaparkan teknik memotivasi masyarakat untuk Siapa sasaran yang perlu dikunjungi? Bagaimana cara
berperan serta dalam kegiatan Posyandu. menentukannya?
Fasilitator memaparkan tentang kunjungan rumah. Menurut pengalaman kader, hambatan apa yang dialami
Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya hal- dalam melaksanakan kunjungan rumah?
hal yang belum jelas mengenai materi komunikasi efektif, cara Fasilitator memberikan masukan dengan mengacu pada
memotivasi, dan cara melakukan kunjungan rumah. Lembar Informasi Kunci (LIK), mengenai pengertian, tujuan,
dan sasaran kunjungan rumah.
Langkah 3 (30 menit) Fasilitator membagikan lembar penugasan/bergambar kepada
Fasilitator membagikan sebuah kartu atau potongan kertas semua peserta.
kepada semua peserta. Fasilitator meminta seorang peserta membacakan lembar
Peserta meminta masing-masing peserta untuk menuliskan hal penugasan/bergambar tentang langkah-langkah kunjungan
sebagai berikut. rumah.
“SATU (1) alasan yang PALING SERING dilontarkan ibu-ibu Fasilitator memberikan penjelasan untuk setiap langkah dalam
apabila tidak mau atau tidak bisa datang ke Posyandu”. melaksanakan kunjungan rumah dengan mengacu pada
Fasilitator meminta peserta untuk saling bertukar kertas yang LIK.
telah diulis dengan peserta yang duduk di dekat/sebelah kiri Fasilitator membagikan lembar penugasan/bergambar kepada
atau di kanannya. semua peserta.
Kemudian meminta beberapa peserta untuk membacakan Fasilitator meminta seorang peserta membacakan lembar
kertas yang dipegangnya. penugasan/bergambar tentang cara menggunakan kartu
Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan: konseling dalam melaksanakan kunjungan rumah.
104 105
Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat
Fasilitator memberikan penjelasan untuk setiap langkah KASUS 2
tersebut. a. Satu (1) orang menjadi Ibu Susi yang kesal pada kader
Fasilitator membagi kelas menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 karena selalu menganjurkan untuk datang ke Posyandu,
memainkan peran Kasus 1, sedangkan kelompok 2 padahal Andi anaknya sudah berumur 3 tahun dianggap
memainkan peran Kasus 2. tidak perlu lagi menimbang berat badannya.
Fasilitator meminta masing-masing kelompok memilih dua b. Satu (1) orang menjadi ibu Lastri, mertua Ibu Susi yang
orang peserta untuk melaksanakan peragaan kunjungan selalu menyindir-nyindir kader sebagai orang yang suka
rumah untuk memainkan peran sebagai kader dengan mencampuri urusan orang lain.
menggunakan media kartu konseling, langkah-langkah c. Satu (1) orang menjadi ibu Tati, tetangga ibu Susi yang
peragaan, mengacu pada lembar penugasan/bergambar. mempengaruhi Ibu Susi untuk tidak perlu datang ke
Fasilitator meminta tiga peserta lainnya dalam kelompok Posyandu karena Andi sudah bukan bayi lagi.
menjadi ibu-ibu (masyarakat) yang akan dikunjungi oleh
kedua kader dengan peran-peran sebagai berikut. Catatan:
Ibu Susi adalah petani dan memiliki 4 orang anak, yaitu 3
KASUS 1 orang masih di Sekolah Dasar, dan Andi paling kecil
Satu (1) orang menjadi Bapak Slamet yang kesal pada berumur 3 tahun, badan Andi terlihat kurus dan perut buncit
kader karena istrinya selalu dianjurkan ikut KB padahal dengan rambut kuning.
bapak ini tidak setuju.
Satu (1) orang menjadi Ibu Slamet yang sedang hamil 5 bulan, Fasilitator meminta kelompok 1 memerankan kasus 1.
nampak pucat dan lelah, tetapi takut pada suaminya. Fasilitator meminta kedua kader (peraga) menceritakan kesan dan
Satu (1) orang menjadi Ibu Kardi, mertua Ibu Slamet yang kesulitannya melaksanakan peragaan kunjungan rumah.
selalu menyindir-nyindir kader sebagai orang yang suka Fasilitator meminta kelompok 2 memerankan kasus 2.
mencampuri urusan orang lain. Fasilitator meminta kedua kader (peraga) menceritakan kesan dan
kesulitannya melaksanakan peragaan kunjungan rumah.
Catatan: Fasilitator meminta tanggapan peserta mengenai peragaan
Bapak dan Ibu Slamet adalah petani dan memiliki 5 orang kasus 1 dan kasus 2.
anak, yaitu 2 orang balita (1 tahun dan 3 tahun), 2 orang Fasilitator meminta peserta untuk membahas hal-hal sebagai
masih di Sekolah Dasar, dan yang paling besar 15 tahun berikut.
sudah tidak sekolah. Apakah kader memiliki pengalaman diperlakukan oleh
masyarakat seperti yang diperagakan kader tadi?
Ceritakan.
106 107
Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat
Bagaimana sikap kader apabila diperlakukan demikian? B. Tahap Pelaksanaan Kunjungan
Bagaimana cara melaksanakan kunjungan rumah yang Mengucapkan salam dan beramah-tamah.
tidak menimbulkan hal-hal seperti itu? Menyampaikan tujuan kedatangan.
Apakah memberikan masukan dengan mengacu pada Berbincang-bincang tentang keadaan ibu hamil/ibu menyusui/
Lembar Informasi Kunci (LIK). bayi/balita.
Fasilitator memberikan masukan dengan mengacu pada Memberi saran-saran praktis apabila ditemukan masalah.
Lembar Informasi Kunci (LIK). Apabila diperlukan, memberikan tablet tambah darah (tablet
besi), vitamin A dan sebagainya.
Penutup (10 menit) Mengajak sasaran untuk menghadiri kegiatan Posyandu.
Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada Berpamitan.
peserta untuk mengevaluasi apakah proses pembelajaran
bisa dipahami oleh peserta. Tahap Sesudah Kunjungan
Pertanyaan kunci Mencatat hasilnya di buku kader. Berikut ini adalah CONTOH
Apa tujuan kunjungan rumah? langkah-langkah kunjungan rumah oleh kader dengan
Siapa sasaran kunjungan rumah? menggunakan media kartu sebagai bahan ‘obrolan’ bersama
Bagaimana langkah-langkah melaksanakan kunjungan sasaran.
rumah? Kader mengucapkan salam dan beramah tamah terlebih dahulu
Apabila masih ada hal-hal yang perlu dijelaskan, fasilitator sebelum sampai pada pokok tujuan.
memberikan masukan dengan mengacu pada lembar Kader menyampaikan bahwa kedatangannya adalah untuk melihat
informasi kunci (LIK). keadaan ibu hamil, ibu menyusui atau bayi dan balita di
Fasilitator merangkum dan menutup hasil diskusi. keluarga ini dalam rangka tugas sebagai kader Posyandu.
Kader menanyakan pada keluarga/ibu tersebut tentang keadaan
LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR ibu hamil/ibu menyusui/bayi/ balita dan alasan mengapa
Langkah-langkah Kunjungan Rumah mereka tidak datang ke Posyandu.
Memilih sasaran yang akan dikunjungi. mengetahui informasi mengenai kesehatan ibu hamil/ibu
108 109
Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat
Kader kemudian mengajak keluarga/ibu untuk melihat gambar- Yang dimaksud dengan verbal adalah lisan, dengan
gambar tersebut. demikian komunikasi verbal adalah penyampaian
Kader meminta keluarga/ibu tersebut menjelaskan pengalaman tujuannya secara lisan. Proses penyampaian informasi
keluarga mengenai hal yang terdapat pada gambar–gambar secara lisan ini yang biasa kita kenal dengan berbicara.
tersebut. Komunikasi non-verbal
Keterangan di belakang gambar kemudian dibacakan. Kader Penyampaian pesan selain melalui lisan atau tulisan
juga menambahkan informasi lainnya apabila perlu. dapat juga dilakukan dengan melalui cara berpakaian,
Sebelum berpamitan pulang, kader menanyakan apakah mereka waktu, tempat, isyarat (gestures), gerak-gerik
berminat hadir pada kegiatan Posyandu atau kegiatan belajar (movement), sesuatu barang, atau sesuatu yang dapat
kelompok bersama kader. Kader memberitahukan kapan dan menunjukkan suasana hati perasaan pada saat tertentu.
dimana kegiatan tersebut akan dilaksanakan. Contoh komunikasi non-verbal.
Cara berpakaian
VI. URAIAN MATERI Orang yang sedang berkabung karena kematian
seseorang, biasanya akan berpakaian hitam-hitam atau
A. Pokok Bahasan: Komunikasi Efektif
memasang tanda dengan kain hitam di lengan bajunya.
Komunikasi dapat pula diartikan sebagai proses pertukaran
Dengan demikian kita menjadi tahu bahwa orang
pendapat, pemikiran atau informasi melalui ucapan, tulisan
tersebut dalam suasana berkabung. Atau seseorang
maupun tanda-tanda yang dapat mencakup segala bentuk
yang biasanya berpakaian biasa-biasa saja tiba-tiba
interaksi dengan orang lain yang berupa percakapan biasa.
berpakaian lengkap dengan jas atau dasi, ini tentu juga
Komunikasi yang efektif diperlukan agar kader sehingga dapat
suatu informasi bahwa yang bersangkutan mungkin
menggerakkan masyarakat dan melakukan kunjungan rumah.
sedang dalam suasana yang lain misalnya akan dilantik
Pengertian komunikasi
menjadi pejabat, akan menghadiri pesta atau pertemuan
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan,
yang penting dan sebagainya.
pendapat, perasaan, atau berita kepada orang lain.
Waktu
Komunikasi dapat pula diartikan sebagai proses pertukaran
Bunyi beduk atau lantunan suara adzan di mesjid
pertukaran pendapat, pemikiran atau informasi melalui
atau mushola, memberikan informasi bahwa waktu
ucapan, tulisan maupun tanda-tanda.
shalat telah tiba. Contoh lain adalah bunyi bel di
Bentuk-bentuk komunikasi a.
sekolah yang menunjukkan bahwa waktu masuk
Komunikasi verbal
kelas, istirahat atau pulang telah tiba.
Komunikasi yang ada sangat beragam sekali,
mempunyai aneka bentuk tergantung dari sisi apa kita
melihat komunikasi tersebut.
110 111
Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat
3) Tempat dalam arti kata menyenangkan, aktual, nyata oleh penerima
Pemimpin suatu pertemuan atau rapat biasanya duduk (komunikan). Kemudian penerima menyampaikan kembali
di depan atau di kepala meja, tidak pernah di belakang. bahwa pesan telah diterima dengan baik dan benar. Dalam
Ini menginformasikan bahwa yang bersangkutan adalah hal ini terjadi komunikasi dua arah atau komunikasi timbal
pemimpin rapat atau pemimpin pertemuan yang balik. Agar terjadi komunikasi yang efektif maka perlu
biasanya orang penting atau memiliki jabatan tertentu. diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
Ruang Kerja Kepala Puskesmas tentunya akan Mengetahui siapa mitra bicara
berbeda dengan ruang kerja juru imunisasi demikian Dalam berkomunikasi kita harus menyadari benar dengan siapa
juga ruang kerja dan peralatannya. Demikian juga di kita berbicara, apakah dengan Pak Camat, Pak Lurah, Bidan
instansi lain misalnya di kecamatan dan di kelurahan Desa, tokoh masyarakat, atau dengan kader. Mengapa kita
atau di instansi lainnya. harus mengetahui dengan siapa kita bicara? Karena dengan
4) Isyarat mengetahui audience, kita harus cerdas dalam memilih kata-
Audience di suatu seminar secara spontan bertepuk kata yang digunakan dalam menyampaikan informasi buah
tangan dengan riuh setelah mendengarkan paparan pikiran kita. Kita harus memakai bahasa yang sesuai dan
seorang presenter yang mempresentasikan materinya mudah dipahami oleh audience kita.
dengan baik dan menarik. Tepuk tangan tersebut Selain itu pengetahuan mitra bicara kita juga harus
merupakan isyarat bahwa audience puas terhadap diperhatikan informasi yang ingin kita sampaikan mungkin
paparan presenter tersebut. Sebaliknya para peserta bukan merupakan hal yang baru bagi mitra kita, tetapi kalau
latih mulai menguap, atau keluar masuk kelas, atau ada penyampaiannya menggunakan istilah-istilah yang tidak
yang berbisik-bisik satu dengan lainnya ketika fasilitator dipahami oleh mitra kita, informasi atau gagasan yang kita
memberikan materi/kuliah, ini juga suatu isyarat bahwa sampaikan bisa saja tidak dipahami oleh mitra. Dengan
materi, atau cara membawakan materi tersebut kurang memperhatikan mitra bicara kita akan dapat menyesuaikan
berkenan di hati peserta latihan. Contoh lain misalnya diri dalam berkomunikasi dengannya.
mengacungkan dua jari tanda victory (kemenangan), Mengetahui apa tujuan komunikasi
menggeleng tanda tidak tahu, raut wajah yang asam Cara kita menyampaikan informasi sangat tergantung
tanda tidak senang, murung tanda bersedih, tangan kepada tujuan kita berkomunikasi, misalnya:
mengepal tanda marah, tatapan mata bisa bermacam Dalam berkomunikasi maka kita perlu mempertimbangkan
arti dan sebagainya. keadaan atau lingkungan saat kita berkomunikasi.
Membangun komunikasi yang efektif Bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai
Komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila pesan yang dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu
dikirim oleh komunikator (sender) dapat diterima dengan baik terjadi. Bisa saja kita menggunakan
112 113
Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat
bahasa dan informasi yang jelas dan tepat tetapi semua bahasa dari mitra bicara. Oleh karena ada kata-kata
karena konteksnya tidak tepat, reaksi yang kita yang menurut etnis tertentu merupakan hal yang lumrah tapi
peroleh tidak sesuai dengan yang diharapkan. menurut etnis lain merupakan hal yang tabu untuk dikatakan
Mempertimbangkan penggunaan kata hemat: atau mempunyai arti yang berbeda. Misalnya ucapan
Kita harus hemat dalam mengelola anggaran ‘nangka tok’ menurut bahasa Sunda berarti ‘nangka saja’,
Poskesdes. tetapi untuk orang Jawa ini tentu lain artinya. Begitu juga
Menurut hemat saya, bidan desa sebaiknya tinggal ‘gedang’ menurut orang Sunda artinya ‘pepaya’, tetapi
di desa dimana Poskesdes berada. menurut orang Jawa artinya ‘pisang’.
Penggunaan kata hemat pada kedua kalimat tersebut Komunikasi verbal yang efektif
konteksnya pasti berbeda satu sama lain. Komunikasi akan efektif bila pesan yang disampaikan pemberi
Mengetahui kultur pesan diterima oleh penerima pesan sesuai dengan maksud
Dalam berkomunikasi harus diingat peribahasa “Dimana penyampai pesan dan menimbulkan saling pengertian. Dalam
bumi dipijak, di situ langit dijunjung” artinya bahwa dalam komunikasi verbal atau berbicara yang didengar adalah suara
berkomunikasi kita harus memperhatikan dan yang diucapkan melalui kata-kata yang keluar dari mulut.
menyesuaikan diri dengan budaya atau habit atau Suara-suara itu harus mempunyai makna sehingga maksud
kebiasaan orang atau masyarakat setempat. Misalnya dari berbicara itu dapat dimengerti.
berbicara sambil menunjuk sesuatu dengan telunjuk kepada Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila:
orang yang lebih tua atau lebih tinggi kedudukannya di Pesan diterima dan dimengerti sebagaimana yang
daerah Jawa Barat atau Jawa Tengah bisa dianggap kurang dimaksud oleh si pengirim.
sopan atau kurang ajar walaupun mungkin di daerah lain itu Pesan disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan
biasa-biasa saja. Atau kalau di daerah Sumatera Utara perbuatan yang dikehendaki oleh pengirim.
orang bisa berbicara dengan intonasi dan suara yang keras Tidak ada hambatan untuk melakukan apa yang
maka apakah orang non-Sumatera Utara harus seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan
mengimbangi pula dengan nada yang keras? Dalam hal ini, yang dikirim.
misalnya orang Sunda kalau berbicara dengan orang Batak Ciri-ciri komunikasi verbal yang efektif
tidak perlu bertutur seperti orang Batak, begitu pula Langsung (to the point, tidak ragu menyampaikan pesan).
sebaliknya. Dengan demikian maka tidak terjadi salah tafsir Asertif (tidak takut mengatakan apa yang diinginkan dan
yang mengakibatkan kegagalan komunikasi. mengapa).
Mengetahui bahasa Ramah dan bersahabat (congenial).
Dalam berkomunikasi seyogyanya kita memahami bahasa Jelas (hal yang disampaikan mudah dimengerti).
lawan bicara kita, hal ini tidak berarti kita harus memahami
114 115
Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat
Terbuka (tidak ada pesan dan makna yang tersembunyi). maupun formal, beberapa teknik dapat dimanfaatkan dalam
Secara lisan (menggunakan kata-kata untuk meningkatkan efektivitas berbicara sebagai berikut.
menyampaikan gagasan dengan jelas). Percaya diri.
Dua arah (seimbang antara berbicara dan Ucapkan kata-kata dengan jelas dan perlahan-lahan.
mendengarkan). Bicara dengan wajar, seperti biasanya, jangan terkesan
Responsif (memperhatikan keperluan dan pandangan sebagai penyair atau sedang deklamasi.
orang lain). Atur irama dan tekanan suara dan jangan monoton.
Nyambung (menginterpretasi pesan dan kebutuhan Gunakan tekanan dan irama tertentu, untuk
orang lain dengan tepat). menampilkan poin-poin tertentu, tetapi hindarkan
Jujur (mengungkapkan gagasan, perasaan, dan kesan sebagai pemain drama.
kebutuhan yang sesungguhnya). Tarik napas dalam-dalam 2 atau 3 kali untuk mengurangi
Ciri-ciri komunikasi verbal yang tidak efektif ketegangan. Mengatur napas secara normal dan jangan
Tidak langsung (bertele-tele) tidak mengatakan. terkesan seperti orang yang dikejar-kejar. Bila perlu
Pasif (malu-malu, tertutup). menghentikan pembicaraan sejenak, selain untuk
Antagonistis (marah-marah, agresif, atau bernada mengambil napas juga berfungsi menarik perhatian.
kebencian). Hindari sindrom: ehm, Ah, Au, barangkali, mungkin, anu,
Kriptis (pesan atau maksud yang sesungguhnya tidak apa, dan lain-lain. Jika terpojok dan kehabisan bicara
pernah diungkapkan secara terbuka). atau lupa cukup berhenti sejenak, cara ini
Satu arah (lebih banyak berbicara daripada menunjukkan bahwa seakan-akan kita sedang
mendengarkan). berpikir dan akan berdampak positif dibanding
Tidak responsif (sedikit/tidak ada minat terhadap mengatakan mengatakan ’apa’, ’ya, eh ...’, ’apa ya,
pandangan atau kebutuhan orang lain). saya pikir...’, ’barangkali’, dan seterusnya.
Tidak nyambung (respon dan kebutuhan orang lain Membaca paragraf yang dianggap penting dari teks
disalahartikan dan disalah interpretasikan). tulisan. Jangan merasa malu melakukan hal ini,
Tidak terus terang (perasaan, gagasan dan keputusan karena pendengar akan berpikir bahwa kita hanya
diungkapkan secara tidak jujur). menekankan poin pembicaraan tertentu agar lebih
Keterampilan berbicara lengkap.
Pada dasarnya keterampilan berbicara dapat dipelajari Siapkan air minum. Ini sangat membantu pembicara
dan ditingkatkan dengan berlatih. Agar mampu berbicara berhenti sejenak juga untuk membasahi
secara efektif maka dalam tiap komunikasi baik informal kerongkongan.
116 117
Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat
Komunikasi non-verbal yang efektif waktu tertentu (pesta, rapat, kunjungan kerja, dan lain-lain).
Komunikasi non-verbal adalah proses pertukaran pesan/makna Misalnya seorang Kepala Puskesmas bila menghadiri rapat
melalui berbagai cara selain kata-kata. Yaitu melalui bahasa dinas dengan Pak Camat, akan lebih dihargai bila
tubuh, ekspresi muka, tatapan, sentuhan tampilan vokal suara berpakaian dinas (PDH) dibandingkan jika berpakaian
(volume, intonasi, irama, dan sebagainya), baju yang dipakai, biasa-biasa saja. Atau seorang dokter akan lebih dikenal jika
penggunaan ruangan, dan lain-lain. Wajah mengekspresikan sedang mengadakan kunjungan ke desa menggunakan
bagaimana perasaan kita, tubuh mengekspresikan intensitas pakaian dokter (jas putih) dan memakai stetoskop dibanding
emosi. Misal kalau sedih wajah terlihat murung atau dengan kalau hanya memakai pakaian dinas biasa. Demikian juga
tangan mengepal kalau sedang marah. seorang bidan akan lebih cepat dikenali oleh masyarakat
Dalam komunikasi pertukaran makna verbal dan non-verbal jika memakai seragam bidan. Namun, penggunaan pakaian
saling melengkapi, saling mempengaruhi, dan tidak juga harus tepat pada saat yang tepat, misalnya pada waktu
terpisahkan satu sama lain. Komunikasi interpersonal selalu pesta di luar jam kantor maka tentu kurang tepat kalau kita
menyangkut pesan verbal dan non-verbal. Suatu kata yang datang dengan menggunakan pakaian dinas kantor.
sama diekspresikan dengan berbeda emosi yang berbeda Waktu
akan bermakna berbeda. Kualitas komunikasi verbal seringkali Di dalam berkomunikasi, manfaatkan waktu secara tepat,
ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain : intonasi suara, artinya manfaatkanlah waktu dengan sebaik-baiknya karena
ekspresi raut wajah, gerakan tubuh (body language). waktu adalah sesuatu yang sangat berarti. Misalnya, kalau
Sebuah hasil riset (Mechribian & Ferris) menunjukkan bidan ingin melakukan kunjungan rumah maka pilihlah
bahwa dalam komunikasi verbal, khususnya pada saat waktu yang longgar bagi keluarga yang akan dikunjungi
presentasi keberhasilan penyampaian informasi adalah tersebut, misal jangan mengunjungi pada saat pagi hari
sebagai berikut. ketika ibu sibuk mempersiapkan sarapan.
Sebanyak 55% ditentukan oleh bahasa tubuh (body Tempat
language). Tempat sangat menentukan efektivitas komunikasi,
Sebanyak 38% ditentukan oleh isyarat dan kontak mata. misalnya kantor adalah tempat kerja, restoran adalah
Dan sebanyak 7% ditentukan oleh kata-kata. tempat makan, lapangan tenis adalah tempat olahraga.
Namun demikian, seringkali urusan kantor bisa diselesaikan di
Beberapa contoh yang dapat dikembangkan, agar
lapangan tenis atau bahkan di hotel atau restoran. Dalam dunia
komunikasi non-verbal dapat lebih efektif:
bisnis dikenal istilah entertain yaitu untuk melobi rekan bisnis,
seseorang, baik dalam pekerjaan sehari-hari maupun dalam pertemuan dilakukan secara formal di kantor.
118 119
Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat
Demikian pula misalnya Tim Fasilitator Puskesmas apabila Motivasi timbul dari kebutuhan yang membuat seseorang ingin
bertemu dengan Pak Camat atau Pak Lurah di lapangan terpenuhi kebutuhan tersebut dan tergerak untuk berbuat. Kader
tenis sambil bermain tenis, di sela-sela waktu istirahat dapat perlu memotivasi ibu yang mempunyai bayi/balita dan ibu hamil
berkomunikasi secara informal mengenai hal-hal yang untuk datang ke Posyandu, dengan cara memunculkan kebutuhan
berhubungan dengan kedinasan. Selanjutnya hasil ibu akan perlunya datang ke Posyandu.
pembicaraan tersebut ditindak lanjuti di kantor. Cara memotivasi ibu agar datang ke Posyandu dapat
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.
Selain hal-hal tersebut di atas, perlu juga dipahami fungsi-fungsi Mengenal budaya masyarakat setempat, apakah masyarakat
yang menunjukkan ke-nonverbal-an komunikasi, antara lain: setempat telah rajin datang ke Posyandu atau belum, kalau
Pengulangan (repetition) yaitu pengulangan pesan dari sudah bagaimana cara melakukannya, selanjutnya juga perlu
individu dilakukan dengan verbal. memahami di dalam masyarakat tersebut ada tidak tokoh-tokoh
Penyangkalan (contradiction) yaitu penyangkalan pesan formal maupun non-formal yang apabila kita masuk ke dalam
yang dilakukan terhadap seseorang. Misalnya masyarakat tersebut menjadikan mereka tersinggung, kalau
mengangkat bahu menyatakan ”tidak tahu”, ada hal yang demikian maka motivator harus mendekati tokoh-
menggeleng kepala sama dengan ”tidak”, dan tokoh tersebut.
sebagainya. Namun, penggunaannya juga harus Mengenal kebutuhan masyarakat yang akan dimotivasi
memperhatikan budaya atau kebiasaan, misal, untuk (motivandus), walaupun kebutuhan tersebut kadangkala belum
orang India menggelengkan kepala bukan berarti tidak. dirasakan oleh motivandus, misalnya kebutuhan mengetahui
Pengganti pesan (substitution) misal mendelik berarti berat badan bayi sungguh pun itu kebutuhan yang vital tetapi
marah. belum tentu dirasakan oleh mereka. Apabila hal itu terjadi maka
Melengkapi pesan verbal misal mengatakan ”bagus” kader sebagai motivator perlu menyampaikan terlebih dahulu
sambil mengacungkan ibu jari, dan sebagainya. bahwa pemantauan berat badan bayi itu sangat penting untuk
Penekanan (accenting) menggarisbawahi pesan verbal melihat perkembangan bayinya, dan apa bahayanya apabila
misalnya berbicara dengan sangat pelan atau motivandus tidak melakukannya.
menekan kaki. Perlu membuat hubungan yang baik, perlu ada kepercayaan
dari ibu bayi/balita dan ibu hamil/nifas terhadap kader
Pokok Bahasan : Motivasi Masyarakat untuk Ikut sebelum melakukan motivasi. Kepercayaan ibu bisa
dalam Kegiatan Posyandu ditumbuhkan lewat komunikasi dan interaksi yang baik
Motivasi masyarakat pada kehidupan sehari-hari.
Motivasi berasal dari kata motif yakni suatu kebutuhan atau Dalam memotivasi, motivator hendaknya menggunakan
keinginan yang menggerakkan seseorang untuk berbuat. bahasa yang sesuai dengan tingkat pendidikan/tingkat
120 121
Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat
pengetahuan motivandus. Bila perlu gunakan alat adalah orang yang dipercaya oleh masyarakat karena
peraga, gambar-gambar dan data yang menunjukkan kedudukannya, kewibawaannya, atau pengalamannya.
bahayanya bila Desa Siaga tidak dilakukan, misalnya
orang sakit yang terlambat memperoleh pertolongan Menggerakkan masyarakat
medis, walaupun jenis sakitnya sederhana tetapi dapat Mengapa perlu menggerakkan masyarakat?
menimbulkan kematian, atau penyakit-penyakit yang Kader perlu terus-menerus menggerakkan dan memotivasi
timbul karena tidak melakukan PHBS. ibu-ibu atau masyarakat agar mau memanfaatkan
e. Motivator jangan menggurui, karena pada hakikatnya pelayanan di Posyandu. Selain itu, kader juga diharapkan
memotivasi itu bukan mendidik atau mengajar, tetapi dapat menggerakkan tokoh masyarakat untuk
menumbuhkan niat atau kesadaran untuk mengerjakan menggerakkan masyarakat agar datang ke Posyandu.
sesuatu sesuai dengan tujuan motivasi. Menggerakkan masyarakat merupakan tantangan bagi
Memotivasi masyarakat tidak cukup sekali. Oleh sebab itu, kader disebabkan:
perlu perencanaan, kemudian intervensi/tindakan Masyarakat hanya mau melakukan sesuatu yang sudah
motivasi, evaluasi, dan apabila pendekatan dan pasti atau langsung dirasakan manfaat atau
teknisnya kurang baik, maka perencanaannya diperbaiki keuntungannya, sedangkan Posyandu memiliki kegiatan
kembali dan seterusnya. yang manfaat atau keuntungannya seringkali tidak
Pada tahap persiapan, motivator harus menguasai bahan secara langsung. Misalnya imunisasi dan penggunaan
dan program serta metode pendekatan dan cara garam beryodium, merupakan tindakan pencegahan
berkomunikasi yang baik. yang manfaat atau hasilnya tidak bisa langsung terlihat.
Pada tahap pelaksanaan, motivator hendaknya melakukan Masyarakat merasa sudah terbiasa dengan hal-hal yang
apa yang telah direncanakan secara kontekstual dengan secara turun-temurun telah dilakukannya, sedangkan
menyesuaikan situasi dan kondisi fisik dan mental Posyandu memperkenalkan banyak hal baru yang
motivandus pada saat itu. seringkali berbeda dengan kebiasaan masyarakat.
Pada tahap evaluasi, motivator melihat apa yang Misalnya cara memberikan makanan pertama pada
direncanakan dengan apa yang telah dilaksanakan. bayi.
Penggunaan media dalam motivasi. Media yang baik adalah Masyarakat lebih percaya pada contoh yang nyata
media yang mendidik, sesuai dengan keinginan motivandus, daripada anjuran-anjuran saja, Posyandu
murah dan mudah. Misalnya dengan diputarkan film, memperkenalkan cara hidup sehat yang seringkali
dengan membuat drama, poster, dan sebagainya. sulit menjelaskannya dengan contoh. Misalnya: apa
Pada situasi dan kondisi tertentu, perlu menggunakan “key hubungan lingkungan kotor dengan berbagai
person” untuk memberikan motivasi. Key person ini penyakit yang terjadi.
122 123
Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat
Masyarakat hanya bersedia melakukan sesuatu apabila Mengembangkan kegiatan-kegiatan Posyandu secara
hal itu merupakan masalah yang sedang dialaminya menarik dan berdasarkan kebutuhan masyarakat
dan tidak bisa dipecahkan sendiri, sedangkan sehingga mereka bisa merasakan manfaatnya.
Posyandu bukan lembaga pelayanan kesehatan yang
memiliki keahlian medis seperti Puskesmas sehingga Kesehatan ibu
kemampuan kader terbatas. Misalnya: kader tidak Kader mempunyai peran penting dalam perannya
dilatih untuk menolong orang sakit yang minta meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu, yaitu:
pertolongan. Mengajak para ibu hamil dan ibu nifas agar rutin datang ke
Posyandu untuk memeriksakan kesehatannya selama
Bagaimana cara menggerakkan masyarakat? Menggerakkan
masa kehamilan dan sesudah kelahiran serta untuk
atau memotivasi ibu-ibu (masyarakat) agar datang ke
memperoleh suntikan Tetanus Toksoid, kapsul vitamin A,
Posyandu merupakan seni dalam bekerja untuk
dan tablet tambah darah.
masyarakat. Hal ini perlu dilakukan dengan gembira dan
Melakukan kunjungan rumah untuk memantau apakah
kesukarelaan.
semua ibu hamil dan ibu nifas sudah rutin datang ke
Posyandu.
Untuk menghadapi berbagai alasan ibu-ibu (masyarakat)
Bila ada ibu hamil dan ibu nifas yang belum datang ke
Memberikan contoh langsung melalui penerapan hidup
Posyandu, menganjurkan atau mendampingi ibu ke
sehat pada keluarga kader sendiri agar mereka tergerak
Posyandu untuk memperoleh pelayanan kesehatan ibu.
untuk meniru.
Memberikan penjelasan kepada masyarakat khususnya ibu hamil
Melakukan pendekatan individu melalui kunjungan rumah.
dan ibu nifas tentang tujuan dan manfaat pentingnya rutin
Kader sebaiknya tidak bersikap menggurui kepada sasaran
datang ke Posyandu untuk memeriksakan kesehatannya
dalam melakukan kunjungan. Berbincang-bincang sambil
selama masa kehamilan dan sesudah melahirkan.
memberi informasi tentang manfaat kegiatan Posyandu
Menjawab rumor yang beredar di masyarakat.
merupakan cara yang lebih baik daripada menggurui. Untuk
membina hubungan yang baik dengan ibu-ibu, kader perlu
Kesehatan anak
bersikap ramah dan menghindari kebiasaan mengecam
Kader mempunyai peran penting dalam perannya
atau memarahi masyarakat.
meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan anak, yaitu:
Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat yang bisa
Mengajak para ibu untuk rutin datang ke Posyandu membawa
membantu menggerakkan atau memotivasi masyarakat.
bayi dan balitanya untuk memeriksakan kesehatan anaknya
Misalnya kepala desa, tokoh agama (ulama), pemimpin
serta untuk memperoleh suntikan imunisasi dasar lengkap,
adat, guru, dan sebagainya.
kapsul vitamin A, dan tablet tambah darah.
124 125
Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat
Melakukan kunjungan rumah untuk memantau apakah semua ibu Sasaran kunjungan rumah
sudah rutin membawa bayi atau balitanya ke Posyandu. Menentukan sasaran yang perlu dikunjungi, kader bisa
Bila ada balita yang belum datang ke Posyandu, menganjurkan mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
atau mendampingi ibu ke Posyandu agar bayi atau balitanya Sasaran yang pernah datang ke Posyandu, tetapi kemudian
mendapat pelayanan kesehatan anak. tidak datang lagi.
Memberikan penjelasan kepada masyarakat khususnya ibu, Sasaran yang tidak pernah datang ke Posyandu dan tidak
bayi dan balita tentang tujuan dan manfaat pentingnya menggunakan sarana kesehatan lainnya (misalnya tidak
rutin datang ke Posyandu untuk menjadikan tumbuh menggunakan pelayanan Puskesmas atau ke dokter
kembangnya optimal. swasta).
Jelaskan apa itu Posyandu dan manfaatnya bagi tumbuh kembang
anak. Jelaskan bahwa Posyandu itu gratis, bayi dan balita akan Sasaran yang perlu dikunjungi adalah sebagai berikut.
ditimbang berat badannya untuk mengetahui status tumbuh Ibu yang anak balitanya selama dua bulan berturut-turut
kembangnya melalui Kartu Menuju Sehat (KMS). tidak hadir lagi ke Posyandu.
Menimbang secara rutin setiap bulan ke Posyandu dan Ibu yang anak balitanya belum mendapat kapsul vitamin A.
memberi pengetahuan ibu tentang status kesehatan Ibu yang anak balitanya pada bulan lalu dikirim ke
anak karena anak sehat bertambah usia akan bertambah Puskesmas karena:
berat badannya. berat badannya di Bawah Garis Merah (BGM),
Menyediakan PMT penyuluhan dan PMT pemulihan (jika sakit, dan
diperlukan). balita kegemukan.
Hal yang penting, bagi bayi akan mendapatkan imunisasi Ibu hamil yang selama dua bulan berturut-turut tidak
dasar lengkap. menghadiri kegiatan di Posyandu.
Menjawab rumor yang beredar di masyarakat. Ibu yang kehamilannya baru saja diketahui (hamil baru).
Ibu yang mengalami kesulitan menyusui anaknya.
C. Pokok Bahasan: Kunjungan Rumah Ibu hamil dan ibu menyusui yang belum mendapat kapsul
Pengertian kunjungan rumah yodium.
Kunjungan rumah adalah salah satu kegiatan kader Posyandu Ibu/Bapak yang belum mau mengikuti KB.
yang bertujuan untuk melakukan pendekatan kepada
masyarakat tentang kegiatan di Posyandu dan manfaatnya. Langkah-langkah kunjungan rumah
Selain itu, kunjungan rumah juga dilakukan untuk Ada empat langkah yang perlu dilakukan dalam kunjungan
menggerakkan mereka agar mau datang ke Posyandu. rumah, yang bisa disingkat dengan SAJI, yaitu:
126 127
Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat
Tegaskan bahwa merupakan tugas Anda untuk
S Salam
membantu keluarga agar tetap sehat.
A Ajak Bicara
yang telah disampaikan dan apa yang harus mereka Saran untuk kader
lakukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi, Untuk mendapatkan informasi mengenai sasaran yang
misalnya: perlu dikunjungi, kader bisa mengacu pada catatan-
Jangan lupa memeriksakan kehamilan dan catatan kegiatan Posyandu.
merencanakan pertolongan persalinan pada Selain itu, sasaran bisa ditentukan berdasarkan hasil
tenaga kesehatan. temuan kader atau informasi ibu-ibu lainnya di desa.
Penderita penyakit TB paru harus berobat dan
Tahap pelaksanaan kunjungan
minum obat secara teratur.
Kader mengucapkan salam dan beramah tamah terlebih
Pada akhir percakapan dalam kunjungan yang Anda
dahulu sebelum sampai pada pokok tujuan, untuk
lakukan, jangan lupa tetap berusaha menarik perhatian
meminta kesediaan waktunya.
mereka, agar kunjungan Anda berikutnya bisa diterima.
Kader menyampaikan tujuan kedatangannya.
Dalam kesempatan ini, Anda bisa memberikan bahan/
media penyuluhan seperti leaflet untuk membantu
130 131
Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat
c. Kader kemudian berbincang-bincang dengan keluarga/ Pergunakan media bantu (kartu konseling atau yang lainnya)
ibu tersebut tentang keadaan ibu hamil/ ibu hanya untuk sasaran yang telah menerima kedatangan
menyusui/bayi/ balita. kader dengan baik. Jangan paksakan penggunaan media
Memberikan penjelasan tentang hal yang spesifik mengenai bantu apabila itu tidak tepat.
keadaan ibu hamil/ibu menyusui/bayi/ balita.
Apabila diperlukan, kader memberikan tablet besi, tablet REFERENSI
yodium, vitamin A untuk balita dan sebagainya.
Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan Kader Posyandu,
Sebelum berpamitan pulang, kader mengajak keluarga/ibu Jakarta.
tersebut untuk menghadiri kegiatan Posyandu yang akan Kerja sama Antara Kementerian Kesehatan RI dengan Kementerian Dalam
dilaksanakan. Negeri RI, Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan
Masyarakat di Bidang Masyarakat, Jakarta, 2011.
Tahap sesudah kunjungan
Membuat catatan kegiatan pada Buku Bantu Kader (BBK).
132 133
Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat
Modul
Materi Inti 4
LIMA LANGKAH KEGIATAN DI
POSYANDU DAN KEGIATAN
PENGEMBANGAN
POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat
Ayo Ke
Lima MODRII
dan
N
Langkah
Kegiata
MAT
E
n
Pengembanga
n
Pos
yan
du
MODUL MATERI INTI 4
135
Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan
DESKRIPSI SINGKAT Pokok Bahasan A: Lima Langkah Kegiatan Posyandu
Modul Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Langkah pertama: pendaftaran
Pengembangan di Posyandu ini disusun untuk membekali para Langkah kedua: penimbangan
kader Posyandu agar mampu melakukan melakukan Lima Langkah ketiga: pengisian KMS
Langkah kegiatan di Posyandu dengan baik dan benar serta Langkah keempat: penyuluhan
memahami kegiatan pengembangan di Posyandu. Langkah kelima: pelayanan
Lima langkah kegiatan di Posyandu pada saat hari buka meliputi kesehatan
kegiatan pendaftaran, penimbangan, pengisian Kartu Menuju Pokok Bahasan B: Pengembangan Kegiatan Posyandu
Sehat (KMS)/Buku KIA, penyuluhan, dan pelayanan kesehatan.
Untuk langkah satu sampai dengan empat dilaksanakan oleh para
kader, sedangkan langkah lima dilakukan oleh petugas sektor, IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
yaitu petugas kesehatan, PLKB, atau sektor lainnya. Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 4 jam
pelajaran (T=1 Jpl, P=3 Jpl, PL=0) @45 menit untuk memudahkan
TUJUAN PEMBELAJARAN proses pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) pembelajaran sebagai berikut.
Fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok dengan jalan kembali cara mengisi KMS/ Buku KIA yang benar.
berhitung 1—3, kemudian peserta dengan nomor 1 bergabung
dengan nomor 1 lainnya, peserta dengan nomor 2 bergabung Langkah 5 (15 menit) : Penyuluhan terkait kasus Kasus
dengan peserta nomor 2 lainnya, dan peserta dengan nomor 3 dalam KMS Balita
bergabung dengan peserta nomor 3 lainnya. Fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok sesuai dengan
Fasilitator meminta masing-masing kelompok mempersiapkan kelompok penimbangan.
alat timbang, balita yang akan ditimbang dua kali jumlah Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk melakukan
kelompok yang akan melakukan praktik. praktik pengisian KMS Balita, sesuai dengan kasus 1 dan
Masing-masing kelompok melakukan penimbangan balita kasus 2.
dengan diamati oleh kelompok lainnya. Fasilitator membagi lembar kasus kepada masing-masing
Masing-masing kelompok diminta menyajikan hasil pengamatan kelompok.
terhadap kelompok yang diamati. Anggota kelompok mengisi KMS dan merencanakan tindak
Fasilitator meminta peserta untuk menanggapi hasil lanjut sesuai kasus yang diberikan.
pengamatan tersebut. Masing-masing kelompok diminta menyajikan hasil diskusi
Berdasarkan hasil diskusi kelompok fasilitator mengklarifikasi kelompok.
kembali langkah penimbangan yang benar. Fasilitator meminta peserta untuk menanggapi hasil diskusi
tersebut.
Langkah 4 (30 menit): Pengisian KMS Balita Berdasarkan hasil diskusi kelompok fasilitator mengklarifikasi
Fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok sesuai dengan kembali cara mengisi KMS/buku KIA yang benar.
kelompok penimbangan.
LEMBAR KASUS PENGISIAN KMS BALITA
Fasilitator meminta masing-masing kelompok mempersiapkan KMS
KASUS 1:
Balita, formulir pencatatan, dan alat tulis kantor.
Anak pertama Bapak dan Ibu Amin, bernama Ani, lahir pada
Fasilitator membagi lembar kasus kepada masing-masing
tanggal 17 Agustus 2011 dengan berat badan 2,8 kg. Pada usia 1
kelompok.
bulan, berat badan Ani 3,0 kg. Sedangkan pada 3 bulan berikutnya
Anggota kelompok mengisi KMS sesuai kasus.
Ani tidak pernah ditimbang karena Ibu Amin bepergian. Sejak lahir
Masing-masing kelompok diminta menyajikan hasil diskusi
sampai umur 4 bulan, Ani hanya mendapatkan Air Susu Ibu (ASI)
kelompok.
saja. Setelah itu, atas saran kakek-neneknya, Ani juga diberikan
Fasilitator meminta peserta untuk menanggapi hasil diskusi
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
tersebut.
138 139
Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan
Pada umur 6 bulan Ani agak demam, berat badannya waktu itu V. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR
5,4 kg. Umur 7 bulan, Ani menderita mencret, kemudian dibawa
ke Puskesmas dan saat ditimbang berat badannya 5,4 kg. Hasil Pelaksanaan Lima Langkah
di hari H Posyandu
penimbangan bulan April 2012, berat badan Ani 5,7 kg. Tugas:
KASUS 2:
Pada bulan April 2012, Yanto,anak Bapak dan Ibu Hasan berumur
6 bulan. Pada saat lahir, berat badan Yanto 3,1 kg. Sampai usia
1 bulan, Yanto hanya mendapatkan ASI saja. Namun, saat Yanto
berusia 2 bulan, ibunya memberikan makanan berupa bubur dan Pendaftaran WUS, ibu hamil/ Penimbangan balita
pisang yang dilumatkan. Hal ini karena ketidaktahuan Ibu Hasan. balita
Saat berumur 4 bulan, tanggal 5 Februari 2012, untuk pertama c
kalinya Yanto dibawa ke Posyandu, dengan berat badan 4 kg. Saat
usia 5 bulan, Yanto pilek, berat badan 3,9 kg. Pada 4 April 2012,
berat badan Yanto 4,2 kg.
Tugas:
Isilah KMS Yanto secara lengkap.
Siapkan penjelasan dan tindak lanjut tentang keadaan
Pencatatan hasil penimbangan
pertumbuhan Yanto.
d e
Langkah 6 (20 menit)
1. Fasilitator merangkum sesi pembelajaran ini dengan meminta
peserta untuk menanyakan hal-hal yang masih kurang jelas,
memberikan jawaban atas pertanyaan peserta.
2. Meminta komentar, penilaian, saran, bahkan kritik dari
peserta pada kertas yang telah disediakan.
3. Fasilitator menutup sesi pembelajaran dengan memberikan
Penyuluhan/konseling Pelayanan kesehatan dan KB
apresiasi kepada peserta.
140 141
Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan
VI. URAIAN MATERI
A. Pokok Bahasan: Lima Langkah Kegiatan Posyandu
Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh
kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan
sektor terkait. Pada saat penyelenggaraan Posyandu, minimal
jumlah kader adalah lima orang. Jumlah ini sesuai dengan
jumlah langkah yang dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang
mengacu pada sistem lima langkah.
Sebelum pelaksananaan Posyandu, dilakukan kegiatan
persiapan, antara lain:
Kader memastikan sasaran, jumlah bayi baru lahir, bayi, balita,
ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, PUS, dan WUS.
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai hari buka
Posyandu, dapat melalui pertemuan warga setempat, sarana
ibadah dan lain-lain.
Mempersiapkan tempat, sarana dan prasarana Posyandu,
seperti: alat timbang (dacin, sarung timbang, pita LILA), alat
ukur panjang/tinggi badan, obat (kapsul vitamin A dan TTD),
oralit, buku pencatatan dan pelaporan, dan lain-lain.
Melakukan pembagian tugas antar kader.
Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan penggerak
PKK desa.
Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan dan pemulihan
diperlukan.
Lima langkah kegiatan Posyandu adalah kegiatan pelayanan mulai
dari pendaftaran hingga pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
pada hari buka Posyandu. Langkah pertama hingga keempat
dilaksanakan oleh para kader, sedangkan langkah kelima
dilaksanakan oleh kader bersama petugas kesehatan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
142 143
Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan
LANGKAH KEGIATAN PELAKSANA b. Kader di kegiatan 2 menimbang dan mencatat hasil
penimbangan bayi/balita tersebut pada secarik kertas
Pertama Pendaftaran Kader yang diselipkan dalam KMS.
Kedua Penimbangan Kader
Ketiga Pengisian KMS Kader Langkah-langkah penimbangan:
Keempat Penyuluhan Kader Mempersiapkan dacin
Kelima Pelayanan Kader atau kader bersama Gantung dacin pada tempat yang kokoh, seperti:
kesehatan petugas kesehatan pelana rumah atau kusen pintu, atau dahan
pohon, atau penyangga kaki tiga yang kuat.
Lima langkah kegiatan bukan berarti benar-benar harus ada
Letakkan bandul geser pada angka nol. Jika ujung
lima meja karena ini hanyalah merupakan sistem kegiatan, kedua paku timbang tidak dalam posisi lurus maka
artinya lima jenis kegiatan, dan bisa saja tidak semua kegiatan timbangan perlu ditera atau diganti dengan baru.
menggunakan meja yang sesungguhnya. Atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan
mata penimbang.
Rincian kegiatan lima langkah di Posyandu adalah sebagai
Pastikan bandul geser berada pada angka nol.
berikut.
Pasang sarung timbang/celana timbang/kotak
Langkah pertama: pendaftaran
timbang yang kosong pada dacin.
Kader mendaftar bayi/balita yang dibawa ibu-ibu: yaitu
Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan
nama bayi/balita tersebut ditulis pada secarik kertas yang
sarung timbang/celana timbang/kotak timbang
kemudian diselipkan pada KMS-nya. Apabila balita
dengan memberi kantong plastik berisikan pasir/
merupakan peserta baru, berarti KMS baru diberikan,
batu krikil di ujung batang dacin, sampai kedua
nama anak ditulis pada KMS dan secarik kertas yang
jarum di atas tegak lurus.
kemudian diselipkan pada KMS-nya.
Selain itu, kader juga mendaftar ibu hamil, yaitu nama ibu Penimbangan balita
hamil tersebut ditulis pada formulir atau Register Ibu Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan
hamil. Apabila ibu hamil tidak membawa balita, langsung pakaian seminimal mungkin dan geser bandul
dipersilahkan menuju ke langkah 4. sampai jarum tegak lurus.
Langkah kedua: penimbangan Baca berat badan balita dengan melihat angka di
Kader di kegiatan 1 meminta orang tua balita untuk ujung bandul geser.
membawa bayi/balitanya dan menyerahkan KMS kepada Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/
kader di langkah 2. buku bantu dalam kilogram dan ons.
144 145
Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan
Kembalikan bandul ke angka nol dan pastikan terisi dengan lengkap. Jika belum, bantulah ibu/keluarga
bandul aman. balita untuk mengisinya.
Keluarkan balita dari sarung/celana timbang/kotak Pilihlah KMS untuk laki-laki berwarna biru (halaman 49—50
timbang. buku KIA). Pilihlah KMS Untuk perempuan berwarna
merah muda (halaman 51—52 Buku KIA).
Langkah ketiga; pengisian KMS Isilah nama anak dan nama Posyandu pada bagian atas
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva halaman KMS.
pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri Isilah bulan lahir anak pada kolom “Bulan Penimbangan” di
berat badan menurut umur. Pada setiap hari buka bawah umur 0 (nol) bulan.
Posyandu, kader diharapkan dapat mengisi KMS dalam Contoh:
buku KIA seluruh anak yang datang dan ditimbang. Aida lahir pada tanggal 17 Februari 2008. Tulis “Februari
KMS ini menjadi penting karena merupakan salah satu alat ‘08” di bawah umur 0 bulan.
pemantau pertumbuhan anak. Selain mampu mengisi, kader Tulis semua kolom bulan berikutnya secara berurutan.
diharapkan juga mampu membaca atau menilai grafik yang Tulis berat badan anak pada kolom ”BB (kg)” di bawah
terbuat dari hasil penimbangan anak setiap bulan sehingga ia kolom “Bulan penimbangan”.
dapat memberikan penilaian apakah anak bertumbuh dengan Tentukan letak titik hasil penimbangan berat badan pada
baik atau kurang baik. Jika anak bertumbuh baik. Berikan KMS dengan cara menghubungkan garis mendatar berat
pujian kepada Ibu serta ingatkan untuk menimbang anaknya di badan dan garis tegak umur pada grafik KMS. Lalu buat
Posyandu pada bulan berikutnya. Bila pertumbuhan anak titik yang mudah terlihat.
kurang baik, perlu dirujuk kepada petugas kesehatan. Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu
Untuk itu, kader perlu memperhatikan cara mengisi dan dalam bentuk garis lurus.
membaca KMS yang benar agar pengambilan keputusan Catatan:
agar tidak salah. Jika anak bulan lalu tidak ditimbang maka garis
Cara mengisi KMS: pertumbuhan tidak dapat dihubungkan.
Pada balita yang baru pertama kali ditimbang, perhatikan Catat setiap kejadian kesakitan yang dialami anak pada
isian “Nama Ibu” dan “Nama Anak” pada sampul depan bulan saat anak ditimbang di atas titik hasil penimbangan
buku KIA. Jika masih kosong, isilah nama ibu dan nama yang telah ditentukan.
anak dengan jelas. Tambahkan nama panggilan/nama Isi kolom pemberian “ASI Eksklusif” dengan tanda centang
kecil jika ada. bila pada bulan tersebut bayi masih diberi ASI saja, tanpa
Perhatikan juga halaman iv buku KIA, apakah “Nomor makanan dan minuman lain. Bila diberi makanan
Registrasi”, “Nomor Urut” dan “Identitas Keluarga” sudah
146 147
Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan
lain selain ASI, bulan tersebut dan bulan berikutnya diisi jika Naik atau “T” jika Tidak Naik.Kader kemudian
dengan tanda strip (–). memberikan nasehat kepada keluarga balita, baik
Selanjutnya kader menyerahkan KMS kepada keluarga dengan mengacu pada data KMS maupun pada hasil
balita yang kemudian menuju langkah ke-4. pengamatan terhadap anaknya.
d. Apabila tidak ada petugas kesehatan di kegiatan 5 (pelayanan),
Langkah keempat; penyuluhan kader dapat melakukan rujukan ketenaga kesehatan, bidan, PL
Kader yang bertugas menerima KMS anak dari keluarga KB, atau Puskesmas apabila ditemukan masalah pada balita,
balita membacakan dan menjelaskan data KMS tersebut. ibu hamil, atau ibu menyusui.
Cara membaca KMS/menentukan status pertumbuhan e. Selain itu, kader juga dapat memberikan penyuluhan gizi
anak: atau pertolongan dasar, misalnya pemberian makanan
Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara tambahan (PMT), tablet tambah darah (tablet besi),
yaitu dengan menilai garis pertumbuhannya, atau vitamin A, oralit, dan lain-lain..
dengan menghitung kenaikan berat badan anak f. Tindak lanjut hasil penimbangan
dibandingkan dengan kenaikan Berat Badan Minimum Berdasarkan hasil penilaian pertumbuhan balita, tindak
(KBM). lanjut yang dapat dilakukan adalah:
Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan anak Berat Badan Naik (N):
adalah sebagai berikut. Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa
Naik (N): grafik berat badan memotong garis balita ke Posyandu dan beri dukungan untuk
pertumbuhan di atasnya dan kenaikan berat badan mempertahankan kondisi anak sehat.
lebih besar dari KBM. Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti
Naik (N): grafik berat badan mengikuti garis grafik pertumbuhan anaknya yang tertera pada
pertumbuhannya dan kenaikan berat badan lebih KMS secara sederhana.
besar dari KBM. Anjurkan kepada ibu untuk mempertahankan kondisi
Tidak Naik (T): grafik berat badan memotong garis anak dan berikan nasihat tentang pemberian
pertubuhan di bawahnya dan kenaikan berat badan makan anak sesuai golongan umurnya.
lebih kecil dari KBM. Anjurkan untuk datang pada penimbangan
Tidak Naik (T): grafik berat badan mendatar dan berikutnya.
kenaikan berat badan lebih kecil dari KBM. Berat Badan Tidak Naik 1 kali (T1):
Tidak Naik (T): grafik berat badan menurun dan kenaikan Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa
grafik berat badan lebih kecil dari KBM. balita ke Posyandu.
Setelah kesimpulan didapat, status pertumbuhan anak
tersebut dicatat pada kolom “N/T” dengan menuliskan “N”
148 149
Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan
Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti Langkah kelima: pelayanan kesehatan
grafik pertumbuhan anaknya yang tertera pada Khusus untuk kegiatan ini utamanya hanya dapat dilakukan
KMS secara sederhana. oleh petugas kesehatan, bidan, atau Petugas Lapangan
Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan Keluarga Berencana (PL KB) yang memberikan layanan
(batuk, diare, panas, rewel, dan lain-lain) dan antara lain Imunisasi, KB, pemberian tablet tambah darah
kebiasaan makan anak. (tablet besi), vitamin A, dan obat-obatan lainnya.
Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat
badan tidak naik tanpa menyalahkan ibu Pokok Bahasan: Pengembangan Kegiatan Posyandu
Anjurkan untuk datang pada penimbangan
Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan
berikutnya.
Posyandu dengan kegiatan baru, di samping lima kegiatan
Berat Badan Tidak Naik 2 kali (T2) atau berada di Bawah
utama yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya
Garis Merah (BGM):
perbaikan kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit
Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa
menular, dan berbagai program pembangunan masyarakat desa
balita ke Posyandu dan anjurkan untuk datang
lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama
kembali bulan berikutnya.
Posyandu Terintegrasi.
Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti
grafik pertumbuhan anaknya yang tertera di KMS Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila lima
secara sederhana. kegiatan utama telah dilaksanakan dengan baik dalam arti
Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat cakupannya di atas 50%, serta tersedia sumber daya yang
badan tidak naik tanpa menyalahkan ibu. mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat
Berikan nasihat kepada ibu tentang anjuran pemberian dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil
makan anak sesuai golongan umurnya. Survei Mawas Diri (SMD) dan disepakati bersama melalui forum
Rujuk anak ke tempat rujukan terdekat sesuai Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
kondisi anak. Saat ini telah dikenal beberapa kegiatan tambahan Posyandu
Titik-titik berat badan dalam KMS terputus-putus (tidak yang telah diselenggarakan antara lain:
teratur): Bina Keluarga Balita yang selanjutnya disingkat BKB adalah
Berikan pendekatan dan penyuluhan tentang upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan
manfaat memantau proses tumbuh kembang kesadaran ibu serta anggota keluarga lain dalam membina
anak. tumbuh kembang balitanya melalui rangsangan fisik,
Berikan motivasi untuk menimbang setiap bulan. motorik, kecerdasan, sosial, emosional serta moral yang
berlangsung dalam proses interaksi anatara ibu/anggota
keluarga lainnya dengan balita.
150 151
Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan
TI
U
MOD
RIIN
Posyandu
Pos Pendidikan Anak Usia Dini yang selanjutnya disebut Pos
MATE
PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
Kegiat
anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan
an
Modul
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
REFERENSI
POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap
Sehat
Ayo Ke
152
Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan
MODUL MATERI INTI 5
Penyuluhan Pada
Kegiatan Posyandu
153
Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu
DESKRIPSI SINGKAT III. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Modul metode penyuluhan ini disusun untuk membekali para kader Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 4 jam
Posyandu agar dapat menggunakan pesan, memilih metode dan pelajaran (T=1 Jpl, P=3, PL=0) @45 menit untuk memudahkan
media penyuluhan yang tepat guna dan tepat sasaran sehingga proses pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan
pesan penyuluhan yang disampaikan kepada masyarakat dapat pembelajaran sebagai berikut.
diterima dan dimengerti secara benar dan dapat memotivasi
A. Langkah 1 (10 menit)
masyarakat untuk mengikuti pesan penyuluhan yang dianjurkan.
Fasilitator memperkenalkan diri.
TUJUAN PEMBELAJARAN Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya,
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu dan menjawab semua pertanyaan peserta.
melaksanakan penyuluhan dalam kegiatan Posyandu maupun
Langkah 2 (30 menit)
di luar kegiatan Posyandu.
Fasilitator menggali pendapat peserta tentang penyuluhan.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator menjelaskan pokok
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta dapat: bahasan pengertian penyuluhan.
Menjelaskan pengertian penyuluhan.
Menjelaskan pesan, metode, dan media untuk penyuluhan yang harus Langkah 3 (60 menit)
disampaikan. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok. Masing-masing
Mempraktikan penyuluhan di Posyandu dan di luar Posyandu. kelompok terdiri dari 4—5 orang.
Fasilitator menjelaskan tugas kelompok sebagai berikut.
II. POKOK BAHASAN DAN SUB-POKOK BAHASAN
Tugas Kelompok
Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang dibahas dalam Pilihlah satu topik penyuluhan dari uraian materi.
modul ini adalah:
Susunlah penyuluhan yang lamanya 2—3 menit dengan isi
Pokok Bahasan A: Pengertian Penyuluhan
sebagai berikut.
Pokok Bahasan B: Pesan, Metode, dan Media Pesan-pesan pokok penyuluhan (pergunakan Buku
Penyuluhan Kader Posyandu untuk mencari bahan informasi).
1. Pesan penyuluhan Manfaat bila melaksanakan pesan penyuluhan tersebut.
2. Metode penyuluhan Fasilitator membagikan lembar penugasan/bergambar kepada
3. Media penyuluhan
semua peserta.
Pokok Bahasan C: Penyuluh yang baik
154 155
Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu
Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan satu per satu b. Kesulitan-kesulitan apa yang masih dirasakan peserta
beberapa hal sebagai berikut. dalam melaksanakan penyuluhan di Posyandu?
Bahan diskusi Bagaimana cara mengatasinya?
Metode-metode mana saja pada lembar penugasan/ Kesulitan-kesulitan apa yang masih dirasakan peserta
bergambar yang biasa dipergunakan oleh kader? dalam melaksanakan penyuluhan di luar Posyandu?
Jelaskan pengalaman dalam melaksanakannya. Bagaimana cara mengatasinya?
Media-media mana saja pada lembar Bagaimana caranya agar penyuluhan menarik perhatian
penugasan/bergambar yang biasa dipergunakan oleh sasaran?
kader? Jelaskan cara penggunaannya. Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator memberikan
Fasilitator menjelaskan pengertian, sifat dan manfaat metode penjelasan tentang pesan, metode, dan media penyuluhan
dan media penyuluhan dengan mengacu pada uraian yang bisa disampaikan terkait dengan kegiatan Posyandu.
materi.
Kelompok melaksanakan tugasnya selama 30 menit. E. Langkah 5 (20 menit)
Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada
Langkah 4 (60 menit) peserta untuk mengevaluasi apakah proses pembelajaran
Fasilitator menugaskan masing-masing kelompok untuk praktik bisa dipahami oleh peserta.
menyuluh. Dua kelompok praktik menyuluh di Posyandu dan Pertanyaan Kunci
dua kelompok praktik penyuluhan di luar Posyandu Apakah yang disebut penyuluhan?
(kunjungan rumah). Pada saat kompok melakukan simulasi Topik-topik penyuluhan di Posyandu?
praktik menyuluh, kelompok lain berperan sebagai ibu-ibu Apa saja pesan penyuluhan terkait dengan kegiatan
peserta Posyandu, dan seorang peserta dari anggota Posyandu?
kelompok lain mengamati. Apa saja metode dan media penyuluhan yang dipilih agar
Setiap kelompok selesai praktik, peserta dari kelompok lain penyuluhan oleh kader Posyandu berhasil guna dan tepat
diminta menyampaikan hasil pengamatannya. sasaran?
Setelah semua kelompok praktik menyuluh, fsilitator mengajak Apabila masih ada hal yang perlu dijelaskan, fasilitator
peserta untuk mendiskusikan satu per satu hal-hal sebagai memberikan kepada peserta dengan mengacu pada uraian
berikut. materi.
Diskusi Pleno Fasilitator merangkum dan menutup sesi pembelajaran ini.
Tepatkah isi pesan-pesan pokok penyuluhan yang
disampaikan oleh masing-masing kelompok? Jelaskan!
156 157
Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu
IV. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR
Metode-metode Belajar g h
a b
i j
Ceramah Diskusi kelompok
c d
Simulasi Demonstrasi
e f
Brosur Booklet
158 159
Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu
URAIAN MATERI B. Pokok Bahasan : Pesan, Metode, dan Media
Pokok Bahasan: Pengertian Penyuluhan Penyuluhan
Penyuluhan merupakan penyampaian pesan dari satu orang atau Pesan penyuluhan
kelompok kepada satu orang atau kelompok lain mengenai Dalam menyusun pesan penyuluhan, sebaiknya memuat
berbagai hal yang berkaitan dengan suatu program. Sesuai dengan hal-hal sebagai berikut.
Program Kegiatan Posyandu, penyuluhan yang diberikan di Pesan-pesan pokok: yaitu informasi yang diharapkan
Posyandu lebih banyak mengenai kesehatan ibu dan anak. sasaran mau melaksanakannya.
Penyuluhan juga merupakan suatu kegiatan pendidikan melalui Manfaat: yaitu penjelasan mengenai manfaat apabila
penyebaran informasi yang membuat orang sadar, tahu dan sasaran melaksanakan pesan-pesan itu.
mengerti, juga mau dan bisa melakukan anjuran dalam pesan Akibat: yaitu penjelasan mengenai apa akibatnya apabila
penyuluhan tersebut. hal itu tidak dilaksanakan.
Tujuan dalam penyuluhan (kesehatan) adalah perubahan Apabila masalah sudah terjadi pada sasaran: yaitu
perilaku pada sasaran penyuluhan baik perorangan maupun penjelasan tentang bagaimana cara mengatasi masalah
masyarakat agar sesuai dengan norma (kesehatan). yang sudah terjadi, baik keluarga sendiri atau yang bisa
dibantu oleh Posyandu, atau yang perlu dirujuk.
Kelebihan dan kekurangan penyuluhan Agar kader bisa menjadi penyuluh yang baik, kader harus
Kelebihan: cara ini bisa menjangkau lebih banyak orang dan menguasai materi-materi dan pesan-pesan pokok.
kader bisa lebih mudah mempersiapkan informasi-informasi Pesan pokok penyuluhan yaitu:
apa saja yang akan disampaikan. Untuk mengatasi Cara memantau pertumbuhan anak yang baik.
kelemahan di atas, dalam melakukan penyuluhan kader bisa Pemberian ASI saja (ASI Eksklusif) untuk bayi berusia 0
memberi kesempatan kepada sasaran untuk bertanya dan —6 bulan atau pentingnya ASI eksklusif.
mengemukakan pendapat. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) untuk
Kekurangan: biasanya penyuluhan dilakukan dengan ceramah bayi berusia 6 bulan — 2 tahun.
yang merupakan proses komunikasi satu arah. Karena itu Peningkatan gizi dan pemberian kapsul Vitamin A untuk
sasaran atau pendengar tidak bisa menceritakan pendapat balita, pemberlan tablet tambah darah (tablet besi)
dan pengalamannya. Penyuluhan menjadi seperti guru yang Manfaat imunisasi bagi balita.
memberitahu segala sesuatunya pada peserta. Karena tidak Perkembangan anak dan latihan (bimbingan) apa yang
dilibatkan, seringkali peserta menjadi bosan dan kurang perlu diberikan sesuai dengan usia anak, misalnya:
memperhatikan pembicaraan. latihan berjalan, berbicara, dan mandi sendiri dan
sebagainya.
160 161
Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu
Cara merawat ibu hamil 1 menyusui, misalnya Ceramah Metode ini kurang melibatkan peserta (tidak partisipatif)
pemeriksaan teratur, perawatan gigi, imunisasi, karena penyuluh menyampaikan materi belajar melalui
istirahat dan sebagainya. ceramah sedangkan peserta lebih banyak menjadi
Persalinan yang aman. pendengar saja.
Diskusi Metode ini mendorong peserta berpartisipasi secara
Keluarga Berencana seletelah melahirkan.
PHBS. Kelompok aktif karena peserta merupakan kelompok-kelompok
kecil untuk melaksanakan pembahasan suatu materi
KADARZ1. bersama-sama.
