Anda di halaman 1dari 6

REPRODUKSI TUMBUHAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Semua makhluk hidup melakukan reproduksi termasuk tumbuhan. Reproduksi tumbuhan
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu reproduksi secara vegetatif dan generatif. Reproduksi
vegetatif merupakan perkembangan yang tidak melalui proses pembuahan hingga reproduksi
ini tidak memerlukan sel kelamin. Akibatnya, sifat-sifat tumbuhan baru hasil reproduksi ini
sama dengan tumbuhan induknya.. Reproduksi vegetatif dapat dibedakan menjadi reproduksi
vegetative alami dan reproduksi vegetatif buatan. Reproduksi Vegetatif Alami yaitu salah
satu reproduksi jenis ini tidak melibatkan campuran tangan manusia. Reproduksi vegetative
alami meliputi pembentukan tunas, umbi batang, umbi lapis,umbi akar, akar tunggal,dan
geragih (Deden 2001: 35).
Pembentukan Tunas, tunas terjadi pada batang yang memiliki batang tunas. Batangnya ini
biasanya terbenam didalam tanah. Melalui batuan suhu, pH, kelembapan, dan cadangan
makanan yang cukup, bakal tunas tersebut akan tumbuh, contoh tumbuhan yang berkembang
biak dengan tunas adalah pisang (musa sp). Umbi akar merupakan akar yang termodifikasi
menjadi umbi. Dari akar ini akan tumbuh tunas yagn akan menjadi individu baru.
Perkembangbiakan jenis ini terdapat pada talas, dahlia, samara, dan sukun. Akar tunggal atau
rizoma atau rimpang merupakan batang yang tumbuh horizontal menyerupai akar didalam
tanah. Dari bagian ini, tumbuh tunas yang menjadi individu baru, misalnya pada bunga
tasbih, lengkuas, dan jahe (Nugroho 2006: 120).
Umbi lapis sebenarnya merupakan batang yang berlapis-lapis hasil modifikasi daun yang
berada didalam tanah. Tunas akan tumbuh kesamping tumbuh induk dan akan tumbuh
menjadi tanaman baru. Tunas yang tumbuh ini biasanya biasanya disebut suing. Umbi batang
atau tuber merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam batang dan terletak didalam
tanah. Jika umbi ini ditanam, dapat tumbuh tunas menjadi tanaman baru. Contoh tumbuhan
yang berkenbangbiak dengan tuber adalah kentang dan rumput teki. Pada rumput teki
pembesaran batangnya tidak begitu nampak sehingga tidak lazim disebut umbi. Reproduksi
dengan daun terjadi pada tumbuhan yang tepian daunnya dapat tumbuh (Kimball 1993: 354).
Gymnospermae adalah tananman biji terbuka. Disebut demikian karena tidak terbungkus
daging buah sehingga tampak dari luar. Gymnospermae belum mempunyai bunga sebagai
organ perkembangan biakannya. Alat kelamin jantan dan kelamin betinanya dihasilkan oleh
sporofil yang berbentuk badan yang disebut Strobilus atau runjung atau konus.
Gymonspermae berkelamin satu, alat kelamin jantan dan kelamin betinanya terletak pada
Strobilus yang berbeda. Akibatnya, terdapat strobilus jantan dan betina. Strobilus jantan
susun atas mikrosporofil. Setiap mikrosporofil mengandung dua mikrospora yang masing-
masing akan mengahasilkan 4 mikrospora haploid (n). mikrospora ini akan menjadi setelah
menjantan atau serbuk sari (Nugroho 2006: 121).
Strobilus betina tersusun atas daun buah (makrosporofil). Setiap makrosporofil tersebut
berbentuk sisik dan mengandung dua ovolum. Makrosporofil tersebut dilindungi oleh
makrosporangium yang didalamnya mengandung sel induk makrospora. Sel induk membela
secara miosis mengahasilkan empat maskropora. Tiga makrospora akan tereduksi. Akibatnya,
hanya satu makrospora yang akan berkembang menjadi sel telur. Reproduksi generatif pada
angiospermae yang merupakan tumbuhan berbiji tertutup.Organ reproduksi angiospermae
adalah bunga. Benang sari akan mengahasilkan sel kelamin jantan ataupun serbuksari,
sedangkan putik akan menghasilkan sel kelamin betina atau sel telur (Ashari 2002: 60).
Pembentukan putik serbuk terjadi di dalam kantung serbuk. Di dalam kantung serbuk
terdapat banyak sel induk butir serbuk yang diploid. Sel induk butik serbuk ini kemudian
akan membelah secara meiosis menjadi 4 sel butir serbuk (mikrospora) yang haploid, proses
pembentukan tersebut akan menjadi bagian-bagian bunga yang lengkap (Kimball 1993: 356).

1.2. Tujuan Praktikum


Pratikum ini bertujuan untuk mengetahui sistem reproduksi pada beberapa contoh
tumbuhan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Organisme yang mempunyai tingkat reproduksi tinggi memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya apabila dibandingkan dengan organisme
yang mempunyai tingkat reproduksi rendah. Reproduksi merupakan ciri mahluk hidup yang
bertujuan melestarikan jenisnya agar tidak punah. Terdapat dua macam reproduksi, yaitu
reproduksi vegetatif (aseksual atau tak kawin) dan reproduksi generatif (seksual atau kawin).
Tumbuhan pun mengalami kedua proses reproduksi tersebut. Reproduksi generatif atau
seksual terjadi persatuan dua macam gamet dari dua individu yang berbeda jenis kelaminnya,
sehingga terjadi percampuran materi genetik yang memungkinkan terbentuknya individu
baru. Individu baru inilah yang akan melanjutkan jenisnya masing-masing (Kimbal 1983:
339).
Kedua macam gamet pada organisme tingkat tinggi dapat dibedakan berdasarkan bentuk,
ukuran, kondisi gamet yang demikian disebut heterogamet. Peleburan dua macam gamet
disebut singami. Singami adalah peristiwa suatu peristiwa yang didahulai dengan peristiwa
fertilisasi yaitu pertemuan sperma dan sel telur. Pada organisme sederhana tidak dapat
dibedakan gamet jantan dan gamet betina karena keduanya sama, dan disebut isogamet.
Apabila salah satu lebih besar dari lainnya disebut anisogamet. Proses vegetatif pada alga
antara lain dengan membentuk zoospora atau spora kembar, fragmentasi, dan membelah diri.
Dengan membentuk spoora kembar berupa sel reproduksi aseksual yang memiliki flagel
(Nugroho 2006: 123).
Proses reproduksi pada tumbuhan berpembuluh atau kormofita. Misalkan pada tumbuhan
paku. Pada tumbuhan paku terjadi metagenesis (pergiliran keturunan atau generatif dan
vegetatif). Tumbuhan paku merupakan generasi sporofit yang menghasilkan spora. Daun
paku dibedakan menjadi dua macam, yaitu sporofil dan tropofil. Sporofil adalah daun yang
bersifat fertil atau subur mampu menghasilkan spora, xsedangkan tropofil adalah daun yang
bersifat infertil atau mandul sehingga tidak dapat menhasilkan spora. Pada tumbuhan berbiji
mengalami proses reproduksi secara vegetatif. Reproduksi secara vegetatif pada tumbuhan
berbiji dibekan menjadi dua macam, yaitu reproduksi vegetatif alami dan reproduksi
vegegtatif buatan batuan (Ashari 2002: 54).
Reproduksi vegetatif alami adalah reproduksi yang terjadi secara alami tanpa bantuan
manusia Cotoh dari repreoduksi vegetatif secara alami antara lain Rhizoma (akar
rimpang) adalah akar yang tumbuh mendatar dan terletak dibawah permukaan tanah. Bentuk
rhizoma mirip seperti akar, tetapi berbuku-buku (beruas-ruas) seperti batang dan pada
ujungnya terdapat kuncup. Setiap buku terdapat daun yang berubah bentuk menjadi sisik dan
sitiap ketiak sisik terdapat tunas. Jika tunas diujung rhizoma dan ketiak tumbuh menjadi
tanaman baru, tanamn itu akan tetap dengan induknya sehingga membentuk rumpun.
Rhizoma terdapat pada tanaman kunyit, temu lawak, lengkuas, dan sansiviera. Geragih atau
stalon adalah batang yang tumbuh menjalar diatas atau dibawah permukaan tanah (Nugroho
2006: 123).
Pada geragih terdapat buku-buku dan tunas-tunas yang dapat tumbuh menjadi organisme
baru. Dibagian bawah tunas dapat tumbuh akar-akar serabut baru. Kuncup bagian ujung
umumnya menyentuh tanah. Setelah jauh dari induknya, ujung geragih akan membelok
keatas dan tumbuh menjadi tanaman baru. Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh bukan
pada ujung batang maupun ketiak daun. Tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas
adventif adalah cocor bebek, kesemek, dan sukun. Umbi lapis merupakan tunas yang
mengalami modifikasi, ,terdiri atas batang yang sangat pendek dan dibungkus oleh daun-daun
