Jit
Jit
1. Pendahuluan
Pada bagian ini dijabarkan secara spesifik mengenai latar belakang, rumusan
masalah, serta tujuan yang berkenaan dengan Just In Time.
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan ulasan latar belakang yang telah disampaikan, maka rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah menerapkan JIT disektor jasa pada pabrik industri mebel ?
2. Apakah pengaruh JIT disektor jasa pada pabrik industri mebel ?
3. Apakah tantangan JIT disektor jasa pada pabrik industri mebel ?
BAB II
2. Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka pada bagian ini
akan dijabarkan bahasan dari rumusan masalah.
2.1 Penerapan dan Pengaruh JIT Disektor Jasa
Dalam pengertian luas, JIT adalah suatu filosofi tepat waktu yang
memusatkan pada aktivitas yang diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya
dalam suatu organisasi. JIT mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut:
2
1. Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus di
eliminasi.Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang tidak
perlu,misalnya persediaan sedapat mungkin nol.
2. Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih
tinggi.Sehingga produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol,tidak
memerlukan waktu dan biaya untuk pengerjaan kembali produk cacat, dan
kepuasan pembeli dapat meningkat.
3. Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan (Continuous
Improvement)dalam meningkatkan efisiensi kegiatan.
4. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman
terhadap aktivitas yang bernilai tambah.
JIT dapat diterapkan dalam berbagai bidang fungsional perusahaan seperti
misalnya pemasokan, produksi, distribusi, administrasi dan sebagainya.
A. Pemasok JIT
Keberhasilan JIT tidak terlepas dari peran pemasok, oleh karena itu
hubungan antara pemasok dengan pelanggan harus dijaga dengan baik.
Heizer dan Render ( 2004, h.261) mengatakan : Kemitraan JIT ada ketika
pemasok dan pembeli bekerja sama dengan sebuah sasaran bertimbal balik
untuk menghilangkan pemborosan dan menekan biaya. Selanjutnya Heizer
dan Render (2004, h.262) memunculkan 4 sasaran kemitraan JIT yaitu : (1)
penghilangan aktivitas yang tidak perlu ; (2) penghapusan persediaan di
pabrik ; (3) penghapusan persediaan yang transit ; (4) penghilangan para
pemasok yang lemah 113S tudi Just in Time untuk Meningkatkan Kinerja
Produktivitas Perusahaan Ratna Kusumawati
JIT sangat membutuhkan hubungan khusus antara pemasok dengan
perusahaan pembeli dimana kedua belah pihak dituntut untuk bekerja sama
untuk mencapai keberhasilan bersama dimasa yang akan datang. Adapun
karakteristik hubungan antara pemasok JIT dengan perusahaan pembeli
meliputi ; (1) kontrak jangka panjang ; (2) Meningkatnya akurasi
3
administrasi pesanan; (3) meningkatnya kualitas; (4) Fleksibilitas pesanan;
(5) pengiriman jumlah kecil dengan frekuensi pengiriman yang banyak; (6)
perbaikan berkesinambungan dalam bekerjasama (Tjahjadi, 2001, h.232).
Perusahaan pembeli harus bisa mencari pemasok terpercaya yang dapat
mengirimkan barang berkualitas, dengan jumlah dan waktu yang telah
ditentukan. Dalam banyak kasus perusahaan pembeli menetapkan jadual jam
pengiriman, bahkan menit pengiriman juga telah ditentukan. Kegagalan
pemenuhan jadwal yang dipesan akan berakibat fatal, yaitu berhentinya
produksi (Tjahjadi, 2001, h.229). Dari uraian diatas maka indikator pemasok
yang dapat dimunculkan adalah : mendukung hubungan dengan para
pemasok, penyerahan barang berkualitas tepat waktu.
4
Penerapan pembelian JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem
akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut :
1. Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan.
2. Perubahan “cost pools” yang digunakan untuk mengumpulkan biaya.
3. Mengubah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya sehingga
banyak biaya tidak langsung dapat diubah menjadi biaya langsung.
4. Mengurangi perhitungan dan penyajian informasi mengenai selisih
harga beli secara individual
5. Mengurangi biaya administrasi penyelenggaraan sistem akuntansi.
5
Modarress,1990; Cooper and Ellram,1993; dalam Kaynak, 2005).
Berdasarkan pemikiran-pemikiran diatas, maka hipotesis yang diajukan
adalah: H1 : pemasok berpengaruh positif dengan JIT.
B. Produksi JIT
Produksi JIT adalah sistem penjadwalan produksi komponen atau
produk yang tepat waktu, mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang
diperlukan oleh tahap produksi berikutnya atau sesuai dengan memenuhi
permintaan pelanggan.
Produksi JIT dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara:
1. Mengurangi atau meniadakan barang dalam proses dalam setiap
workstation (stasiun kerja) atau tahapan pengolahan produk (konsep
persediaan nol).
2. Mengurangi atau meniadakan “Lead Time” (waktu tunggu) produksi
(konsep waktu tunggu nol).
