Analisis Tabulasi Silang Crosstab
Analisis Tabulasi Silang Crosstab
Disusun oleh :
Pada bab ini, akan dibahas mengenai latar belakang, tujuan sasaran, ruang
lingkup, metodologi dan sistematika penulisan.
1
tingkat pendapatan yang dihasilkan masing-masing usaha tersebut akan
berbeda sehingga dapat mempengaruhi potensi kemajuan ekonomi di wilayah
tersebut.
Maka dari itu, perlu diadakan suatu analisis mengenai keterhubungan
antara aktivitas usaha kecil dengan tingkat pendapatannya. Salah satu koridor
jalan yang berada di Kota Bandung yang dapat dianalisis adalah koridor Jalan
Laswi, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung.
Pada kesempatan ini penulis mengambil judul “Hubungan Tingkat
Pendapatan dengan Usaha Kecil (Mikro) di Ruas Jalan Laswi” untuk diangkat
sebagai bahan analisis agar nantinya didapatkan kesimpulan dan rekomendasi
yang bisa menjadi solusi permasalahan ini.
1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui
keadaan perekonomian ruas Jalan Laswi dan keterhubungan tingkat pendapatan
dengan usaha kecil (mikro) yang dilakukan oleh masyarakat sekitarnya agar
kedepannya didapatkan solusi-solusi yang baik untuk mengatasi permasalahan
yang terjadi di kawasan ini.
1.2.2 Sasaran
Sasaran dalam penulisan tulisan ini adalah :
a. Melakukan survey lapangan di ruas Jalan Laswi untuk menentukan
variabel yang akan di analisis.
b. Melakukan wawancara dan menyebarkan kuesioner untuk mendapatkan
data.
c. Mengolah dan menganalisis data untuk mendapatkan kesimpulan serta
rekomendasi perbaikan perkenomian di ruas Jalan Laswi.
2
1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah
Adapun lingkup wilayah yang menjadi objek penelitian adalah koridor
Jalan Laswi, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung.
3
Tabel 1.1
Jadwal Pengerjaan Makalah
Bulan / Tanggal
No Kegiatan
19/5 20/5 21/5 23/5 25/5 28/5 1/6 4/6 6/6 7/6
Tinjauan Umum
1.
Kawasan Studi
2. Pengerjaan Bab I
3. Pengerjaan Bab II
5. Assistensi
6. Perbaikan
Asistensi metoda
analisis dan
7.
penentuan teknik
survey
8. Pemantapan
Penyusunan Bab IV
9.
dan V
10. Assitensi
11. Perbaikan
Pengerjaan Power
12
Point
Pengumpulan
13.
Laporan
Sumber : Pengerjaan Makalah, 2015
4
Hasil analisis data yang diolah menggunakan software SPSS selanjutnya
di interpretasi menggunakan rumus-rumus interpretasi tabulasi silang (crosstab)
dan metode pendukung seperti Uji Chi Kuadrat Person (Person Chi-square Test).
1.4 Metodologi
Pada bab metodologi ini menjelaskan tentang metode-metode
pengumpulan data.
5
d. Observasi
Observasi merupakan metode dengan cara mencatat data observasi
dan mempertimbangkan kemudian memberikan penilaian terhadap
apa yang diamati atau dianalisis.
B. Pengumpulan data sekunder, yaitu dengan cara studi pustaka serta
beberapa literatur dan studi dokumentasi serta pengumpulan data
tambahan yang berasal dari internet.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan membahas tentang teori-teori yang akan di gunakan
sebagai landasan atau acuan untuk mengerjakan makalah ini. Adapaun teori-
teori yang digunakan adalah SPSS (Statistical Package for Social Science),
Tabulasi Silang (CROSSTAB) dan tahap-tahap penggunaan anova dalam
program SPSS.
Pada tahun 1984, muncul SPSS dalam versi PC (bisa dipakai untuk
komputer desktop) dengan nama SPSS/PC+ dan sejalan dengan populernya
sistem operasi Windows maka SPSS pada tahun 1992 mengeluarkan versi
Windows. Selain itu, SPSS juga menjalin aliansi strategis dengan software
house lainnya, seperti Oracle Corp, Business Object, serta Ceres Integrated
Solution untuk memperkuat market dalam bidang business intelligence.
SPSS dapat membaca berbagai jenis data atau memasukkan data secara
langsung kedalam SPSS Data Editor. Bagaimana pun struktur dari file data
mentahnya, maka data dalam Data Editor SPSS harus dibentuk dalam bentuk
baris (cases) dan kolom (variables). Baris berisi informasi untuk satu unit analisis,
sedangkan kolom adalah informasi yang dikumpulkan dari masing-masing kasus.
7
Beberapa kemudahan yang lain yang dimiliki SPSS dalam
pengoperasiannya adalah karena SPSS menyediakan beberapa fasilitas seperti
berikut ini:
a. Data Editor
Digunakan untuk pengolahan data. Data editor dirancang sedemikian
rupa seperti pada aplikasi-aplikasi spreadsheet untuk mendefinisikan,
memasukkan, mengedit, dan menampilkan data.
b. Viewer
Untuk mempermudah pemakai untuk melihat hasil pemrosesan,
menunjukkan atau menghilangkan bagian-bagian tertentu dari output,
serta memudahkan distribusi hasil pengolahan dari SPSS ke aplikasi-
aplikasi yang lain.
c. Multidimensional Pivot Tables.
Digunakan untuk melihat hasil pengolahan data. Pengguna SPSS dapat
dengan mudah melakukan pengaturan kelompok data dengan melakukan
splitting tabel sehingga hanya satu grup tertentu saja yang ditampilkan
pada satu waktu.
d. High-Resolution Graphics
Dengan kemampuan grafikal beresolusi tinggi, baik untuk menampilkan
pie charts, bar charts, histogram, scatterplots, 3-D graphics, dan yang
lainnya, akan membuat SPSS tidak hanya mudah dioperasikan tetapi juga
membuat pengguna merasa nyaman dalam pekerjaannya.
e. Database Access
Pengguna program ini dapat memperoleh informasi sebuah database
dengan menggunakan database wizard yang disediakannya.
f. Data Transformations
Transformasi data akan membantu pemakai memperoleh data yang siap
untuk dianalisis. Pemakai dapat dengan mudah melakukan subset data,
mengkombinasikan kategori, add, aggregat, merge, split, dan beberapa
perintah transpose files, serta yang lainnya.
g. Electronic Distribution
Pengguna dapat mengirimkan laporan secara elektronik menggunakan
sebuah pengiriman data (e-mail) atau melakukan export tabel dan grafik
ke mode HTML sehingga mendukung distribusi melalui internet dan
intranet.
8
h. Online Help
SPSS menyediakan fasilitas online help yang akan selalu siap membantu
pemakai dalam melakukan pekerjaannya. Bantuan yang diberikan dapat
berupa petunjuk pengoperasian secara detail, kemudahan pencarian
prosedur yang diinginkan sampai pada contoh-contoh kasus dalam
pengoperasian program ini.
i. Interface dengan Database Relasional
Fasilitas ini akan menambah efisiensi dan memudahkan pekerjaan untuk
mengekstrak data dan menganalisnya dari database relasional.
j. Analisis Distribusi
Fasilitas ini diperoleh pada pemakaian SPSS for Server atau untuk
aplikasi multiuser. Kegunaan dari analisis ini adalah apabila peneliti akan
menganalisis file-file data yang sangat besar dapat langsung me-remote
dari server dan memprosesnya sekaligus tanpa harus memindahkan ke
komputer user.
k. Multiple Sesi
SPSS memberikan kemampuan untuk melakukan analisis lebih dari satu
file data pada waktu yang bersamaan, misalnya dengan menggunakan
tipe bar, pie atau jangkauan nilai, simbol gradual, dan chart.
9
b. Dapat mengetahui keterkaitan antar variabel yang dijadikan sampel.
Tingkat keterkaitan ditunjukkan dengan bilang 0-1 yang
menunjuukkan derajat keterkaitan rendah hingga sangat rendah.
c. Dapat menentukan variabel dependent (terikat) dan variabel
independent (tidak terikat) dari dua variabel yang dianalisis. Salah
satu keluaran dari analisis tabulasi silang adalah penentuan dua
variabel terikat dan tidak terikat yang ditunjukkan oleh statistik lambda
atau eta.
Dapat dilihat dari kegunaannya bahwa analisis tabulasi silang ini akan
sangat membantu perencana dalam menganalisis pada tahap selanjutnya,
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Analisis tabulasi silang dapat
berguna apabila data yang diperoleh merupakan data dalam bentuk kategori
yang diperoleh dari survey primer di lapangan.
Keterangan:
R = Banyaknya baris
C = Banyaknya kolom
Oij = Frekuensi observasi pada baris ke-I dan kolom ke-j
Eij = Frekuensi harapan pada baris ke-I dan kolom ke-j
10
Dasar pengambilan keputusan :
a. Berdasarkan perbandingan Chi-Square Uji dan tabel
Jika Chi-Square hitung < Chi-Square tabel, maka diterima,
ditolak.
