Anda di halaman 1dari 27

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 1


DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ 3
DAFTAR TABEL…….………………………………………………………………………………………………………….4

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 5


1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 5
1.2 Tujuan percobaan............................................................................................................ 5
1.3 Sasaran Percobaan .......................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 7
2.1. Pengertian Fluida ........................................................................................................... 7
2.2 Jenis-Jenis Aliran Fluida ................................................................................................. 7
2.3 Sifat-Sifat Fluida ............................................................................................................. 9
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN .............................................................................. 16
3.1 Peralatan yang digunakan ............................................................................................. 16
3.2 Bahan Yang Digunakan ................................................................................................ 17
3.3 Variabel Percobaan ....................................................................................................... 17
3.3.1 Variabel Berubah ................................................................................................... 18
3.3.2 Variabel Tetap........................................................................................................ 18
3.4 Prosedur Percobaan...................................................................................................... 18
3.4.1 Prosedur Percobaan Aliran Fluida ......................................................................... 18
3.4.2 Prosedur penentuan densitas air kran ..................................................................... 18
3.4.3 Prosedur penentuan viskositas air kran .................................................................. 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 20

1
4.1 Hasil Percobaan ............................................................................................................ 20
4.2 Pembahasan .................................................................................................................. 20
4.2.1 hubungaan antara debit air dengan headlos tanpan hambatan ............................... 21
4.2.3 Hubungan antara debit air dengan headloss dengan adanya
hambatan ......................................................................................................................... 23

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 25


5.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 25
5.2 Saran ............................................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 26

2
DAFTAR GAMBAR

No table of figures entries found.

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1. hasil percobaan ......................................................................................................... 20


Tabel 2 hasil perhitungan aliran fluida tanpa hambatan ......................................................... 20
Tabel 3 hasi perhitungan aliran fluida dengan hambatan ....................................................... 21

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transportasi fluida merupakan salah satu operasi teknik kimia yang


seringdigunakan dalam industri, karena bahan baku dalam industri banyak yang
berupafluida. Sistem perpipaan digunakan untuk tempat mengalirnya suatu fluida. Fluida
merupakan suatu zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara permanen,
dimana bila diberikan sedikit gaya terhadapnya tidak bisa mempertahankan
bentuknya.

Berdasarkan densitas, fluida dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: Fluida
compressible dan fluida incompressible. Fluida compressible mempunyai densitas yang
peka terhadap perubahan temperatur dan tekanan (misal: gas), dan fluida incompressible
kebalikan dari fluida compressible (misalnya : zat cair).

Dalam suatu sistem perpipaan transportasi fluida, terdapat beberapa komponen


atau peralatan umum yang digunakan, seperti: pipa/tabung, valve, blower, pompa, dll. Pipa
merupakan tempat mengalirnya fluida, dan valve dipasang untuk mengatur laju
alir/bukaan fluida. (fox, 1990)

1.2 Tujuan Percobaan

Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari karakteristik sistem


perpipaan, serta sluida yang mengalir didalamnya.

5
1.3 Sasaran Percobaan

Dari praktikum ini praktikan diharapkan dapat :

1. Menentukan hubingan laju alir dan headloss


2. Menentukan hubungan bilangan Reynold dan pipe friction coefficient
3. Menentukan nilai K masing-masing fitting
4. Menghitung konstanta yang diperlukan pada perhitungan laju alir fluida

6
Bab II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Fluida

Transportasi fluida merupakan salah satu operasi teknik kimia yang sering
digunakan dalam industri, karena bahan baku dalam industri banyak yang berupa
fluida. Sistem perpipaan digunakan untuk tempat mengalirnya suatu fluida. Fluida
merupakan suatu zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara permanen,
dimana bila diberikan sedikit gaya terhadapnya tidak bisa mempertahankan
bentuknya. Fluida cair yang mengalir dalam sistem perpipaan dalam industri akan
mengalami kehilangan energi karena adanya gesekan antara fluida dengan fluida dan
fluida dengan pipa. Hilangnya energi pada fluida dalam sistem perpipaan dapat pula
disebabkan karena adanya gesekan, belokan, kontraksi, ekspansi. (olson, 1990)
Menurut Darren, 2013. Fluida berdasarkan pengaruh tekanan terhadap volume,
dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
a. Fluida tak termampatkan (incompessible)
Pada kondisi ini fluida tidak mengalami perubahan dengan adanya perubahan
tekanan, sehingga fluida tidak termampatkan.Contohnya : Air
b. Fluida termampatkan (compressible)
Pada keadaan ini, fluida mengalami perubahan volume dengan adanya
perubahan tekanan, sehingga fluida ini secara umum disebut fluida
termampatkan.Contohnya : Gas

2.2 Aliran Fluida


Fluida atau zat alir adalah zat yang bisa mengalir. Aliran fluida bisa ditinjau
dari olakan yang terjadi, dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

7
1 . Aliran laminar (aliran berlapis)
Aliran dengan fluida yang bergerak seperti berbentuk lapisan - lapisan, yang tidak
saling campur. Aliran ini terjadi pada kecepatan aliran fluida yanglambat, densitas
fluida yang rendah, dan viskositas yang tinggi. aliran laminar memenuhi hukum
Viskositas Newton yaitu :

Gambar 1 Aliran Laminer

2. Aliran Turbulen (aliran bergolak)


Aliran dengan partikel(partikel bergerak tidak menentu karena
terjadi pencampuran dan eddies dalam aliran.

Gambar 2 Aliran Turbulen

3 . Aliran Transisi
Aliran peralihan dari laminar ke turbulen. Jenis aliran fluida dapat
dibedakan menurut Bilangan Reynoldnya (NRe),

8
Bilangan Reynold ( N R e ) merupakan fungsi dari : kecepatan fluida (v),
Viskositas(μ), rapat massa (ρ),dan diameter pipa (D). Bilangan Reynold secara
sistematis dapat dirumuskan menjadi persamaan :

NRe = ρvD
μ

ρ = berat jenis fluida (kg/m3)


v = kecepatan linier fluid (m/s)
D = diameter pipa (m)
μ = viskositas fluida (kg/m.s )

Jenis aliran bila dibedakan menurut bilangan reynoldnya pada pipa lurus berbentuk
tabung:
NRe< 2100, aliran laminar
NRe > 4000, aliran turbulen
2100 <NRe>4000 aliran transisi

2.3 Head Loss


Head Loss terbagi menjadi dua macam, yaitu head loss mayor dan head
lossminor.Head loss total merupakan penjumlahan dari head loss mayor dan head
loss minor.

2.3.1 Head Loss Mayor

Head loss mayordapat terjadi karena adanya gesekan antara aliran fluida
yang mengalir dengan suatu dinding permukaan dalam pipa. Pada umumnya
headloss ini dipengaruhi oleh panjang pipa. Untuk dapat menghitung head loss
mayor perlu diketahui lebih jelas awal jenis aliran fluida yang mengalir. Jenis
aliran tersebut dapat diketahui melalui turunan dari persamaan bilanganReynold
sehingga menjadi persamaan berikut:

9
4ρQ

Re = μπD

Keterangan:
Q = Debit aliran fluida, m3/s
ρ = massa jenis fluida, kg/m3
D = diameter pipa, m
μ = viskositas fluida, kg/m.s

Perhitungan head loss mayor menurut Darcy Weisbach dapat dilakukan


dengan menggunakan rumus:
Hƒ = ƒ L V2

D 2g

Keterangan:
Hƒ = head loss mayor, m
Ƒ = faktor gesekan (dapat diketahui melalui diagram Moody)
L = panjang pipa, m
D = diameter pipa, m
V = kecepatan aliran, m/s
g = percepatan gravitasi, m/s2

Faktor gesekan (atau f) digunakan dalam persamaan DarcyWeisbach. Koefisien


ini dapat diperkirakan dengan diagram dibawah ini :

10
Gambar 3 Diagram Moody

2.3.2 Head Loss Minor

Head loss minor dapat terjadi karena adanya sambungan pipa (fitting)
seperti katup (valve), belokan (elbow), saringan (strainer),percabangan (tee),
losses pada bagian entrance, losses pada bagian exit, pembesaran pipa (expansion),
pengecilanpipa (contraction), dan sebagainya

a) Elbow
Elbow atau belokan merupakan suatu sambungan yang seringdigunakan
pada suatu sistem perpipaan

Gambar 4 Reguler Flanged Elbow 90°

11
b) Percabangan (Tee)
Penggunaan Tee dilakukan untuk mengalirkan aliran fluida
menuju dua arah yang berbeda dalam satu siklus tertentuy ang
dipasang secara parallel

Gambar 5 Line Flow Flanged Tee

c) Entrance dan Exit


Entrance seringkali timbul pada saat perpindahan daripipa menuju
suatu reservoir. Berdasarkan jenisnya,entrance dapat dibedakan
menjadi 4macam yaitu reentrant, square edge, slightly rounded dan
well rounded.

d) Pembesaran (Expansion)
Pembesaran dalam suatuperpipaan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu pembesaran mendadak atau terjadi secara tiba-tiba
yang seringkali disebut dengansudden ekspansion ataupun gradual
ekspansion

e) Pengecilan (Contraction)
Sama halnya dengan ekspansion, contraction juga dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu sudden contraction (pengecilan secara
tiba-tiba), dan gradual contraction( pengecilan secara bertahap)

12
2.3.3 Head loss & Friction Loss pada Elbow.
Sambungan – sambungan di dalam pipa, misalnya elbow, kran,
valve, tee akan mengganggu pola aliran fluida dan meyebabkan terjadinya
rugi gesekan atau Friction Loss. Friction loss ini biasanya dinyatakan
sebagai rugi gesekan yang setara dengan panjang pipa lurus. Persamaan –
persamaan yang digunakan pada pipa horizontal, termasuk untuk
menentukan head loss juga berlaku untuk elbow dengan catatan elbow juga
dalam posisi horizontal di dalam sistem perpipaan. Hasil pengujian head
loss menunjukkan bahwa, sudut sambungan belokkan berbanding lurus
dengan head loss. Semakin besar sudut sambungan belokkan pipa, nilai head
loss yang dihasilkan semakin besar.

2.3.4 Friction Loss pada Enlargement dan Contraction.


Untuk pipa dimana diameternya berubah kecil kebesar, pipa
pertama dengan diameter D1dan pipa kedua dengan diameter D2, atau
enlargement, dan pipa masih didalam posisi horizontal, tidak ada kerja
pada sistem, maka 𝝙Z = 0, W = 0, dengan persamaan :

Jika sangat kecil, dan bisa diabaikan terhadap harga dari ,


maka:

2.4 komponen Aliran Fluida


Dalam suatu sistem perpipaan transportasi fluida, terdapat
beberapa komponen atau peralatan yang umum digunakan, seperti :
pipa/tabung, valve, blower, pompa.

13
2.4.1. Pipa
Dalam suatu sistem perpipaan transportasi fluida, terdapat beberapa
komponen atau peralatan umum yang digunakan, seperti: pipa/tabung, valve,
blower, pompa, dll. Pipa merupakan tempat mengalirnya fluida dan valve dipasang
untuk mengatur laju alir/bukaan fluida. Pada umumnya fluida dapat dialirkan
dalam pipa atau tabung. Pada umumnya pipa berdinding tebal, berdiameter relative
besar, dan tersedia panjang antara 20 – 40 ft, sedangkan tabung berdinding tipis.
Ujung pipa logam biasanya berulir. Dinding pipa umumnya kesat, sedangkan
dinding tabung licin. Potongan – potongan pipa disambung dengan menggunakan
ulir, flens, atau las. Sedangkan, tabung disambung dengan kompresi, flare fitting,
atau sambungan solder. Dalam suatu sistem perpipaan dibutuhkan penambahan
energi mekanik untuk mempercepat laju alir fluida. Alat yang dapat digunakan
antara lain pompa, blower, kipas, dan kompresor. Peralatan pemindahan fluida
dibagi menjadi dua, berdasarkan cara kerja menggunakan tekanan langsung ke
fluida, atau dengan membangkitkan rotasi menggunakan momen punter.
2.4.2 Valve
Sistem instalasi pipa biasanya terdiri dari banyak sekali valve dengan
ukuran dan bentuk yang beragam.ada dua jenis valve :
a) Gate Valve
Pada gate valve bukaan aliran hamper sama dengan pipa sehingga
aliran fluida tidak berubah. Akibatnya, gate valve yang terbuka penuh
hanya menyebabkan penurunan tekanan sedikit.
b) Globe Valve
Globe valve banyak digunakan untuk pengendali aliran. Bukaan
bertambah secara hampir linear menurut posisi batang valve. Fluida
mengalir melalui bukaan terbatas dan berubah arah, sehingga
penurunan tekanan pada globe valve cukup besar.

14
2.4.3 Pompa
Berfungsi untuk meningkatkan energi mekanik fluida. Metode yang
umum digunakan untuk penambahan energi dengan positif displacement
dan aksi sentrifugal yang diberikan gaya dari luar. Kedua metode tersebut
menyebabkan ada dua jenis peralatan pemindahan fluida, yaitu
menggunakan tekanan langsung pada fluida dan menggunakan momen
punter untuk membangkitkan rotasi pompa

15
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Perangkat dan Alat Ukur

Perangkat dan alat ukur yang digunakan pada percobaan ini adalah:

a) Satu set aliran fluida


b) Pompa
c) Orifice meter
d) Piknometer
e) Viskometer
f) Stopwatch
g) Neraca Analitik
h) Gelas takar 250 ml
i) Gelas ukur 100 ml

16
Gambar 6 satu set aliran fluida

Deskripsi alat aliran fluida, yang terdiri dari :


1) Pompa
2) Pipa
3) Valve
4) Kran
5) Bak penampung
6) Pengukur Headloss

3.2 Bahan

Bahan yang diperlukan pada percobaan ini adalah :

a) Aquadm
b) Air keran

17
3.3 Variabel Percobaan
3.3.1 Variabel Tetap
1) Laju alir air
3.3.2 Variabel Berubah
1) Kran (Katup)
2) Hambatan

3.3 Prosedur Percobaan


3.4.1 Prosedur Percobaan Aliran Fluida
1. Alat disiapkan
2. Isi bak air penampunng hingga mencapai setengah ukuran bak
penampung
3. Buka seluruh valve dan keran
4. Nyalakan power supply
5. Pastikan tidak ada gelembung dalam pipa
6. Atur ketinggian head loss dan catat
7. Tutup semua valve dan keran

3.4.2 Prosedur Percobaan Penentuan Densitas Air Keran


1. Alat disiapkan
2. Piknometer dibilas dengan aseton, lalu keringkan
3. Piknometer kosong ditimbang, catat massa piknometer kosong
4. Piknometer isi dengan aquademin, hingga tepat penuh
5. Timbang piknometer + aquademin, catat sebagai massa piknometer
+ aquademin
6. Piknometer isi dengan air keran, hingga tepat penuh
7. Timbang piknometer + air keran, catat sebagai massa piknometer +
air keran
8. Hitung densitas air keran

18
3.4.3 Prosedur Percobaan Penentuan Viskositas Air Kran
1. Alat disiapkan
2. Bersihkan dan keringkan viskometer
3. Masukkan aqudemin kedalam viskometer
4. Cairan dihisap dari ujung atas reservoir B hingga melewati m
5. Cairan dibiarkan mengalir, waktu dari titik m ke n dicatat
6. Ulangi prosedur untuk mencari waktu m ke n air keran
7. Viskositas air keran dicari dengan membandingkan terhadap
viskositas aquademin
8. Hitung viskositas air keran

19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


Dari praktikum ini didapatkan hasil sebagai berikut :
Diameter Pipa = 1,905
Panjang Pipa = 236 cm
Suhu Air = 30oC
Densitas Air Keran = 1,4 gr/ml
Viskositas Air Keran = 4,012

Tabel 1 Hasil Percobaan


Pengukuran Kecepatan Volumetrik dan Head loss yang melewati 1 gate
Valve

Bukaan Volume Waktu Headloss Headloss Headlos


Valve (ml) (detik) awal (cm) akhir (cm) (Ha – He)

200 14,22 55,5 54,5 1


Tanpa
hambatan 300 22,88 56 54,5 1,5
50%
500 34,29 56,5 54,5 2

20
200 29,19 56 55 1
Tanpa
Hambatan 300 3,21 56 55 1
100%
500 5,50 56 55 1

Pengukuran Kecepatan Volumetrik dan Head loss yang melewati 2 gate Valve, 1
Fitting, 1 Kompresi, 1 T, dan 1 Elblow

Bukaan Volume Waktu Headloss Headloss Headlos


Valve (ml) (detik) awal (cm) akhir (cm) (Ha – He)

200 47,56 67,5 60,5 7


Hambatan
Gate Valve
& pipa T 300 24,56 68 60 8

50%
500 33,46 68,5 60,5 8

21
200 2,84 68,5 60 8,5
Hambatan
Gate Valve
& pipa T 300 2,66 68,5 60 8,5

100%
500 3,81 68,5 60 8,5

4.1. Pembahasan
Dari percobaan yang telah di lakukan didapatkan grafik perbandingan :

3.3.1 Hubungan antara debit air


dengan head loss tanpa
hambatan

22
Gambar 2. Grafik hubungan debit air dengan Head loss tanpa hambatan

Pada praktikum aliran fluida Gambar 2 dan Gambar 2 digunakan beberapa variabel yaitu
penutup katup 50%,dan 100% dan juga aliran dengan hambatan dan tidak ada hambatan.
Pada percobaan aliran fluida yang tidak ada hamabatan dihasilkan grafik diatas. Garfik
tersebut menunjukkan bahwa semakin besar debit air makan semakin besar pula nilai
headloss yang akan ditimbulkan. Sehigga, dapat diketahui bahwa hubungan antara debit
air dan headloss adalah semakin besar debit air maka headloss yang ditimbulkan juga akan
semakin besar.

3.3.2 Hubungan antara debit air


dengan head loss dengan
hambatan

Gambar 3. Grafik hubungan debit air dengan Head loss dengan hambatan

23
Pada praktikum aliran fluida digunakan beberapa variabel yaitu penutup katup
25%, 50%, 75% dan 100% dan juga aliran dengan hambatan dan tidak ada hambatan.
Pada perobaan aliran fluida yang ada hamabatan berupa gate valve dan T line dan Elblow
dihasilkan grafik diatas. Garfik tersebut menunjukkan bahwa semakin besar debit air
makan semakin beasr pula nilai headloss yang akan ditimbulkan. Sehingga, dapat
diketahui bahwa hubungan antara debit air dan headloss adalah semakin besar debit air
maka headloss yang ditimbulkan juga akan semakin besar.

24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum aliran fluida dapat dsimpulkan bahwa:

1) Hubungan debit air dengan headloss adalah semakin besar debit air maka
semakin kecil headloss yang dihasilkan hal ini terbukti dengan grafik yang
dihasilkan pada percobaan pertama dan kedua
2) Hubungan log re dengan faktor friksi adalah semakin besar nilai log re
maka semakin besar nilai faktor friksi hal ini terbukti dengan grafik yang
dihasilkan pada percobaan pertama dan kedua

5.2 Saran
Saran untuk praktikum aliran fluida selanjutnya adalah:

1) Diharapkan orifice meter dapat berfungsi agar mengetahui debit alir yang
mengalir
2) Alat untuk mengukur headloss agar diperhatikan karna seringkali tidak
berfungsi dengan bak
3) Aliran dibuat bervariasi agar mengetahui laju aliran diberbagai pipa

25
DAFTAR PUSTAKA

Geankoplis, C. J., 2003, Transport Process and Separation 4th edition, USA:
Prentice Hall (halaman 90-107; 136-149)
SOLTEQ, Fluid Friction Measurements Apparatus Model : FM 100, Equipment
for Engineering Education & Research, 2011
http://repository.unpas.ac.id/26574/6/7.%20BAB%20II%20Dasar%20Teori%20Tugas%
20Akhir.pdf
http://www.academia.edu/9717927/aliran_fluida_dalam_sistem_perpipaan
http://www.academia.edu/14528682/Laporan_Praktikum_Aliran_Fluida_Teknik_Kima_
UNJANI

26
27

Anda mungkin juga menyukai