Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan
janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentasi kepala, tanpa komplikasi baik
ibu maupun janin (Sukarni & wahyu, 2013).
Post Partum merupakan periode waktu atau masa dimana organ-
organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil membutuhkan
waktu sekitar 6 minggu. Post partum adalah masa sesudah persalinan
dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan
yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6
minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai
organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil
(Kirana, 2015).
Angka kematian ibu(AKI) di Indonesia pada tahun 2014, berkaitan
dengan kehamilan, persalinan, dan nifas sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Lama penyebab kematian ibu terbesar dalah perdarahan, hipertensi,
dalam kehamilan (HDK), infeksi, parts lama atau macet dan abortus. Pada
tahun 2014, angka kematian ibu (AKI) Provinsi Jawa Tengah sebesar
116,01 per 100.000 kelahiran hidup dan mengalami peningkatan pada
tahun 2015sebesar 116,34 per100.000 kelahiran hidup. Sebesar 57,93%
kematianmaternal terjadi pada waktu nifas, pada waktu hamil sebesar
24,74% dan pada waktu persalinan sebesar 17,33%. Berdasarkan
kelompok umur, kejadian kematian maternal terbanyak adalah pada usia
produktif (20-34 tahun) sebesar 66,96%, kemudian pada kelompok umur
>35 tahun sebesar 26,67% dan pada kelompok umur <20 tahun sebesar
6,37% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2 015).
Dalam proses pengeluaran buah kehamilan, sering kali
mengakibatkan perlukaan jalan lahir atau robekan perineum. Robekan
perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang
juga pada persalinan berikutnya. Hal ini dapat dihindarkan atau dikurangi
dengan cara menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui ol eh kepala
janin dengan cepat. Sebaliknya kepala janin yang akan lahir jangan
ditahan terlalu kuat dan lama (Sumarah, 2009).
Perlukaan pada jalan lahir dapat pula terjadi oleh karena memang
sengaja seperti pada tindakan episiotomi. Tindakan untuk mencegah
terjadinya robekan perineum yang luas dan dalam disertai pinggir yang
tidak rata, dimana penyembuhan luka akan lambat atau terganggu. Luka
insisi yang lurus (rata) lebih mudah diperbaiki dan lebih cepat sembuh
dibanding luka laserasi yang tidak merata serta tidak terkendali. Seperti
halnya insisi pada bagian tubuh laiinya, luka jahitan robekan (episiotomi)
mungkin tidak mau merapat. Faktor predisposisi keadaan ini mencakup
daya kesembuhan yang buruk seperti defisiensi gizi dan adanya infeksi.
Tingkat robekan juga dapat mempengaruhi penyembuhan (Rejeki dan
Ernawati, 2010).
Nyeri perineum bisa menjadi persoalan bagi ibu post partum
karena akan menimbulkan gangguan ketidaknyamanan dan kecemasan
untukmelakukan mobilisasi dini. Nyeri perineum timbul karena adanya
kejadianrobekan /laserasi perineum saat proses melahirkan. Nyeri
perineum akandirasakan secara berbeda pada setiap ibu post partum karena
setiap ibu postpartum memiliki kemampuan yang berbeda dalam
beradaptasi dengan rasa nyeri (Triwik,2017).
Berdasarkan studi kasus yang penulis lakukan pada tanggal 29 -31
Mei 2017 pada ibu post partum spontan didapatkan data subyektif klien
mengatakan terdapat luka jahitan setelah melahirkan dan dari observasi
terdapat luka jahitan perineum terlihat kemerahan dan basah. Bagi ibu
post partum dengan luka perineum sangat membutuhkan tindakan
keperawatan untuk mengurangi rasa nyeri akibat luka perineum yang
terkadang diabaikan oleh ibu post partum.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan Keperawatan Klien Post Partum spontan
di Ruang 1 RSUD Dr.Soekardjo Tasikmalaya.
2. Tujuan Khusus
1. Penulis mampu melakukan pengkajian pada klien post partum
spontan di Ruang 1 RSUD Dr.Soekardjo Tasikmalaya.
2. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien
post partum spontan akut di Ruang 1 RSUD Dr.Soekardjo
Tasikmalaya
3. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada
klien post partum spontan di Ruang 1 RSUD Dr.Soekardjo
Tasikmalaya.
4. Penulis mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien
post partum spontan di Ruang 1 RSUD Dr.Soekardjo Tasikmalaya.

Anda mungkin juga menyukai