Jika Chi-Square hitung > Chi-Square tabel, maka ditolak,
diterima.
b. Berdasarkan probabilitasnya
Jika probabilitasnya > , maka diterima.
Jika probabilitasnya < , maka ditolak.
Uji Chi-kuadrat yang dihasilkan harus dibandingkan dengan titik kritis dan
distribusi teoritis Chi-kuadrat untuk menentukan apakah kedua varabel benar -0
benar independent. Untuk itu diperlukan juga derajat kebebasan (Degree Of
Freedom/df) dari tabel. Derajat kebebasan untuk tabel yang terdiri dari m baris
dan n kolom adalah:
Keterangan:
M = baris
N = Kolom
Uji Chi-kuadrat hanyalah uji indepedensi, sehingga hanya sedikit
memberikan informasi mengenai kekuatan atau bentuk asosiasi di antara dua
variabel. Harga yang dihasilkan bergantung pada ukuran sampel dan mode
independensi. Chi-kuadrat akan bertambah apabila ukuran sampel pada tabel
ditambah, harga dari Chi-kuadrat dapat dilihat melalui residuak yang relatif kecil
untuk frekuensi harapan akan tetapi ukuran sampelnya besar.
11
4. Tentukan frekuensi tiap sel dan hitung persen dengan arah
vertikal/kolom (posisi 100% ada dibawah, bukan samping kanan)
5. Perbandingan dilakukan antar persen kolom (kesamping) untuk
tiap kategori baris
6. Bila letak persen terbesar itu membentuk pola diagonal, maka ada
kecenderungan variabel independen berhubungan dengan
variabel dependen
7. Bila letak persen terbesar itu tersebar dan tidak membentuk pola
diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen
cenderung tidak berhubungan dengan variabel dependen
Langkah-langkah input data dan analisis tabulasi silang adalah sebagai
berikut:
1. Masukan variabel yang akan di analisis pada tab Variabel View. Input
data hasil kuesioner pada tab Data View. Dari menu utama SPSS,
pilih Analyze lalu pilih sub menu Descriptive Statistic kemudian
Crosstabs.
Gambar 2.1
Input Variabel Analisis Crosstab
Sumber : Hasil Analisis Kelompok, Tahun 2015
12
1) Terlihat pada tampilan tersebut bahwa semua variabel numerik
dan string pendek pada data akan ditampilkan pada kotak daftar
variabel.
2) Pindahkan variabel-variabel yang akan dijadikan variabel baris
dan variabel kolom masing-masing ke kotak: Row (s) dan Column
(s).
Gambar 2.2
Variabel Baris dan Kolom
Sumber : Hasil Analisis Kelompok, Tahun 2015
3) Pada kotak Previous ... Layer 1 of 1 ... Next masukkan variable
control. Variabel ini adalah selain dari pada variabel kolom dan
baris. Supress Tables adalah pilihan untuk semua criteria default
(telah ditetapkan oleh komputer). Jika memilih option ini, maka
tidak ada tabulasi silang yang dihasilkan dan spss hanya
menampilkan statistik yang anda tentukan.
2. Pilih bagian Statistics dan akan muncul jendela yang ada di
dalamnya terdapat beberapa istilah statistic seperti : Chi-Square,
Correlatation, Kappa,Risk,dll.
13
Gambar 2.3
Crosstab Statistic
Sumber : Hasil Analisis Kelompok, Tahun 2015
3. Klik continue, lalu kembali ke menu utama, kemudian klik Cell
Display, selanjutnya akan muncuk tampilan didalamnya terdapat:
Counts (Observed dan Expected), pada kotak Percentages(row,
column, total), dll.
Gambar 2.4
Crosstab Cell DIsplay
Sumber : Hasil Analisis Kelompok, Tahun 2015
14
4. Dari menu Cell Display kembali ke menu utama dengan klik continue,
lali klik Table Format sehingga muncul tampilan yang dapat dipilih
beberapa alternatif diantaranya Ascending dan Descendending.
Gambar 2.5
Crosstab Table Format
Sumber : Hasil Analisis Kelompok, Tahun 2015
5. Selanjutnya klik OK, akan keluar output analisisnya.
Gambar 2.6
Hasil Output Crosstab
Sumber : Hasil Analisis Kelompok, Tahun 2015
15
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH
DAN VARIABEL ANALISIS
Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran wilayah umum yang
dikaji, yaitu gambaran umum Jalan Laswi, Kecamatan Batununggal, Kota
Bandung serta penentuan variabel yang digunakan dalaman alisis tabulasi silang
(crosstab).
16
Gambar 3.1
Foto Citra Satelit Kecamatan Batununggal
Sumber : Google Earth, 2015.
