LAPORAN
Disusun oleh:
Auza Amrina
1704103010002
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Sejarah Industri Kertas
Industri pulp dan kertas merupakan industri dengan perkembangan yang baik,
dilihat dari masih terbuka luas tingkat kon- sumsi kertas perkapita penduduk
Indonesia yang terus meningkat dari 10 kg per kapita tahun 1992 menjadi 16,5 kg per
kapita pada tahun 1997. krisis moneter pada pertengahan tahun 1997 sangat
mempengaruhi konsumsi kertas masyarakat. Pada tahun 1998 tingkat konsumsi turun
sampai dengan 13,8 kg per kapita. Hal ini disebabkan karena harga ker- tas sangat
tinggi sehingga volume yang dikonsumsi masyarakat menurun dratis. Pada tahun
1999 konsumsi kertas mulai pulih pada angka 14,5 kg dan pada tahun 2000 tingkat
konsumsinya dapat menyamai tingkat konsumsi sebelum krisis yaitu sebesar 16,5 kg
per kapita. Pertumbuhan produksi kertas di Indonesia pada tahun 1996 mencapai
4.120.490 ton dan tahun 2000 produksi meningkat tajam menjadi 6.849.000 ton
(Ramelan dan Tri, 2001).
Struktur industri pulp dan kertas sangat kuat dibandingkan dengan industri
lainnya yang ada di Indonesia. Industri ini tidak mengalami ketergantungan impor
bahan baku, bahkan bahan baku dalam bentuk Akasia dan Eucalyptus tersedia dalam
jumlah yang banyak untuk jangka waktu yang panjang. Dengan demikian membuat
sektor industri ini memiliki keunggulan komparatif, dibandingkan industri dari negara
pesaing seperti Amerika Serikat (AS) maupun Eropa. Di AS atau Eropa untuk
mengadakan bahan baku produksi pulp dan kertas membutuhkan waktu 40 sampai 80
tahun, sedangkan di Indonesia hanya membutuhkan waktu enam tahun. Kekuatan
inilah yang membuat penetrasi pasar industri kertas Indonesia ke pasar ekspor. Sektor
industri pulp dan kertas menyumbang 50% dari total penerimaan ekspor sektor
kehutanan. Sampai dengan tahun 2006 posisi industri pulp Indonesia menduduki
peringkat kesembilan di dunia, dengan menguasai 2,4 persen pangsa pasar. Sementara
industri kertas indonesia men- duduki peringkat ke-12 dengan pangsa pasar 2,2
persen dari total produksi kertas dunia (Wulandari, 2007)
PT Riau Andalan Pulp and Paper merupakan merupakan salah satu perusahaan
industry kertas di Indonesia yang didirikan oleh Sukanto Tanoto. Perusahaan ini
bernaung di bawah PT Raja Garuda Emas Internasional dan bagian APRIL (Asia
2
Pacific Recources International Holding Ltd) Group di Singapura. RMGI (Raja Mas
Garuda Indonesia) Group merupakan pemegang saham utama APRIL Group dan
memiliki 80 perusahaan di dalam maupun di luar negeri. Bidang usaha RGMI ini
terdiri dari beragam jenis bidang usaha seperti: plywood, perhotelan, perbankan,
bisnis perkebunan kelapa sawit serta bisnis property. Survei pendirian PT RAPP
dilakukan tahun 1991 dengan pengerjaan + 2 tahun dengan investasi hingga 1,3 M
yang termasuk PMA (penanaman modal asing). Hingga pada akhir tahun 1993,
pabrik ini telah selesai didirikan dan berdiri diatas areal tanah seluas 650 ha dengan
total lahan 1750 ha yang dimiliki PT RAPP. Pada 1994 dilakukan start-up (running
test), tahun 1995 dimulai commissioning produksi 5 bulan dan memulai produksi
secara komersilnya pada bulan selanjutnya. Pada tahun 1996 dimulai survei pertama
untuk pabrik kertas serta pada tahun 1997 pabrik kertas mulai dioperasikan
walaupun belum dioperasikan sepenuhnya.
Perkembangan perusahaan terus berlanjut hingga telah menjadi perusahaan
pulp dan kertas yang besar. PT RAPP terbagi menjadi 4 bagian utama dalam usaha
produksi pulp dan kertas yaitu Riaufiber, Riaupulp, Riaupaper, dan Riaupower.
3
5 tahun untuk mencapai masa panen di Indonesia. Dalam waktu 5 tahun,
jenis kayu ini dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 30 meter dengan
diameter 25-30 cm. Kayu ini memiliki 3 komponen serat yaitu selulosa,
hemiselulosa, dan lignin. Untuk proses pembuatan pulp ini hanya
membutuhkan serat selulosa dan serat hemiselulosa.
2. Bahan kimia
Bahan kimia merupakan bahan pendukung dari proses pembuatan
pulp. Bahan kimia yang digunakan dalam proses pembuatan pulp adalah
O2 (Oksigen), ClO2 (Klor Dioksida), NaOH (Natrium Hidroksida), H2O2
(Hidrogen Peroksida) dan, SO2 (Sulfur Dioksida). O2 dan NaOH
digunakan untuk proses penurunan kadar lignin dalam pulp. ClO2, NaOH,
H2O2, dan SO2 digunakan untuk proses pemutihan agar mencapai derajat
keputihan yang diinginkan.
b. Paper
Untuk memproduksi kertas dibutuhkan empat bahan yaitu bubur pulp, bale
pulp, kertas reject, dan bahan kimia
1. Bubur Pulp
Bubur pulp merupakan bahan baku utama dalam proses pembuatan
kertas. Pulp yang digunakan pada proses pembuatan kertas ini terdiri dari
dua jenis yaitu pulp yang memiliki serat pendek dan pulp yang memiliki
serat panjang. Untuk pulp yang memiliki serat pendek diperoleh dari
produk pulp perusahaan dari Riau Pulp dalam bentuk bubur kertas yang
langsung dialiri dengan conveyor ke proses mixing.
2. Bale Pulp
Bale pulp merupakan bahan baku utama dalam proses pembuatan
kertas. Bale pulp merupakan pulp yang memiliki serat panjang dan
diperoleh impor dari negara New Zealand dan Canada. Bale pulp akan
dihancurkan dengan menggunakan bale pulper sehingga menjadi bubur
kertas dan dialiri dengan conveyor ke proses mixing
4
3. Kertas Reject
Kertas reject atau kertas yang tidak lolos saat diinspeksi juga
merupakan salah satu bahan baku dalam proses pembuatan kertas ini.
Kertas reject ini terbagi atas dua bagian yaitu kertas yang bertipe basah
yang dihasilkan dari Paper Machine yang masih memiliki kandungan air
dan kertas yang bertipe kering yang dihasilkan dari hasil pemotongan
kertas yang salah dan side trim dari proses winding dan cutting. Kertas
reject tersebut akan dihancurkan kembali menjadi bubur kertas dan dialiri
dengan conveyor ke proses mixing.
4. Bahan Kimia
Bahan kimia merupakan bahan pendukung dalam proses pembuatan
kertas agar dapat mencapai produk yang diinginkan. Bahan kimia yang
digunakan pada proses ini diantaranya adalah:
a. Defoamer yang merupakan bahan kimia yang digunakan pada saat
proses stock preparation ketika terbentuknya busa
b. Foam Inhibitor merupakan bahan kimia untuk mencegah terbentuknya
busa pada saat proses stock preparation.
c. Tepung tapioka merupakan bahan kimia yang berfungsi untuk
meningkatkan kekuatan kering kertas dan menghasilkan kehalusan
kertas
d. Filler (CaCO3) merupakan bahan kimia yang berfungsi untuk mengisi
pori pori kertas dan meningkatkan derajat putih kertas
e. DYE merupakan bahan kimia yang berfungsi sebagai pemberi warna
pada kertas
f. ASA (Alkenyl Succinic Anhydride) merupakan bahan kimia yang
berfungsi untuk memodifikasi sifat kertas dalam proses penyerapan air
g. OBA (Optical Brightness Agent) merupakan bahan kimia yang
berfungsi sebagai pengatur kecerahan pada kertas
h. Bentonite merupakan bahan kimia yang berfungsi sebagai pelarut resin
5
1.4 Produk yang Dihasilkan
PT. Riau Andalan Pulp and Paper menghasilkan produk berupa pulp dan
paper. Produk paper dibagi menjadi tiga bagian yaitu cut size, customer roll, dan
folio sheet yang terdiri dari berbagai jenis ukuran.
1.4.1. Pulp
Pulp merupakan bubur kertas yang merupakan bahan setengah jadi dalam
proses pembuatan paper. PT. Riau Andalan Riau Pulp and Paper ini membuat pulp
dalam bentuk dua jenis yaitu pulp berbentuk lembaran yang akan dijual pada
konsumen dan pulp berbentuk bubur yang digunakan oleh perusahaan untuk proses
pembuatan paper. Perusahaan ini memproduksi berbagai jenis pulp, diantaranya
adalah pulp normal, HS (High Strength), XP (Extra Prime), AE (Akasia Eukaliptus)
6
Produk utama yang dihasilkan oleh PT RAPP berupa lembaran pulp akasia
dan kertas yang bermerek PaperOne™. Kapasitas produksi untuk pulp di PT
RAPP adalah 2,7 juta ton pulp/tahun dan untuk produk kertas dapat mencapai 876
ribu ton kertas/tahun. Produk kertas PaperOne™ telah diekspor ke hampir seluruh
belahan dunia, dimana saat ini produk ini kini telah tersedia di 55 negara.
Sedangkan untuk lembaran pulp hasil produksi PT Riau pulp telah digunakan +
80% pabrik kertas di Asia serta + 15% industri berbasis pulp di Eropa. Produk
utama dapat dilihat pada Gambar 1.1 dan Gambar 1.2.
Gambar 1.6 Produk Kertas PaperOne™ (a) All Purpose; (b) Copier; (c) Digital
7
1.4.3 Customer roll
Customer roll merupakan jenis ukuran kertas yang dipesan sesuai dengan
permintaan konsumen dan produk akhirnya berbentuk rol yang dapat dilihat pada
Gambar 3.7. Customer roll digunakan pada industri percetakan yang memproduksi
dalam jumlah besar.
8
BAB II
URAIAN PROSES
9
mengikat serat selulosa dan hemiselulosa. Kayu yang telah dikuliti langsung masuk
pada proses log feeding. Setelah itu, kayu diangkut menuju log feeding yang
merupakan jalur konveyor sebelum masuk pada proses debarking. Jalur ini dibuat
agar pada pengisian kayu pada proses debarking dapat berlangsung dengan baik.
Proses debarking merupakan proses pengupasan kulit kayu karena kulit kayu
sulit untuk dimasak menjadi bubur kertas serta dapat meninggalkan noda hitam pada
pulp. Pada proses debarking, kayu akan dimasukkan pada drum yang diisi dengan
kapasitas 50% dari total drum dan drum akan berotasi dengan kecepatan yang telah
ditentukan sehingga kayu yang berada dalam drum akan saling beradu dan
menyebabkan kulit kayu terkelupas. Kulit kayu akan digunakan sebagai bahan bakar
pada power boiler. Setelah proses debarking selesai, kayu akan dikirim ke proses
chipping. Proses pengiriman ke proses chipping ini menggunakan roller table dan
washing station yang dilengkapi dengan metal detector yang berfungsi sebagai alat
pendeteksi besi yang masih tertancap pada kayu. Pada roller table diberikan gerigi
pada setiap permukaannya untuk mengupas sisa kulit kayu dan washing station
berfungsi sebagai penyemprot air agar kayu lebih mudah untuk dicacah serta
membersihkan sisa sisa kulit kayu yang masih menempel pada kayu.
Kayu yang telah selesai melewati proses pengulitan akan masuk pada proses
chipping. Chipping merupakan proses penyerpihan agar kayu mudah untuk dimasak
sesuai dengan spesifikasinya. Proses chipping ini dilakukan agar saat proses
pemasakan dapat menghasilkan ukuran yang seragam. Proses ini memiliki 7 line
yang memiliki kapasitas sebesar 30.000 ton chip dalam setiap harinya. Setelah
proses chipping selesai, chip akan dimasukkan pada chip storage. Chip storage
berfungsi untuk menjaga ketersediaan chip sebelum dimasak di digester. Chip
storage pada perusahaan ini terdiri atas dua rectangular chip pile, satu circular chip
pile, dan satu pin chip pile. Setelah itu, chip masuk dalam tahap screening. Chip
screening merupakan pemisahan chip yang berukuran kecil dan besar yang
bertujuan untuk menjaga keseragaman ukuran chip. Kategori chip terbagi menjadi
empat bagian yaitu:
10
1. Oversize atau overthick
Pada proses chipping dapat menghasilkan ukuran yang oversize atau
overthick. Oversize pada chip kayu memiliki ukuran diameter lebih dari 45
mm dan overthick pada chip kayu memiliki ukuran tebal lebih dari 8 mm.
Untuk gambar oversize dan overthick pada chip kayu dapat dilihat pada
Gambar 2.2.
Chip kayu yang termasuk pada kategori ini akan kembali dipotong dengan
mesin pemotong khusus dan akan dikembalikan pada chip screening.
2. Accept
Pada proses chipping menghasilkan ukuran yang dapat diterima
(accept). Chip kayu yang dapat diterima ini memiliki ukuran diameter 8
mm hingga 45 mm dan tebal ukuran 7 mm hingga 8 mm. Untuk gambar
chip kayu yang diterima dapat dilihat pada Gambar 2.3.
