LIQUIDA SEMISOLIDA
INFUS MANITOL 5%
Disusun Oleh:
Kelompok 2B
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Pemerian
Serbuk hablur putih atau granul mengalir bebas; tidak berbau; rasa
manis (FI ed V hal 799, 2014).
pKa/ pH
pH manitol : 5,0-7,0
pH sediaan injeksi : 4,5-7,0 (FI ed V hal 800, 2014).
Kelarutan
Mudah larut dalam air; larut dalam larutan basa; sukar larut dalam
piridin; sangat sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam eter (FI
ed V hal 799, 2014).
Inkomptabilitas
Larutan Mannitol 20% b/v atau lebih kuat, dapat diasinkan oleh
potasium klorida atau natrium klorida. Mannitol tidak kompatibel dengan
infus xylitol dan mungkin membentuk kompleks dengan beberapa logam
seperti aluminium, tembaga, dan besi. Mengurangi pengotor gula dalam
manitol telah terlibat dalam degradasi oksidatif peptida dalam formasi
terliofilisasi. Mannitol ditemukan untuk mengurangi ketersediaan hayati
oral simetidin dibandingkan dengan sukrosa (HOPE 6th, Hal 424).
Fungsi
Agen terapi dan agen tonisitas (HOPE 6th, Hal 424).
Bentuk Zat aktif
Serbuk.
Bentuk sediaan
Infus.
Penyimpanan wadah
Dalam wadah yang tertutup rapat di tempat sejuk dan kering (HOPE
6th, Hal 424).
B. Natrium Klorida.
Pemerian
Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, rasa
asin (Farmakope Indonesia edisi IV hal 584).
pH
Kelarutan
Mudah larut dalam air, sedikit mudah larut dalam air mendidih, larut
dalam gliserin, sukar larut dalam etanol (Farmakope Indonesia edisi IV
hal 585).
Inkompabilitas
Fungsi
Pengatur tonisitas (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th ed.,
2009, hlm. 637)
Bentuk zat aktif yang digunakan
Cairan.
Bentuk Sediaan
Injeksi
Wadah dan Penyimpanan
dalam wadah tertutup baik (Farmakope Indonesia edisi IV hal 585).
C. Karbon Adsorben (FI ed IV hal 173, 1995).
Pemerian
Serbuk halus, bebas dari butiran, hitam, tidak berbau, tidak berasa.
pH
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol.
Inkompabilitas
Pembakaran yang cepat adalah mungkin ketika kontak dengan
oksidasi kuat seperti ozon, oksigen cair, klorin (MSDS).
Fungsi
Penjerap pirogen, meghilangkan pirogen dalam sediaan.
Bentuk zat aktif yang digunakan
Serbuk.
Bentuk Sediaan
Infus.
Wadah dan Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik.
D. Air Pro Injeksi (HOPE 6th, Hal 766-768).
Pemerian
Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa.
pH
Kelarutan
Dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya.
Inkompabilitas
Air dapat bereaksi dengan obat dan berbagai eksipien yang rentan
akan hidrolisis (terjadi dekomposisi jika terdapat air atau kelembapan)
pada peningkatan temperatur. Air bereaksi secara kuat dengan logam
alkali dan bereaksi cepat dengan logam alkali tanah dan oksidanya
seperti kalsium oksida dan magnesium oksida. Air juga bisa bereaksi
dengan garam anhidrat menjadi bentuk hidrat.
Fungsi
Pelarut.
Bentuk zat aktif yang digunakan
Cairan.
Bentuk Sediaan
Infus.
Wadah dan Penyimpanan
Simpan dalam wadah tertutup rapat.
BAB III
METODOLOGI KERJA
No Alat No Bahan
14. Autoklaf
15. Erlenmeyer
III.2 Permasalahan dan Penyelesaian Masalah dalam Formulasi
Tabel 3. Permasalahan dan penyelesaian masalah.
No Permasalahan Penyelesaian
1. Zat aktif manitol dibuat dalam sediaan Manitol dibuat dalam sediaan
infus. infus yang harus isotonis
terhadap cairan tubuh.
2. Sediaan steril harus bebas dari pirogen Ditambahkan karbon
adsorben agar sediaan bebas
dari pirogen.
