Document PDF
Document PDF
ialah nama sekelompok tumbuhan di hutan mangrove dari genus Rhizophora dan
cm dengan tinggi 30 m. Batang berdiri tegak, tidak berlekuk, tidak berpilin, dan
persegi empat dengan tepi terangkat, bersisik, dan mengelupas. Jenis ini
ketinggian yang sama pada masing masing sisi ranting). Bentuk daun elliptical
membesar dengan ukuran panjang 16 – 22 cm, lebar 8 – 11 cm. Septa ujung daun
acute (runcing) dan pangkal daun cuneate (meruncing). Ujung daun memiliki
mucro (jarum). Permukaan atas daun bewarna hijau, sedang permukaan bawah
– 3 bunga. Calyx bewarna krem sampai kuning dan petal bewarna krem sampai
70 cm, berwarna hijau sampai dengan hijau kekuningan. Kotiledon kuning saat
Sistem perakaran berupa akar tunjang (Setyawan dkk., 2002). Secara visual,
haematoma, hepatitis dan borok (Kordi, 2012). Selain itu, Harwoko dan Utami
sitotoksik pada sel kanker myeloma dengan nilai IC 50 sebesar 15 μg/mL serta
kandungan kimia dalam fraksi tersebut adalah senyawa flavonoid dan terpenoid.
Diastuti dan Suwandri (2009) menyatakan bahwa ekstrak metanol kulit batang R.
Senyawa Fitokimia
dari tiap tanaman (Sirait, 2007). Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui secara
kualitatif adanya golongan senyawa aktif dalam tumbuhan yang diharapkan dapat
tersebut dari gangguan hama penyakit untuk tumbuhan itu sendiri atau
bahasa latin “sapo” yang berarti sabun, diberi nama demikian karena sifatnya
yang menyerupai sabun. Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat yang
menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah
sering menyebabkan hemolisis sel darah merah. Dalam larutan yang sangat encer
saponin sangat beracun untuk ikan, dan tumbuhan yang mengandung saponin
telah digunakan sebagai racun ikan selama beratus-ratus tahun. Beberapa saponin
menyebabkan substansi penting keluar sel dan juga dapat mencegah masuknya
bahan-bahan penting ke dalam sel. Jika fungsi membran sel dirusak maka akan
Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat
dihasilkan dari reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid merupakan
kelompok senyawa yang penting dengan struktur dasar sterana jenuh (bahasa
daun tapak liman 20%. Mekanisme kerja antibakteri senyawa steroid yaitu dengan
unit isoprene dan dibuat secara biosintesis dari skualen, suatu C 30 hidrokarbon
tersebut tidak berwarna, kristalin, sering mempunyai titik lebur tinggi, Triterpen
dapat ditemukan pada resin, kulit kayu, dan dalam lateks (Sirait, 2007). Menurut
Heinrich dkk. (2009), triterpen juga merupakan komponen resin dan eksudat resin
dari tanaman yang diproduksi jika pohon menjadi rusak sebagai perlindungan
fisik terhadap serangan fungi dan bakteri. Selain itu, banyak komponen terpenoid
resin ini memiliki aktivitas antimikroba yang tinggi, baik membunuh mikroba
seluruh bagian tanaman, termasuk pada buah, tepung sari, dan akar. Kegunaan
bersifat lipofilik, sehingga dapat merusak lapisan lipid pada membran sel bakteri.
fenol) yang secara kimiawi telah diubah untuk mengurangi kemampuannya dalam
albicans yang menyebabkan kerapuhan pada dinding sel tersebut sehingga mudah
ditembus zat aktif lainnya yang bersifat fungistatik. Jika protein yang
terdenaturasi adalah protein enzim maka enzim tidak dapat bekerja yang
protein dari larutan dengan membentuk senyawa yang tidak larut (Sirait, 2007).
Kadar tanin yang tinggi mungkin mempunyai arti pertahanan bagi tumbuhan,
Tanin juga dapat meracuni hati (Robinson, 1995). Tanin tersebar luas dalam
kayu. Dalam industri, tanin adalah senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang
mampu mengubah kulit hewan yang mentah menjadi kulit siap pakai karena
terpisah dari protein dan enzim sitoplasma, tetapi bila jaringan rusak, misalnya
bila hewan memakannya, maka reaksi penyamakan dapat terjadi. Reaksi ini
menyebabkan protein lebih sukar dicapai oleh cairan pecernaan hewan. Sebagian
besar tumbuhan yang banyak bertanin dihindari oleh hewan pemakan tumbuhan
karena rasanya yang sepat (Rustaman dkk., 2006). Secara garis besar tanin terbagi
menjadi dua golongan: tanin dapat terhidrolisis, yang terbentuk dari esterifikasi
gula (misalnya glukosa) dengan asam fenolat sederhana yang merupakan tanin
turunan sikimat (misalnya asam galat), dan tanin tidak terhidrolisis yang kadang
disebut tanin terkondensasi, yang berasal dari reaksi polimerasi (kondensasi) antar
pada daun, kuncup muda, akar, pada getah yang diproduksi di tabung-tabung
getah dalam epidermis dan sel-sel yang langsung di bawah epidermis seperti pada
korteks. Oleh sebab itu, untuk simplisia-simplisia alkaloid digunakan akar, daun,
buah, biji dan kulit (Sirait, 2007). Rustaman dkk. (2006) menyatakan bahwa
Alkaloid juga merupakan golongan zat metabolit sekunder yang terbesar, yang
pada saat ini telah diketahui sekitar 5500 buah. Alkaloid pada umumnya
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan penyari
simplisia menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung.
Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk (BPOM RI, 2010). Ekstraksi
perendaman sampel dalam pelarut dengan waktu tertentu sehingga senyawa dalam
sampel larut dalam pelarut tersebut dan umumnya proses maserasi dibantu dengan
lebih singkat. Teknik ekstraksi didasarkan pada kenyataan bahwa jika suatu zat
dapat larut dalam dua fase yang tercampur, maka zat itu dapat dialihkan dari satu
1) Pelarut polar akan melarutkan senyawa polar dan pelarut non-polar akan
3) Air cenderung melarutkan senyawa anorganik dan garam dari asam maupun
basa organik,
ekstrak dapat terpisah dengan pelarutnya dan dilakukan pada suhu 30 – 40oC
untuk mengurangi kerusakan senyawa aktif pada suhu tinggi (Sari, 2008).
yang bersifat patogen dan dapat menyebabkan penyakit bercak merah atau
tawar yang mengandung bahan organik tinggi. Ciri utama bakteri Aeromonas
negatif, fakultatif aerobik (dapat hidup dengan atau tanpa oksigen), tidak
(monotrichous flagella) yang keluar dari salah satu kutubnya, senang hidup di
yang sama, yaitu: warna tubuh ikan menjadi gelap, kemampuan berenang
menurun, mata ikan rusak dan agak menonjol, sisik terkuak, seluruh siripnya
permukaan air, insangnya rusak sehingga sulit bernapas, kulit ikan menjadi kasat
dan timbul pendarahan selanjutnya diikuti dengan luka borok, perut kembung
(dropsi), jika dilakukan pembedahan akan terlihat pendarahan pada hati, ginjal,
(a) (b)
Gambar 3. (a) Aeromonas hydrophila (b) Hasil pewarnaan Gram.
Yuhana dkk. (2008) mengemukakan bahwa ikan yang terserang bakteri ini
akan mengalami pendarahan pada bagian tubuh terutama di bagian dada, perut,
dan pangkal sirip. Penyebaran penyakit ini terjadi secara horizontal, yaitu melalui
air yang telah terkontaminasi bakteri A. hydrophila atau dari ikan yang sakit.
Apabila sudah terdapat gejala klinis yang parah, maka ikan harus segera
bakteri gram positif yang dapat menyebabkan penyakit pendarahan pada mata
termasuk gram positif, memiliki dua tipe hemolitik yaitu β-hemolitik dan non-
Bakteri S. agalactiae dapat menyebabkan sakit pada ikan yang dapat dilihat secara
pendarahan juga dapat ditemui pada mata ikan yang terinfeksi S. agalactiae.
perubahan warna yang menghitam, ulcer, abses pada perut dan perubahan pola
renang (whirling dan gasping) dapat menjadi indikasi adanya infeksi. Koloni
ini bersifat gram positif dan berbentuk bulat (Poeloengan, 2009). Pertumbuhan S.
agalactiae pada media BHIA dan hasil pewarnaan gramnya dapat dilihat pada
Gambar 4.
(a) (b)
Gambar 4. (a) Streptococcus agalactiae, (b) Hasil pewarnaan Gram.
Saprolegnia sp. adalah jenis jamur yang terdapat di seluruh dunia dan
hidup di perairan tawar. Jamur Saprolegnia sp. dapat menyerang sebagian besar
ikan air tawar tetapi umumnya ikan mas, tawes, gabus, gurami, nila dan lele dan
vegetatif. Spora berkembang memadati sporangium dan bergerak dari arah hifa
adalah pertumbuhan Saprolegnia sp. pada media PDA dan bentuk hifa hasil
(a) (b)
Gambar 5. (a) Pertumbuhan Saprolegnia sp. pada media PDA, (b) Saprolegnia sp.
pada hasil pengamatan mikroskopis.
Ikan dan telur ikan yang terserang jamur ini dapat diketahui dengan
mudah, sebab terlihat bagian organ ikan (biasanya bagian luar) atau telur yang
disebut white cottony growth. Kumpulan benang ini biasanya terlihat di bagian
kepala, tutup insang atau di sekitar sirip. Pada ikan dewasa biasanya diserang pada
bagian kulit yang telah terluka, sedangkan telur ikan yang terserang akan terlihat
Antimikroba
berikut: (1) merusak dinding sel sehingga mengakibatkan lisis atau menghambat
proses pembentukan dinding sel pada sel yang sedang tumbuh; (2) mengubah
dalam sel; (3) mendenaturasi protein sel; (4) merusak sistem metabolisme di
dalam sel dengan cara menghambat kerja enzim intraseluler (Poeloengan dkk.,
efektivitas dari suatu antimikroba yaitu konsentrasi, suhu, waktu, sifat fisik, dan
kimia subtrat (pH, kadar air, jenis, dan jumlah zat terlarut). Adanya aktivitas
antimikroba dapat dilihat dari terbentuknya zona bening disekitar kertas cakram.
< 5 mm Lemah
5 – 10 mm Sedang
10 – 20 mm Kuat
> 20 mm Sangat kuat
Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) merupakan salah satu metode skrining
untuk menentukan toksisitas suatu ekstrak ataupun senyawa (Pasaribu dan Titiek,
larva udang jenis Artemia salina Leach setelah dilakukan pengujian selama 24
jam (Hayati dan Nur, 2010). Larva udang tersebut sangat peka terhadap apapun
metabolisme dalam tubuhnya. Oleh karena itu, penambahan zat ekstraktif yang
diduga mengandung senyawa bioaktif yang juga berpotensi sebagai senyawa obat
Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dipilih karena sering digunakan untuk
representatif. Hasil uji bersifat toksik/aktif terhadap A. salina Leach bila ekstrak
tumbuhan tersebut memiliki nilai LC 50 < 1000 µg/mL (Meyer dkk., 1982).