Perawatan kesehatan gigi dan mulut. Simulasi Metode ini melibatkan semua peserta dalam sebuah
Pesan penyuluhan lain sesuai kebutuhan daerah. permainan yang menggambarkan proses yang
sesungguhnya terjadi di masyarakat. Misalnya:
seseorang berperan sebagai kader Posyandu,
Metode penyuluhan sedangkan peserta lain berperan sebagai masyarakat,
Metode penyuluhan bisa dikelompokkan pada metode kemudian melakukan sesuatu seolah-olah berada dalam
proses belajar mengajar satu arah (didaktik) dan metode keadaan yang sesungguhnya di desa. Hasil simulasi
kemudian didiskusikan.
proses belajar mengajar dua arah (sokratik).
Sandiwara Metode ini memerlukan beberapa peserta sebagai
Metode penyuluhan satu arah: yang aktif hanya penyuluh pemain, kemudian melaksanakan sepenggal adegan/
peserta penyuluh tidak terlibat aktif. peristiwa. Peserta Iainnya yang tidak ikut bermain,
Metode penyuluhan dua arah, terjadi komunikasi dua arah. bertindak sebagai penonton. Setelah sandiwara,
dilanjutkan dengan diskusi tentang adegan tersebut.
Peserta penyuluhan terlibat aktif dalam proses belajar-
Peragaan/ Metode ini biasanya digunakan untuk memberikan
mengajar. Demonstrasi contoh dalam melakukan sesuatu yang bersifat teknis.
Misalnya cara mengisi Kartu Menuju Sehat (KMS)
Kader sebaiknya mencoba menggunakan berbagai macam dan cara membuat larutan gula garam (LGG), untuk
anak yang diare. Setelah itu peserta melakukan praktik
metode agar kegiatan belajar lebih menarik dan bervariasi. (mencoba), apa yang telah diperagakan.
Berikut beberapa metode yang dapat digunakan dalam Praktek Demonstrasi dianggap cukup untuk memperkenalkan
penyuluhan. sesuatu yang bersifat teknis (keterampilan), kemudian
dilakukan praktik. Misalnya: ibu-ibu mempraktikkan cara
mengisi KMS dan membuat LGG dibimbing oleh kader
Posyandu.
162 163
Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu
Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu diskusi Langkah-langkah diskusi kelompok
kelompok, dengan uraian sebagai berikut. Tahap persiapan
Pengertian diskusi kelompok Mengundang peserta
Kegiatan kelompok belajar merupakan cara atau Kader akan mudah mengundang keluarga
metode belajar yang bersifat partispatif atau balita pada saat mereka hadir pada hari
melibatkan peserta secara aktif. Pemimpin buka Posyandu untuk menimbang bayi/
diskusi berperan sebagai penyuluh, bukan balita mereka.
sebagai guru. Peserta dibatasi yaitu 12—15 orang saja,
Penyuluh bertugas untuk mendorong peserta paling banyak 20 orang per kelompok.
agar aktif mengemukakan pengalaman dan Apabila banyak peserta yang berminat,
gagasan tentang memikirkan cara bisa dibuat beberapa kelompok kecil yang
memecahkan suatu masalah. Penyuluh hanya masing-masing dipandu oleh satu atau
dua orang kader.
memberi saran apabila diperlukan.
Menetapkan waktu diskusi kelompok
Manfaat diskusi kelompok
Apabila peserta diundang pada hari
Karena caranya dengan saling bertukar
Posyandu, sebaiknya kegiatan diskusi
pengalaman di antara masyarakat mengenai
kelompok ini dilaksanakan beberapa hari
cara melaksanakan upaya meningkatkan
sesudah hari Posyandu.
kesehatan ibu, anak dan keluarga maka
Bisa juga kegiatan ini dilakukan pada hari
kegiatan belajar menjadi lebih mudah dihayati
arisan atau hari pengajian, yaitu sesudah
oleh peserta.
kegiatan itu selesai.
Menciptakan suasana belajar yang akrab dan
Menentukan tempat diskusi kelompok
santai sehingga masyarakat tidak merasa
Dari hasil diskusi dengan ibu-ibu, salah satu
seperti sedang belajar di kelas. Dengan
alasan yang membuat mereka enggan
demikian, diharapkan mereka menyukai datang ke Posyandu adalah jarak yang
kegiatan belajar untuk meningkatkan penge- jauh dari rumah mereka. Untuk mengatasi
tahuan dan keterampilannya mengenai cara- masalah jarak, kader sebaiknya membuat
cara meningkatkan kesehatan ibu, bayi, balita pertemuan kelompok untuk petugas yang
dan keluarga. rumahnya berdekatan (kelompok
Dasawisma).
Pertemuan bisa dilaksanakan di rumah
salah seorang ibu atau kader, di kantor
164 165
Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu
Posyandu, atau di tempat yang paling atas tikar. Apabila cuaca baik, bisa dilakukan
mudah dijangkau peserta. Sebaiknya di bawah pohon atau di halaman.
tempat pertemuan cukup untuk 12—15 Pelaksanaan kegiatan diskusi
orang bisa duduk melingkar tanpa ada Kader memandu kegiatan belajar sesuai
yang duduk di belakang. dengan topik yang sudah dipersiapkan.
Pembagian tugas tim penyuluh Kader menggunakan media untuk
Apabila kelompok akan dipandu 2 orang membantu proses diskusi.
kader, tentukan siapa yang menjadi Disarankan agar diskusi dilaksanakan paling
penyuluh utama dan siapa yang menjadi lama 1 jam.
pengamat. Kegiatan diskusi ditutup dengan rangkuman
Kader perlu juga membagi tugas tentang dan kesimpulan diskusi.
siapa dan kapan akan mengundang Tahap sesudah pelaksanaan
kembali para ibu. Misalnya: undangan Mencatat hasil kegiatan pada buku bantuan
lisan dari mulut ke mulut. kader.
Persiapan materi belajar
Kader Posyandu yang akan memandu Media penyuluhan
diskusi kelompok harus menguasai materi Media penyuluhan adalah alat bantu dalam melakukan
diskusi yang bersangkutan. Bacalah penyuluhan agar proses belajar dalam penyuluhan menjadi
bahan-bahan mengenai materi yang lebih menarik serta lebih mudah dilaksanakan.
bersangkutan dari berbagai bahan Berbagai bentuk media ini antara lain adalah: lembar balik,
bacaan dan pegangan untuk kader. kartu konseling, poster, booklet, brosur, lembar simulasi
Tahap pelaksanaan (beberan), lembar kasus, komik, alat peraga dan
Pengaturan tempat sebagainya (sebagian bisa dilihat pada LB.5.4.).
Kader mengatur tempat belajar sedemikian Bisakah kader membuat media sendiri?
rupa sehingga semua peserta bisa duduk Kader Posyandu sebaiknya tidak tergantung pada media
melingkar, tanpa ada seorang pun yang cetak yang mahal dan mungkin sulit didapat. Kader bisa
duduk di belakang orang lainnya. membuat sendiri media penyuluhan yang sederhana.
Kader menempatkan diri di antara peserta Misalnya: membuat kartu-kartu untuk bahan diskusi, yang
sehingga terlihat membaur tanpa jarak digambar sederhana asalkan bisa dimengerti. Bisa juga
dengan peserta lainnya. Suasana akan dengan mencari gambar yang sesuai dari majalah bekas
lebih santai apabila semua orang duduk di atau ditulis tangan saja, kemudian digunting sendiri.
166 167
Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu
CATATAN: Kader bersikap ramah dalam memberikan informasi dan saran-
Media bisa dipergunakan dengan cara partisipatif maupun tidak saran, tidak disertai dengan kecaman atau omelan terhadap
partisipatif: ibu atau seseorang yang bermasalah.
Media dipergunakan untuk penyuluhan (tidak partisipatif), Peserta diberi kesempatan untuk bertanya, tidak hanya
artinya media ini dipergunakan untuk memberikan mendengarkan saja.
ceramah dan penyuluhan yang lebih banyak bicara
Sikap penyuluh yang baik
meskipun menggunakan media.
Bersikap sabar: jika kurang sabar melihat proses pelatihan yang
Media dipergunakan untuk, diskusi kelompok (partisipatif).
kurang lancar lalu mengambil alih proses itu, berarti kita tetah
Media ini dipergunakan untuk membantu peserta agar
mengambil alih kesempatan belajar peserta. Biasanya pada
bisa terlibat dalam diskusi. Artinya, bukan penyuluh
pelatihan yang partisipatif, proses akan sulit pada tahap-tahap
melainkan peserta yang lebih banyak menggunakan
awal karena suasana belum cukup lancar. Namun, proses
media dalam proses diskusi. selanjutnya akan sangat hidup apabila penyuluh terus bersabar
dalam mendorong proses partisipasi peserta.
Pokok Bahasan: Penyuluhan yang Baik
Mendengarkan dan tidak mendominasi: karena pengalaman
Bagaimana caranya agar penyuluhan menarik? dari peserta yang paling panting dalam pembelajaran,
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar kader bisa menjadi penyuluh harus lebih banyak menjadi pemerhati dan
penyuluh yang baik, perlu mengikuti hal-hal sebagai berikut. pendengar proses pelatihan. Penyuluh harus percaya
Informasi dan saran-saran diberikan berdasarkan keadaan atau
bahwa bagaimana cara mengelola Posyandu dengan baik
permasalahan peserta yang datang ke Posyandu misalnya,
tidak mungkin berasal dari dirinya, melainkan berasal dari
keadaan yang terdapat pada data KMS atau permasalahan
proses tukar-menukar pengalaman kader sendiri sehingga
yang disampaikan oleh peserta itu sendiri.
mereka bisa mempelajari sendiri bagaimana melakukan
Saran-saran yang disampaikan jelas dan cukup praktis
kegiatan Posyandu secara lebih baik.
sehingga bisa dilaksanakan oleh ibu-ibu, misalnya: jenis
Menghargai dan rendah hati: cara menghargai peserta adalah
makanan yang bergizi yang mudah didapat dan murah
dengan menunjukkan minat yang sungguh-sungguh pada
diperoleh ibu-ibu di desa tersebut.
pengetahuan dan pengalaman mereka. Kita sebagai orang luar
Penjelasan dan saran diberikan dengan bahasa yang sederhana
sering menganggap kemampuan kader Posyandu serba
dan mudah dimengerti oleh masyarakat, khususnya penjelasan
ketinggalan sehingga sikap rendah hati perlu kita sadari.
tentang bahasa-bahasa kesehatan misalnya imunisasi, alat
Mau belajar: penyuluh perlu memiliki semangat untuk belajar dari
kontrasepsi, tablet tambah darah (tablet besi), kurang darah
peserta karena ada banyak hal yang bisa dipelajari dari kader
(anemia), kurang gizi, dan sebagainya.
Posyandu yang lebih berpengalaman dalam hal bekerja di
masyarakatnya sendiri. Selain itu, penyuluh tidak akan
168 169
Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu
berhasil apabila tidak memahami seluk beluk pengalaman REFERENSI
peserta karena materi yang disampaikan dengan dikaitkan
Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan Kader Posyandu,
pada pengalaman peserta akan lebih bermakna.
Jakarta.
Bersikap sederajat dan akrab: hubungan dengan kader
Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan Kader Posyandu Menuju
sebaiknya dilakukan secara informal, akrab, dan santai
Keluarga Sadar Gizi, Jakarta, 2011.
sehingga suasana kesederajatan bisa tercipta. Peserta akan
mempelajari lebih banyak kalau mereka rasa nyaman
dengan tim penyuluh. Sebaiknya kita menghindari adanya
jarak atau perbedaan antara tim penyuluh dan kader
Posyandu. Misalnya, tim penyuluh bisa coba memakai baju
yang sama dengan kader Posyandu.
Tidak menggurui: proses belajar berlangsung sama dengan
orang dewasa. Orang dewasa memiliki pengalaman dan
pendirian, karena itu tidak akan berhasil apabila penyuluh
bersikap sebagai guru yang serba tabu. Sebaiknya kita
belajar dengan saling berbagi pengalaman, agar diperoleh
satu pemahaman yang kaya.
Tidak memihak, menilai, dan mengkritik: mungkin dalam
pelatihan perbedaan pendapat bisa muncul antara peserta.
Penyuluh tidak boleh menilai dan mengeritik semua pendapat,
juga tidak boleh bersikap memihak. Penyuluh mesti berusaha
memandu komunikasi antara pihak-pihak yang berbeda
pendapat untuk mencari kesepakatan dan jaian keluarnya.
Bersikap terbuka: penyuluh jangan segan untuk berterus
terang kalau merasa kurang mengetahui sesuatu, dari
contoh ini, kader bisa mempelajari bahwa mereka juga bisa
memiliki sikap terbuka dengan ibu-ibu desa.
Bersikap positif: seorang penyuluh sebaiknya selalu
membangun suasana yang positif.
170 171
Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu
Modul
6ULTI INRIMODMATE
PencatatandanPelaporan
Materi Inti 6
Posyandu
PENCATATAN
DAN PELAPORAN
POSYANDU
POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat
Ayo Ke
MODUL MATERI INTI 6
173
Pencatatan dan Pelaporan Posyandu
DESKRIPSI SINGKAT III. POKOK BAHASAN DAN SUB-POKOK BAHASAN
Penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi Pokok bahasan dan Sub-pokok bahasan yang dibahas dalam
kesehatan mencakup perencanaan, penggerakan dan pelaksanaan, modul ini adalah:
serta pemantauan dan penilaian. Pengambilan keputusan dan Pokok Bahasan A: Sistem Informasi Posyandu (SIP)
penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi Pengertian dan manfaat SIP
kesehatan tidak lepas dari ketersediaan data dan informasi yang Macam-macam format SIP
akurat, tepat waktu, tepat guna, dan tepat sasaran.
Begitu juga dengan kegiatan Posyandu, ketersediaan data dan Pokok Bahasan B: Cara Mengisi Format SIP
informasi yang akurat diperlukan sebagai dasar untuk menyusun
perencanaan dalam upaya pengembangan Posyandu. Dengan
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
demikian dipandang perlu untuk dibekali para petugas/kader
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 4 jam
dengan pengetahuan dan kemampuan yang memadai tentang
pelajaran (T=1 Jpl, P=3 Jpl, PL=0) @ 45 menit untuk memudahkan
pencatatan dan pelaporan kegiatan di Posyandu.
proses pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan
Modul pelatihan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan
keterampilan para petugas/kader dalam melakukan pencatatan dan
pembelajaran sebagai berikut.
pelaporan kegiatan di Posyandu. Untuk itu dalam modul ini akan A. Langkah 1 (15 menit)
dibelajarkan materi tentang pencatatan dan pelaporan Posyandu
Fasilitator memperkenalkan diri.
dengan menggunakan Sistem Informasi Posyandu (SIP).
Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus.
Menggali pendapat peserta tentang Posyandu.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator menjelaskan perlunya
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
pencatatan dan pelaporan Posyandu.
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu
melaksanakan pencatatan dan pelaporan Posyandu Sistem B. Langkah 2 (30 menit)
Informasi Posyandu (SIP). Fasilitator menyampaikan pokok bahasan:
Sistem Informasi Posyandu
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Pengertian dan manfaat SIP
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu: Macam-macam format SIP
Menjelaskan pentingnya SIP. Praktik cara mengisi format SIP
Mempraktikkan pencatatan dan pelaporan kegiatan Posyandu
menggunakan SIP.
174 175
Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu
Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR
menanyakan hal-hal yang kurang jelas dan fasilitator Memandu Diskusi Pleno atau Curah Pendapat
menjawab pertanyaan peserta tersebut.
Fasilitator utama mengunggah agar seluruh peserta pelatihan
Meminta komentar, penilaian, saran, bahkan kritik dari peserta
aktif berbicara dan mengemukakan pendapat pada diskusi
pada kertas yang telah disediakan.
pleno. Jika banyak sukarelawan untuk permainan, minta
Fasilitator menutup sesi pembelajaran dengan menegaskan
peserta yang diam untuk bermain. Dalam diskusi kelompok,
peran penting Posyandu dalam pembangunan kesehatan. pilih seorang peserta pelatihan yang belum mendapat
orang dewasa. Orang dewasa memiliki pengalaman dan pendirian, proses perkenalan.
178 179
Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu
Fasilitator menugaskan peserta untuk mengingat semua nama a. Saya ingin mengetahui lebih banyak mengenai materi
peserta lainnya karena setelah perkenalan, akan diadakan tentang gizi.
permainan untuk mengingat nama peserta lain. Saya ingin terampil mengisi KMS.
Semua peserta memperkenalkan diri dengan cara sebagai Saya ingin sedikit ceramah tapi lebih banyak praktik.
berikut. Saya ingin berbagi pengalaman dengan peserta lain.
“Nama saya…….., tugas saya di Posyandu adalah Peserta menuliskan harapannya di atas kartu (satu kartu hanya
melaksanakan……….” (Peserta menyebutkan satu untuk satu harapan, ditulis dengan huruf cetak dan ukuran
tugasnya di Posyandu, misalnya: Pendaftaran, menimbang besar agar bisa dibaca dari jarak yang agak jauh).
bayi/balita, mencatat/mengisi KMS, member penyuluhan, Fasilitator menempelkan semua kartu harapan peserta di atas
dan sebagainya. Sedangkan panitia dan fasilitator kertas dinding.
menyebutkan pekerjaan di lembaganya masing-masing). Fasilitator membacakan dan menyimpulkan garis besar harapan
Fasilitator melempar bola kertas (kertas yang diremas peserta dalam mengikuti pelatihan.
berbentuk bola) kepada seseorang yang harus menangkap
Pembahasan Jadwal Pelatihan (15 menit)
bola tersebut, sambil menyebutkan nama peserta tersebut
dan tugas yang biasanya dilakukan di Posyandu. Fasilitator membacakan dan menjelaskan tujuan pelatihan
(LB.1.1.) serta jadwal pelatihan (LB.1.2.) yang telah
Demikian seterusnya sampai semua peserta mendapatkan
lemparan bola. dipersiapkan sebelumnya di atas kertas dinding (plano).
Apabila terdapat peserta yang tidak bisa menyebutkan nama Fasilitator mengemukakan pertanyaan sebagai berikut.
BAHAN DISKUSI
dan tugas peserta lain dengan benar maka peserta itu
Apakah tujuan dan jadwal pelatihan memenuhi harapan/
mendapat hukuman sesuai kesepakatan bersama.
kebutuhan peserta?
Fasilitator kemudian menjelaskan manfaat permainan
Apakah masih ada yang belum memenuhi harapan peserta?
perkenalan ini dengan mengacu pada Lembar Informasi
Kunci (LIK). Fasilitator kemudian menjelaskan maksud pembahasan tujuan,
jadwal, dikaitkan dengan ungkapan peserta, dengan
mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK).
Ungkapan Harapan Peserta (30 menit)
Fasilitator memberikan kartu metaplan kepada masing-masing
peserta dan meminta mereka menuliskan harapannya
mengikuti pelatihan ini yang berhubungan dengan tugas-
tugas mereka di Posyandu. Apabila perlu, fasilitator bisa
memberikan beberapa contoh harapan, antara lain:
180 181
Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu
Pemilihan Pengurus Kelas (5 menit) VI. URAIAN MATERI
Fasilitator untuk meminta peserta memilih ketua kelas dan A. Pokok Bahasan: Sistem Informasi Posyandu
sekretaris secara musyawarah serta petugas penjaga waktu
Pengertian dan manfaat sistem informasi Posyandu Sistem
untuk mengingatkan fasilitator dan semua peserta tentang
Informasi Posyandu (SIP) adalah seperangkat alat penyusunan
disiplin waktu (bertugas per hari).
data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan, kondisi
Fasilitator menjelaskan manfaat pembentukan pengurus kelas,
dan perkembangan yang terjadi di setiap Posyandu. SIP
dan tugas mereka dengan mengacu pada Lembar Informasi
adalah tatanan dari berbagai komponen kegiatan Posyandu
Kunci (LIK).
yang menghasilkan data dan informasi tentang pelayanan
terhadap proses tumbuh kembang anak dan pelayanan
Penutup
kesehatan dasar ibu dan anak yang meliputi cakupan program,
Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada
pencapaian program, kontinuitas penimbangan, hasil
peserta untuk mengevaluasi apakah proses dan isi bisa
penimbangan dan partisipasi masyarakat.
dipahami mereka.
Manfaat SIP antara lain adalah:
PERTANYAAN KUNCI
Menjadi bahan acuan bagi kader Posyandu untuk memahami
Apa tujuan dari pelatihan ini? permasalahan sehingga bisa mengembangkan kegiatan yang
Apa materi-materi pokok yang terdapat dalam pelatihan ini? tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan sasaran.
Sebagai informasi yang tepat guna dan tepat waktu mengenai
Apabila masih terdapat hal yang perlu dijelaskan, fasilitator
memberi masukan dengan mengacu pada Lembar Informasi pengelolaan Posyandu, agar berbagai pihak yang berperan
Fasilitator merangkum dan menutup hasil diskusi. membina Posyandu demi kepentingan masyarakat.
182 183
Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu
Register bayi dan balita di wilayah kerja Posyandu. Berisi B. Pokok Bahasan: Cara Mengisi Format SIP
catatan pemberian tablet besi, vitamin A, pemberian Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, kematian ibu hamil,
oralit, tanggal imunisasi, dan tanggal bayi meninggal di melahirkan dan nifas, dilaksanakan setiap bulan oleh kader
wilayah kerja Posyandu tersebut. Dasa Wisma dan disampaikan secara lisan kepada ketua
Register ibu hamil dan nifas di wilayah kerja Posyandu. kelompok PKK RW/Dusun/Lingkungan melalui ketua kelompok
Berisi daftar ibu hamil dan ibu nifas, catatan umur RT dan kader Posyandu di wilayah yang bersangkutan.
kehamilan, pemberian tablet tambah darah, imunisasi, Registrasi bayi dan balita di wilayah kerja Posyandu,
pemberian kapsul yodium, pemeriksaan kehamilan, risiko dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan. Satu
kehamilan, tanggal dan penolong kelahiran, data bayi lembar format ini berlaku untuk satu tahun.
yang hidup dan meninggal, serta data ibu meninggal di Register WUS dan PUS di wilayah kerja Posyandu, dilaksanakan
wilayah kerja Posyandu. oleh kader Posyandu untuk selama satu tahun.
Register WUS dan PUS di wilayah kerja Posyandu. Berisi Register ibu hamil dan nifas di wilayah kerja Posyandu,
daftar wanita dan suami-istri usia produktif yang memiliki dilaksanakan oleh kader Posyandu untuk selama satu
kemungkinan mempunyai anak (hamil). tahun.
Data Posyandu. Berisi catatan jumlah pengunjung (bayi, Data Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap
balita WUS, PUS, ibu hamil, menyusui, bayi lahir dan bulan setelah hari buka Posyandu atau setiap ada kegiatan.
meninggal), jumlah petugas yang hadir (kader Posyandu, Data hasil kegiatan Posyandu, dilaksanakan oleh kader
kader PKK, PKB/PLKB, paramedis dan sebagainya). Posyandu setiap bulan setelah hari buka Posyandu atau
Data hasil kegiatan Posyandu. Berisi catatan jumlah ibu setiap ada kegiatan.
hamil yang diperiksa dan mendapat tablet tambah darah,
jumlah ibu menyusui, peserta KB ulang yang dilayani,
panimbangan balita, semua balita yang punya KMS (K),
balita yang timbangannya naik dan yang di Bawah Garis
Merah (BGM), balita yang mendapat vitamin A, KMS
yang dikeluarkan (dibagikan), balita yang mendapat sirup
besi, dan imunisasi (DPT, Polio, Campak, Hepatitis B)
serta balita yang menderita diare.
8
PENJELASAN FORMAT 1
PENGISIAN CATATAN IBU HAMIL, KELAHIRAN, KEMATIAN
BAYI DAN KEMATIAN IBU HAMIL, MELAHIRKAN/NIFAS
7
IBU
MENINGGAL
orang
orang
orang
orang
KOLOM PENJELASAN
Nomor urut.
Diisi nama ibu hamil atau ibu yang mempunyai bayi di wilayah
kerja Posyandu.
TANGGAL
6
HAMIL
BAYI
Diisi nama suami dari ibu hamil atau nama bapak bayi.
=
=
=
=
Diisi nama bayi yang lahir. Apabila belum mempunyai nama maka
KEMATIAN BAYI, DAN KEMATIAN IBU
LAHIR
4. Jumlah ibu hamil, melahirkan, dan nifas yang meninggal meninggal dan sebab meninggalnya.
bayi lahir
bayi meninggal
:ibu hamil
Lahir kembali
Usia meninggal
Penyebab meninggalnya
NAMA
2
IBU
1
NO
FORMAT
Catatan1.Jumlah
3. Jumlah
2. Jumlah
186 187
Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu
39 40
CATATAN
MENINGGAL
BAYI DAN BALITA TANGGAL
PENJELASAN FORMAT 2
bI
38
CAMPAK
36 37
II III
DPT/HB POSYANDU
KOLOM PENJELASAN
bIIIIIIIIV I
PEMBERIANIMUNISASI
3031323334 35
DESEMBER..........
1 Nomor urut
2 Diisi nama bayi/ balita yang ada di wilayah kerja Posyandu saat ini
POLIO 3 Diisi tanggal, bulan, tahun kelahiran bayi tersebut. Apabila tidak
mengetahui tanggal, bulan, tahun kelahiran bayi, dapat diisi dengan
umur.
S.D
bI
29
HB 0 (HB NOL) 5 Diisi nama ayah balita
2425262728
PELAYANANASIYANGDIBERIKAN
bIbIbI
POSYANDUJANUARI
MARET
9
::::
KELOMPOK DASAWISMA
Diisi penjelasan/keterangan yang ada dan belum tertampung pada
123456
NAMA
POSYANDUDESA/K ELURAHANKECAMATANKA B/KOD YA
40
FORMAT2
::::
PENGGANTIAN
JENIS KONTRASEPSI PENJELASAN FORMAT 3
PENGISIAN REGISTER WUS-PUS Dl WILAYAH KERJA
17
TANGGAL/BULAN POSYANDU
16
KOLOM PENJELASAN
Nomor urut
15
YANG DIPAKAI
Diisi nama WUS/PUS di wilayah kerja Posyandu
14
JENIS KONTRASEPSI Diisi umur WUS/PUS tersebut
13
V
Diisi nama suami dari WUS/PUS yang ada di kolom 2. Apabila
12
kolom 2 yang bersangkutan WUS maka pada kolom
TT
11
ini diberi tanda (-).
IMUNISASI
IV
10
PEMBERIAN
III
Diisi tahapan keluarga sejahtera sesual klariflkasinya
9
Diisi nama kelompok Dasawisma dirnana WUS/PUS bertempat
II tinggal
8
I
Diisi jumlah anak yang meninggal, serta umur anak saat
6
meninggal.
Contoh:
5
PENGUKURAN 2 tahun
ANAK
UMUR
3
Diisi hasil pengukuran Iingkar lengan atas (LILA) WUS yang kurang
23,5 cm .
