PW Kayu Konsul
PW Kayu Konsul
Disusun Oleh :
Nuzul Fadila
NIM 1722401020
Teknik Sipil
Konstruksi Bangunan Gedung
2019
13
14
BAB I
PENDAHULUAN
Konstruksi kuda-kuda kayu adalah suatu bahan konstruksi yang tersusun dari
bagian rangka batang kayu yang berfungsi sebagai penahan beban yang bekerja pada
konstruksi tersebut dalam satu kesatuan, yaitu semua batang-batang yang menyusun
kerangka batang saling bekerja sama untuk menahan beban yang bekerja. Batang-
batang tersebut mengalami dua jenis gaya, yaitu gaya tekan dan gaya tarik. Untuk
mengetahui besar dan jenis gaya yang bekerja pada masing-masing batang dapat
digunakan metode ritter, cremona atau penentuan keseimbangan pada titik buhul.
Untuk keuntungan dan kerugiannya dari kayu sebagai bahan konstruksi dapat
dipersingkat sebagai berikut :
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Kuda‐Kuda
Kuda-kuda adalah suatu konstruksi yang tersusun dari bagian rangka
batang baja atau kayu yang berfungsi sebagai penahan beban yang bekerja
pada konstruksi tersebut dalam satu kesatuan, yaitu semua batang-batang yang
menyusun kerangka batang saling bekerja sama dalam satu kesatuan untuk
menahan beban yang bekerja. Batang-batang tersebut mengalami dua jenis
gaya, yaitu gaya tekan dan gaya tarik (hisap). Untuk mengetahui jenis dan
besarnya gaya yang bekerja pada masing-masing batang dapat digunakan
metode Cremona.
Dalam perhitungan kuda-kuda penyelesaiannya tidak terlepas dari
teori-teori dan rumus-rumus yang berkaitan dengan pembebanan, sambungan,
tegangan dan ketelitian dalam perhitungannya. Sebelum memasuki tahap
perhitungan, terlebih dahulu ditentukan besarnya beban yang bekerja pada
konstruksi kuda-kuda tersebut. Perhitungan didasarkan pada besarnya beban
tersebut,sehingga konstruksi dapat mendukung beban yang aman.
2.2 Pembebanan
Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG)
1983, struktur suatu bangunan harus direncanakan menurut kekuatannya
terhadap pembebanan-pembebanan oleh beban mati, beban hidup dan beban
angin. Untuk konstruksi kuda-kuda tidak dipengaruhi oleh beban gempa.
Kombinasi pembebanan yang harus ditinjau dalam perencanaan kuda-
kuda adalah beban tetap dan beban sementara. Adapun yang dimaksud dengan
17
Menurut PPIUG 1983 bab I ayat 3, yang dimaksud dengan beban angin
adalah semua beban yang bekerja pada gedung yang disebabkan oleh
selisihnya tekanan udara. Beban angin yang bekerja pada atap baik berupa
angin tekan (positif) dalam perencanaan dianggap tegak lurus terhadap bidang
kelandaian atap dan beban angin hisap, adalah beban yang bekerja menarik
bidang yaitu tegak lurus terhadap kemiringan atap, beban angin hisap
biasanya dianggap beban negatif.
Besarnya beban angin tekan maupun beban angin hisap dihitung
berdasarkan hasil perkalian antara tekanan angin tiup dengan koefisien angin
yang telah ditentukan. Tekanan angin minimum yang disyaratkan dalam
PPIUG 1983, 25 kg/m2, kecuali daerah yang jauhnya 5 km dari pantai harus
diambil 40 kg/m2. Tekanan angin tiup harus dihitung dengan menggunakan
rumus :
V
P = ( kg/m2 ) ................................................................................ (2.2)
16
Dimana :
V = Kecepatan angin (m/det2)
P = Beban Angin (kg/m2)
a. Batang tunggal
b b
2. Lubang baut harus dibuat secukupnya saja dan kelonggaran tidak boleh lebih
dari 1,3 mm
24
3. Garis tengah baut paling sedikit harus 10 mm (3/8”), sedang untuk tumpang
satu maupun tumpang dua dengan tebak kayu lebih besar dari pada 8 cm harus
dipakai baut dengan garis tengah paling kecil 12,7 mm (1/2”).
