Anda di halaman 1dari 8

Dasar Proteksi

Sakit Kritis

Oleh:
Endi Maryadi, S.E., CFP®

Endi Maryadi, S.E., CFP® - 2019©


Latar Belakang
dr. Marius Stephanus Barnard adalah seorang ahli
bedah jantung dan merupakan anggota team
bedah yang pertama kali lakukan transplantasi
jantung dari manusia ke manusia lain.
Termotivasi oleh kesulitan finansial yang muncul
pada para pasiennya, dr. Marius Barnard
meyakinkan perusahaan asuransi di Afrika Selatan
untuk membuat asuransi Sakit Kritis.
Argumennya saat itu adalah:
“sebagai dokter medis, saya dapat
mengupayakan perbaikan fisik pasien, namun
hanya perusahaan asuransi lah yang dapat
memperbaiki keuangan para pasiennya.”
Upaya dokter ini akhirnya membuahkan hasil, 6
Agustus 1983, akhirnya asuransi sakit kritis
pertama diluncurkan dan dikenal juga dengan
nama “dread desease policy”.
Saat itu, asuransi dread desease hanya mengcover:
Kanker, Stroke, Serangan Jantung, Bypass Jantung.

Endi Maryadi, S.E., CFP® - 2019©


Tujuan Utama Asuransi
Sakit Kritis/ Dread
Desease

Ada 4 hal mendasar yang ingin dilindungi dari


asuransi dread desease/ sakit kritis ini:
1. Sumber dana untuk membayar biaya
perawatan dan tindakan.
2. Sumber dana untuk membeli peralatan dan
perlengkapan pemulihan sakit.
3. Pengganti setiap pendapatan yang hilang
karena berkurangnya kemampuan untuk
menghasilkan pendapatan.
4. Sumber dana untuk menghadapi terjadinya
perubahan gaya hidup.

Endi Maryadi, S.E., CFP® - 2019©


Asuransi Sakit Kritis VS Asuransi Hospital & Surgical
No. Hospital & Surgical Sakit Kritis
1 Cashless & Reimbursement Cash
2 Untuk membayar fasilitas & biaya selama di RS Bisa u/ bayar fasilitas/ biaya di RS atau non RS
3 Limit berdasarkan plafon kelas paket yang dibeli Limit sesuai uang pertanggungan yang dibeli
4 Tidak dapat dijadikan pengganti pendapatan Dapat dijadikan sebagai pengganti pendapatan
5 Dapat langsung digunakan saat rawat inap Hanya klaim sesuai kriteria sakit kritis
6 Mungkin untuk di-upgrade berdasarkan paket Upgrade berdasarkan nilai uang pertanggungan
7 Batasan penggunaan sesuai kerjasama RS Tidak ada batasan kerjasama RS
8 Mungkin ada fasilitas rawat jalan, gigi, kehamilan Tidak ada fasilitas tambahan perawatan
9 Mungkin untuk segera digunakan Perlu proses klaim

Endi Maryadi, S.E., CFP® - 2019©


Endi Maryadi, S.E., CFP® - 2019©
Seberapa banyak cover yang harus dibeli?
Membeli perlindungan sakit kritis/ dread desease baiknya mempertimbangkan hal berikut:
1. Ada tidaknya cicilan/ kredit rumah atau biaya sewa tempat tinggal. Ditambah:
2. Jumlah hutang-hutang lain, seperti hutang kartu kredit, atau jumlah hutang lain. Ditambah:
3. Biaya-biaya hidup sehari-hari (dalam bulanan/ tahunan). Dikurang:
4. Besaran simpanan uang dana pensiun atau produk tabungan lainnya
Perhitungan jumlah poin-poin di atas.
Tentukan angka tersebut untuk: bulanan, triwulan, semesteran, atau tahunan
Kemudian tentukan:
1. Masa pemulihan dari sakit berapa lama (misalnya 12 bulan, 3 tahun, 5 tahun)
2. Biaya-biaya medis tambahan kira-kira berapa
3. Budget untuk kesehatan lain berapa

Endi Maryadi, S.E., CFP® - 2019©


Seberapa banyak cover yang harus dibeli?
Cara termudah untuk menentukan besarnya nilai perlindungan sakit kritis adalah
dengan didasarkan pada “survival time” atau masa penyintasan, dan dikalikan
dengan penghasilan yang disetahunkan. Penyintasan ini menggunakan asumsi
bahwa jika seseorang dapat bertahan hidup sejak pertama kali didiagnosa kanker
selama periode waktu tertentu (5-9 tahun), maka orang tersebut dapat dikatakan
“bebas dari kanker”. Di masa penyintasan inilah dibutuhkan dana untuk bertahan
hidup.
Contoh perhitungan adalah sebagai berikut:
Mr. Chubby, berpenghasilan sebulan Rp. 15 juta/ bulan. Maka proteksi sakit kritis/
dread desease ideal yang harus ia miliki adalah:
 Rp. 15 juta x 12 bulan = 180.000.000
 180 juta x 5 tahun = Rp. 900.000.000

Endi Maryadi, S.E., CFP® - 2019©


Tentang Penulis

Endi Maryadi saat ini bekerja sebagai financial advisor di salah satu perusahaan
asuransi di Indonesia dan memulai karirnya sejak tahun 2011.
Dirinya terpanggil untuk menjadi financial advisor setelah melihat salah satu
rekan SMA nya meninggal dunia di usia muda dengan meninggalkan dua orang
anak yang masih kecil-kecil dan pemahaman tentang asuransi dari rekan kerjanya
yang berasal dari Swiss. Menurutnya, kemandirian finansial haruslah tetap dijaga,
dan itu mungkin dilakukan dengan berasuransi.
Sertifikasi dalam perencanaan keuangan di raihnya di tahun 2017 dengan
mengambil pendidikan Certified Financial Planner, yang diselenggarakan oleh
FPSB Indonesia dan Universitas Airlangga, Surabaya.
Endi dapat dihubungi via email: emworxs@gmail.com jika Anda ingin bertanya
apa saja tentang perencanaan keuangan, khususnya asuransi sebagai dasar utama
dalam perencanaan keuangan.

Endi Maryadi, S.E., CFP® - 2019©

Anda mungkin juga menyukai