Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penelitian 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Merumuskan Diagnosa atau Masalah Potensial Pada Masa Nifas
1. Masalah KB 2
2. Gizi 3
3. Tanda Bahaya 4
4. Senam pada masa nifas 6
5. Teknik Menyusui 7
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 8
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8

DAFTARPUSTAKA 9

I
Merumuskan Diagnosa atau Masalah Aktual Dalam Masalah KB, Gizi,
Tanda Bahaya, Senam, Menyusui

Berasal dari data – data dasar yang di kumpulkan menginterpretasikan data


kemudian diproses menjadi masalah atau diagnosis khusus. Kata masalah dan
diagnosis sama – sama digunakan karena beberapa masalah tidak dapat
diidentifikasikan dalam mengembangkan rencana perawatan kesehatan yang
menyeluruh. Masalah sering berkaitan dengan bagaimana ibu menghadapi
kenyataan tentang diagnosisnya dan ini seringkali bisa diidentifikasi berdasarkan
pengalaman bidan dalam mengenali masalah seseorang.
Pada masalah ini, bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial
lain berdasaran rangkaian masalah yang lain juga. Langkah ini membutuhkan
antisipasi dan bila memungkinkan akan di lakukan pencegahan. Sambil
mengamati pasien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau
masalah potensial benar-benar terjadi.

1. Masalah KB
Pemilihan kontrasepsi harus sudah dipertimbangkan pada masa nifas.
Apabila hendak memakai kontrasepsi yang mengandung hormon, harus
menggunakan obat yang tidak mengganggu produksi ASI. Hubungan suami
istri pada masa nifas tidak dianjurkan. Pada masa nifas ibu yang ingin ber-
KB dapat menemukan beberapa masalah berikut ini :
a. Terbatasnya jumlah metode yang tersedia
b. Metode KB yang tidak dapat diterima oleh ibu / tidak sesuai dengan
keinginan ibu
c. Biaya
d. Efek samping potensial yang dapat terjadi pada ibu
e. Konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak diinginkan
f. Kerjasama pasangan dan norma budaya mengenai pemakaian KB

Bidan berperan menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang KB,


Idealnya, pasangan harus menunggu sekurang kurangnya 2 tahun
sebelum ibu hamil kembali setiap pasangan harus menentukan sendiri

1
kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan keluarganya. Akan
tetapi petugas kesehatan mampu merencanakan keluarganya dengan
mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang
tidak diinginkan. Sebelum menggunakan metode KB beberapa hal yang
harus dijelaskan pada ibu antara lain :
a. Bagaimana dengan metode ini dapat mencegah kehamilan dan
efektivitasnya.
b. Kelebihandankekurangannya.
c. Efeksamping.
d. Bagaimana cara menggunakannya dan kapan dapat digunakan.

2. Masalah Gizi
Kebutuhan nutrisi pada masa menyusui meningkat 25% yaitu untuk
produksi ASI dan untuk memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga
kali dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusui sebanyak 500
kkal tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan
aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta
sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi
syarat, seperti susunannya harus seimbang, porsinya cukup dan teratur,
tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin,
serta bahan pengawet dan pewarna. Menu makanan yang seimbang
mengandung unsure-unsur, seperti sumber tenaga, pembangun, pengatur
dan pelindung.
a. Sumber tenaga (energi)
Sumber tenaga yang diperlukan untuk pembakaran tubuh dan
pembentukan jaringan baru. Zat nutrisi yang termsuk sumber energy
adalah karbohidrat dan lemak. Karbohidrat berasal dari padi-padian,
kentang, umbi, jagung, sagu, tepung roti, mie dan lain-lain. Lemak bisa
diambil dari hewani dan nabati. Lemak hewani yaitu mentega dan keju.
Lemak nabati berasal dari minyak kelapa sawit, minyak sayur dan
margarine.

2
b. Sumber pembangun (protein)
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel
yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein
hewani dan protein nabati. Protein hewani antara lain telur, daging,
ikan, udang, kerang, susu dan keju. Sedangkan protein nabati banyak
terkandung dalam tahu, tempe, kacang-kacangan dan lain-lain.
c. Sumber pengatur dan pelindung (mineral, air dan vitamin)
Mineral, air dan vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari
serangan penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme di dalam
tubuh. Sumber zat pengatur bisa diperoleh dari semua jenis sayur dan
buah-buahan segar. Beberapa mineral yang penting, antara lain :
1) Zat kapur untuk pembentukan tulang. Sumbernya berasal dari susu,
keju, kacang-kacangan dan sayur-sayuran yang berwarna hijau.
2) Fosfor untuk pembentukan tulang dan gigi. Sumbernya berasal dari
susu, keju dan daging.
3) Zat besi untuk menambah sel darah merah. Sumbernya berasal dari
kuning telur, hati, daging, kerang, kacang-kacangan dan sayuran.
4) Yodium untuk mencegah timbulnya kelemahan mental. Sumbernya
berasal dari ikan, ikan laut dan garam beryodium.
5) Kalsium merupakan salah satu bahan mineral ASI dan juga untuk
pertumbuhan gigi anak. Sumbernya berasal dari susu, keju dan
lain-lain.
6) Kebutuhan akan vitamin pada masa menyusui meningkat untuk
memenuhi kebutuhan bayinya. Beberapa vitamin yang penting
antara lain :
a) Vitamin A untuk penglihatan berasal dari kuning telur, hati,
mentega, sayuran berwarna hijau, wortel, tomat dan nangka.
b) Vitamin B1 agar nafsu makan baik yang berasal dari hati,
kuning telur, tomat, jeruk, nanas.
c) Vitamin B2 untuk pertumbuhan dan pencernaan berasal dari
hati, kuning telur, susu, keju, sayuran hijau.

3
d) Vitamin B3 untuk proses pencernaan, kesehatan kulit, jaringan
saraf dan pertumbuhan. Sumbernya antara lain susu, kuning
telur, daging, hati, beras merah, jamur dan tomat.
e) Vitamin B6 untuk pembentukan sel darah merah serta
kesehatan gigi dan gusi. Sumbernya antara lain gandum,
jagung, hati dan daging.
f) Vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah dan
kesehatan jaringan saraf. Sumbernya antara lain telur, daging,
hati, keju, ikan laut dan kerang laut.
g) Vitamin C untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semua
jaringan ikat (untuk penyembuhan luka), pertumbuhan tulang,
gigi dan gusi, daya tahan terhadap infeksi dan memberikan
kekuatan pada pembuluh darah. Sumbernya berasal dari jeruk,
tomat, melon, mangga, papaya dan sayuran.
h) Vitamin D untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang dan
gigi serta penyerapan kalsium dan fosfor. Sumbernya berasal
dari minyak ikan, ikan, susu, margarine dan penyinaran kulit
dengan matahari pagi sebelum jam 9.
i) Vitamin K untuk mencegah perdarahan. Sumbernya berasal
dari hati, brokoli, bayam dan kuning telur.
Untuk kebutuhan cairannya, ibu menyusui harus
minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk
minum setiap kali menyusui). Kebutuhan nutrisi pada masa
menyusui meningkat 25% yaitu untuk produksi ASI dan
memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari
biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusui sebanyak 500
kkal tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk
melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh,
proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan
dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti
susunannya harus seimbang, porsinya cukup dan teratur, tidak

4
terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol,
nikotin serta bahan pengawet dan pewarna. Menu makanan
yang seimbang mengandung unsur-unsur, seperti sumber
tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung. Anjurkan
makanan dengan menu seimbang, bergizi untuk mendapatkan
protein, mineral dan vitamin yang cukup, memperoleh
tambahan 500 kalori setiap hari, berguna untuk produksi ASI
dan mengembalikan tenaga setelah persalinan. Tidak
mengkonsumsi makanan yang mengandung alkohol. Minum
air minimal 2 liter setiap hari. Tablet zat besi diminum
minimal 40 hari pasca persalinan.

3. Tanda-tanda bahaya pada masa nifas


Pada ibu nifas terdapat tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai
seperti :
a. Demam,
b. Muntah
c. Rasa sakit sewaktu buang air kecil, atau merasa tidak enak badan.
d. Payudara yang memerah, panas dan /atau sakit
e. Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan
f. Rasa sakit, warna merah, kelembutan dan /atau pembengkakan pada
kaki
g. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri sendiri atau bayi
h. Merasa sangat letih atau bernafas terengah-engah.

4. Senam nifas
Adalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah melahirkan setelah
keadaan tubuhnya pulih kembali
Tujuan :
a. Membantu mencegah pembentukan bekuan (trombosis) pada pembuluh
tungkai dan membantu kemajuan ibu dari ketergantungan peran sakit
menjadi sehat dan tidak bergantung

5
b. Berguna bagi semua system tubuh, terutama fungsi usus, kandung kemih,
sirkulasi dan paru-paru.
c. Memungkinkan tubuh ibu menjadi sembuh
Senam nifas ini perlu diwaspadai pada kasus :
1) Diastasis rectus abdominis yg berat
2) Pemisahan pada simfisis pubis
3) Kerusakan os cocygis
4) Sakit punggung
5) Post SC

5. Teknik menyusui
Teknik menyusui adalah suatu cara pemberian ASI yang dilakukan
oleh seorang ibu kepada bayinya, demi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi
tersebut. Kehadiran seorang bayi dalam sebuah keluarga adalah merupakan
dambaan setiap orang. Karena dengan kehadiran seorang bayilah mereka
dapat meneruskan garis keturunan mereka. Seorang bayi tentu saja masih
punya nilai ketergantungan yang tinggi kepada kedua ortunya harus ekstra
cermat dan penuh perhatian dalam merawat bayi. Untuk menunjang
perawatan tersebut, seorang ibu sangat dianjurkan untuk memberikan ASI
sebagai sumber makanan yang utama seelum meraka diperbolehkan untuk
mendapatkan sumber makanan yang lainnya. Dalam prosese pemberian ASI
tersebut, seorang ibu harus memperhatikan gizinya dan harus cukup
pengetahuan tentang cara merawat seorang bayi dan cara/teknik menyusui
bayi yang baik dan benar. Sehingga bayi mereka bisa tumbuh dengan baik
dan sehat. Sehingga kelak bisa menjadi anak yang cerdas. Pengetahuan
tentang teknik menyusui bayi yang baik dan benar tidak hanya berguna bagi
ibu-ibu yang telah berkeluarga.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Merumuskan diagnosa atau masalah potensial berasal dari data –
data dasar yang di kumpulkan menginterpretasikan data kemudian
diproses menjadi masalah atau diagnosis khusus. Kata masalah dan
diagnosis sama – sama digunakan karena beberapa masalah tidak dapat
diidentifikasikan dalam mengembangkan rencana perawatan kesehatan
yang menyeluruh. Masalah sering berkaitan dengan bagaimana ibu
menghadapi kenyataan tentang diagnosisnya dan ini seringkali bisa
diidentifikasi berdasarkan pengalaman bidan dalam mengenali masalah
seseorang.
B. Saran
Dengan makalah ini kami berharap agar pembaca menjadikan
makalah ini sebagai pemicu untuk mencari tahu lebih banyak tentang
menentukan masalah diagnosa potensial.

7
DAFTAR PUSTAKA
Wulandari, Setyo Retno dan Sri Handayani. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa
Nifas. Yogjakarta: Gosyen Publishing.
Walyani, Elisbeth Siwi. 2019. Asuhan Kebidanan Masa Nifas & Menyusui.
Yogjakarta : Pustaka Baru Press.
Astutik, Reni Yuli. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui. Jakarta :
Trans Info Media.
Maritalia, Dewi. 2014. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Ambarwati, dkk. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta: Mitra Cendikia Offset.

Anda mungkin juga menyukai