yang berdaging, serta menyerupai sisik (Ashari 2002: 54).
Proses vegetatif buatan biasanya sering dilakukan untuk pembudidayaan tanaman. Misalnya
mencangkok, merunduk, dan menyambung. Reproduksi secara generatif
adalah proses reproduksi yang melibatkan peleburan atau fertilisasi sel kelamin dua sel
kelamin (jantan dan betina). Pada tumbuhan, sebelum terjadi proses pembuahan, terjadi
proses penyerbukan (polinasi). Pada tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae), penyerbukan
adalah melekatnya serbuk sari dikepala putik. Pada tumbuhan biji tertutup (Gymnospermae)
penterbukan adalah melekatnya serbuk sari lansung pada bakal biji. Proses pembuahan atau
fertilisasi adalah proses melebunya inti sperma dan sel telur. Fertilisasi terdiri dari dua
macam pembuahan (Kimball 1993: 338).
Kedua macam pembuahan tersebut adalah pembuahan tunggal yang terjadi pada
Gymnospermae yaitu sel telur + sel sperma akan menjadi 2n dan juga pembuahan ganda sel
telur + sel sperma menjadi 2n dan inti kandung lembaga sekunder (2n) + inti sperma menjadi
endosperm (3n). Pembuahan ganda merupakan pembuahan yang melibatkan dua pembvuahan
yaitu endisperm yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Karena dalam satu ruang
arkegonium terjadi pembuahan dua kali, maka dinamankan pembuahan ganda.berdadasarkan
letak kelaminnya tumbuhan dibedakan menjadi dua jenis yaitu .tumbuhan berumah yaitu
tumbuhan yang memiliki alat kelamin jantan dan betian dalam satu tumbuhan. Baik pada satu
bunga maupun pada bunga yang lain (Nugroho 2006: 124)
Tumbuhan berumah dua adalah tumbuhan yang memiliki alat kelamin jantan dan betina
dalam tumbuhan yang berbeda. Berdasarkan faktor penyebab sampainya serbuksari di kapal
putik, penyerbukan dapat dibadakan menjadi Anemogami yaitu penyerbukan dengan batuan
angin. Ciri-ciri tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh angin adakah bunga berukuran
kecil, mahkota bunga berukuran kecilatau tidak mempunyai mahkota, warna mahkota bunga
tidak berwarna, tidak mempunya kelenjar madu, tangkai bunga panjang, letak bunga jauh
diatas daun serta serbuk sari kecil, sangat banyak dan ringan serbuk sari bergantungan,jika di
goyang serbuk sari akan berhamburan, kepala putik besar dan berbulu menangkap (Ashari
2002: 4).
Hidrigami adalah penyerbukan dengan batuan air. Hidrigami terjadi pada Hydrilla sp, enceng
gondok, dan teratai. Penyerbukan dengan batuan air akan terjadi jika tumbuhan terendam
didalm air. Zoidiogami penyerbukan dengam bantuan hewan. Tumbuhan yang
penyerbukannya dibantu oleh hewan memiliki ciri-ciri, bunga besar, warna mahkota bunga
mencolok dengan aroma khas, memiliki kelenjar madu, serbuk sari bersifat lenket (mudah
melekat). Zoidiogami dapat terjadi pada jambu, mangga, jeruk, dan pepaya. Zoidiogami dapat
dibedakan berdasarkan hewan yang membantu penyerbukan. Entomogami adalah
penyerbukan dengan bantuan serangga (Nugroho 2006: 121).
Malakogami adalah penyerbukan dengan bantuan siput atau bekicot. Kiropterigami adalah
penyerbukan dengan bantuan kelelawar. Dan arnitogami adalah penyerbukan dengan bantuan
burung. Antrropogami adalah penyerbukan dengan bantuan manusia. Hal ini terjadi karena
tidak ada perantara penyerbukan. Penyerbukan ini terjadi [ada tanaman vanili dan beberapa
jenes anggrek. Penyerbukan ini dilakukan untuk mendapatkan jenis bibit baru yang unggul.
Berdasarkan sampainya serbuk sari penyerbukan ada macam autogami, geitonogami,
allogami (Kimball 1993: 339).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 17 Februari 2012, pada pukul 13.00
WIB sampai dengan 15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada pratikum ini yaitu alat tulis dan cutter atau silet. Sedangkan bahan
yang dibutuhkan Alamanda sp, Canna sp, Caeasalpinia pulcherrima, Carica papaya,
Hibiscus rosasinensis, Pinus merkusi, dan Vanda sp.

3.3. Cara Kerja


Disiapkan alat dan bahan. Kemudian dipisahkan semua bahan yang dibawa sesuai dengan
jenisnya (Angiospermae dan Gymnospermae). Lalu diamati organ reprodiksi pada tumbuhan
selanjutnya bedah untuk dilihat organ bagian dalamnya, selanjutnya hasil pengamatan
digambar dan diberi keterangan.
ABSTRAK
Pratikum yang berjudul Reproduksi tumbuhan ini bertujuan untuk mempelajari dan mengenal
sistem reproduksi pada tumbuhan. Pratikum ini dilaksanakan pada hari jumat, tanggal 17
Februari 2012, pada pukul 13.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium
Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Sriwijaya, Indralaya. Adapun alat yang digunakan adalah alat tulis dan cutter. Sedangkan
bahan yang dibutuhkan yaitu Alamanda sp, Carica papaya, Caesalpina pulcherima, canna sp,
Hibiscus rosasinensis, Pinus merkusii, dan Vanda sp. Adapun hasil yang didapat yaitu
perbedaan antara Gymnospermae dan Angiospermae, serta gambar organ reproduksi pada
tumbuhan. Sedangkan kesimpulan yang didapat adalah cara reproduksi pada tumbuhan dibagi
menjadi dua cara yaitu cara generatif atau seksual dan vegetatif atau aseksual.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2. Pembahasan
Dari pratikum yang telah dilakukan didapatkan sistem reproduksi pada tumbuhan khususnya
tumbuhan Angiospermae dan Gymnospermae. Yang termasuk dalam Angiospermae adalah
Alamanda sp, Caesalpina pulcherima, Canna sp, Carica papaya, Hibiscus rosasinensis, dan
vanda sp. Sedangkan Pinus merkusii termasuk dalam Gymnospermae. Menurut pendapat
Ashari (2004: 55) , bahwa tumbuhan yang termnasuk Gymnospermae mempunyai ciri-ciri
tidak mempunyai bunga sejati, tidak memiliki mahkota bunga. Bakal biji yang dimiliki oleh
pinus mercusii terdapat diluar permukaan yang tidak dilindungi oleh daun buah.
Pinus mekusii merupakan tumbuhan yang menghasilkan dua jenis spora yang berlainan
(heterospora), megaspora membentuk gamet betina dan mikrospora menghasilkan serbuk
sari. Tanaman carica papaya merupakan jenis tumbuhan yang bunganya bertangkai panjang
dan bercabang-cabang. Menurut anomima (2011: 1), bahwa bunga pepaya memiliki mahkota,
mahkota bunga berwarna kuning pucat dengan tangkai atau duduk pada batang. Bentuk buah
bulat hingga memanjang, dengan ujung bisa meruncing. Bunga pepaya jantan tumbuh pada
tangkai panjang, bunga biasanya ditemukan disekitar daerah pucuk. Warna bunga ketika
muda hijau gelap dan ketika masak hijau muda hingga kuning.
Penyerbukan pada tumbuhan ini dapat dilakukan dengan bernagai macam cara, baik
autogami, anemogami, hidrogami, dan lain sebagainya. Sel kelamin jantannya berupa inti
sperma yang tidak aktif. Hibiscus rosasinensis adadlah contoh dari bunga lengkap. Hal ini
sesuai dengan pendapat Campbell (2003: 357), bahwa Hibiscus rosasinensis termasuk
bunga lengkap, karena bunga lengkap adalah bunga yang memiliki sepal (kelopak bunga),
mahkota bunga (petal), Stamen (benang sari), karpel (putik).
Benang sari dan putik mengandung sporangia yang berturut-turut adalah ruang tempat
berkembangnya gemotofit jantan dan betina. Gemotofit jantan adalah serbuk sari yang
mengandun sel sperma yang terbentuk didalam ruang kepala sari (anther) pada ujung serbuk
sari. Gemotofit betina adalah struktur yang mengandung telur disebut kantung embrio.
Kantung embrio berkembang didalam struktur yang disebut ovule (bakal biji), yang
terbungkus oleh ovarium, hal ini berdasarkan pendapat (Ashari 2004: 55).
Pinus merkusii termasuk tumbuhan yang tergolong dalam gymnospermae atau biji terbuka.
Menurut Tjitrosoepomo (2004: 27), bahwa tumbuhan berbiji terbuka memiliki batang tegak
lurus dan bercabang-cabang. Sisitem peretulangan daun tidak banyak ragamnya. Bunga
sesungguhnya belum ada, sporofil terpisah-pisah dan membentuk stobilus jantan dan
strobilus betina. Canna sp atau yang lebih dikenal dengan bunga tasbih memiliki tinngi yang
mencapai 3 meter. Bunga ini tersusun atas sporifil dan lain-lain. Tumbuhan ini memiliki
rimpang yang tebal . alamanda sp merupakan tumbuhan berkeping dua, memiliki bunga
berwarna merah-kuning. Alamanda tergolong dalam bunga lengkap.
Vanda sp termasuk dalam tumbuhan angiosperma. Hal ini menurut pendapat Cambell (2004:
234),bahwa kebanyakan daun tumbuhan berbiji tertutup tunggal atau majemuk dengan
komposisi beranekaragam. Bunga ini tersusun atas sporofil. Makrosporofil membentuk badan
yang disebut putik dengan bakal buah didalamnya. Makrosporofik dan mikrosporofil terpisah
atau terkumpul dalam satu bunga. Penyerbukan pada vanda sp bermacam-macam seperti
autogam, anemogami, dan hidrogami. Caesalpina pulcherima merupakan kelompok
tumbuhan perdu. Bunga dalam pembungaan recemus yaitu sumbu utama panjang, bunga
dengan tangkai pendek tersebar pada sumbu utama. Bunga termasuk biseksual dengan 5 buah
petal. Warna mahkota bunga merah-kuning.
Perbedaan antara angiosperma dan gymnospermae yaitu pada angiospermae memiliki ciri-ciri
biji yang dihasilkannya terbungkus dalam daun buah, mengalami pembuahan ganda yaitu
dalam pembuhan dihasilkan zigote dan endisperm atau tempat tersimpanya cadangan
makanan. Menutut Ashari ( 2004: 56) angiosperma dibedakan menjadi dua kelas yaitu
monocotyledoneae dan dicotyledoneae. Organ reproduksi pada angiospermae adadalah
bunga.
Pada tumbuhan gymnospermae memiliki ciri-ciri letak biji berada diluar daun buah atau
tidak dilindungi daun buah. Penyerbukan pada tumbuhan biji terbuka (gymnospermae) adalah
menempelnya serbuk sari ke mikrofil. Dan padagymnospermae hanyaterjadi pembuahan
tunggal. Alat reproduksi pada gymnospermae beruap stobilus jantan dan strobilus bitina. Hal
ini sesuai dengan Anonimb (2011: 1). Contoh tumbuhan gymnospermae adalah Pinus
merkusii, Cycas rumpii, dan Gnetum gnemon.
BAB V
KESIMPULAN

Dari pratikum yang telah dilakukan maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Reproduksi pada tumbuhan terjadi melalui dua cara yaitu vegetatif dan generatif
2. Reproduksi secara vegetatif terbagi menjadi dua yaitu vegetatif alami dan vegetatif
buatan.
3. Reproduksi secara generatif terjadi pada tumbuhan Gymnospermae dan Angiospermae.
4. Organ reproduksi pada angiospermae, yaitu bunga yang merupakan modifikasi dari
tunas.
5. Alamanda sp, Caesalpina pulcherima, Canna sp, Cararica papaya, Canda sp, dan
Hibiscus rosasinensis termasuk dalam golongan angiosperma sedangkan Pinus mercusii
termasuk dalam golongan gymnospermae.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2011 . Reproduksi tumbuhan.http://id.Wikipedia.org/wiki. Diakses pada tanggal
19 Februari 2012, Pukul 12.28 WIB.

Anonimb. 2011. Reproduksi tumbuhan. http://www.scribd.com/doc/ . Diakses pada tanggal


19 Feberuari 2012, Pukul 12.30 WIB.

Ashari, S. 2002. Pengantar Reproduksi Biologi Tanaman. Jakarta : Erlangga


Abdurahman, D. 2011. Biologi Kelompok Pertanian. Jakarta : Erlangga
Campbell, N.A,Mitchell,L.G and Reece J.B.2003. Biologi Umum Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Kimball. J.W. 1993. Biologi Edisi Ke Lima Jilid 2. Jakarta : Erlangga.


Nugroho. 2006. Struktur Perkembangan Tumbuhan. Jakarta : Penebar Swadaya.
Tjitrosoepomo,Gembong. 1994. Morfologi Tumbuhan. Yohyakarta

Anda mungkin juga menyukai