BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Organisme yang mempunyai tingkat reproduksi tinggi memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya apabila dibandingkan dengan organisme
yang mempunyai tingkat reproduksi rendah. Reproduksi merupakan ciri mahluk hidup yang
bertujuan melestarikan jenisnya agar tidak punah. Terdapat dua macam reproduksi, yaitu
reproduksi vegetatif (aseksual atau tak kawin) dan reproduksi generatif (seksual atau kawin).
Tumbuhan pun mengalami kedua proses reproduksi tersebut. Reproduksi generatif atau
seksual terjadi persatuan dua macam gamet dari dua individu yang berbeda jenis kelaminnya,
sehingga terjadi percampuran materi genetik yang memungkinkan terbentuknya individu
baru. Individu baru inilah yang akan melanjutkan jenisnya masing-masing (Kimbal 1983:
339).
Kedua macam gamet pada organisme tingkat tinggi dapat dibedakan berdasarkan bentuk,
ukuran, kondisi gamet yang demikian disebut heterogamet. Peleburan dua macam gamet
disebut singami. Singami adalah peristiwa suatu peristiwa yang didahulai dengan peristiwa
fertilisasi yaitu pertemuan sperma dan sel telur. Pada organisme sederhana tidak dapat
dibedakan gamet jantan dan gamet betina karena keduanya sama, dan disebut isogamet.
Apabila salah satu lebih besar dari lainnya disebut anisogamet. Proses vegetatif pada alga
antara lain dengan membentuk zoospora atau spora kembar, fragmentasi, dan membelah diri.
Dengan membentuk spoora kembar berupa sel reproduksi aseksual yang memiliki flagel
(Nugroho 2006: 123).
Proses reproduksi pada tumbuhan berpembuluh atau kormofita. Misalkan pada tumbuhan
paku. Pada tumbuhan paku terjadi metagenesis (pergiliran keturunan atau generatif dan
vegetatif). Tumbuhan paku merupakan generasi sporofit yang menghasilkan spora. Daun
paku dibedakan menjadi dua macam, yaitu sporofil dan tropofil. Sporofil adalah daun yang
bersifat fertil atau subur mampu menghasilkan spora, xsedangkan tropofil adalah daun yang
bersifat infertil atau mandul sehingga tidak dapat menhasilkan spora. Pada tumbuhan berbiji
mengalami proses reproduksi secara vegetatif. Reproduksi secara vegetatif pada tumbuhan
berbiji dibekan menjadi dua macam, yaitu reproduksi vegetatif alami dan reproduksi
vegegtatif buatan batuan (Ashari 2002: 54).
Reproduksi vegetatif alami adalah reproduksi yang terjadi secara alami tanpa bantuan
manusia Cotoh dari repreoduksi vegetatif secara alami antara lain Rhizoma (akar
rimpang) adalah akar yang tumbuh mendatar dan terletak dibawah permukaan tanah. Bentuk
rhizoma mirip seperti akar, tetapi berbuku-buku (beruas-ruas) seperti batang dan pada
ujungnya terdapat kuncup. Setiap buku terdapat daun yang berubah bentuk menjadi sisik dan
sitiap ketiak sisik terdapat tunas. Jika tunas diujung rhizoma dan ketiak tumbuh menjadi
tanaman baru, tanamn itu akan tetap dengan induknya sehingga membentuk rumpun.
Rhizoma terdapat pada tanaman kunyit, temu lawak, lengkuas, dan sansiviera. Geragih atau
stalon adalah batang yang tumbuh menjalar diatas atau dibawah permukaan tanah (Nugroho
2006: 123).
Pada geragih terdapat buku-buku dan tunas-tunas yang dapat tumbuh menjadi organisme
baru. Dibagian bawah tunas dapat tumbuh akar-akar serabut baru. Kuncup bagian ujung
umumnya menyentuh tanah. Setelah jauh dari induknya, ujung geragih akan membelok
keatas dan tumbuh menjadi tanaman baru. Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh bukan
pada ujung batang maupun ketiak daun. Tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas
adventif adalah cocor bebek, kesemek, dan sukun. Umbi lapis merupakan tunas yang
mengalami modifikasi, ,terdiri atas batang yang sangat pendek dan dibungkus oleh daun-daun
yang berdaging, serta menyerupai sisik (Ashari 2002: 54).