4. Baut harus disertai plat ikutan yang tebalnya minimum 0,3 d dan maksimum 5
mm dengan garis tengah 3 d, dimana d = garis tengah baut.
a. Golongan I
b. Golongan II
c. Golongan III
Sambungan tumpang satu
S = 25 d b1 (1 - 0,60 sin α) atau λb = 6,8 ………………………... (2.27)
S = 170 d2 (1 - 0,35 sin α) …………….. ………………………... (2.28)
Dimana :
S = Kekuatan sambungan (kg)
α = Sudut antara arah gaya dan arah serat kayu
b3 = Tebal kayu tengah (cm)
b1 = Tebal kayu tepi (cm)
d = Garis tengah baut (cm)
Dari tiap-tiap golongan yang diambil adalah harga yang terkecil, yang
termasuk golongan I adalah kayu kelas kuat I ditambah dengan rasamala.
Yang termasuk golongan II adalah semua kayu dengan kayu kelas kuat II.
Yang termasuk golongan III adalah semua kayu dengan kayu kelas kuat III.
6. Jika pada sambungan tumpang satu, salah satu batasnya dari besi (baja) atau
pada sambungan bertumpang dua pelat-pelat penyambung dengan besi (baja),
Maka harga S dinaikkan 25 %
7. Apabila baut tersebut digunakan pada konstruksi yang selalu terendam air,
maka dalam perhitungan kekuatannya dikalikan dengan 2/3. apabila baut
digunakan pada konstruksi yang tidak terlindung, maka kekuatannya harus
26
BAB III
PERHITUNGAN RANGKA KUDA-KUDA KAYU
1) Ketinggian Kuda-Kuda
H = ½ (L) x tg𝛼
= ½ (5 m) x tg (50°)
= 2,5 x 1,19
= 2,97 m
2) Mencari Panjang Batang Horizontal
H3 = 1 m
H1, H2 = H4, H5= L/4 = 5⁄4= 1,25 m
= 4,617m
2,5
D2 = D5 = cos 50⁰= 3,90 – (D1) = 1,947 m
3,75
D3 = D4 = cos 50⁰= 5,85 – (D1+D2) = 1,95 m
1
D8, D9 = D12, D13 = √2 (𝐵𝑡𝑔 𝐻1 + 𝐻2)2 + (𝐻)2
1
= √2 (1,25 + 1,25)2 + (3)2
= 3,48 m
1
D10 = D11 = √2 (𝐵𝑡𝑔 𝐻1 + 𝐻2 + 𝐻3)2 + (𝐻)2
1
= √2 (1,25 + 1,25 + 1,25)2 + (3)2
=4m
2) Angin Hisap
Berdasarkan PPIUG – 1983 koefisien angina hisap sebesar -0,4
qx = -0,4 x 0,97 m x 40 kg/m2 = -15,52 kg/m
qy = 0
Mx = 1/8 x qx x L2 = 1/8 x (-15,52) x (3,5)2 = -23,76 kg.m
My = 0
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Momen Mx Dan
My
32
a. lt = 150 kg/cm2
b. σ tk|| = σ tr|| = 130 kg/cm2
c. tk = 40 kg/cm2
d. // = 20 kg/cm2
e. Konstruksi terlindung () = 1
f. Muatan tetap (δ) = 1
g. Muatan tidak tetap (δ) = 5/4
Kontrol Tegangan dilakukan terhadap dua jenis kombinasi beban, yaitu :
1. Kombinasi Primer
Jadi tegangan yang di ijinkan adalah :
2. Kombinasi Sekunder
Tegangan yang diijinkan adalah :
lt = 150 x β x δ
= 150 x 1 x 5/4
= 187,5 kg/cm2
16
17
B. Kontrol Lendutan
Digunakan kayu seumantok, dengan Modulus Elastisitas kayu
(E) = 150.000kg/cm2
1
fizin = x l = 1/200 x 350 cm = 1,75 cm
200
Momen inersia gording 8/12 cm
Ix = 1/12 bh³ = 1/12 (8) 12³ = 1152 cm4
Iy = 1/12 b³h = 1/12 (8)³ 12 = 512 cm4
5 q x .l 4 5 0,1877(350 4 )
fx x x = 0,2122 cm
384 E.I x 384 150000.(1152)
4
5 q y .l 5 0,2229(350 4 )
fy x x = 0,3866 cm
384 E.I y 384 150000.(512)
Iy = 512 cm4
fx fy
2 2
fmaks=
= (0,6664) 2 (0,3896) 2
= 0,7718 cm
= 0,7718 cm<1,75 cm
...…..……….........…………..(Aman)
19
a) Beban Gording
a. Jarak gording = 0,975 m
b. Jumlah gording 1 kuda-kuda = 23 btg
c. Jarak kuda-kuda = 3,5 m
d. Ukuran kayu gording = 8/12 cm
e. Berat jenis kayu kering = 0,98 gr/cm³