Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Evaluasi adalah penilaian. Kegiatan evaluasi mempunyai tujuan akhir
yakni untuk mengetahui atau memberi nilai atas sesuatu. Istilah evaluasi banyak
digunakan dalam berbagai kegiatan dan pada umumnya terkait dengan program
yang terencana. Pada dasarnya kegiatannya adalah pengumpulan data, analisis,
dan pemberian nilai. Hasil evaluasi difungsikan sebagai pengambilan keputusan
untuk kegiatan lanjut dalam rangka mencapai keefektifan tujuan.
Penilaian adalah pemberian keputusan atas sesuatu atau seseorang berdasarkan
sekumpulan data atau fakta yang dikaitkan dengan baku mutu (standart/measures)
tertentu. Menggunakan baku mutu tertentu kita dapat memberikan nilai dengan
kualitas ‘Rendah’, ‘Sedang’, atau ‘Tinggi’. Memberi nilai atas angka-angka
tersebut untuk sebuah keputusan adalah kegiatan penilaian.
Evaluasi adalah kegiatan terstruktur dan mempunyai pola dan prosedur
kerja yang baku yang harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh, kegiatan
evaluasi berbeda dengan kegiatan penelitian sekalipun keduanya memiliki unsur
kesamaan. Fokus dari kegiatan evaluasi adalah keputusan atau kebijakan, adapun
penelitian berfokus pada penemuan pengetahuan dan atau pengujian hipotesis
ilmiah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian penilaian?
2. Apa manfaat penilaian kinerja?
3. Bagaimana penilaian kinerja dengan model balanced scorecard?
4. Bagaimana indikator penilaian mutu layanan kesehatan?

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk memahami dan mengetahui bagaimana Fungsi Manajemen Penialaian
(evaluasi).

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penilaian


Penilaian menurut World Health Organization adalah suatu cara belajar
yang sistematis dari pengalaman yang dimiliki utuk meningkatkan pencapaian,
pelaksanaan, dan perencanaan suatu program melalui pemilihan secara saksama
berbagai kemungkinan yang tersedia guna penerapan selanjutnya. The American
Public Association mendefinisikan penilaian adalah proses untuk menentukan
nilai atau jumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai
tujuan yang telah diterapkan, Sedangkan menurut KBBI pengertian evaluasi
adalah penilaian yang dilakukan oleh seseorang dengan posisi yang lebih tinggi
dan ditujukan kepada orang yang memiliki posisi lebih rendah baik secara
stuktural maupun kemampuan. Berarti dapat disimpulkan bahwa proses penilaian
(evaluasi) adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan
dan membandingkan hasil yang dicapai dengan tolok ukur atau kriteria yang telah
ditetapkan lalu kemudian mengindentifikasi apakah penilaian sudah sesuai dengan
harapan, tujuan, dan perencanaan, jika dirasa telah sesuai maka proses penilaian
(evaluasi) dianggap berhasil.

2.2 Penilaian Kinerja


Tujuan utama dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personal
dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang
telah ditetapkan sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang
diinginkan oleh organisasi (Mulyadi, 2001: 416) Penilaian kinerja dapat
digunakan sebagai media untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan
merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya, melalui umpan balik
yang dihasilkan kinerja pada waktunya serta pemberian penghargaan, baik yang
bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.
Pelaksanaan penilaian kinerja dalam makna yang luas dapat disebutkan
melekat dalam kehidupan manusia. Untuk bertahan hidup, manusia mengkaji apa

2
yang telah dilakukan pada hari-hari sebelumnya dan hasilnya digunakan untuk
membangun hari esuk yang lebih baik. Robert L. Mathis dan John H. Jackson
(2002:81) berpendapat bahwa penilaian kinerja merupakan suatu proses
mengevaluasi seberapa baik karyawan mengerjakan pekerjaan mereka ketika
dibandingkan dengan satu set standar, dan kemudian mengkomunikasikan
informasi tersebut. Sedangkan Menurut Siswanto (2001:35) penilaian kinerja
adalah: “Suatu kegiatan yang dilakukan oleh Manajemen / Penyedia penilai untuk
menilai kinerja tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja
dengan uraian / deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu (biasanya setiap
akhir tahun.)”.
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa seseorang karyawan diukur
kinerjanya bukan dari sisi perilaku psikologi atau tujuan perusahaan tetapi
berdasarkan kompetensi yang dimilikinya dan difungsikan sesuai dengan jabatan
kerja yang menjadi tanggung jawabnya.
Berikut merupakan tahap penilaian kinerja:
1. Perbandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah di
tetapkan sebelumnya.
2. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari
yang di tetapkan dalam standar.
3. Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk
mencegah perilaku yang tidak di inginkan.

2.3 Manfaat Penilaian Kinerja


Manfaat dilakukannya penilaian kinerja karyawan adalah sebagai berikut :
2. Memberikan informasi tentang hasil yang diinginkan dari sebuah pekerjaan.
3. Menciptakan peningkatan produktivitas karyawan sebab ada feedback atau
umpan balik untuk karyawan yang berprestasi.
4. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan.
Seperti : promosi, transfer, dan pemberhentian.
5. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian
karyawan secara maksimum.

3
6. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan
untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program ke depan
berikutnya.

2.4 Tujuan Penilaian /Evaluasi Kinerja


Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan
kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja dari SDM organisasi. Secara lebih
spesifik, tujuan dari evaluasi kinerja sebagaimana dikemukakan Sunyoto (1999:1)
yang dikutip oleh Mangkunegara (2005:10) adalah:

1. Meningkatkan Saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan


kinerja.
2. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga mereka
termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya
berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu.
3. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan
aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karier atau pekerjaan
yang di embannya sekarang.
4. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga
karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya.
5. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan
kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan kemudian menyetujui
rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah.

Kegiatan penilaian kinerja sendiri dimaksudkan untuk mengukur kinerja


masing-masing tenaga kerja dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas
kerja, sehingga dapat diambil tindakan yang efektif semisal pembinaan
berkelanjutan maupun tindakan koreksi atau perbaikan atas pekerjaan yang dirasa
kurang sesuai dengan deskripsi pekerjaan. Penilaian kinerja terhadap tenaga kerja
biasanya dilakukan oleh pihak manajemen atau pegawai yang berwenang untuk
memberikan penilaian terhadap tenaga kerja yang bersangkutan dan biasanya
merupakan atasan langsung secara hierarkis atau juga bisa dari pihak lain yang
diberikan wewenang atau ditunjuk langsung untuk memberikan penilaian. Hasil

4
penilaian kinerja tersebut disampaikan kepada pihak manajemen tenaga kerja
untuk mendapatkan kajian dalam rangka keperluan selanjutnya, baik yang
berhubungan dengan pribadi tenaga kerja yang bersangkutan maupun yang
berhubungan dengan perusahaan.

2.5 Penilaian Kinerja dengan Balance Scorecard


Balance scorecard adalah suatu cara pandang baru bagaimana organisasi
akan dapat lebih baik lagi dikelola. Balance scorecard merupakan mekanisme
untuk membuat organisasi, termasuk organisasi pemerintah, berfokus pada
strategi karna penerapan Balance scorecard memungkinkan semua unit dalam
organisasi memberikan konstribusi secara terukur pada pelaksanaan strategi
organisasi.
Balance scorecard memberi manfaat bagi organisasi dalam beberapa cara
yaitu :
1. Menjelaskan visi organisasi dan menyelaraskan organisasi untuk mencapai
visi itu,
2. Mengintegrasikan perencanaan strategis dan alokasi sumber daya
3. Meningkatkan efektifitas manajemen dengan menyediakan informasi yang
tepat untuk mengarahkan perubahan.
Balance scorecard secara singkat adalah system manajemen untuk mengelola
implementasi strategi, mengukur kinerja secara utuh, mengkomunikasikan visi,
strategi, dan sasaran kepada stakeholder. Kata Balance merujuk pada konsep
keseimbangan antara berbagai perspektif jangka waktu (pendek dan panjang),
lingkup perhatian (intern dan ekstern). Kata scorecard mengacu pada rencana
kinerja organisasi dan bagian bagiannya serta ukurannya secara kuantitatif.
Penerapan penilaian kinerja rumah sakit yang berbasis Balance scorecard
dapat dilaksanakan beberapa indikator dan perspektif dapat di sesuaikan dengan
kinerja yang terkait langsung dengan pelayanan rumah sakit.penggunaan Balance
scorecard dapat mengukur kinerja rumah sakit melalui empat persepektif, yaitu
financial, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan.
Dari segi pembelajaran dan pertumbuhan ukuran ukuran yang digunakan adalah
kapasitas pekerja (kepuasan kerja pegawai, turnover, produktifitas pegawai,