2
MENINGGAL PADA
JUMLAH
YANG HIDUP
10—14 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi TT I, II, Ill, IV
1
dan V
KELOMPOK DASAWISMA
Diisi jenis kontrasepsi yang dipakai WUS/PUS saat ini.
TAHAPAN KS
Diisi tanggal dan bulan pergantian jenis kontrasepsi
17
NAMA SUAMI Diisi jenis kontrasepsi yang diganti
POSYANDUDESA/KELURAHANKECAMATANKAB/KODYA
UMUR
NO
190 191
Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu
CATATAN
30 31
VITAMIN A PENJELASAN FORMAT 4
PENGISIAN REGISTER IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
UL 2X D
: REGISTER IBU HAMIL DAN NIFAS DI WILAYAH KERJA POSYANDUDESEMBER.........JANUARI S.D
POSYANDU
KOLOM PENJELASAN
Nomor urut
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
IMUNISASI TT
II III IV
Diisi nama ibu yang ada di wilayah kerja Posyandu
Diisi umur ibu hamil yang bersangkutan
Diisi nama kelompok Dasawisma (RT/RW) dimana ibu tinggal
Diisi tanggal dan bulan saat ibu datang pertama kali saat
BKS I
kehamilannya
TABLETTAMBAHDARAH
I II III
SEPTEMBER
AGUSTUS
22—24 Diisi dengan jumlah berapa bungkus Tablet Tambah Darah
JULI ke I, II, III yang diterima
HASIL
JUNI
25—29 Diisi dengan tanggal dan bulan penerimaan Imunisasi TT I,
MEI II, III, IV dan V
APRIL Diisi tanggal dan bulan pemberian kapsul vitamin A
MARET
Diisi penjelasan-penjelasan yang belum tertampung dalam kolom
FEBRUARI
yang ada
6
JANUARI
5
PMT PEMULIHAN
1 2 3 4
LILA
HAMIL KE
PENDAFTARAN
UMUR KELAHIRAN
FORMAT 4
POSYANDUDESA/KELURAHANKECAMATANKAB/KODYA
TANGGAL
192 193
Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu
PENJELASAN FORMAT 5
KET
15
PENGISIAN DATA POSYANDU
KOLOM PENJELASAN
PARAMEDIS
HADIR
MEDIS
DAN
14
1 Nomor urut
2
Diisi bulan saat Posyandu tersebut melaksanakan kegiatan
JUMLAH PETUGAS
13
PLKB
Diisi jumlah bayi umur 0—12 bulan yang datang ke Posyandu
saat itu
KADER
12
PKK
Posyandu Diisi jumlah balita umur 1—5 tahun yang datang ke Posyandu
saat itu
Diisi jumlah WUS yang datang mendapatkan pelayanan di
Posyandu
JUMLAHKEMATIAN
11
NIFAS
IBU HAMIL,
MELAHIRKAN
WAFAT
(bulan tertentu)
LAHIR
Diisi jumlah tenaga medis dan paramedis yang hadir saat itu
4
:
BALITA 1-5
TAHUN
3
:DESA/KELURAHANKECAMATANKAB/KODYA
BULAN
BAYI 0-12
BULAN
2
FORMAT5
Posyandu
NO
DIARE
BALITA YANGMENDERITA
ORALIT MENDAPAT
JML YANG
33
JML BALITA PENJELASAN FORMAT 6
PENGISIAN DATA HASIL KEGIATAN POSYANDU
JUMLAH WUS DANBUMILYANGDAPAT
28 29 30 31 32
V
KOLOM PENJELASAN
IMUNISASI TT
IV
Nomor urut
III
27
CAMPAK
Diisi jumlah bumil yang memeriksakan kehamilannya
DPT/HB
JUMLAH BAYI YANG DIIMUNISASI
24 25 26
III
Diisi jumlah bumil yang mendapat Fe
II
Diisi jumlah ibu menyusui yang datang ke Posyandu
I
Diisi jumlah ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A
21 22 23
IV
8—10 Diisi jumlah peserta KB yang mendapat pelayanan berupa
POLIO
III
II
kondom, pil, dan suntikan
Diisi jumlah bayi dan balita yang ada di wilayah kerja Posyandu yang
19 20
I
menjadi sasaran pelayanan Posyandu (S)
BCG
HB 0 (HB NOL)
BALITA
JUMLAHBAYIDAN
17
PENYULUHAN
YANG MENDAPAT PMT Diisi jumlah bayi dan balita yang datang dan ditimbang (D)
16
VITAMIN A
YANG MENDAPAT KAPSUL
Diisi jumlah balita yang ditimbang dan naik timbangannya
(N)
12 13 14 15
PENIMBANGAN BAYIDANBALITA(JUMLAH)
POSYANDU
YANG BGM
YANG NAIK (N) 15
YANG DITIMBANG (D) Diisi jumlah yang setelah penimbangan dan pencatatan
BUKU KIA (K)
diketemukan berada di Bawah Garis Merah (BGM)
YANG MEMILIKI KMS/
Posyandu (S)
Diisi jumlah balita yang mendapatkan vitamin A
: DATA HASILKEGIATAN
SUNTIK
Diisi jumlah balita yang mendapatkan PMT Penyuluhan
PIL
Diisi jumlah bayi dan balita yang mendapatkan imunisasi HB 0 (HB Nol)
9
8
KONDOM
NO
IBUHAMIL
PO SYA NDU DES A/K EL URA HANK ECA MATA NKAB/KO DY
FORMAT 6
12345
A
MENDAPAT FE
JUMLAH YANG
MEMERIKSAKAN DIRI
JUMLAH YANG
JUMLAH
196 BULAN Pencatatan dan Pelaporan Posyandu
19 Diisi jumlah bayi yang mendapatkan Imunisasi BCG
20—23 Diisi jumlah balita yang mendapatkan Imunisasi Polio I, II, III
Modul
dan IV
24—26 Diisi jumlah bayi yang mendapatkan Imunisasi DPT/HB I, II
dan III
27 Diisi jumlah balita yang mendapatkan Imunisasi Campak
DINAMIKA KELOMPOK
REFERENSI
Ayo Ke
198
Pencatatan dan Pelaporan Posyandu
MODUL MATERI PENUNJANG 1
Dinamika Kelompok
199
Dinamika Kelompok
DESKRIPSI SINGKAT TUJUAN PEMBELAJARAN
Perkenalan adalah adaptasi awal antar peserta dan fasilitator juga Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
dengan panitia penyelenggara pelatihan, supaya cepat terlibat Setelah mengikuti materi ini, peserta, fasilitator dan
dalam proses pembelajaran. Perkenalan yang baik dan menarik penyelenggara/ panitia saling mengenal serta menyepakati
biasanya akan menunjang proses belajar selanjutnya. Dengan me- norma selama proses pelatihan berlangsung.
ngenal peserta dari mana asal dan pengalaman dalam
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan akan mendapat Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
gambaran variasi pengetahuan dan pemahaman tentang Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu:
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. mengenal seluruh peserta, fasilitator, dan panitia penyelenggara,
Dalam komunitas pembentukan tim dan dinamika kelompok mengetahui tujuan pelatihan yang diikutinya,
dibutuhkan lebih dari sekedar wacana, konsep atau kumpulan menyampaikan harapannya, dan
materi yang dilatihkan di dalam kelas. Sebagai komitmen, menyepakati norma selama proses pelatihan.
pembelajaran disini sangat erat kaitannya dengan pembentukan
tim. Namun kualitas dan keberhasilan pembentukan tim tergantung III. POKOK BAHASAN
kepada setiap individu yang membangun komitmen pembelajaran. Pokok bahasan yang dibahas dalam modul ini adalah:
Setiap individu harus senantiasa melibatkan dirinya untuk secara Pokok Bahasan A: Perkenalan/Pencairan
terus menerus meningkatkan kemampuan belajarnya.
Pokok Bahasan B: Tujuan Pelatihan
Komunitas harus menghargai setiap individu yang terlihat dari
Pokok Bahasan C: Harapan Peserta
komitmen komunitas terhadap pembelajaran. Kinerja individu dalam
komunitas ditingkatkan dengan memberdayakan dan mendorong Pokok Bahasan D: Norma Kelas
kreativitas mereka. Sebuah komunitas memahami persyaratan untuk
mencapai keberhasilan dengan menghargai perbedaan, mengakui IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
setiap usaha dan mendorong terjadinya partisipasi.
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 2 jam
Modul pelatihan ini diharapkan akan dapat mempercepat proses
pelajaran (T=0 Jpl; P=2; PL=0) @ 45 menit untuk memudahkan
terbentuknya pola pikir, yaitu kalau ingin sukses dalam proses
proses pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran harus mampu membangun komitmen belajar. Dengan
pembelajaran sebagai berikut.
membangun komitmen belajar akan didapatkan hasil yang optimal
melalui penggunaan sumber daya secara efisien. Untuk itu dalam A. Langkah 1 (30 menit)
modul ini akan dibelajarkan materi tentang membangun komitmen Fasilitator memperkenalkan diri.
belajar dengan pokok bahasan (1) Pencairan/Perkenalan, (2) Tujuan Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus.
pelatihan, (3) Harapan peserta, (4) Norma selama proses pelatihan.
200 201
Dinamika Kelompok Dinamika Kelompok
Fasilitator menyampaikan agar proses belajar berjalan efektif maka REFERENSI
antar peserta, dengan fasilitator dan narasumber juga dengan
Kerja sama antara Kementerian Kesehatan RI dengan Kementerian
panitia harus saling mengenal. Perkenalan dilakukan dengan
Dalam Negeri Republik Indonesia, Kurikulum dan Modul Pelatihan
memainkan permainan yang telah disediakan.
Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan,
Jakarta 2011.
Langkah 2 (15 menit)
Departemen Kesehatan RI, Badan PPSDM Kesehatan, Kurikulum &
Masing-masing peserta diminta untuk menuliskan harapannya Modul Pelatihan Fasilitator Tingkat Puskesmas dalam
di kertas metaplan kuning. Pengembangan Desa Siaga, Jakarta, 2007.
Kemudian ditempelkan pada tempat yang telah disediakan. Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal PP&PL, Modul
Peserta yang ditunjuk secara bergantian diminta untuk Pelatihan Bagi Pelatih PSN DBD dengan pendekatan Komunikasi
membacakan. Perubahan Perilaku (COMBI), 2007.
Fasilitator menanggapi, dikaitkan dengan tujuan pelatihan yang Kementerian Kesehatan RI, Second Decentralized Health Services
telah disampaikan pada awal sesi tadi. Project, Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bagi Petugas
Puskesmas, Jakarta, 2010.
Langkah 3 (30 menit)
Fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok. Masing-
masing kelompok diminta untuk mendiskusikan norma
selama proses pelatihan berlangsung.
Hasil diskusi kelompok disajikan kemudian disepakati disusun
menjadi norma pelatihan.
202 203
Dinamika Kelompok Dinamika Kelompok
Modul
Materi
Penunjang 2
RENCANA TINDAK LANJUT
RTL
MODPENRI2NJANG
ULU
Renca MAT
na
(RTL
E
)
LanjutTi
ndak
POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat
Ayo Ke
MODUL MATERI PENUNJANG 2
205
Rencana Tindak Lanjut (RTL)
DESKRIPSI SINGKAT IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Modul RTL ini disusun untuk membekali para kader agar me-review A. Pengantar (5 menit)
kembali materi-materi yang telah diberikan, materi mana yang belum Fasilitator menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan, dan waktu
dimengerti oleh kader. Modul ini juga memuat daftar rincian kegiatan yang diperlukan untuk melaksanakan Pokok Bahasan IX di atas
RTL yang akan dilaksanakan di Posyandu masing-masing. papan tulis atau kertas dinding.
206 207
Rencana Tindak Lanjut (RTL) Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Fasilitator memberikan penjelasan yang diperlukan. Fasilitator V. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR
lainnya, juga bisa menambahkan penjelasan-penjelasan
apabila diperlukan. Tabel Rencana Tindak Lanjut
Fasilitator memberikan masukan mengenai hasil evaluasi (Untuk 3 bulan)
dengan mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK). SUMBER DAYA
NO KEGIATAN PENDUKUNG WAKTU ORANG/ ALAT & SUMBER
Rencana Tindak Lanjut (RTL) (30 menit)
PELAKSANA BAHAN DAYA
Fasilitator menampilkan tabel dari LB.9.3 yang telah disalin ke 1 2 3 4 5 6 7
atas kertas dinding.
Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok, sesuai
Posyandu masing-masing.
Fasilitator meminta setiap kelompok (per Posyandu) untuk
menyalin tabel LB.9.3 ke atas kertas HVS dan mengisinya
dengan rencana tindak lanjut di Posyandu masing-masing
(dibuat rangkap dua).
Fasilitator berkeliling dan membantu setiap kelompok apabila
diperlukan, untuk mengisi tabel RTL dengan baik. Rencana
yang dibuat ini harus dibuat sesederhana mungkin agar
benar-benar bisa dilaksanakan oleh mereka.
Fasilitator menyampaikan manfaat penyusunan RTL dengan
Catatan:
mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK).
- Kegiatan
Penutupan (10 menit)
Fasilitator meminta seorang peserta untuk menyampaikan : dibuat sesuai dengan kemampuan Posyandu agar
kesan-kesan singkat tentang kegiatan pelatihan. RTL ini benar-benar bisa dilaksanakan, misalnya
Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi aktif penyuluhan terarah.
peserta dalam kegiatan pelatihan. Pelatihan ditutup dengan Pendukung : bisa diisi dengan sektor atau lembaga yang bisa