Proses vegetatif buatan biasanya sering dilakukan untuk pembudidayaan tanaman. Misalnya
mencangkok, merunduk, dan menyambung. Reproduksi secara generatif
adalah proses reproduksi yang melibatkan peleburan atau fertilisasi sel kelamin dua sel
kelamin (jantan dan betina). Pada tumbuhan, sebelum terjadi proses pembuahan, terjadi
proses penyerbukan (polinasi). Pada tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae), penyerbukan
adalah melekatnya serbuk sari dikepala putik. Pada tumbuhan biji tertutup (Gymnospermae)
penterbukan adalah melekatnya serbuk sari lansung pada bakal biji. Proses pembuahan atau
fertilisasi adalah proses melebunya inti sperma dan sel telur. Fertilisasi terdiri dari dua
macam pembuahan (Kimball 1993: 338).
Kedua macam pembuahan tersebut adalah pembuahan tunggal yang terjadi pada
Gymnospermae yaitu sel telur + sel sperma akan menjadi 2n dan juga pembuahan ganda sel
telur + sel sperma menjadi 2n dan inti kandung lembaga sekunder (2n) + inti sperma menjadi
endosperm (3n). Pembuahan ganda merupakan pembuahan yang melibatkan dua pembvuahan
yaitu endisperm yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Karena dalam satu ruang
arkegonium terjadi pembuahan dua kali, maka dinamankan pembuahan ganda.berdadasarkan
letak kelaminnya tumbuhan dibedakan menjadi dua jenis yaitu .tumbuhan berumah yaitu
tumbuhan yang memiliki alat kelamin jantan dan betian dalam satu tumbuhan. Baik pada satu
bunga maupun pada bunga yang lain (Nugroho 2006: 124)
Tumbuhan berumah dua adalah tumbuhan yang memiliki alat kelamin jantan dan betina
dalam tumbuhan yang berbeda. Berdasarkan faktor penyebab sampainya serbuksari di kapal
putik, penyerbukan dapat dibadakan menjadi Anemogami yaitu penyerbukan dengan batuan
angin. Ciri-ciri tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh angin adakah bunga berukuran
kecil, mahkota bunga berukuran kecilatau tidak mempunyai mahkota, warna mahkota bunga
tidak berwarna, tidak mempunya kelenjar madu, tangkai bunga panjang, letak bunga jauh
diatas daun serta serbuk sari kecil, sangat banyak dan ringan serbuk sari bergantungan,jika di
goyang serbuk sari akan berhamburan, kepala putik besar dan berbulu menangkap (Ashari
2002: 4).
Hidrigami adalah penyerbukan dengan batuan air. Hidrigami terjadi pada Hydrilla sp, enceng
gondok, dan teratai. Penyerbukan dengan batuan air akan terjadi jika tumbuhan terendam
didalm air. Zoidiogami penyerbukan dengam bantuan hewan. Tumbuhan yang
penyerbukannya dibantu oleh hewan memiliki ciri-ciri, bunga besar, warna mahkota bunga
mencolok dengan aroma khas, memiliki kelenjar madu, serbuk sari bersifat lenket (mudah
melekat). Zoidiogami dapat terjadi pada jambu, mangga, jeruk, dan pepaya. Zoidiogami dapat
dibedakan berdasarkan hewan yang membantu penyerbukan. Entomogami adalah
penyerbukan dengan bantuan serangga (Nugroho 2006: 121).
Malakogami adalah penyerbukan dengan bantuan siput atau bekicot. Kiropterigami adalah
penyerbukan dengan bantuan kelelawar. Dan arnitogami adalah penyerbukan dengan bantuan
burung. Antrropogami adalah penyerbukan dengan bantuan manusia. Hal ini terjadi karena
tidak ada perantara penyerbukan. Penyerbukan ini terjadi [ada tanaman vanili dan beberapa
jenes anggrek. Penyerbukan ini dilakukan untuk mendapatkan jenis bibit baru yang unggul.
Berdasarkan sampainya serbuk sari penyerbukan ada macam autogami, geitonogami,
allogami (Kimball 1993: 339).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 17 Februari 2012, pada pukul 13.00
WIB sampai dengan 15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya.
Dari pratikum yang telah dilakukan maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Reproduksi pada tumbuhan terjadi melalui dua cara yaitu vegetatif dan generatif
2. Reproduksi secara vegetatif terbagi menjadi dua yaitu vegetatif alami dan vegetatif
buatan.
3. Reproduksi secara generatif terjadi pada tumbuhan Gymnospermae dan Angiospermae.
4. Organ reproduksi pada angiospermae, yaitu bunga yang merupakan modifikasi dari
tunas.
5. Alamanda sp, Caesalpina pulcherima, Canna sp, Cararica papaya, Canda sp, dan
Hibiscus rosasinensis termasuk dalam golongan angiosperma sedangkan Pinus mercusii
termasuk dalam golongan gymnospermae.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2011 . Reproduksi tumbuhan.http://id.Wikipedia.org/wiki. Diakses pada tanggal
19 Februari 2012, Pukul 12.28 WIB.