5
kapabilitas system informasi dan motivasi, pemberdayaan, dan keselarasan
(empowering).
Untuk kinerja rumah sakit juga dapat diukur melalui kinerja pelayanan
berupa BOR, ALOS, TOI, BTO, NDR, GDR rata-rata kunjungan rawat jalan per
hari (Wijono,1999). Langkah awal rumah sakit dalam merumuskan Balance
scorecard adalah menentukan visi, misi, tujuan dan strategi. Langkah selanjutnya
adalah menjabarkan strategi ke dalam empat persepektif tersebut.

2.5.1 Cara Mengukur Balance Scorecard


Kriteria pengukuran yang seimbang menurut Mulyadi (2001)
adalah sejauh mana sasaran strategik dicapai secara seimbang. Skor tiap-tiap
kinerja diberikan berdasarkan rating scale sebagai berikut:
Rating Scale

Skor Nilai
-1 Kurang
0 Cukup
1 Baik

Sumber: Mulyadi 2001

Setelah menentukan rating scale, selanjutnya adalah membuat ukuran


kinerja berisi indikator-indikator yang akan digunakan sebagai dasar pemberian
skor. Contoh sebagai berikut:

Tabel Ukuran Hasil dan Ukuran Pemacu Kinerja untuk Setiap Sasaran Strategi
Perspektif Sasaran Strategi Ukuran Hasil Ukuran Pemacu Skor
Kinerja
Perspektif 1. Pertumbuhan 1. Pertumbuhan Revenue mix 1
keuangan 2. Pendapatan 2. Pendapatan Cycle effectiveness 1
3. Perubahan 3. Perumusan biaya 1
biaya

6
Perspektif 1. Brand equity 1. Costumer 1. Bertambahnya 1
pelanggan 2. Meningkatnya acquisition pasien baru
kualitas 2. Costumer retention 2. Depth of 1
layanan 3. Costumer relationship
customer Satisfaction 3. Berkurangnya 1
jumlah keluhan
Perspektif Peningkatan 1. Jumlah 1. Semakin 1
bisnis kualitas proses penanganan sedikitnya
internal layanan keluhan, jumlah keluhan.
langganan Pendapatan dari 2. Seberapa cepat
penjual jasa. pasien 1
2. Respontime tertangani
Perspektif 1. Meningkatnya 1. Retensi karyawan 1. Berkurangnya 1
pembelaja komitmen 2. Pelatihan jumlah
an dan karyawan karyawan karyawan yang
pertumbuha meningkatnya keluar
n kapabilitas 2. Jumlah
karyawan karyawan yang 1
2. Meningkatnya mengikuti
kapabilitas pelayanan.
karyawan
Total skor 10

Dari tabel berikut ini menunjukkan penilaian terhadap masing masing


aspek kinerja yang terlibat di setiap perspektif diberi skor 1. Skor satu
merupakan hasil kinerja yang dinilai “baik”. Sementara untuk skor 0 diberikan
pada hasil kinerja “cukup” Dan kinerja yang dinilai “kurang” diberi skor -1.
Pemberian skor tersebut merupakan skor standar, sehingga dinilai “baik” dan
semua ukuran diberi aspek ukuran kinerja berpengaruh sama untuk mengukur
tujuan akhir yaitu memberikan pelayanan terbaik sehingga menimbulkan
kepuasan konsumen.

7
2.5.2 Keungulan Balance Scorecard
Balance Scorecard memiliki beberapa keunggulan (Gunawan, 2000
dalam Srimindarti, 2004) antara lain:
a. Komprehensif
Balance Scorecard menekankan pengukuran kinerja tidak hanya aspek
kuantitatif saja, tetapi juga aspek kualitatif. Keempat perspektif
menyediakan keseimbangan antara pengukuran eksternal seperti laba,
sedangkan pada ukuran internal seperti pengembangan produk baru.
b. Koheren
Balance Scorecard mengharuskan personil untuk menentukan hubungan
sebab akibat diantara berbagai sasaran yang dihasilkan dalam setiap
perencanaan. Setiap sasaran yang ditetapkan dalam perspektif keuangan
harus mempunyai hubungan kausal dengan sasaran keuangan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
c. Seimbang
Keseimbangan sasaran yang dihasilkan oleh sistem perencanaan penting
untuk menghasilkan kinerja keuangan yang berjangka panjang.
d. Terukur
Keterukuran sasaran yang dihasilkan oleh sistem perencanaan menjanjikan
ketercapaian berbagai sasaran yang dihasilkan oleh sistem tersebut.
Balance Scorecard mengukur sasaran-sasaran yang sulit untuk diukur.
Sasaran pada perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta
pembelajaran dan pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah
untuk diukur, namun dalam Balance Scorecard sasaran ketiga perspektif
non keuangan tersebut dapat diukur.

2.6 Penilaian Kinerja Rumah Sakit


Berdasar standar pengukuran jasa pelayanan kesehatan nasional (Depkes
2005), kinerja rumah sakit dinilai dari:
a. BOR (Bed Occupancy Rate)
Menunjukkan presentase tempat tidur yang dihuni dengan tempat tidur
yang tersedia.

8
b. BTO (Bed Turn Over Rate)
Menunjukkan perbandingan jumlah pasien keluar dengan rata-rata
tempat tidur yang siap pakai.
c. TOI (Turn Over Interval)
Menunjukkan rata-rata waktu luang tempat tidur.
d. ALOS (Average Length of Stay)
Menunjukkan rata-rata lamanya seorang pasien dirawat inap.
e. GDR (Gross Death rate)
Digunakan untuk mengetahui rata-rata kematian untuk tiap-tiap 1000
pasien keluar.
f. NDR (Net Death Rate)
Digunakan untuk mengetahui rata-rata angka kematian >48 jam setelah
dirawat untuk tiap-taip 1000 pasien keluar.

2.7 Indikator Penilaian Mutu Layanan Kesehatan


Mutu pelayanan kesehatan dapat dikaji antara lain berdasarkan tingkat
pemanfaaatan sarana pelayanan kesehatan. Berikut beberapa indikator yang dapat
digunakan untuk melakukan penilaian mutu pelayanan kesehatan yaitu:
1. Indikator yang mengacu pada aspek medis
a. Angka infeksi nosocomial (1-2%)
b. Angka kematian kasar/GDR (3-4%)
Jumlah pasien mati seluruhnya dirawat
X 100%
Jumlah pasien keluar rumah sakit (hidup+mati)
c. Post operative death rate/ PODR (1%)
Total kematian dalam 10 kali operasi dalam periode tertentu
X 100%
Jumlah pasien keluar rumah sakit (hidup+mati)
d. Kematian ibu melahirkan (1-2%)
Jumlah pasien kebidanan yang meninggal dalam periode tertentu
Jumlah pasien kebidanan yang keluar (hidup+mati) X 100%

2. Indikator mutu pelayanan tingkat efisiensi rumah sakit


a. Unit cost rawat jalan

9
b. Jumlah penderita yang mengalami dekubitus
c. Jumlah penderita yang jatuh dari tempat tidur
d. BOR 70-85%
Presentase pemakai tempat tidur pada satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tentang tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur RS
Jumlah hari perawatan rumah sakit dalam waktu tertentu
X 100%
Jumlah TT x jumlah hari dalam satuan

e. Turn over interval/ TOI 1-3 hari TT yang kosong


Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat ke saat sampai
terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur
(Jumlah x TT Hari) – Hari Perawatan RS
X 100%
Jumlah pasien keluar (hidup+mati)

f. Bed Turn Over/BTO 5-45 hari atau 40-50 kali/1 TT/tahun


Frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali
tempat tidur dipakai dalam satuan waktu tertentu
Jumlah pasien keluar (hidup+mati) X 100%
Jumlah TT
g. Average length of stay/ ALOS 7-10 hari
Rata-rata lamanya perawatan seorang pasien. Indikator ini
merupakan gambaran efisiensi manajemen pasien.
Jumlah hari perawatan pasien keluar RS
X 100%
Jumlah pasien keluar (hidup+mati)

3. Indikator mutu mengacu pada keselamatan pasien


a. Ketetapan identifikasi pasien
b. Peningkatan komunikasi efektif
c. Peningkatan keamanan obat atau high alert yang harus di waspadai
d. Kepastian terhadap lokasi, prosedur dan pasien operasi

10
e. Pengurangan terhadap resiko infeksi setelah menggunakan pelayanan
kesehatan
f. Pengurangan resiko jatuh

4. Indikator mutu yang berkaitan dengan rekam medis


a. Waktu penyediaan dokumen rekam medis dari unit rekam medis ke poli
rawat jalan ≤ 10 menit
b. Waktu penyediaan dokumen rekam medis dari unit rekam medis ke poli
rawat inap ≤ 15 menit
c. Pengembalian dokumen rekam medis dari rawat jalan ke unit rekam
medis adalah 1x24 jam
d. Pengembalian dokumen rekam medis dari rawat inap ke unit rekam
medis adalah 1x24 jam
e. 100% pada kelengkapan pengisian data pada dokumen rekam medis
f. Dokumen rekam medis wajib dijaga kerahasiannya tidak boleh dibawa
pulang oleh pasien, pasien hanya boleh mendapat surat resume medis
untuk dibawa pulang dan kepentingan asuransi/ klaim pembayaran
penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan.

5. Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasan pasien


a. Jumlah keluhan pasien/keluarga
b. Surat pembaca
c. Jumlah surat kaleng
d. Surat yang masuk di kotak saran

Berikut ini contoh evaluasi kinerja secara umum yang digunakan di


lingkungan organisasi baik yang profit oriented maupun non profit oriented

11
Evaluasi Kinerja Karyawan/ pimpinan
No Aspek evaluasi Bobot Rating Skor
1 Komunikasi
2 Etika dan perilaku
3 Integritas dan loyalitas
4 Kedisiplinan
5 Kerjasama
Jumlah

Evaluasi Kinerja Karyawan/ pimpinan aspek internal dan eksternal


No Aspek evaluasi Bobot Rating Skor
A. Internal Evaluasi
1 Komunikasi
2 Etika dan perilaku
3 Integritas dan loyalitas
4 Kedisiplinan
5 Kerjasama
Jumlah
B. External Evaluasi
1 Ekspansi dan provit
2 Komunikasi dan
networking
3 Perubahan dan
dampak
4 Reputasi dan nilai
Jumlah

Menyusun dan menghitung nilai bobot,rating, dan skor dapat


dilakukan dengan teknik skala sebagai berikut:
1. Bobot nilai
a. 0,76-1,00 = sangat penting
b. 0,51-0,75 = penting

12
c. 0,26-0,50 = standar
d. 0,11-0,25 = tidak penting
e. 0,01-0,10 = sangat tidak penting

2. Rating nilai
a. 5 = sangat baik
b. 4 = baik
c. 3 = netral (standar)
d. 2 = tidak baik
e. 1 = sangat tidak baik

3. Skor nilai
Untuk skor nilai dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :

SN = BN x RN

Keterangan :
SN = Skor Nilai
BN = Bobot Nilai
RN = Rating Nilai

Ukuran hasil evaluasi kinerja


Hasil Evaluasi Kesimpulan Evaluasi
4,00 - 5,00 Sangat baik sekali
3,50 - 3,99 Layak atau sangat baik
3,40 - 3,49 Baik dan dipertimbangkan
3,00 - 3,39 Tidak layak
1,00 - 2,99 Sangat tidak layak

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Untuk bertahan hidup, manusia mengkaji apa yang telah dilakukan pada
hari-hari sebelumnya dan hasilnya digunakan untuk membangun hari esuk yang
lebih baik. Kegiatan penilaian kinerja sendiri dimaksudkan untuk mengukur
kinerja masing-masing tenaga kerja dalam mengembangkan dan meningkatkan
kualitas kerja. Seseorang karyawan diukur kinerjanya bukan dari sisi perilaku
psikologi atau tujuan perusahaan tetapi berdasarkan kompetensi yang dimilikinya
dan difungsikan sesuai dengan jabatan kerja yang menjadi tanggung jawabnya.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
di pertanggung jawabkan. Oleh karna itu, penulis menngharapkan kritik dan saran
dari pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

Amir, Mohammad Faisal.2015. Memahami Evaluasi Kinerja Karyawan.

Jakarta: Mitra Wacana Media

Faida, Eka Wilda. 2018. Dasar Organisasi dan Manajemen Unit Kerja

Rekam Medis. Surabaya: APTIRMIK

Satrianegara, M, Fais. 2014. Organisasi dan Manajemen Pelayanan

Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika

Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Evaluasi Kinerja. Bandung: Refika Aditama.

Simanjutak, Payaman J. 2005. Manajemen dari Evaluasi Kerja. Lembang:

FFUI Jakarta.

15
SOAL

1. Kegiatan terstruktur dan mempunyai pola dan prosedur kerja yang baku yang haru
dikerjakan dengan sungguh sungguh, kegiatan evaluasi berbeda dengan kegiatan
penelitian sekalipun keduanya memiliki unsur kesamaan. Pengertian diatas
termasuk ke dalam fungsi manajemen yang mana ?
A. Planning
B. Organizing
C. Actuating
D. Controlling
E. Evaluating

2. Berikut adalah tujuan dari fungsi- fungsi manajemen.


1) Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan kinerja.
2) Memberi tugas pekerjaan pada unit pekerja secara koordinatif agar dapat
melaksanakan pekerjaan dengan mudah dan efektif.
3) Menetapkan standar yang akan dipakai untuk mempermudah pengawasan.
4) Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan
meningkatkan kepedulian terhadap karir atau pekerjaan yang di dapatkan
sekarang.
5) Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan sehingga mereka
termotivasi dan berbuat lebih baik.
6) Mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif
dalam mencapai tujuan perusahaan.
Hal-hal yang termasuk ke dalam tujuan dari fungsi manajemen “Evaluating”
adalah ……
A. 1 , 2, dan 6
B. 2 , 3, dan 6
C. 1 , 4 , dan 5
D. 3, 5, dan 6
E. 1, 2, dan 3

16
3. “Evaluasi atau Penilaian Kerja merupakan suatu proses mengevaluasi seberapa
baik karyawan mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan satu
set standard an kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut.” Dari
pernyataan diatas dikemukakan oleh beberapa ahli yang berpendapat, menurut
siapakah definisi dari pendapat tersebut ?
A. Robert L. Mathis dan John H. Jackson
B. Siswanto
C. Henry Fayol
D. William H. Newman
E. George R. Terry

4. Aliran manajemen yang pemikirannya fokus pada usaha untuk mencapai


kepuasan pelanggan adalah aliran ......
A. Analisis system
B. Klasik
C. Perilaku
D. Manajemen mutu
E. Manajemen ilmiah

5. Berikut ini adalah indikator mutu mengacu pada keselamatan pasien, kecuali?
A. Ketetapan identifikasi pasien
B. Peningkatan komunikasi efektif
C. Peningkatan keamanan obat
D. Tidak ada pemadam kebakaran
E. Pengurangan resiko jatuh

6. Berikut ini Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasan pasien,
kecuali?
A. Jumlah keluhan pasien/keluarga
B. Surat pembaca
C. Jumlah surat kaleng
D. Surat yang masuk di kotak saran

17
E. Konsultasi

7. Balance scorecard dapat mengukur kinerja rumah sakit melalui empat


persepektif, kecuali:
A. Financial
B. Pelanggan
C. Proses bisnis internal
D. Pembangunan
E. Pembelajaran dan pertumbuhan.

8. Dalam Balance scorecard Skor tiap-tiap kinerja diberikan berdasarkan rating


scale. Skor satu merupakan hasil kinerja yang dinilai “baik”. Sementara untuk
skor nol diberikan pada hasil kinerja “cukup” Dan kinerja yang dinilai “kurang”
diberi skor.....
A. – 2
B. 3
C. – 1
D. 0
E. 1

9. Penilaian adalah suatu cara belajar yang sistematis dari pengakaman yang dimiliki
untuk meningkatkan pencapaian, pelaksaanan dan perencanaan suatu program
melalui pemilihan secara seksama berbagai kemungkinan yang tersedia guna
penerapan selanjutnya, pengertian penelitian tersebut menurut?
A. Robhet L. Mathis
B. Jhon H. Jackson
C. World Health Organization
D. Mulyadi (2001)
E. Robhet L. Mathis dan Jhon H. Jackson

10. Dalam suatu Rumah Sakit Z, setelah dilakukan perhitungan selama 30 hari
didapatkan jumlah hari perawatan sebanyak 6000 dan ada 300 tempat tidur.

18
Jumlah pasien yang keluar 2000 orang. Berapa BOR, ALOS dan TOI Di rumah
sakit tersebut adalah?
A. BOR : 67%
ALOS : 4 hari
TOI : 1,5 hari
B. BOR : 67%
ALOS : 3 hari
TOI : 2 hari
C. BOR : 60%
ALOS : 3 hari
TOI : 1,5 hari
D. BOR : 67%
ALOS : 3 hari
TOI : 1,5 hari
E. BOR : 67%
ALOS : 4 hari
TOI : 2 hari

11. Berikut ini merupakan berapa keunggulan penggunaan balance scorecard kecuali:
A. Komprehensif
B. Koheren
C. Seimbang
D. Terukur
E. Kompeten

12. Seorang pasien dirawat di Rumah Sakit A. Pasien tersebut dirawat inap dengan
diagnose penyakit Diabetes Melitus. Pada pukul 1 pagi, pasien ingin ke kamar
mandi untuk buang air besar. Pada jam tersebut, perawat sedang kembali ke
ruangan masing-masing, sehingga tidak ada yang mengawasi pasien tersebut.
Pihak keluarga pun sudah tertidur dan pasien tidak ingin membangunkan salah
satu keluarganya untuk menemaninya. Pasien pergi ke kamar mandi sendiri.
Seorang cleaning service kebetulan sedang membersihkan kamar mandi di

19
ruangan tersebut dan cleaning service mendengar suara minta tolong di dalam
kamar mandi lainnya. Mendengar suara tersebut, CS langsung bergegas menolong
pasien tersebut dan setelah ditolong CS langsung memenggil perawat yang
sedang bertugas.
Dari cerita di atas, dapat didapatkan sebuah informasi bahwa …
A. Indikator mutu yang berkaitan dengan Rekam Medis sudah baik
B. Indikator mutu yang berkaitan dengan kepuasan pasien
C. Indikator mutu yang berkaitan dengan keselamatan pasien sudah maksimal
D. Indikator mutu yang berkaitan dengan keselamatan pasien belum maksimal
E. Indikator mutu yang berkaitan dengan efisiensi rumah sakit sudah baik

13. Seorang pasien berusia 22 tahun mendapatkan pelayanan rawat inap di Rumah
Sakit Setyobudi. Pasien dirawat inap dengan diagnose penyakit pneumonia.
Setelah dilakukan pemeriksaan yang terakhir sebelum pasien pulang, dokter
menyatakan bahwa pasien juga mengalami infeksi. Sementara pada pemeriksaan
awal tidak ada diagnose bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa pasien terkena infeksi pada saat pasien berada di rumah sakit
selama masa perawatan.
Dari kasus di atas, infeksi yang dimaksud adalah …
A. Hepatitis B
B. HIV
C. Pertusis
D. Nosocomial
E. Mengingitis

14. Penilaian kinerja merupakan suatu proses mengevaluasi seberapa baik karyawan
mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan satu set standar, dan
kemudian mengomunikasikan informasi tersebut, pengertian penilaian kerja
menurut?
A. Robhet L. Mathis
B. Jhon H. Jackson
C. World health Organization

20
D. Mulyadi (2001)
E. Robhet L. Mathis dan Jhon H. Jackson

15. Indikator mutu layanan kesehatan merupakan hal yang menjadi perhatian kita
yang dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas, komprehensif, dan
berimbang. salah satu indikator yang dapat dilihat bagaimana mutunya adalah
indikator yang berkaitan dengan berkas Rekam Medis. berikut pernyataan yang
benar mengenai mutu yang berkaitan dengan rekam medis adalah ...
A. Waktu pengembalian berkas rekam medis rawat inap adalah 4X24 jam
B. Berkas rekam medis boleh dibawa pasien pada saat berobat di rumah sakit
C. Waktu pwnyediaan dokumen rekam medis dari unit rekam medis ke poli
rawat inap < 15 menit
D. Kelengkapan pengisian data pada dokumen rekam medis 90%
E. Batas waktu pengembalian berkas rekam medis tidak boleh melebihi 1
minggu meskipun pasien menjalani pemeriksaan apapun

21
JAWABAN
1. E
2. C
3. A
4. D
5. D
6. E
7. D
8. C
9. C
10. D
11. E
12. D
13. D
14. E
15. C

22

Anda mungkin juga menyukai