Tabel 3.1
Luas Menurut Kelurahan di Kecamatan Batununggal
Gumuruh 95,80
Binong 72,00
Kebon Gedang 29,00
Maleer 38,00
Cibangkong 63,82
Samoja 54,32
Kacapiring 78,00
Kebonwaru 96,00
Jumlah 526,94
Sumber : Kecamatan Batununggal Dalam Angka Tahun 2013
17
dengan keseluruhan penduduk 120.927 jiwa (Indikator Penduduk Kecamatan
Batununggal, 2013).
Tabel 3.2
Proyeksi Penduduk Kecamatan Batununggal Menurut Kelurahan
Kelurahan L (jiwa) P (jiwa) L + P (jiwa)
18
Sedangkan untuk sarana kesehatan, di Kecamatan Batununggal terdapat 3 unit
puskesmas, 113 unit posyandu 1 unit poliklinik, 90 praktek dokter, 20 praktek
bidan dan 14 unit apotek yang dikelola oleh pihak swasta.
Tabel 3.3
Sarana Kesehatan per Kelurahan di Kecamatan Batununggal Tahun 2013
Sarana Pelayanan Kesehatan
Kelurahan
Rumah Puskes- Posyan Praktek Praktek Poli-
Apotek
Sakit mas -du Dokter Bidan klinik
0 1 16 6 - - 1
Gumuruh
0 - 10 9 3 - 3
Binong
Kebon 0 - 12 8 1 - 3
Gedang
0 - 13 10 4 1 1
Maleer
Cibang- 0 - 23 16 7 - 2
kong
0 - 14 2 3 - 0
Samoja
Kaca- 0 1 10 24 - - 3
piring
Kebon- 0 1 15 15 2 - 1
waru
0 3 113 90 20 1 14
JUMLAH
19
Gambar 3.2
Jumlah Pasar Menurut Jenis di Kecamatan Batununggal 2013
20
21
3.1.2. Gambaran Ruas Jalan Laswi
Jalan Laswi merupakan salah satu jalan arteri sekunder di Kota
Bandung. Jalan Laswi mempunyai panjang sekitar 1,10 Km. Pada ruas Jalan
Laswi terdapat banyak jenis usaha kecil (mikro) seperti bengkel, warung, kios,
toko, salon dan lain-lain.
Gambar 3.4
Foto Citra Satelit Ruas Jalan Laswi
Sumber : Google Earth, 2015.
22
Gambar 3.5
Ruas Jalan Laswi
Sumber : Penelitian Kelompok, 2015.
Gambar 3.6
Perlintasan Kereta Api di Jalan Laswi
Sumber : Penelitian Kelompok, 2015.
23
Dari hasil survey lapangan yang peneliti lakukan, di ruas Jalan Laswi
banyak berdiri usaha kecil (toko, warung, kios,dll.) hingga usaha besar
(minimarket, apotek, toko kue, dll.) karena peluang keuntungan pendapatan dari
usaha yang cukup besar. Bahkan untuk kebanyakan penduduk di ruas Jalan
Laswi memilih menggunakan rumahnya bahkan menyewa tanah untuk membuka
usaha kecil hingga usaha besar.
Gambar 3.7
Survey Lapangan
Sumber : Penelitian Kelompok, 2015
Penghasilan yang didapat oleh setiap pedagang berbeda-beda,
tergantung jenis usaha dan modal yang dikeluarkan. Eksistensi jenis usaha besar
(makro) ikut serta berpengaruh bagi eksistensi jenis usaha kecil (mikro), seperti
beberapa penduduk atau pengguna jalan yang lebih memilih berbelanja di
minimarket daripada di warung-warung dan toko kelontong. Oleh karena itu,
diperlukan pembatasan jumlah usaha besar (makro) untuk melindungi
keberadaan jenis usaha kecil (mikro), agar pendapatan penjual yang
mayoritasnya penduduk asli sekitar ruas Jalan Laswi tidak terganggu.
24
25
3.2 Variabel yang Digunakan
Objek penelitian dalam analisis ini adalah para masyarakat yang
berdomisili di Jalan Laswi, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung. Tetapi,
hanya di ambil sample 50 responden. Dalam variable penelitian yang diambil
adalah tingkat pendapatan dan jenis usaha kecil (mikro) di sekitar ruas Jalan
Laswi. Untuk memperjelas pernyataan diatas, dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan
3.5 berikut ini
Tabel 3.4
Nama variabel
Variabel Values
1. < Rp 3.000.000
Row Tingkat pendapatanPerbulan 2. Rp 3.000.000 – 5.000.000
3. > Rp 5.000.000
1. Pedagang Makanan
2. Bengkel
3. Percetakan
4. Kios
Column Jenis Usaha Kecil (mikro) 5. Kelontong
6. Penjahit
7. Salon
8. Matrial
9. Toko
Sumber : Penelitian Kelompok, 2015
Tabel 3.5
Tabulasi Variabel dan Responden
Jenis Usaha Kecil Tingkat Pendapatan Responden
9 1 1
5 2 8
8 3 2
1 2 6
2 3 7
4 2 2
9 3 4
3 2 2
1 3 3
5 3 1
26
1 1 4
6 2 1
4 1 4
7 2 1
9 2 1
6 1 1
3 3 1
2 2 1
Sumber : Penelitian Kelompok, 2015.
27
BAB IV
ANALISIS DAN INTERPRETASI
Jenis Usaha
Kios Kelontong
28
Rp. 3.000.000 Expected Count 2.6 4.0
Total Count 6 9
29
b. Expected Count
=4
c. % Within Tingkat Pendapatan
= 36,4%
d. % Within Jenis Usaha
= 88,9%
e. % Of Total
= 16%
f. Residual
=8–4
=4
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
30
Linear-by-Linear .577 1 .447
Association
N of Valid Cases 50
Sumber:http://passel.unl.edu/pages/informationmodule.php?idinformationmodule=1130447
119&topicorder=8&maxto=15&minto=1
c. Kesimpulan:
37.028 > 26.296, yang berarti terima H1 atau tolak H0 dan artinya
ada hubungan antara baris dan kolom.
31
4.4. Tabel Directional Measures
Directional Measures
Approx.
Sig.
Hubungan kurang baik karena jauh dari angka 1 (dilihat dari Approx Sig.)
32
Nominal Cramer's V .002
Contingency .002
Coefficient
Interval by Interval Pearson's R .756 .453c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .625 .535c
Dilihat dari contingency coefficient adalah 0,002, artinya hubungan lemah karena
nilainya < 0,5.
33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan tingkat
pendapatan dan jenis usaha kecil (mikro) di ruas Jalan Laswi, Kecamatan
Batununggal, Kota Bandung menggunakan analisis tabulasi silang (crosstab) ini,
maka diambil kesimpulan:
1. SPSS (Statistikal Product and Service Solutions)adalah sebuah program
aplikasi yang memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta
sistem manajemen data pada lingkungan grafis.
2. Tabulasi Silang (CROSSTAB) adalah metode analisis yang
menggunakan data nominal, ordinal, interval serta kombinasi diantara
data tersebut. Analisis tabulasi silang (crosstab) adalah teknik untuk
melihat atau membandingkan hubungan antar variabel (minimum 2
variabel).
3. Untuk menentukan variabel-variabel yang dijadikan data untuk dianalisis
maka diperlukan survey lapangan, wawancara dan penyebaran
kuesioner.
4. Setelah mendapat hasil analisis menggunakan tabulasi silang (crosstab)
dibantu dengan metode pendekatan uji Chi-Square atau uji Chi Kuadrat
Person didapat hasil bahwa kedua variabel yaitu tingkat pendapatan dan
jenis usaha kecil (mikro) saling berhubungan.
5. Hubungan antara kedua variabel ini mempunyai hubungan yang kurang
baik karena dilihat dari tabel Directional Measures, angka pada Approx.
Sig. –nya jauh dari angka satu. Selain itu, dilihat dari tabel Symmetric
Measure, pada kolom Contingency Coefficient angkanya menunjukan
0,002 yang berarti < 0,5, menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel
tersebut lemah.
34
5.2 Rekomendasi
Masing-masing usaha yang didirikan di ruas Jalan Laswi mempunyai
kelebihan dan kekurangan dalam fasilitas yang mempengaruhi jenis usaha
dengan tingkat pendapatannya, dilihat berdasarkan penilaian dalam kuesioner,
hasil analisis dan kesimpulan. Rekomendasi untuk perbaikan ekonomi dari jenis
usaha yang dilakukan penduduk dan pemerintah terhadap Jalan Laswi,
Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, diantaranya :
1. Penataan serta penyediaan tempat usaha yang lebih rapi, nyaman dan
tidak menimbulkan kemacetan di ruas Jalan Laswi.
2. Menerapkan smart tax dengan sistem one way payment kepada
pemilik usaha untuk menghindari pungutan liar.
3. Pemberian batasan untuk usaha-usaha jenis besar (makro) untuk
melindungi eksistensi usaha kecil (mikro) sebagai kekuatan ekonomi
menengah kebawah.
35