Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN


PENGHAMBATAN TUMBUH TUNAS LATERAL DAN DOMINANSI TUNAS
APIKAL

DISUSUN OLEH:
NAMA : DEWI NURAKMAL
NIM : F107171011
KELOMPOK : 4 (EMPAT)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2019
Abstrak

Pada praktikum Penghambatan Tumbuh Tunas Lateral dan Dominansi Tunas


Apikal, alat yang digunakan adalah pisau silet, sudip, gelas preparat, gelas
penutup, dan mikroskop. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu kecambah
kacang hijau (Phaseolus radiatus), cawan petri, dan pasta IAA 400 ppm. Cara
kerja yang dilakukan adalah disediakan 6 kecambah kacang hijau berumur 5 hari
dalam cawan petri. Perkecambahan ini dilakukan di ruang gelap pada suhu 25°C.
Kemudian dipotong pucuk 2 kecambah tepat di bawah pasangan daun pertama
dengan pisau silet dan ujung sisanya diberi pasta IAA 2 kecambah lainnya di
potong dan di biarkan, dan 2 kecambah sisa dibiarkan sebagai kontrol. Setiap
kecambah diberi perlakuan yang sudah ditentukan. Selanjutnya pot disimpan di
ruang gelap. Kemudian setelah 5 hari pasta IAA dibersihkan dan diganti dengan
yang baru. Setelah 14 hari, diukur panjang tanaman seutuhnya dan diamati di
bawah mikroskop penampang melintang batang kontrol dan ujung batang yang
mendapat perlakuan. Hasilnya adalah Terdapat perbedaan panjang pada ketiga
perlakuan, perlakuan kontrol lebih tinggi di bandingkan dengan perlakuan di
potong dan dipotong + diolesi IAA. Perlakuan dipotong dan diolesi IAA lebih
pendek dibandingkan kedua perlakuan sebelumnya. Kecambah yang tidak di
potong tunasnya dan disimpan di tempat gelap akan lebih mengaktifkan kerja
auksin karena auksin bekerja optimal dengan keadaan tidak ada cahaya matahari.
Sehingga kecambah akan lebih cepat panjang. Pucuk kecambah kacang hijau
(Phaseolus radiatus) yang dipotong akan menghentikan kerja auksin. Ketika
kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) diolesi dengan IAA akan
mengaktifkan kerja auksin kembali, karena IAA ialah pengganti auksin.

Kata Kunci: Tunas, apical, lateral, auksin, IAA

Abstract
In the Lateral Bud Growth Inhibition and Apical Shoot Dominance Practicum, the
tools used are razor blades, spatula, glass preparation, cover glass, and
microscope. While the ingredients used are mung bean sprouts (Phaseolus
radiatus), petri dishes, and IAA paste 400 ppm. The method of work done is
provided by 6 days old mung bean sprouts in a petri dish. This germination is
carried out in a dark room at 25 ° C. Then cut the shoots of 2 sprouts just below
the first pair of leaves with a razor blade and the remaining tip is given IAA paste.
The other 2 sprouts are cut and left, and the remaining 2 sprouts are left as a
control. Each sprout is given the treatment that has been determined. Then the pot
is stored in a dark room. Then after 5 days the IAA paste is cleaned and replaced
with a new one. After 14 days, the total plant length was measured and observed
under a microscope cross section of the control rod and the end of the treated
stem. The result is that there are differences in the length of the three treatments,
the control treatment is higher than the treatment cut and cut + smeared with IAA.
The IAA treatment was cut and smeared shorter than the two previous treatments.
Sprouts that are not cut off and stored in a dark place will further activate the
auxin work because auxin works optimally in the absence of sunlight. So that the
sprouts will grow faster. Shoots of green bean sprouts (Phaseolus radiatus) that
are cut will stop the work of auxin. When green bean sprouts (Phaseolus radiatus)
are smeared with IAA it will activate the auxin action again, because IAA is a
substitute for auxin.
Keywords: Buds, apical, lateral, auxin, IAA

BAB II

METODOLOGI

Praktikum Penghambatan Tumbuh Tunas Lateral dan Dominansi Tunas Apikal


dilakukan pada hari kamis, tanggal 28 November 2019, pukul 09.30-12.00 WIB di
Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Tanjungpura.

Alat yang digunakan adalah pisau silet, sudip, gelas preparat, gelas penutup, dan
mikroskop. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu kecambah kacang hijau
(Phaseolus radiatus), cawan petri, dan pasta IAA 400 ppm.

Cara kerja yang dilakukan adalah disediakan 6 kecambah kacang hijau berumur 5
hari dalam cawan petri. Perkecambahan ini dilakukan di ruang gelap pada suhu
25°C. Kemudian dipotong pucuk 2 kecambah tepat di bawah pasangan daun
pertama dengan pisau silet dan ujung sisanya diberi pasta IAA 2 kecambah
lainnya di potong dan di biarkan, dan 2 kecambah sisa dibiarkan sebagai kontrol.
Setiap kecambah diberi perlakuan yang sudah ditentukan. Selanjutnya pot
disimpan di ruang gelap. Kemudian setelah 5 hari pasta IAA dibersihkan dan
diganti dengan yang baru. Setelah 14 hari, diukur panjang tanaman seutuhnya dan
diamati di bawah mikroskop penampang melintang batang kontrol dan ujung
batang yang mendapat perlakuan.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Panjang Panjang
Pertambahan
No. Perlakuan Sebelum Sesudah Keterangan
Panjang
Perlakuan Perlakuan
Kerja auksin bertambah,
1 Kontrol 11 cm 29 cm 18 cm
memiliki tunas lateral
Kerja auksin bertambah,
2 Potong 14 cm 25 cm 11 cm
memiliki tunas lateral
Potong + Kerja auksin bertambah,
3 13 cm 22 cm 9 cm
IAA memiliki tunas lateral

B. Pembahasan

Auksin merupakan hormon yang berperan dalam penghambatan tunas


lateral dan menunjang dominansi apical. Sifat penting dari auksin ialah dapat
merangsang dan menghambat pertumbuhan. Auksin berperan penting dalam
perubahan sel, perbanyakan sel dan pemanjangan sel. Auksin terdapat pada
bagian pucuk apikal tanaman. Auksin adalah hormon-hormon yang berperan
dalam pemanjangan sel tumbuhan, pengaturan pada apikal, dan pengakaran.
Auksin merupakan hormon pertama yang ditemukan dan disintesis dalam
batang, akar apeks dan di transportasikan di aksis tanaman. Hormon auksin
diproduksi secara endogen pada bagian pucuk tanaman. Dominansi apikal
biasanya ditandai dengan pertumbuhan vegetatif tanaman seperti
pertumbuhan akar, batang, dan daun. Auksin alami yang sering dikenal adalah
indoleacetic acid (IAA) dimana auksin ini diproduksi dalam meristem apikal
pada tunas. Biji atau benih yang sedang berkembang menghasilkan IAA,
yang mana untuk merangsang perkembangan dari sebuah tanaman yang
gemuk (kaya akan daging).

Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah pertama-tama


disediakan 6 kecambah kacang hijau berumur 5 hari dalam cawan petri.
Perkecambahan ini dilakukan di ruang gelap pada suhu 25°C. Kemudian
dipotong pucuk 2 kecambah tepat di bawah pasangan daun pertama dengan
pisau silet dan ujung sisanya diberi pasta IAA, 2 kecambah lainnya di potong
dan di biarkan dan 2 kecambah sisa dibiarkan sebagai kontrol. Setiap
kecambah diberi perlakuan yang sudah ditentukan. Selanjutnya pot disimpan
di ruang gelap. Kemudian setelah 5 hari pasta IAA dibersihkan dan diganti
dengan yang baru. Setelah 14 hari, diukur panjang tanaman seutuhnya dan
diamati di bawah mikroskop penampang melintang batang kontrol dan ujung
batang yang mendapat perlakuan.

Berdasarkan hasil pengamatan pada perlakuan kontrol, panjang


kecambah sebelum adalah 11 cm dan panjang sesudah 29 cm, pertambahan
panjangnya sebesar 18 cm, ini menunjukkan kerja auksin bertambah dan
memiliki tunas lateral. Pada perlakuan ujung kecambah di potong, panjang
kecambah sebelum di potong yaitu 14 cm, dan panjang kecambah setelah di
potong 25 cm , sehingga pertambahan panjang kecambah sebesar 11 cm.
Ini menunjukkan kerja auksin bertambah dan memiliki tunas lateral. Pada
perlakuan dipotong dan dioles IAA, panjang sebelum dipotong dan diolesi
IAA adalah 13 cm, dan panjang setelah dipotong dan diolesi IAA adalah 22
cm, sehingga terjadi pertambahan panjang kecambah 9 cm. Ini menunjukkan
kerja auksin bertambah dan memiliki tunas lateral.

Terdapat perbedaan panjang pada ketiga perlakuan, perlakuan kontrol


lebih tinggi di bandingkan dengan perlakuan di potong dan dipotong + diolesi
IAA. Perlakuan dipotong dan diolesi IAA lebih pendek dibandingkan kedua
perlakuan sebelumnya. Kecambah yang tidak di potong tunasnya dan
disimpan di tempat gelap akan lebih mengaktifkan kerja auksin karena auksin
bekerja optimal dengan keadaan tidak ada cahaya matahari. Sehingga
kecambah akan lebih cepat panjang. Pucuk kecambah kacang hijau
(Phaseolus radiatus) yang dipotong akan menghentikan kerja auksin. Ketika
kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) diolesi dengan IAA akan
mengaktifkan kerja auksin kembali, karena IAA ialah pengganti auksin.
Pengaruh auksin yang dibentuk pada tanaman yang tidak dipotong
(auksin alami) lebih cepat dibandingkan auksin yang batangnya dipotong
(auksin sintetik yaitu IAA) sehingga kecambah hanya sedikit mengalami
pemanjangan. Hal ini disebabkan auksin alami bekerja lebih aktif dan
adaptif dengan keadaan tanaman sehingga auksin bekerja optimal. Berbeda
dengan auksin sintetik yang bekerja kurang aktif terhadap penghambatan
tunas lateral.

Pemotongan tunas kecambah ini berguna untuk mengatasi dominansi


tunas apikal, sehingga memacu percabangan atau tumbuhnya tunas lateral.
Pasta IAA merupakan auksin alami yang berperan untuk merangsang
pertumbuhan tunas apikal dan pemberian pada tumbuhan yang telah dipotong
ujungnya dapat menghambat pula perkembangan tunas lateral. Sedangkan
auksin itu sendiri berperan penting dalam perubahan dan pemanjangan sel.
hormon auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk apikal tanaman.
Fungsi dari hormon auksin ini adalah membantu dalam proses mempercepat
pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang.

KESIMPULAN

Auksin merupakan hormon yang berperan dalam penghambatan tunas


lateral dan menunjang dominansi apical. Terdapat perbedaan panjang pada
ketiga perlakuan, perlakuan kontrol lebih tinggi di bandingkan dengan
perlakuan di potong dan dipotong + diolesi IAA. Perlakuan dipotong dan
diolesi IAA lebih pendek dibandingkan kedua perlakuan sebelumnya.
Kecambah yang tidak di potong tunasnya dan disimpan di tempat gelap akan
lebih mengaktifkan kerja auksin karena auksin bekerja optimal dengan
keadaan tidak ada cahaya matahari. Sehingga kecambah akan lebih cepat
panjang. Pucuk kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) yang dipotong
akan menghentikan kerja auksin. Ketika kecambah kacang hijau (Phaseolus
radiatus) diolesi dengan IAA akan mengaktifkan kerja auksin kembali,
karena IAA ialah pengganti auksin. Pemotongan tunas kecambah ini berguna
untuk mengatasi dominansi tunas apikal, sehingga memacu percabangan atau
tumbuhnya tunas lateral. Pasta IAA merupakan auksin alami yang berperan
untuk merangsang pertumbuhan tunas apikal dan pemberian pada tumbuhan
yang telah dipotong ujungnya dapat menghambat pula perkembangan tunas
lateral. Fungsi dari hormon auksin ini adalah membantu dalam proses
mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan
batang.

SARAN

Pada saat melakukan pengukuran lebih hati-hati dan teliti agar tidak
terjadi kekeliruan.

Anda mungkin juga menyukai