3. Untuk mencapai pH sediaan yang Ditambahkan adjust pH
diinginkan seperti NaOH dan HCl 0,1 N.
4. Pada pembuatan sediaan infus Untuk mengatasinya manitol
dilakukan depirogenase menggunakan dilebihkan 3% pada saat
karbon aktif sehingga ada penimbangan.
kemungkinan berkurangnya kosentrasi
zat aktif akibat adsorbsi karbon.
= 274,47 mOsmol/L
Menurut perhitungan osmolaritas, maka larutan manitol bersifat hipotonis
sehingga perlu ditambahkan Natrium Klorida.
C. Perhitungan Bahan
Jumlah yang dibuat 1 botol kaca, botol kaca berisi 500 mL + 3% = 515 mL
5 gram
Manitol 5% = 100 mL x 515 mL = 25,75 gram
0,1 gram
Karbon Adsorben 0,1% = x 515 mL = 0,515 gram
100 mL
0,0135 gram
Natrium Klorida 0,0135% = x 515 mL = 0,07 gram
100 mL
pH manitol : 5,0-7,0
HASIL PERCOBAAN
Persyaratan:
pH manitol: 5,0-7,0
pH sediaan injeksi:
4,5-7,0 (FI ed V
hal 800, 2014).
PEMBAHASAN
PENUTUP
VI. 1 Kesimpulan
Agoes, G. 1993. Teknologi Farmasi Likuida Dan Semi Solida. Pusat Antar
Universitas Bidang Ilmu Hayati ITB: Bandung.
Allen, L. V., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. Rowe
R.C.,Sheskey, P. J., Queen, M. E., (Editor). Pharmaceutical Press and
American Pharmacists Assosiation, 697-699: London.
Anief, M. 1997. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Anief, M. 2008. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Ansel, H.C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi keempat. Universita
Indonesia Press: Jakarta.
Arifin, Z. M. & Risdianto, A. 2012. Perbandingan Efektivitas Natrium Laktat dengan
Manitol Untuk Menurunkan Tekanan Intrakranial Penderita Cedera Kepala
Berat. Departemen Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran:
Bandung.
Brunner dan Suddarth., 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Alih Bahasa
Agung Waluyo Edisi 8. EGC: Jakarta.
Depkes, RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta.
Depkes, RI. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta.
Depkes, RI. 2014. Farmakope Indonesia edisi V. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta.
Dr. Willy, 2018. https://www.alodokter.com/manitol . Diakses 1 juli 2019
Honesdocs. 2019.
https://www.google.com/amp/s/www.honestdocs.id/%25E2%2580%258B%25
E2%2580%258Bmanitol.amp. diakses 30 Juni 2019.
ISO. 2014. Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume 48. Ikatan Sarjana Farmasi
Indonesia: Jakarta.
ISO. 2017. Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume 51. Ikatan Sarjana Farmasi
Indonesia: Jakarta.
Kalbemed. 2019.
www.kalbemed.com. Indikasi manitol. Diakses 30 juni 2019.
Lachman. 1994. The Theory And Partictice of Industrial Pharmacy, 2th ED, lea and
febiger, philadelphia.
Lukas, Syamsuni, H.A., 2006. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran
EGC: Jakarta.
Martin. 2008. Farmasi Fisika Dasar-Dasar Farmasi Fisika dalam Ilmu Farmasetika
Edisi Ketiga Jilid 2. UI-Press: Jakarta.
Niazi, S. 2009. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Sterile
Products. Informa Healthcare: USA.
Nissenson, A.R., Weston, R.E., Cleeman, C.R. 1979. Mannitol. West J Med. 131 :
277-284.
Perry, A.G., 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik, Edisi 4.Volume 2, Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk. EGC:
Jakarta
Priyambodo, B., 2007. Manajemen Farmasi Industri. Global Pustaka Utama:
Yogyakarta.
Shawkat, H., Westwood, M., Mortimer, A. 2012. Mannitol:a review of its clinical
uses. Contin Educ Anaesth Crit Care Pain. 12:82-85.
Syamsuni, A. 2007. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran. EGC: Jakarta.
1. Etiket
2. Brosur