11
hingga 7 mm. Kategori ini masih dapat diterima untuk proses pembuatan
pulp. Untuk gambar pin chip dapat dilihat pada Gambar 2.4.
4. Fines
Proses chipping dapat menghasilkan ukuran yang memiliki diameter
kurang dari 3 mm yang disebut sebagai fine. Ukuran ini tidak dapat dibuat
menjadi pulp dan akan dikirim sebagai bahan bakar untuk power boiler.
Untuk gambar fines dapat dilihat pada Gambar 2.5.
12
2.1.3 Deknotting dan Screening
Kayu yang telah dimasak selanjutnya memasuki proses deknotting. Proses
deknotting merupakan proses pemisahan pulp yang belum masak yang biasa
berbentuk chip yang berukuran besar dan mata kayu. Pada proses ini juga dilakukan
screening dengan cara penyaringan berdasarkan beda ukuran dan beda berat.
Penyaringan yang digunakan sebanyak empat tingkat agar dapat meminimalkan reject
dan memperbesar hasil pulp yang diterima. Pada proses screening ini akan
menghasilkan pulp murni yang mengandung fiber.
2.1.4 Washing
Proses ini merupakan tahap pembersihan pulp setelah proses pemasakan
dengan cara memisahkan serat kayu dari kotoran yang tidak diinginkan dalam proses
produksi pulp. Kotoran yang terdapat saat proses digester adalah lignin, soda, dan
white liquor yang telah berubah menjadi black liquor. Proses pencucian dilakukan
secara berulang kali agar kotoran dapat terpisahkan dari pulp sehingga diharapkan agar
pulp lebih banyak mengandung air daripada black liquor sisa hasil pemasakan
13
menggunakan reaktor yang bersuhu tinggi. Akan tetapi, kandungan serat selulosa dan
hemiselulosa pada kayu sensitif terhadap suhu tinggi sehingga kelemahan pada proses
ini adalah memutuskan rantai selulosa dan hemiselulosa menjadi lebih pendek. Oleh
karena itu, hasil dari pulp perusahaan ini memiliki serat yang pendek. Pada Gambar
2.1 tahapan bleaching stage adalah D0-EOP-D1-D2 yang dilaksanakan secara
berurutan.
Tahap D0 merupakan tahap awal dari proses pemutihan yang bertujuan untuk
memisahkan kadar lignin dalam pulp dan menaikkan brightness secara drastis. Pada
tahap D0 menggunakan reaksi ClO2 yang merupakan bahan kimia ECF (Element
Chlorine Free) ramah lingkungan. Tahap EOP (Ekstrasi, Oksidasi, dan Peroksida)
merupakan tahap mengekstrasi dan mengoksidasi lignin sehingga kandungan lignin
dapat hilang dari pulp. Tahap ini menggunakan senyawa H2O2 yang berfungsi
sebagai pemutih, NaOH yang berfungsi sebagai pelarut lignin pada tahap D0, O2
untuk proses oksidasi lignin. Tahap D1 merupakan tahap peningkatan brightness
hingga mencapai standar baku mutu pulp yang layak jual dengan tingkat brightness
sebesar 90%. Pada tahap ini menggunakan senyawa ClO2.
Setelah proses pemutihan selesai, pulp akan dikirim ke tangki penyimpanan
untuk menurunkan suhu dan homogenisasi. Pada perusahaan ini memiliki lima tangki
penyimpanan. Untuk tangki 1, 2, dan 5 akan dikirim pada proses pulp dryer untuk
dikeringkan sehingga dapat dijual. Tangki 3 dan 4 akan dikirim ke paper machine
untuk diproses menjadi kertas.
14
itu, pulp akan dikeringkan pada drying section sehingga menghasilkan kadar air 10%.
Pulp yang telah kering akan masuk pada proses baling line (finishing). Proses ini
adalah pemotongan pulp agar mempermudah pengiriman pulp.
15
bercampur secara homogen untuk mendapatkan persentase campuran bubur kertas
yang diinginkan.
2.2.3 Winder
Setelah melewati proses paper machine, kertas selanjutnya masuk dalam
proses winder. Proses ini adalah proses pemotongan kertas menjadi ukuran yang
diinginkan sesuai dengan permintaan konsumen. Ukuran tersebut dapat menjadi
customer roll, roll untuk cut size, dan roll untuk folio sheet.
16
2.2.4 Roll Wrapping
Kemudian, kertas yang telah dipotong akan dibungkus dengan plastik
pembungkus. Proses ini bertujuan untuk menjaga kertas agar tidak kotor, tidak
mudah rusak, dan gulungan kertas tetap terjaga.
