OLEH :
Kelompok 9
Bentuk kemasan dari bahan logam yang digunakan untuk bahan pangan
yaitu bentuk kaleng tinplate, kaleng alumunium, dan bentuk alumunium foil.
Kaleng tinplate banyak digunakan dalam industri makanan dan komponen
utama untuk tutup botol atau jars. Kaleng alumunium banyak digunakan dalam
industri minuman. Alumunium foil banyak digunakan sebagai bagian dari
kemasan bentuk kantong bersama-sama/dilaminasi dengan berbagai jenis plastik,
dan banyak digunakan oleh industri makanan ringan, susu bubuk dan sebagainya.
Wadah kaleng umumnya terbuat dari plat timah (tin plate). Plat timah (tin
plate) adalah bahan yang digunakan untuk membuat kemasan kaleng, terdiri dari
lembaran baja dengan pelapis timah. Plat timah ini berupa lembaran atau
gulungan baja berkarbon rendah dengan ketebalan 0.15-0.5 mm dan kandungan
timah putih berkisar antara 1.0-1.25% dari berat kaleng.
Namun dalam perkembangannya, terdapat beberapa jenis kaleng, yaitu
kaleng baja bebas timah (tin-free steel), kaleng 3 lapis (three pieces cans), serta
kaleng lapis ganda (two pieces cans). Untuk mencegah terjadinya kontak langsung
antara kaleng pengemas dengan bahan pangan yang dikemas, maka kaleng plat
timah harus diberi pelapis yang disebut dengan enamel, karena interaksi antara
bahan pangan dengan kemasan ini dapat menimbulkan korosi yang
menghasilkan warna serta flavor yang tidak diinginkan, seperti terbentuknya
warna hitam yang disebabkan oleh reaksi antara besi atau timah dengan sulfida
pada makanan berasam rendah (berprotein tinggi), serta pemucatan pigmen merah
dari sayuran/buah-buahan seperti bit atau anggur karena reaksi dengan baja, timah
atau aluminium.
Berdasarkan komposisi lapisan kaleng, cara melapisi dan komposisi baja
penyusun kaleng, maka kaleng dibedakan atas beberapa tipe. Kaleng Tipe L =
Low Metalloids adalah kaleng yang mempunyai daya korosif rendah, sehingga
dapat digunakan untuk makanan yang berasam tingi. Kaleng tipe MR (Medium
Residual) dan tipe MC (Medium Metalloids Cold Reduces) adalah kaleng yang
mempunyai daya korosif rendah sehingga digunakan untuk makanan berasam
rendah. Kaleng dengan lapisan timah yang tebal digunakan untuk makanan
dengan daya korosif yang tinggi.
Keuntungan wadah kaleng untuk makanan dan minuman adalah:
Mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi
Barrier yang baik terhadap gas, uap air, jasad renik, debu dan kotoran
sehingga cocok untuk kemasan hermetis
Toksisitasnya relatif rendah meskipun ada kemungkinan migrasi unsur
logam ke bahan yang dikemas
Tahan terhadap perubahan-perubahan atau keadaan suhu yang ekstrim
Mempunyai permukaan yang ideal untuk dekorasi dan pelabelan.
BAB II
METODOLOGI
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Diketahui:
L = 4.1 mm
BH = 3.5 mm
CH = 1.7mm
OL = 0.5mm
BPT = 0.4mm
EPT =0.5 mm
Dari hasil pengukuran tersebut di peroleh : Overlap pada kaleng sarden Mili.
Jawab:51.9 %
BH+CH+EPT−L
% 𝑂𝑉𝐸𝑅 𝐿𝐴𝑃 = x 100 %
L−(2 EPT+BPT )
3.2. Pembahasan
Dapat diketahui bahwa lipatan badan kaleng (BH) memiliki ukuran 3.3 mm,
lipatan tutup kaleng (CH) memiliki ukuran 1,7mm, panjang sambungan (L)
memiliki ukuran 3.3 mm, EPT 0.5 mm, BPT 0.4mm serta seam thickness 1,7
mm.
A. Kesimpulan
1. Persentase overlap pada kaleng sarden Mili 425 gr adalah 51,9% yang
diperoleh dengan metode pengukuran sambungan ganda pada kaleng sarden
tersebut.
2. Alat yang digunakan antara lain jangka sorong, micrometer skrup, kertas
amplas dan kaca pembesar serta dilakukan cara perhitungan dengan
menggunakan rumus persentase overlap sesuai panduan praktikum.
3. Persentase overlap pada penelitian ini sudah diatas 45%, sehingga kaleng
sarden Mili ini termasuk pengemas yang baik.
B. Saran
Pelaksanaan praktikum pengujian sambungan ganda pada kaleng ini sudah
berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang diinginkan. Namun praktikum
berjalan kurang efisien dikarenakan keterbatasan alat pengukur yaitu jangka
sorong dan mikrometer sekrup, sehingga membuat setiap kelompok harus
menunggu kelompok lainnya selesai melakukan pengukuran. Diharapkan
kedepannya jumlah alat untuk praktikum dapat ditambahi untuk memaksimalkan
proses pengujian pada praktikum.
DAFTAR PUSTAKA