Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK. PdPP

S-2 AP 2019
SKOR NILAI :

ANALISIS ANGGARAN DAN PERENCANAAN PENDIDIKAN

NAMA MAHASISWA : BAHLER SIREGAR


NIM : 8186132011
DOSEN PENGAMPU : Dr. Nathanael Sitanggang, M.Pd
MATA KULIAH : PdPP

PROGRAM PASCA SARJANA


PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena penulis
masih dapat membuat tugas Critical Journal Review (CJR) ini tepat pada waktunya.
Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas CJR mata kuliah PdPP dengan tema/judul
artikel “ Analisis Anggaran Dan Perencanaan Pendidikan ”. Penulis berharap makalah ini
menjadi salah satu referensi bagi pembaca bila mana hendak membandingkan isi dua
journal atau lebih tentang materi PdPP.
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan supaya
makalah ini menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada
pembaca atas perhatiannya.

Medan , Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
B. Tujuan Dan Manfaat Penulisan ........................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2


A. Identitas Journal ................................................................................. 2
B. Review Journal................................................................................... 3

BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JOURNAL .................................. 9


A. Kelebihan Journal .............................................................................. 9
B. Kekurangan Journal ........................................................................... 10
BAB IV PENUTUP ................................................................................................. 12

A. Kesimpulan ........................................................................................ 12
B. Saran .................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Critical Journal Review (CJR) yang berbentuk makalah ini berisi tentang kesimpulan dari
perbandingan yang akan lakukan pada dua atau lebih jurnal yang sudah ditentukan dengan
judul analisis perencanaan dan penganggaran pendidikan sebagai media pembelajaran di
perguruan tinggi dan komersialisasi pendidikan di Indonesia suatu tinjauan dari aspek
politik, ekonomi, sosial, dan budaya, dan penulis akan menyertakan ringkasan dari masing-
masing jurnal, dimana jurnal pertama dan kedua memiliki judul yang berbeda.

Dalam critical jurnal review ini, penulis akan memaparkan masalah tersebut lewat
pembahasan berikut. Semoga usaha ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi
penyusun khususnya.

A. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan critical jurnal review ini dapat
dijabarkan sebagai berikut.

1. Bagaimana review maupun ringkasan jurnal tersebut?


2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan jurnal tersebut?

B. Tujuan Dan Manfaat Penulisan

Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai penyusun dalam penulisan critical jurnal
review ini adalah untuk mengajak pembaca lebih memahami secara mendalam
mengenai kedua jurnal tersebut.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Identitas Jurnal
Identitas jurnal yang akan di review adalah sebagai berikut.

Jurnal 1
Judul jurnal : Ketimpangan Distribusi Pembiayaan Pendidikan Di
Indonesia
Tahun terbit : 2005
Edisi : No. 0l/Tahun lX/Pebruari 2005
Penulis : Arif Rohman

Jurnal 2
Judul jurnal : Komitmen Anggaran Pendidikan Di Kota Pendidikan
Yogyakarta Masih Belum Mencapai 20 Persen
ISSN : 0853 - 0262
Tahun terbit : 2007
Penulis : Triyastuti Setianingrum

Jurnal 3
Judul jurnal : Analisis Anggaran Pendidikan Provinsi Jambi
Volume Penerbitan :1
Tahun terbit : 2004
Penulis : Azwan, M. Surya Hidayat, Syamsuddin

ISSN : 2338- 4603

2
B. Review Jurnal

1. Ketimpangan Distribusi Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia

a. Pendahuluan
King Gordon (1982) mensinyalir bahwa dewasa ini banyak Negara di kawasan
dunia mulai meningkatkan anggaran untuk pembangunan pendidikan. Pendidikan
dipandang sebagai sektor penting yang diprioritaskan dalam penentuan kebijakan
anggaran negara. Peningkatan anggaran pendidikan ini didasari oleh suatu
pertimbangan yang meyakini bahwa pendidikan merupakan investasi manusiawi
(human investment) untuk menghasilkan sumber daya insani berkualitas. Dengan
adanya ketercukupan sumber daya insani berkualitas tersebut pada gilirannya dalam
jangka panjang dapat mewujudkan keuntungan berganda (multiple effect) dalam
banyak segi.

Kesadaran global akan pentingnya peningkatan anggaran pendidikan tersebut


juga telah dimiliki oleh bangsa Indonesia. Hal ini tercermin dalam kesepakatan elit
politik yang tertuang dalam hasil amandemen Undang-Undang Dasar 1945 pasal 3l
ayat (4). Dalam pasal dan ayat tersebut disebutkan bahwa: " Negara memprioritaskan
anggaran pendidikan sekurang- kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan
dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional " . Diktum konstitusi yang
secara eksplisit menyebut anggaran pendidikan sebesar 20 % dari APBN dan APBD
tersebur jelas merupakan suatu kemajuan berarti dibandingkan sebelumnya.
Logikanya, Presiden bersama DPR di tingkat pusat dan Gubernur/Bupati bersama
DPRD menindaklanjuti dengan menaikkan anggaran pendidikan dalam APBN dan
APBD secara signifikan. Realitasnya, menurut amatan para ahli pendidikan masih
belum diberikan anggaran yang cukup untuk peningkatan kualitas. Dengan kata lain,
pendidikan masih ditelantarkan oleh para pengambil keputusan.

b. Sumber Pembiayaan Pendidikan


Menurut Fasli Jalal dan Dedi Supriyadi (2001) dalam satu dasawarsa terakhir
terdapat kecenderungan yang menunjukkan proporsi anggaran Departemen

3
Pendidikan Nasiona atau Pemerintah pusat berkisar antara 5% sampai 87% dari total
anggaran belanja nasional.

Temuan, penelitian dari Intemational Development Research Centre-IDRC


(1983) menyebutkan bahwa negara-negara muju (developed countries) umumnya
telah menyediakan anggaran cukup besar untuk pendidikan yakni rata-rata 2l,3 % dari
Anggaran Belanja Nasional (national budget) mereka. Sementara pada negara-negara
berkembang (developing countries) rata-rata hanya menyediakan 16,3% dari
Anggaran Belanja Nasional-nya. Indonesia.sendiri pada tahun 1997 menetapkan
anggaran untuk pendidikan sebesar 7,97% dari APBN. Hal ini berarti Indonesia
masih berada di bawah kecenderungan bangsa-bangsa lain dalam menambah anggaran
pendidikannya.

c. Kesenjangan Distribusi Biaya Pendidikan


Ketergantungan dana Yang bersumber dari Pemerintah masih dialami oleh
sebagian besar lembaga pendidikan formal di Indonesia dewasa ini Masing-masing
mereka sangat mengharap kucuran dari pemerintah tersebut demi keberlangsungan
pendidikan dan pembelajaran. Sehingga distribusi dana pendidikan dilakukan secara
adil oleh pemerintah kepada dibutuhkan.

Namun kenyataannya, laporan penelitian Dedi Supriyadi dkk (2000) hasil


observasi di tiga propinsi yakni Sumatra Barat, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat
ditemukan bahwa telah terjadi keraguan banyak pihak kepada pemerintah dalam
mendistribusikan dana pendidikan secara baik. Pemerintah dianggap kurang mampu
mendistribusikan dana pendidikan secara proporsional. Lebih-lebih pada era otonomi
daerah dewasa ini, banyak daerah yang memiliki pola dan standar yang berbeda
sehingga menambah banyak pihak termasuk sekolah yang menyangsikan kemampuan
daerah dalam mendistribusikan dana pendidikan.

d. Kesimpulan

Bahwa upaya meningkatkan anggaran dalam rangka membangun pendidikan


yang berkualitas tidak lagi sekedar wacana tetapi sudah menjadi arus besar dilakukan
banyak negara di kawasan dewasa ini. Pendidikan dipandang sektor penting yang
perlu diprioritas dalam penentuan kebijakanan negara, sehingga pendidikan cukup
dana secara proporsional anggaran pendidikan ini didasari suatu alasan yang mereka

4
yakini pendidikan merupakan investasi (human investment) untuk menghasilkan
sumber daya insani berkualitas, adanya ketercukupan sumber daya berkualitas tersebut
pada gilirannya jangka panjang dapat mewujudkan keuntungan berganda (multiple
effect) banyak segi.

2. Komitmen Anggaran Pendidikan Di Kota Pendidikan Yogyakarta Masih


Belum Mencapai 20 Persen

a. Pendahuluan
Mudah dipahami bahwa penyelenggara pendidikan berkaitan erat dengan
berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti ekonomi, politik, dan budaya. Dari sisi
ekonomi dapat dikatakan, kemampuan masyarakat untuk mampu menikmati
pendidikan secara layak masih kurang karena penduduk masih terjerat kemiskinan
(Zakiyah,, 2004). Dilihat dari segi politik, komitmen pemerintah untuk memajukan
pendidikan rakyat belum diimplementasikan secara menyeluruh.

Publikasi yang dikeluarkan oleh The International Baccalaureate


Organization (IBO) menunjukkan dari 169.147 SD dan MI di Indonesia hanya
delapan sekolah yang termasuk dalam katergori The Primary Years Program (PYP),
sedangkan untuk tingakat SMP dari 32.322 SMP DAN MTs di Indonesia hanya
delapan sekolah yang masuk ke dalam kategori The Middle Years Program (MYP)
(Supriyoko, 2005). Kajian IBO menegaskan sangat sedikitnya jumlah sekolah di
Indonesia baik tingkat SD maupun SMP, yang dapat dikategorikan memiliki kualitas
international.

b. Tingginya Biaya Pendidikan

Realisasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN baru dapat


dicapai tahun 2009 yang berimplikasi pada semakin tingginya biaya pendidikan yang
harus ditanggung orangtua saat ini, bahkan nilainya memiliki nilai grafik tertinggi
keseluruhan ini. Tingginya biaya pendidikan yang harus ditanggung orangtua saat ini
akan semakin menyulitkan masyarakat dengan status ekonomi rendah.

c. Pengelolaan Anggaran Pendidikan

5
Dalam praktiknya penganggaran sangat terkait dengan masalah-masalah
politik, yaitu posisi tawar-menawar antara berbagai kekuatan yang mempunyai banyak
kewewenangan untuk menentukan mana yang penting dan mana yang tidak.

Bagaimana yang terjadi di Indonesia ? Pengalaman dari tiga dekade Orde Baru
memperlihatkan masih jauh dari proses aspiratif. Anggaran dibuat oleh pemerintrah,
baik pusat maupun daerah, lebih banyak mencerminkan kepentingan elite politik yang
berkuasa daripada memenuhi kehendak masyarakat. Selain tidak aspiratif, system
penganggaran kita juga terbelit persoalan kronis, seperti pemborosan, kebocoran,
penyimpangan dan penyelewengan.

d. Komitmen Anggaran Pendidikan Kota Yogyakarta

Visi kota Yogyakarta adalah mendorong terwujudnya kota Yogyakarta sebagai


pusat pendidikan yang berkualitas dan terpercaya. Adapun misi yang diembannya
antara lain ialah meningkatkan peran instansi pemerintah dan masyarakat, termasuk
medorong dunia usaha dalam mendorong dunia pendidikan dan pengajaran.

Meskipun dunia usaha masih belum maksimal keterlibatannya , pada dasarnya


pemerintah tetap memiliki komitmen yang tinggi anggaran pendidikan di atas 20
persen.

e. Kesimpulan
1. Anggaran pendidikan kota Yogyakarta belum mencapai 20 persen sesuai
amanah konstitusi, namun di atas kertas kesungguhan untuk mencapai amanah
konstitusi tersebut tetap terlihat.
2. Kecilnya proporsi anggaran dari pemerintah membawa akibat langsung pada
beban biaya pendidikan yang ditanggung oleh masyarakat terutama keluarga
masyarakat yang kurang mampu.
3. Meskipun anggaran pendidikan tidak mencapai konstitusi namun tidak
mengecilkan arti partisipasi sekolah.
4. Harus ada upaya yang sungguh-sungguh dari pemerintah, tokoh-tokoh
masyarakat terutama tokoh-tokoh usaha, legislatif, partai politik dan semua
pihak yang terlibat dan peduli pada perkembangan pendidikan untuk mencari
jalan keluar dari kecenderungan semakin gilanya kemersiliasi pendidikan ini.

6
3. Analisis Anggaran Pendidikan Provinsi Jambi

a. Pendahuluan

Pendidikan tidak cukup hanyadikelola oleh pemerintah sendiri. Perlu ada


kemitraan antara masyarakat, keluarga dan sekolah. Melalui konsep kemitraan
dalam bidang pendidikan akan terjadi simbiosis mutualisme segitiga. Biaya
pendidikan tidak hanya berasal dan bersumber dari pemerintah saja akan tetapi
dapat bersumber dari individu seseorang, lembaga swasta, organisasi masyarakat,
lembaga swadaya masyarakat atau bahkan berasal dari luar negeri. Semakin tinggi
tingkat kesejahteraan masyarakat biasanya semakin tinggi pula tingkat
kesadarannya terhadap pentingnya pendidikan. Permasalahannya adalah bahwa
tingkat kemiskinan di Indonesia masih relatif tinggi yang berdampak terhadap
proses pendidikan. Perlu kebijakan yang jelas dan realistis agar pendidikan dapat
dinikmati oleh semua peserta didik untuk semua kelas ekonomi.

b. Proporsi Anggaran Pendidikan Provinsi Jambi

Melihat kondisi yang ada, maka pemerintah Provinsi Jambi mengambil


beberapa kebijakan, diantaranya dengan mengembangkan tempat-tempat
pendidikan, membuka sekolah sekolah kejuruan baru, dan memberikan pelatihan-
pelatihan yang direalisasikan dengan menambah dan meningkatkan anggaran
pembiayaan pendidikan yang ada.
Dalam upaya meningkatkan pendidikan masyarakat yang ada maka
pemerintah Provisi Jambi menetapkan anggaran guna membiayai pendidikan
tersebut. Alokasi penetapan anggaran pendidikan di Provinsi Jambi belum dapat
memenuhi 20% dari APBD Provinsi Jambi sebagaimana yang diamanatkan dalam
undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

c. Proporsi dan Perkembangan Dana Dekonsentrasi

Tingginya proporsi APBD pendidikan Provinsi Jambi terhadap APBN


Dekonsentrasi pada tahun 2012 terjadi karena gaji guru sertifikasi khusus pegawai
negeri sudah diserahkan kepada kabupaten/kota masing-masing oleh pemerintah

7
pusat, adanya program satu milyar satu kecamatan (SAMISAKE), adanya program
beasiswa S1, S2 dan S3 serta program percepatan pengembangan SMK dengan
pors perbandingan terhadap SMA sebesar 70 SMK : 30 SMA. Ketergantungan
terhadap pemerintah pusat masih cukup besar karena pemerintah daerah belum
mampu untuk membiayai guru, rehabilitasi sekolah, pendidikan khusus/layanan
khusus, pembangunan fisik pendidikan dan biaya operasional sekolah.

d. Kesimpulan

1. Proporsi pendanaan pendidikan dalam APBD Provinsi Jambi belum pernah


mencapai 20 persen. Hal ini terjadi karena ketergantungan anggaran yang
masih tinggi terhadap APBN, komponen gaji guru dan pelatihan kedinasan
tidak dimasukkan serta masih relatif rendahnya sumber daya manusia bidang
pendidikan.
2. Proporsi APBD pendidikan Provinsi Jambi terhadap APBN Dekon sudah
cukup besar, hal ini terjadi karena adanya pengembalian uang gaji sertifikasi
guru dari APBN Dekon kepada APBD kabupaten/kota, adanya pengurangan
pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) dan Unit Sekolah Baru (USB) semua
jenjang, pengurangan jumlah penerima beasiswa serta terjadinya reformasi
birokrasi pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Tingkat signifikansi hasil korelasi antara APBN/APBD dengan APK-SMP
tidak signifikan, sedangkan tingkat korelasi/hubungan antara APBN/APBD
dengan APM-SD dan APK-SMA signifikan.
4. Estimasi penggunaan anggaran pendidikan melalui dana APBD setiap tahun
selama 8 tahun terbesar adalah untuk kegiatan dan program belanja langsung
dan untuk siswa/murid SD, SMP dan SMA.

8
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL
A. Kelebihan Jurnal
Jurnal 1
Kelebihan dalam setiap karya tulis pastinya tersebar di berbagai tulisannya,
namun pastilah ada beberapa kelebihan yang menonjol pada setiap karya ilmiah/tulis.
Kelebihan dalam jurnal pertama yang berjudul ketimpangan distribusi pembiayaan
pendidikan di Indonesia adalah banyaknya teori dari para tokoh yang semakin
memperkuat dari pernyataan tentang isi jurnal tersebut kemudian kelebihan dari jurnal
tersebut adalah penulis dapat mengembangkan beberapa poin-point kecil namun
cukup penting untuk di kaji, dan penulis melakukannya dengan cukup baik. Kemudian
jurnal ini sangat terpercaya karena penulis mencantumkan banyak referensi/daftar
pustaka sehingga jurnal tersebut sangat memikat.

Jurnal 2

Berikutnya kelebihan pada jurnal kedua yang berjudul komitmen anggaran


pendidikan di kota pendidikan Yogyakarta masih belum mencapai 20 persen : suatu
tinjauan dari aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya ini terlihat pada tiap-tiap
kalimat, yang mana pada tiap-tiap kalimat tersebut sangat manarik dan tersusun
dengan rapi sehingga menarik minat para pembaca. Kemudian jurnal memiliki daftar
pustaka atau referensi yang cukup banyak sehingga terkesan lebih berisi dengan kata
lain jurnal terlihat lebih terpercaya dan kuat dikarenakan banyaknya referensi yang
tercantum. Kelebihan berikutnya terletak pada segi kepenulisan sang penulis yang
cukup baik dengan tidak bertele-tele dalam menulis/menyimpulkan materinya, penulis
juga memasukkan poin-poin penting kedalam jurnal dengan uraian yang lengkap
namun tidak boros kalimat.

Jurnal 3

Selanjutnya kelebihan dari jurnal ketiga yang berjudul analisis anggaran


pendidikan provinsi Jambi yakni penjelasan dan perincian bagaimana analisis dari
anggaran dan dampak yang terjadi dan perencanaan anggaran tersebut. Kemudian
jurnal tersebut memiliki grafik penelitian yang sangat rinci dengan Bahasa yang

9
sangat mudah untuk dipahami karena memberikan penjelasan tentang hasil grafik dari
penelitian secara rinci.

B. Kekurangan Jurnal

Jika kita mencari sebuah kekurangan dalam sebuah karya sastra maupun karya
ilmiah seseorang mungkin saja sangat untuk mencarinya karena setiap penulis
mempunyai kemampuan dan metode yang berbeda-beda. Namun menurut saya
kekurangan yang ada dalam jurnal ini antara lain adalah :

Jurnal 1

Abstarak hanya ditampilkan dalam bahasa indonesia saja yang mana


seharusnya abstrak harus disertakan dengan bahasa inggris. Jurnal yang berjudul
ketimpangan distribusi pembiayaan pendidikan di Indonesia ini tidak terdapat hasil
data berupa grafik penelitian yang memungkinkan pembaca dapat membandingkan
dan mengetahui bagaiaman distribusi pembiyaan pendidikan di Indonesia sebelum
jurnal adanya tahun penelitian jurnal tersebut juga mengalami beberapa kesalahan
dalam pengeditan kata misalnya kekurangan huruf dalam kata atau kalimat.
Kemudian, penulis tidak menyertakan kata kunci pada akhir abstrak yang seharusnya
dalam membuat jurnal, penulis harus menyertakan kata kunci sebagai identitas dari
abstrak itu sendiri. Dan juga tidak terdapat volume dalam jurnal.

Jurnal 2
Abstrak yang terdapat dalam jurnal yang berjudul komitmen anggaran
pendidikan di kota pendidikan Yogyakarta hanya ditampilkan dalam bahasa asing
(inggris) saja, yang mana akan membuat pembaca sedikit bingung atau kemungkinan
terjadinya kekaburan makna karena tidak semua pembaca dapat berbahasa asing.
Jurnal ini juga tidak mencantumkan volume penerbit sehingga membuat para pembaca
kurang menarik untuk mengetahui isi yang ada pada jurnal tersebut.

Jurnal 3
Jurnal yang berjudul analisis anggaran pendidikan provinsi Jambi yaitu
abstarak hanya ditampilkan dalam bahasa inggris saja yang mana seharusnya abstrak
harus disertakan dengan bahasa bahasa Indonesia yang dapat mengakibatkan
kemungkinan terjadinya kekaburan makna seperti pada jurnal dua. Penulis juga tidak

10
mencantumkan kata kunci pada abstrak. Kemudian jurnal tersebut juga memiliki
kekaburan makna dibeberapa sub judul dan membuat pembaca sedikit bingung.

11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Setiap karya tulis pastinya memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda antar satu
dengan yang lain,baik itu dari segi bahasanya, kelebihannya, dan kekurangannnya.
Jurnal pasti mengandung informasi yang sudah dipaparkan dengan jelas oleh
penulisnya terlepas dari kekurangan yang terkandung dalam setiap jurnal, namun
sudah dapat dipastikan setiap jurnal akan membawa keuntungan bagi pembaca
dalam hal pendapatan informasi lebih.
Dalam ketiga jurnal ini, terkandung informasi yang sangat melimpah yang
mana membuat pembaca menjadi tertarik untuk membaca atau menganalisis jurnal
ini seperti yang telah dilakukan. Diatas telah penulis sampaikan ringkasan dan juga
kelebihan serta kekurangan dari masing-masing jurnal yang diharapkan dapat
menjadi perbandingan antara opini atas pembaca jurnal tersebut.

B. Saran

Didalam kelebihan dari kedua jurnal tersebut agar lebih dipertahankan dan
diperkuat lagi, dan mengenai kekurangan jurnal agar lebih diteliti lagi untuk
mencapai hasil yang lebih maksimal.

12
DAFTAR PUSTAKA

M, Azwan, Surya Hidayat dan Syamsuddin. Analisis Anggaran Pendidikan Provinsi


Jambi. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 1 No. 4,
April-Juni 2014 ISSN: 2338- 4603
Rohman, Arif. Ketimpangan Distribusi Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia. Jurnal
llmiah Guru "COPE", No. 0l/Tahun lX/Pebruari 2005
Setianingrum, Triyastuti. Komitmen Anggaran Pendidikan Di Kota Pendidikan
Yogyakarta Masih Belum Mencapai 20 Persen. Populasi (18)1, 2007, ISSN :
0853- 0262

13
14

Anda mungkin juga menyukai