3. Secara berkesinambungan berusaha sekeras-kerasnya untuk
mengurangi biaya setup mesin-mesin pada setiap tahapan pengolahan
produk (workstation).
4. Menekankan pada penyederhanaan pengolahan produk sehingga
aktivitas produksi yang tidak bernilai tambah dapat dieliminasi.
6
6. Biaya mutu.
7. Pembelian bahan.
a) Membentuk Aliran/Penyederhanaan
Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup
sebagai batu ujian untuk membentuk aliran produksi,
menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan masalah
awal.
b) Kanbal Pull System
7
Kanbal merupakan system manajemen suatu
pengendalian perusahaan, karena itu kanbal memiliki
beberapa aturan yang perlu diperhatikan:
1.Jangan mengirim produk rusak ke prosess berikutnya.
2.Proses berikutnya hanya mengambil apa yang
dibutuhkan pada saat dibutuhkan.
3. Memproduksi hanya sejumlah proses berikutnya
4. Meratakan beban produksi
5. Menaati instruktur kanban pada saat fine tuning
6. Melakukan stabilisasi dan rasionalisasi proses.
8
7. Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC), Dan Perbaikan
Berkesinambungan.
Kemampuan proses, SPC, dan perbaikan berkesinambungan harus
ada dalam pemanufakturan JIT, karena beberapa hal: Pertama, segala
sesuatu harus bekerja sesuai dengan harapan dan mendekati sempurna.
Kedua, dalam JIT tidak ada bahan cadangan untuk kemacetan perusahaan
dan Ketiga, semua kondisi mesin harus bekerja dengan prima.
BAB III
3. Pembahasan
Berdasarkan penjabaran bahasan yang telah disampaikan, maka pada bagian
ini akan kami simpulkan bahasan dari rumusan masalah.
3.1 Kesimpulan
Terdapat hubungan pengaruh positif antara pemasok dengan JIT, dengan
demikian semakin baik hubungan antara pemasok dengan perusahaan maka semakin
tinggi pula kinerja JIT. Jadi kemitraan JIT akan berjalan kalau ada hubungan atau
kerjasama yang baik antara pemasok dengan perusahaan, hal ini sesuai dengan
pendapat Tjahjadi (2001,h.232) bahwa JIT sangat membutuhkan hubungan khusus
antara pemasok dengan perusahaan pembeli dimana kedua belah pihak dituntut untuk
bekerjasama untuk mencapai keberhasilan bersama dimasa yang akan datang.
Ada pengaruh positif antara organisasi proses produksi dengan JIT hal ini
berarti bahwa kecepatan proses produksi sangat berhubungan dengan JIT yang mana
9
dengan adanya kecepatan proses produksi maka memberikan manfaat yang strategis
bagi perusahaan yaitu berupa pelayanan yang cepat atas pesanan dari pelanggan. Bila
barang tersebut cepat diproses dan disampaikan kepada para pemesanan maka tidak
hanya terjadi pengurangan pada barang dalam proses tetapi juga pengurangan pada
barang jadi. Pada kesimpulan hipotesis ini diperkuat dengan pendapat Wilopo dan
Purnamasari (1996) yang mengatakan bahwa tujuan JIT adalah menurunkan waktu
proses produksi sebagaimana diketahui waktu proses produksi terdiri dari waktu
persiapan, waktu memindahkan bahan baku, waktu pemeriksaan, waktu tunggu
disamping waktu pelaksanaan produksi itu sendiri.
3.2 Saran
1. Perlu adanya dukungan dari pimpinan dalam perencanaan jangka panjang
dalam sistem JIT. Dalam hal ini pimpinan perusahaan harus menyadari betul bahwa
kerjasama dengan pemasok harus di bina dengan baik. Pemasok tidak hanya sekedar
hubungan dagang tapi lebih kepada hubungan yang bersifat jangka panjang.
Sehingga system JIT diharapkan bias berjalan dengan baik.
2. Pekerja dirubah dari specialist menjadi multidisiplint artinya pekerja dilatih
tidak hanya untuk proses produksi tapi juga sampai pada tingkat kemampuan
memperbaiki mesin,pembuatan skedul produksi,penanganan bahan baku juga sampai
dengan pemeriksaan bahan baku.
10
DAFTAR RUJUKAN
https://yenypurwantotechnical.wordpress.com/2014/07/11/just-in-time-pada-
perusahaan-industri/
http://nonnababybelle.blogspot.co.id/2012/05/manajemen-persediaan-just-in-
time.html
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=134328&val=5637&title=STUDI%20JUST%20IN%20TIME%20UNTUK
%20MENINGKATKAN%20KINERJA%20PRODUKTIVITAS%20PERUSAHAAN
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=178098&val=5028&title=PENGARUH%20SISTEM%20MANAJEMEN
%20PERSEDIAAN%20DENGAN%20KONSEP%20JUST%20IN%20TIME
%20(JIT)%20TERHADAP%20PENGENDALIAN%20BIAYA%20PERSEDIAAN
11
12