Anda di halaman 1dari 3

MASALAH-MASALAH FENOMENA KESEHATAN YANG ADA DI KOTA BANDUNG

*lemahnya koordinasi Dan sosialisasi antar OPD terkait pelayanan di kota bandung.

Hal ini mengakibatkan tidak optimalnya pelayanan kesehatan bagi warga pengguna kartu sehat, BPJS
Dan SKM.

*Tingginya jumlah tenaga medis di kota bandung

Tingginya jumlah tenaga medis, tidak memberi jaminan dalam memeberikan pelayanan kesehatan
yang baik bagi masyarakat

*Kesenjangan jumlah dokter spesialis di kota bandung

Soal dokter juga harus diperhatikan, kota bandung tidak kekurangan dokter seperempat dari jumlah
dokter diindonesia Ada, tetapi adanya kesenjangan jumlah dokter spesialis di kota bandung

*Empat RS dikota bandung yang belum terima BPJS

Dari 35 RS dikota Bandung ada 4 RS yang belum menerima BPJS diantaranya : RS Halmahera, RSIA
limjati, RSU Melinda 1, Dan RSIA Geraha Bunda

- Gambaran Umum Kota Bandung

Pada bagian ini penulis akan menyajikan tentang gambaran umum kota Bandung, uraian tentang
letak geografi, administratif , kependudukan, ekonomi dan pendidikan serta informasi umum
lainnya. Pada bagian ini juga diulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor
berhubungan dengan kesehatan secara umum di Kota Bandung.

- Program Kesehatan Kota Bandung

Pada bagian ini diuraikan visi, misi dan Program Pembangunan Kesehatan Kota Bandung untuk
menuju Kota Sehat dan dijelaskan pula upaya- upaya atau kegiatan yang dilakukan untuk mencapai
target.

- Pencapaian Program Kesehatan Kota Bandung menuju Bandung Sehat

Pada bagian ini penulis akan menguraikan tentang pencapaian hasil pembangunan kesehatan tahun
2018 dibandingkan dengan target Indikator Indonesia Sehat 2020 dan Indikator SPM Bidang
Kesehatan yang harus dicapai pada tahun 2020 Pada bagian ini tercakup informasi tentang
pencapaian kota sehat serta hasil pelaksanaan standar pelayanan minimal meliputi gambaran
derajat kesehatan, keadaan lingkungan, keadaan perilaku masyarakat, upaya kesehatan dan
manajemen kesehatan.

penulis juga akan menyajikan tentang hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti serta keberhasilan-
keberhasilan yang perlu dicatat serta mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam
upaya pencapaian Bandung Sehat 2020.
Variabel X : Tenaga medis yang cukup banyak, tidak memberi jaminan pelayanan kesehatan dengan
baik bagi masyarakat

Salah satu yang menjadi persoalan adalah kesenjangan jumlah tenaga medis di Jawa Barat.

Hal itu dikemukakan oleh Ketua Pansus IV DPRD Provinsi Jawa Barat, Yod Mintaraga. Menurut Yod,
jumlah tenaga kesehatan khususnya dokter spesialis di Jawa Barat merupakan 25 persen dari total
jumlah tenaga medis di Indonesia.

"Namun jumlah tersebut, nyatanya belum mampu memberikan pelayanan kesehatan yang baik bagi
masyarakat Jawa Barat," ujar Yod pada Selasa, 2 Juli 2019. (https://www.pikiran-
rakyat.com/bandung-raya/2019/07/02/kesenjangan-tenaga-medis-di-jawa-barat-jadi-salah-satu-
faktor-pelayanan-kesehatan-belum-optimal)

menurut penulis kesenjangan jumlah tenaga medis di beberapa daerah Jawa Barat menjadi faktor
utama. Akibatnya pelayanan kesehatan belum optimal dengan persebaran tenaga medis yang tidak
merata di beberapa wilayah.

Dikatakan, kesenjangan itu tidak hanya terjadi pada tenaga medis. Tetapi juga, pada jumlah dokter.
Hal itu akan berdampak pada kualitas kesehatan masyarakat Jabar.

Variabel : Y inovasi layanan kesehatan untuk menyejahterakan masyarakat.

JAWA Barat sehat bukan sekadar angan.

Para pegiat kesehatan di wilayah itu terus bekerja keras mewujudkannya.

Setahap demi setahap masalah kesehatan dibenahi.

Salah satunya, ribuan pusat kesehatan masyarakat alias puskemas dibangun untuk mendekatkan
pelayanan kesehatan kepada warga.

"Sarana dan prasarana kesehatan sudah tersebar merata di seluruh Jawa Barat. Kami sudah memiliki
1.065 puskesmas, 1.050 puskesmas pembantu, dan dokter mencapai 1.441 orang. Selain itu, Jawa
Barat memiliki 31 rumah sakit," ujar Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Alma Lucyati, di Bandung,
Senin (21/3).
Sarana dan prasarana kesehatan itu terbukti mampu mengangkat pencapaian indeks pembangunan
manusia di Jawa Barat hingga mencapai 73,31 pada 2015.

"Pencapaian ini salah satunya ditunjang banyaknya akses ke layanan kesehatan yang bermutu,"
lanjut Alma.

Selain sarana kesehatan, sektor kesehatan di Jabar juga mendapatkan dukungan dari organisasi
Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia (PKFI).

Organisasi itu membantu pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan primer kesehatan.

(https://m.mediaindonesia.com/amp/amp_detail/35545-jabar-perkuat-pelayanan-kesehatan)

Dari sumber tersebut penulis menyimpulkan bahwa pelayanan kesehatan di daerah jawa barat,
terkhususnya kota bandung masih memiliki permasalahan dalam menyejahterakan masyarakatnya
di bidang kesehatan. Jawa barat saat ini perlu suatu melakukan perubahan di bagian pelayanan
kesehatan dari perencanaan yang matang demi kesejahteraan masyarakat untuk hidup sehat dengan
menyelesaikan permasalahan permasalahan yang belum terselesaikan dan tantangan masalah
kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai