S1 2015 319656 Introduction PDF
S1 2015 319656 Introduction PDF
PENDAHULUAN
1
2
harga maksimum penjualan listrik dari feed in tariff berdasarkan Peraturan Menteri
ESDM no 17 tahun 2014 [3].
Tabel 1.3. Harga Patokan Tertinggi Feed in Tariff Panas Bumi Indonesia [3].
Melalui Feed in Tariff ini diharapkan dapat menarik banyak investor yang
terjun untuk membantu pemerintah membangun PLTP lainnya di seluruh wilayah
kerja yang ada.
Selain itu dengan adanya koordinasi bersama Kementerian Kehutanan,
pemerintah saat ini lebih mempermudah izin pelaksanaan eksplorasi pada WKP
Panas Bumi demi meningkatkan iklim usaha panas bumi.
Berdasarkan segi teknisnya, area pengembangan geothermal terdiri dari dua
bagian utama yaitu lahan uap (steam field) dan pembangkit (PLTP). Lahan uap
adalah bagian dari area pengembangan dimana uap panas bumi dikumpulkan dari
setiap sumurnya dan didistribusikan menuju pembangkit melalui jalur perpipaan,
sedangkan pembangkit (PLTP) adalah bagian dari area pengembangan dimana uap
diproses untuk menghasilkan listrik yang dapat dijual.
Pada umumnya, uap yang diproduksi dari sumur-sumur di Indonesia dalam
bentuk uap kering (superheated steam) atau uap basah. Uap kering adalah jenis uap
yang baik karena dapat menghasilkan listrik lebih banyak dibandingkan uap basah,
karena air bawaannya tidak dimanfaatkan untuk menjadi listrik dan sejauh ini masih
dibuang saja.
5
sedangkan lainnya akan dimasukkan pada jenis gas yang paling tinggi fraksi
massanya.
Batas sistem PLTP yang dikaji terletak tepat pada permukaan dinding pipa
dan dinding komponen dalam sistem PLTP Unit Pengembangan di Area
Geothermal Kamojang. Apabila ada bagian komponen yang terbuka dan
berinteraksi langsung dengan lingkungan maka akan dianggap sistem tersebut
menuju heat sink. Batas sistem pada komponen yang terbuka tersebut adalah fluida
(baik berupa udara, air, uap atau gas/cairan lainnya) yang segaris dengan batas
terluar bagian komponen tersebut. Selain itu pengaruh pressure loss antar alat
proses di dalam sistem PLTP diabaikan karena nilainya terlalu kecil. Lain halnya di
area steam field, pressure loss tidak diabaikan karena sangat berpengaruh kepada
nilai suhu dan kualitas uap sebelum masuk turbin. Dalam penelitian ini pressure
loss tersebut akan dianggap terakumulasi pada titik tertentu (node) pada jalur pipa
tertentu.
Analisis termodinamika yang dikaji meliputi neraca massa, energi dan eksergi
dari sistem PLTP Unit Pengembangan di Area Geothermal Kamojang. Dalam
neraca massa, massa yang keluar di sepanjang jalur perpipaan melalui steam trap
tidak disimulasikan karena jumlahnya yang sangat kecil dibandingkan aliran massa
sistem (uap) sehingga dapat diabaikan. Dalam neraca energi, energi yang hilang ke
lingkungan di sepanjang jalur pipa dan alat proses diabaikan, kecuali pada cooling
tower karena memang proses disana adalah hasil interaksi antara sistem dengan
lingkungan.
Energi dalam sistem PLTP Unit Pengembangan di Area Geothermal
Kamojang terdiri dari eksergi dan anergi. Eksergi adalah sejumlah energi yang
dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan kerja sedangkan anergi adalah sejumlah
energi yang secara alami berada lingkungan akan tetapi tidak dapat dimanfaatkan
untuk menjadi suatu energi kerja apapun oleh manusia.
Dalam analisa eksergi, eksergi yang keluar dari sumur di steam field akan
diasumsikan sebagai eksergi input awal dalam sistem PLTP Unit Pengembangan di
Area Geothermal Kamojang, sedangkan daya keluaran dari generator yang dialirkan
ke sistem distribusi PLN diasumsikan sebagai eksergi keluaran dari sistem PLTP
10
I.4. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Mengetahui pengaruh variasi sistem ekstraksi gas, variasi kandungan
NCG, variasi pembebanan dan variasi lingkungan terhadap kinerja sistem
PLTP.
b. Menentukan sistem PLTP dengan sistem ekstraksi gas apa yang
memberikan hasil kinerja terbaik.
c. Mendapatkan data perkiraan kerja komponen berdasarkan analisis eksergi
sistem.
I.5. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan manfaat di bidang
pembangkitan listrik khususnya panas bumi serta memberikan referensi dalam
menentukan jenis PLTP yang tepat dan penjelasan bagaimana pengaruh dari
beberapa variasi model terhadap kinerja sistem PLTP Unit Pengembangan di Area
11