17
b. Customer roll
Untuk produk customer roll, paper roll yang diambil dari storage (gudang
penyimpanan) akan diinspeksi pengiriman untuk mengecek produk yang cacat
atau rusak. Produk yang telah lolos inspeksi akan diberi kode label produksi
dan produk siap untuk dikirim kepada customer.
c. Folio sheet
Untuk membuat produk folio sheet, paper roll akan dibawa dengan
menggunakan conveyor menuju finishing line bagian folio sheet. Plastik
pembungkus pada paper roll akan dibuka dan diletakkan pada mesin folio
sheet. Mesin folio akan memotong kertas sesuai dengan lebar kertas. Kertas
yang telah dipotong akan dikumpulkan per ream dan akan dibungkus sesuai
dengan packagingnya. Apabila ada kerusakan pada packaging atau pada
produk kertasnya maka akan dikatakan produk cacat yang akan dikirim untuk
diproses menjadi produk baru kembali. Setelah produk dibungkus, produk
folio sheet akan ditumpuk untuk masuk pada proses packaging selanjutnya
yaitu pengkartonan. Kemudian, produk diletakkan diatas pallet untuk
dibungkus kembali dengan menggunakan pallet wrapping serta pemberian
kode label produksi. Produk folio sheet akan disimpan pada warehouse dan
siap untuk dikirim kepada customer.
18
BAB III
SPESIFIKASI
3.1.1 Chipper
Chipper merupakan alat pemotong kayu dari kayu gelondongan menjadi
potongan kayu yang kecil. PT. Riau Andalan Pulp and Paper memiliki 7 mesin dan
setiap mesin dilengkapi dengan 2 alat pemotong sehingga total pemotong chip yang
dimiliki oleh perusahaan berjumlah 14 buah. Mesin 1 dan mesin 2 digunakan untuk
memproses kayu yang telah dikuliti. Mesin 3, 4, 5, 6, dan 7 digunakan untuk
memproses kayu yang belum dikuliti.
3.1.2 Digester
Digester merupakan alat yang digunakan untuk memasak chip menjadi pulp.
Digester yang digunakan berjumlah tiga buah yang terdiri atas dua buah super batch
digester dan satu buah continuous digester. Super batch digester digunakan untuk
proses memasak dari rectangular chip pile sedangkan continuous digester digunakan
untuk proses memasak dari pin chip pile.
19
3.1.4 Oxygen blow tank
Oxygen blow tank merupakan alat yang digunakan untuk proses penurunan
kadar lignin pada pulp.
20
3.2.2 Conveyor
Conveyor merupakan mesin penggerak transportasi yang digunakan pada
saat proses pembuatan produk. Pada setiap proses pengerjaan menggunakan
conveyor yang berbeda beda tergantung produk yang diangkut.
3.2.3 Forklift
Forklift merupakan mesin pengangkut palet dari satu tempat ke tempat lain.
Forklift digunakan pada saat pemindahan palet dari produk yang telah siap dikemas
menuju gudang penyimpanan serta pemindahan palet dari warehouse menuju
container.
3.2.4 Handlift
Handlift merupakan alat yang mengangkut pallet dengan menggunakan
tekanan hidrolik.
3.2.5 Pallet
Pallet merupakan alat yang terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai tempat
peletakkan produk yang cut size atau folio sheet yang telah siap dikemas dan dapat
memudahkan pengangkutan barang.
21
dan mesin akan mengukur setiap 30 cm. Hasil dari pengukuran tersebut akan
disambungkan ke komputer sehingga dapat dilihat dengan menggunakan metode
grafik.
3.3.3 Micrometer
Micrometer merupakan alat konvensional yang digunakan untuk mengukur
ketebalan kertas. Prinsip penggunaan micrometer ini adalah dengan meletakkan
sample kertas pada micrometer dan akan tertera ukuran dari ketebalan sample kertas.
22
3.3.5 L&W Elrepho
L&W Elrepho merupakan mesin konvensional yang digunakan untuk melihat
warna kertas. Prinsip penggunaan mesin ini adalah sample kertas akan dilihat
warnanya dengan menggunakan lampu ultraviolet dan penentuan warna ditentukan
secara manual.
23
BAB IV
KESIMPULAN
24
DAFTAR PUSTAKA
Wulandari, F. 2007. Struktur Dan Kinerja Industri Kertas Dan Pulp Di Indonesia:
Sebelum Dan Pascakrisis. Jurnal Ekonomi Pembangunan. 8(2): 209-222
25