Bab Ii
Bab Ii
Secara nasional standar wilayah kerja adalah satu kecamatan. Apabila disuatu
kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas maka tanggung jawab wilayah kerja
jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan hingga
tutup usia.
a. Persyaratan Lokasi
- Geografis
- Kontur tanah
- Fasilitas paarkir
- Fasilitas keamanan
ruangan dan fasilitas untuk menolong pasien gawat darurat, baik berupa
kapasitas kurang dari 10 tempat tidur. Rawat inap itu sendiri berfungsi
puskesmas sekitarnya.
orang/puskesmas
sebagai berikut :
keluarga berencana.
Selain itu ruang rawat inap dilengkapi dengan fasilitas tambahan berupa :
8
a. Ruangan tambahan seluas 246 meter persegi yang terdiri dari ruangan
Rawat Jalan merupakan salah satu unit kerja di puskesmas yang melayani
pasien yang berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk
seluruh prosedur diagnostik dan terapeutik. Pada waktu yang akan datang,
9
Puskesmas. Pertumbuhan yang cepat dari rawat jalan ditentukan oleh tiga
faktor yaitu:
rawat jalan.
penyakit dengan tindakan pengobatan, untuk rawat inap atau untuk tindakan
tindak lanjut bagi pasien rawat inap yang sudah diijinkan pulang tetapi masih
menyenangkan bagi pasien. Hal ini penting untuk diperhatikan karena dari
tersebut. Lingkungan rawat jalan yang baik hendaknya cukup luas dan
memiliki sirkulasi udara yang lancar, tempat duduk yang nyaman perabotan
petugas yang berada di rawat jalan menunjukkan sikap yang sopan dan suka
menolong.
kerjanya.
di wilyah kerjanya.
kesehatan.
UKM dan UKP lintas Program dan lintas sector serta melaksanakan sistem
pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan zat adiktif dan
dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik secara vertikal
dalam arti antara strata sarana pelayanan kesehatan yang sama atau secara
13
horizontal dalam arti kepada strata pelayanan kesehatan yang lebih tinggi (
Rumah sakit).
gudang obat.
f. Membuat LPLPO.
LPLPO.
d. Membantu petugas gudang obat dalam memonitor obat pustu dan pos
puskesling.
obat.
14
Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan salah satu kegiatan
ketersediaan dan keterjangkauan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang efisien,
pelayanan.
untuk menjamin terlaksananya pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang
baik.
(BMHP)
Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Obat dalam rangka pemenuhan
kebutuhan Puskesmas.
a. Perkiraan jenis dan jumlah Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang
mendekati kebutuhan;
Proses seleksi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan
data mutasi Obat, dan rencana pengembangan. Proses seleksi Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai juga harus mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional
(DOEN) dan Formularium Nasional. Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga
kesehatan yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat,
(LPLPO).
Tujuan permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah memenuhi
kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas, sesuai dengan
Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan
dalam menerima Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi
jenis dan jumlah Obat, bentuk Obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO),
keberatan.
kegiatan pengaturan terhadap Obat yang diterima agar aman (tidak hilang),
terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai
pengeluaran dan penyerahan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai secara merata
dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/satelit farmasi Puskesmas dan
jaringannya.
kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan
b. Puskesmas Pembantu;
18
c. Puskesmas Keliling;
d. Posyandu; dan
e. Polindes.
dilakukan dengan cara pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floor stock),
pemberian Obat per sekali minum (dispensing dosis unit) atau kombinasi,
Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan
dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
a. Pengendalian persediaan;
dalam rangka penatalaksanaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai secara tertib,
baik Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan,
a. Bukti bahwa pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai telah
dilakukan;
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
Puskesmas.
persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap
c. Tanggal resep.
b. Duplikasi pengobatan.
d. Kontra indikasi.
e. Efek adiktif.
Tujuan:
pengobatan.
memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker,
Tujuan:
memadai).
Kegiatan:
22
c. Membuat buletin, leaflet, label Obat, poster, majalah dinding dan lain-
lain.
d. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap,
serta masyarakat.
tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai.
Kefarmasian.
b. Tempat.
c. Tenaga.
d. Perlengkapan.
3. Konseling
pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien rawat jalan dan rawat
jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan Obat, efek samping, tanda-tanda
Kegiatan:
a. Kriteria pasien:
farmasi.
- Pasien geriatrik.
- Pasien pediatrik.
- Ruangan khusus.
24
risiko masalah terkait obat misalnya komorbiditas, lanjut usia, lingkungan sosial,
mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari dokter, perawat,
Tujuan:
Obat.
kunjungan.
pengobatan pasien.
Obat.
Pasien rawat inap yang telah pulang ke rumah ada kemungkinan terputusnya
kelanjutan terapi dan kurangnya kepatuhan penggunaan Obat. Untuk itu, perlu
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi
fungsi fisiologis.
Tujuan:
Kegiatan:
Tujuan:
Obat.
Kriteria pasien:
c. Adanya multidiagnosis.
merugikan.
28
Kegiatan:
f. Melakukan evaluasi.
g. Memberikan rekomendasi.
Tujuan: