Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KELOMPOK 2

CIRCUIT BREAKER (CB)

Disusun oleh :

Gama Ilham Arka (201611006)

Muh. Akhsan Maarif Bahrir (201611010)

Andre Rere (201611050)

Jossua Simangunsong (201611051)

Anisa Indah Fadilah (201611064)

Jurusan S-1 Teknik Elektro

Sekolah Tinggi Teknik – PLN Jakarta

2019
2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat, hidayat dan karunia-Nya sehingga Makalah Circuit Breaker (CB) ini
dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam selalu saya ucapkan
kepada nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan
pengikutnya hingga akhir zaman. Semoga kita menjadi umat-umatnya yang dapat
meneladani budi pekerti beliau.
Disini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT, yang selalu memberikan rahmat, karunia dan ridho-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

2. Bapak Andi Junaidi, S.T, M.T yang telah memberikan arahan dan pengetahuan, Semoga
Bapak selalu dalam rahmat dan lindungan-Nya. .

3. Dan banyak pihak yang tidak dapat penulis sebutkan seluruhnya yang telah membantu
dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun dan
mendukung dari semua pembaca demi kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga
Allah SWT senantiasa memberikan kita pemahaman ilmu yang bermanfaat.
Wassalamuallaikum Wr. Wb.

Jakarta, 22 Oktober 2019

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Penyaluran tenaga listrik merupakan suatu topik yang menarik banyak minat
untuk dipelajari dalam bidang ketenagalistrikan. Ini terkait dengan semakin
kompleksnya permasalahan yang muncul dalam proses penyaluran tenaga listrik
tersebut. Baik karena proses penyalurannya maupun karena karakteristik beban yang
disuplai. Sehingga menyebabkan ketersediaan energi listrik menjadi salah satu aspek
yang paling penting dalam perkembangan suatu daerah. Karena berbagai persoalan
teknis, tenaga listrik hanya dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan
pemakaian daya listrik atau pelanggan yang menggunakan listrik tersebar di berbagai
tempat, maka penyaluran tenaga listrik dari tempat dibangkitkan sampai ke tempat
pelanggan memerlukan berbagai penanganan teknis. Oleh kerena itu, jaringan
transmisi memegang peranan penting dalam proses penyaluran daya listrik dari pusat
pembangkit ke pusat beban.
Namun dengan tersedianya listrik, maka harus diperhatikan juga tingkat
keamanan dari jaringan listrik yang ada. Terlebih lagi pada bagian transmisinya. Sistem
proteksi memegang peranan penting dalam kelangsungan dan keamanan terhadap
keamanan terhadap penyaluran daya listrik. Pengamanan pada jaringan transmisi perlu
mendapat perhatian yang serius dalam setiap perencanaanya. Dimana sistem transmisi
memiliki parameter-parameter dan keadaan sistem yang berubah secara terus menerus,
sehingga strategi pengamanannya harus disesuaikan dengan perubahan dinamis dalam
hal desain dan pengaturan peralatannya. Sistem proteksi berfungsi untuk
mengamankan peralatan listrik dari kemungkinan kerusakan yang diakibatkan oleh
gangguan dari alam atau akibat rusaknya peralatan secara tiba-tiba, Melokalisir daerah
– daerah sistem yang mengalami gangguan sekecil mungkin, dan mengusahakan
secepat mungkin untuk mengatasi gangguan yang terjadi di daerah tersebut. Sehingga

4
stabilitas sistemnya dapat terpeliharan, dan juga untuk mengamankan manusia dari
bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.

1.2.Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu CB
(Circuit Breaker), mekanisme kerja dari CB, fungsi dari masing – masing bagiannya,
dan klasifikasi dari CB (Circuit Breaaker).

1.3.Ruang Lingkup Materi


1.3.1. Listrik

Listrik merupakan salah satu bentuk energi yang tidak dapat di lihat,walaupun
gejalanya bisa berbentuk panas, magnet dan reaksi kimia. Pengaruh tersebut di pakai
oleh alat-alat listrik kita sehari-hari untuk memberi kita sesuatu seperti cahaya, panas,
gerak dan sebagainya.

Istilah dasar listrik seperti tegangan, arus dan tahanan di pakai untuk mengambarkan
aspek-aspek yang berbeda seperti kekuatan listrik, gerak listrik dan lawan dari gerak.

1.3.2. Tegangan

Tegangan listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam
rangkaian listrik, dan di nyatakan satuan volt. Besaran ni mengukur energi potensial
dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam sebuah
konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensial listriknya, suatu tegangan
listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah atau tinggi atau ekstra tinggi.

Secara definisi tegangan listrik menyebabkan objek bermuatan listrik negatif


tertarik dari tempat bertegangan rendah menuju tempat bertegangan lebih tinggi.
Sehingga arah arus listrik konvensional di dalam suatu konduktor mengalir dari
tegangan tinggi menuju tegangan rendah.

Rumus Menghitung Tegangan Listrik. Didalam pelajaran fisika sederhana


rumus umum yang berlaku untuk menghitung tegangan listrik yaitu arus dikali

5
tahanan. Atau bisa juga didapat dari daya (S) dibagi arus (I). Jika Seringkali anda
mendengar orang PLN bilang daya listrik rumah anda 1300 VA, maka dapat
disimpulkan bahwa arus yang bisa mengalir di rumah kita maksimal sebesar 5,9A
atau bulatnya 6A. Makanya pada rumah yang dayanya 1300 watt dipasang MCB nya
yang 6A sama pihak PLN, jadi pada saat pemakaian arus yang lebih dari 6A maka
MCB akan turun dan memutuskan sumber arus listrik. V = P / I

atau

V = I. R ..............................…………….…(2.1)

Keterangan :

V : Tegangan listrik
(Volt) I : Arus listrik
(Ampere)
P : Daya listrik (watt)

R : Beban listrik (Ohm)

Memang secara ilmu kelistrikan tingkat lanjut, baik arus kuat atau arus
lemah maka akan banyak sekali variasi rumus atau rumus-rumus turunan hasil
pengembangan. Hal itu tergantung kondisi rangkaian yang lebih komplek. Jadi tidak
hanya ada resistor sebagai tahanan, tetapi juga ada kapasitor, induktor, dioda,
transistor dan bahan-bahan semikonduktor lainnya yang semuanya akan
mempengaruhi tegangan listrik yang mengalir pada rangkaian.
Cara Pengukuran Tegangan Listrik. Untuk mengukur tegangan yang jatuh
pada kedua titik tertentu pada rangkaian maka kita membutuhkan alat ukur yang
disebut voltmeter. Alat ini biasanya sudah terintegrasi dengan alat yang umum

6
dipakai oleh para ahli service barang elektronik yaitu multimeter (tester). Karena pada
multimeter selain mengukur tegangan, anda bisa juga mengukur tahanan dan arus
listrik.
Yang harus anda perhatikan pada alat ukur tegangan listrik yaitu ada saklar
pilih pada multimeter untuk menentukan apakah kita akan mengukur tegangan ac atau
dc. Jadi jangan selektorny pada posisi dc tetapi anda mengukur tegangan ac.
Perhatikan juga angka maksimal tegangan yang ditunjukkan oleh selector, jangan
anda mengukur tegangan 220 volt dengan selector menunjuk pada angka 50 volt.
Yang pasti dalam melakukan pengukuran tegangan, dua titik yang anda ukur
itu haruslah terdapat komponen elektronika yang memiliki tahanan. Karena jika anda
hanya mengukur dua titik yang terhubung langsung pada kawat, maka bisa dipastikan
tegangan yang jatuh adalah nol (mendekati 0 volt). Ini sesuai dengan hukum ohm,
dimana jika tahanannya 0 ohm maka I x R juga akan 0 volt.
Istilah tegangan yang dikenal di masyarakat yaitu listrik tegangan tinggi dan
listrik tegangan rendah. Secara angka atau nilai biasanya kita menganggap rendah
atau tinggi itu berdasarkan suatu acuan. Kita sebut nilai ujian 9 tinggi karena nilai 10
adalah nilai maksimal, dan kita sebut nilai 4 rendah. Jadi sekarang apa acuan suatu
tegangan listrik bisa disebut tegangan tinggi dan tegangan rendah. Menurut saya
pribadi listrik disebut tegangan listrik apabila tegangan di atas 220 volt, karena
tegangan ini bisa berbahaya untuk manusia. Sedangkan listrik tegangan rendah
biasanya yang bersumber dari batere yaitu listrik 1,5

1.3.3. Arus Listrik

Arus litrik pada dasarnya merupakan gerakan secara langsung. Pembawa muatan
dapat berupa elektron-elektron ataupun ion-ion. Arus listrik hanya dapat mengalir
pada bahan yang di dalamnya tersedia pembawa muatan dengan jumlah yang cukup
dan bebas bergerak. Arus listrik adalah mengalirnya elektron secara kontinu pada
konduktor akibat perbedaan jumlah elektronya tidak sama. Satuan arus listrik adalah
Ampere.

7
Yang perlu diingat, Rumus untuk 1 Phasa : S = V x I (VA)
P = V x I x cos φ
(
Watt) Q = V x I x sin φ
(VAR)

V = Tegangan Phasa-netral (220 Volt)

I = Arus Phasa ..................................…………….…(22)

Sedangkan untuk 3 Phasa :

S = √3 x V x I (VA)

P = √3 x V x I x cos φ (Watt)

Q = √3 x V x I x sin φ (VAR)

V = Tegangan Phasa-phasa (380 Volt)

I = Arus Phasa ………………………………….…(2.3)

8
BAB II

2.1. Landasan Teori

2.1 Pengertian Circuit Breaker (CB)

Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20


disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan
peralatan saklar / switching mekanis, yang mampu menutup, mengalirkan dan
memutus arus beban dalam kondisi normal serta mampu menutup, mengalirkan
(dalam periode waktu tertentu) dan memutus arus beban dalam spesifik kondisi
abnormal / gangguan seperti kondisi short circuit / hubung singkat.
Switchgear adalah peralatan pemutus tenaga listrik atau lebih dikenal yaitu
disebut Circuit Breaker ,berfungsi untuk menghubungkan dan melepas beban di
jaringan listrik serta mengamankan atau melindungi peralatan yang terhubung di
rangkaian beban bila terjadi gangguan pada sistim yang dilayani
Dengan demikian maka suatu switchgear harus dilengkapi dengan peralatan
rele proteksi dan sistem interlock yang bisa membuka secara otomatis saat terjadi
gangguan sehingga kerusakan lebih lanjut dapat dihindari
Pada umumnya switchgear di Unit Pembakit Listrik / Power Station adalah
tipe busbar tunggal / single busbar type atau metal clad dimana circuit breaker
ditempatkan dalam bilik tertutup yang dinamakan Cubicle.Circuit Breaker yang
berada di dalam cubicle harus dapat dikeluarkan ( rack out ) dan dimasukkan kembali
( rack in ) terutama untuk keperluan pemeliharaan
Tegangan kerja dari switchgear tergantung dari kapasitas Unit Pembangkit
dan tegangan kerja peralatan bantunya, pada umumnya tegangan kerja yang
digunakan antara 3.3kV sampai 11kV
Dari uraian tersebut diatas maka switchgear berfungsi sebagai berikut :

Saat kondisi normal

9
1. Menghubungkan rangkaian listrik

2. Membaca parameter listrik

3. Mengatur penyaluran listrik

4. Mendeteksi parameter listrik

Saat kondisi gangguan

1. Memutus rangkaian listrik

2. Membaca parameter listrik

3. Mengamankan komponen rangkaian listrik

Circuit Breaker (CB) merupakan suatau alat listrik yang berfungsi untuk
melindungi sistem tenaga listrik apabila terjadi kesalahan atau gangguan pada sistem
tersebut, terjadinya kesalahan pada sistem akan menimbulkan berbagai efek seperti
efek termis, efek magnetis dan dinamis stability.

Fungsi utamanya adalah sebagai alat pembuka atau penutup suatu rangkaian
listrik dalam kondisi berbeban, serta mampu membuka atau menutup saat terjadi arus
gangguan ( hubung singkat ) pada jaringan atau peralatann lain.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu Circuit Breaker (CB) agar
dapat melakukan hal-hal diatas, adalah sebagai berikut :

1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus menerus.


2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun
terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu
sendiri.
3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus

10
hubung singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, sehingga tidak
membuat sistem kehilangan kestabilan, dan merusak pemutus tenaga itu
sendiri.

Setiap Circuit Breaker dirancang sesuai dengan tugas yang akan


dipikulnya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam rancangan suatu
CB, yaitu :
1. Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan dimana pemutus daya itu
akan dipasang. Nilainya tergantung pada jenis pentanahan titik netral sistem.
2. Arus maksimum continue yang akan dialirkan melalui pemutus daya. Nilai arus
ini tergantung pada arus maksimum sumber daya atau arus nominal beban dimana
pemutus daya tersebut terpasang.
3. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus daya
tersebut.
4. Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh berlangsung. hal ini
berhubungan dengan waktu pembukaan kontak yang dibutuhkan.
5. Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan objek lain
disekitarnya.
6. Jarak rambat arus bocor pada isolatornya.
7. Kekuatan dielektrik media isolator sela kontak.
8. Iklim dan ketinggian lokasi penempatan pemutus daya.

11
PMT 20KV PMT 150KV PMT
500KV

Gambar-2.1. Macam-macam Circuit Breaker

12
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Fungsi Bagian Utama CB

Ruangan pemutus tenaga ini berfungsi sebagai ruangan pemadam busur api,
yang terdiri dari :

a. Unit pemutus utama yang berfungsi sebagai pemutus utama

Unit pemutus utama ini berupa ruangan yang diselubungi bagian luar oleh
isolator dari porselen dan disebelah dalamnya terdapat ruangan udara, kontak-
kontak bergerak yang dilengkapi oleh pegas penekan dan kontak tetap sebagai
penghubung yang terletak melekat pada isolator porselen.

b. Unit pemutus pembantu yang berfungsi sebagaipemutus arus


yang melalui tahanan.

Unit pemutus pembantu ini berupa ruangan yang diselubungi bagian luar oleh
isolator dari porselen dan disebelah dalamnya terdapat ruangan udara,
kontak-kontak bergerak yang dilengkapi oleh pegas penekan dan kontak tetap
sebagai penghubung yang terletak melekat pada porselen.

c. Katup kelambatan

Berfungsi sebagai pengatur udara bertekanan dari pemutus utama ke unit


pemutus pembantu, sehingga kontak pada unit pemutus pembantu akan terbuka
kurang dari 25 ms (micro detik) setelah kontak-kontak pada pemutus

13
utama terbuka. Katup kelambatan ini berupa bejana berbentuk silinder yang
berongga sebagi ruang udara dan juga terdapat ruang pengatur, katup penahan,
katup pengatur, rumah perapat, dan tempat katup.

d. Tahanan.

Tahanan ini dipasang paralel dengan unit pemutus utama, yang berfungsi untuk
:
a. mengurangi kenaikan harga dari tegangan pukul

b. mengurangi arus pukulan pada waktu pemutusan

e. Kapasitor

Kapasitor ini dipasang pararel dengan tahanan, unit pemutus utama dan
unit pemutus pembantu, yang berfungsi untuk mendapatkan pembagian
tegangan yang sama pada setiap celah kontak, sehingga kapasitas pemutusan
pada setiap celah sama besarnya.

f. Kontak-kontak

1. Unit pemutus utama kontak bergerak dilapisi dengan perak terdiri dari:

a. Kepala kontak bergerak

b. Silinder kontak

c. Jari-jari kontak

d. Batang kontak

e. Pegangan kontak kontak tetap, terdiri dari :

14
1. Kepala kontak

2. Pegangan kontak

2. Unit pemutus pembantu

a. Kontak bergerak

b. Kontak tetap, yang terdiri dari:

1. Jari-jari kontak

2. Pegangan kontak

3.2. Klasifikasi Circuit Breaker (CB)


3.2.1. Berdasarkan besar / kelas tegangan
PMT dapat dibedakan menjadi :
1. CB tegangan rendah (Low Voltage)

Dengan range tegangan 0.1 s/d 1 kV ( SPLN 1.1995 - 3.3 ).

2. CB tegangan menengah (Medium Voltage)

Dengan range tegangan 1 s/d 35 kV ( SPLN 1.1995 – 3.4 ).

3. CB tegangan tinggi (High Voltage)

Dengan range tegangan 35 s/d 245 kV ( SPLN 1.1995 – 3.5 ).

4. CB tegangan extra tinggi (Extra High Voltage)

Dengan range tegangan lebih besar dari 245 kVAC ( SPLN 1.1995 – 3.6 ).

3.3. Mekanisme Kerja Circuit Breaker (CB)

Pemutus tenaga mempunyai dua posisi kerja, membuka dan menutup. Selama
operasi penutupan, kontak-kontak penutup menutup melawan gaya-gaya saling
berlawanan. Selama operasi pembukaan, kontak-kontak tertutup terpisah sedini

15
mungkin.

Mekanisme kerja pemutus tenaga harus melakukan gaya-gaya yang besar pada
kecepatan yang tinggi. Waktu operasi antara saat penerimaan sinyal trip dan akhir
pemisahan kontak dalam orde 0,03 detik (1,5 cycle) dalam pemutus tegangan tinggi.
Pada pemutus lambat yang digunakan dalam sistem distribusi, waktu ini sekitar 3
siklus. Ketika menutup, penutupan kontak harus cepat dengan tekanan kontak yang
tepat pada akhir perjalanan kontak. Jika kondisi ini tidak terpenuhi, pengelasan
kontak dapat terjadi. Mekanisme harus mampu memberikan tugas khusus pemutus
tenaga, kerja pembukaan dan penutupan.

1. Pembukaan Jaringan

a. PMT dioperasikan (dilepas) lebih dahulu

b. Sebelum pemisah dioperasikan apakah PMT sudah terbuka sempurna


, apakah amperemeter menunjukan nol.
Urutan pembukaan jaringan :

1. PMT dibuka

2. PMS busbar dibuka

3. PMS line dibuka

4. PMS tanah ditutup

Dalam operasi pembukaan, energi yang diperlukan untuk pembukaan dapat diperoleh
dari salah satu metode tersebut :

1. Pegas yang terbuka

2. Minyak hidrolik tekanan tinggi yang tersimpan dalam akumulator.

3. Udara kompresif tekanan tinggi yang dalam penerima udara.

16
2. Penutupan Jaringan

• PMT dioperasikan setelah pemisah-pemisah dihubungkan.

• Setelah PMT dihubungkan diperiksa apakah terjadi kebocoran isolasi


pada PMT.
Urutan penutupan jaringan :

• PMS tanah dibuka

• PMS busabar ditutup

• PMS line ditutup

• PMT ditutup

Secara normal, penutupan kontak-kontak pemutus tenaga dalam kondisi normal tidak
menimbulkan persoalan. Mekanisme kerja harus mampu mengatasi gesekan dan
mempercepat kontak gerak. Tetapi ketika pemutus tenaga menutup pada kondisi
hubung singkat gaya elektromagnetik akan terlibat. Kapasitas penutupan pemutus
tenaga tergantung atas gaya dan kecepatan pada waktu operasi penutupan dilakukan.

3.4. Pengertian MCB (Miniature Circuit Breaker)

MCB (Miniatur Circuit Breaker) adalah komponen dalam instalasi listrik


rumah tinggal mempunyai peran yang sangat penting. Komponen ini berfungsi
sebagai sistem proteksi dalam instalasi listrik bila terjadi beban lebih dan hubung
singkat arus listrik (short circuit atau konsleting). Dasar pemilihan rating arus MCB
yang ingin dipakai di instalasi rumah tinggal tentu disesuaikan dengan besarnya
langganan daya listrik PLN yang terpasang. Karena PLN sendiri menetapkan besar
langganan listrik sesuai rating arus dari MCB yang di produksi untuk pasar dalam

17
negeri.

Miniature Circuit Breaker memainkan peranan penting dalam hal proteksi


arus lebih dan juga sebagai alat disconnect pada jaringan listrik. Sebuah breaker
merupakan alat yang didesaian untuk mengisolasi rangkaian dari gangguan arus lebih
: overload ( beban lebih ) dan short circuit ( hubung singkat ). Miniature Circuit
Breaker, atau yang lebih dikenal MCB adalah alat pemutus yang sangat baik
digunakan untuk mendeteksi besaran arus lebih. Seperti halnya pada Thermostat Load
Relay, MCB mempuyai Bimetalic; elemen jika terkena panas akan memuai secara
langsung maupun tidak langsung yang diakibatkan dengan adanya arus mengalir, alat
Bimetalic ini dibuat dan direncanakan sesuai dengan ukuran standar (arus nominal
MCB), dimana dalam waktu yang sangat singkat dapat bekerja sehingga rangkaian
beban terlindungi, MCB juga dilengkapi dengan magnet triping yang bekerja secara
cepat pada beban lebih atau arus hubung singkat yang besar, juga dioperasikan secara
manual dengan menekan tombol. Karateriskrik arus waktu untuk jenis MCB, hampir
sama dengan pengaman lebur

Oleh karena itu sering kali MCB dan pengaman lebur digunakan secara
bersamaan.

Gambar 3.1 Bentuk dari MCB; (a) 3 phasa (b) 1 phasa1

18
Perlu diketahui pula kapasitas arus MCB tidak dapat dibandingkan dengan
kapasitas putus pengaman lebur sesuai dengan peraturan yang berlaku bahwa setiap
beban lebih dari 100 A harus dilengkapi dengan pengaman lebur. Bimetal yang
terdapat pada pengaman arus lebih, biasanya alat ini bekerja 250 C apabila temperatur
ruang naik,maka salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan menurunkan
beban. Sehingga dengan diturunkannya beban berarti panas disipasi yang timbul akan
berkurang.

Setiap MCB direncanakan untuk karakteristik arus waktu yang berbeda-


beda. Perhatikan gambar dimana karakteristik H,L dan G pada hal khusus MCB hanya
dapat dibebani kira-kira 1,5 x arus kerja, misalnya pada lampu TL tegangan rendah
dimana tidak dipasang kapasitor untuk perbaikan faktor kerja sehingga arus
yangmengalir sangat besar dan menyebabkan triping MCB akan bekerja. MCB jenis
G mempunyai titik triping yang besar.

3.5. Rating MCB dan Daya listrik PLN

Contoh yang dibahas dalam bagian sebelumnya menggunakan MCB dengan


rating 16A dan tripping curve type “C”. MCB yang dijual dipasaran mempunyai
rating arus yang bermacam-macam sesuai kebutuhan. Saat membeli MCB, kita cukup
menyebutkan rating arus MCB yaitu berapa ampere dan tujuan pemakaian yaitu
untuk perumahan.

Dasar pemilihan rating arus MCB yang ingin dipakai di perumahan tentu
disesuaikan dengan besarnya langganan daya listrik PLN yang terpasang. Karena
PLN sendiri menetapkan besar langganan listrik perumahan sesuai rating arus dari
MCB yang diproduksi untuk pasar dalam negeri.

19
Tabelnya seperti ini:

Tabel 3.1 Rating Arus MCB dan Daya Listrik PLN

Rating Arus Daya Listrik PLN


Miniature Circuit
Breaker

2A 450VA

4A 900VA

6A 1300VA

10A 2200VA

16A 3300VA

Rumusnya adalah : Rating Arus MCB x 220V (Tegangan listrik PLN).

Hasil perhitungannya adalah angka pembulatan. Jadi bila langganan listrik


PLN sebesar 1300VA maka MCB yang dipasang di kWh meter memiliki
rating 6A.
Berikut adalah contoh MCB dengan berbagai rating arus.

Gambar 2.4 Macam-macam MCB dengan berbagai rating

20
Dari kiri ke kanan, rating arus MCB adalah 16A (dari C16), 6A (dari C6) dan 6A
(dari CL6). MCB paling kanan adalah milik PLN yang terpasang di kWh meter
dengan tipe C32N dan tripping curve tipe “CL” (hampir sama dengan tripping curve
tipe “C”). Bisa dilihat warna toggle switch biru dan tulisan “MILIK PLN”.

21
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20
disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan
peralatan saklar / switching mekanis, yang mampu menutup, mengalirkan dan
memutus arus beban dalam kondisi normal serta mampu menutup, mengalirkan
(dalam periode waktu tertentu) dan memutus arus beban dalam spesifik kondisi
abnormal / gangguan seperti kondisi short circuit / hubung singkat.
MCB (Miniatur Circuit Breaker) adalah komponen dalam instalasi listrik
rumah tinggal mempunyai peran yang sangat penting. Komponen ini berfungsi
sebagai sistem proteksi dalam instalasi listrik bila terjadi beban lebih dan hubung
singkat arus listrik (short circuit atau konsleting). Dasar pemilihan rating arus MCB
yang ingin dipakai di instalasi rumah tinggal tentu disesuaikan dengan besarnya
langganan daya listrik PLN yang terpasang.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://blog.kangmiftah.com/2015/03/daya-listrik-pln.html.
https://www.scribd.com/doc/236481141/MCB
www.electropedia.org

Tobing,Bonggas L.2012.peralatan tegangan tinggi.medan:Erlangga.

Operator PLN. 1989. Himpunan Buku Petunjuk Operasi Dan Pemeliharaan Peralatan
Penyaluran Tenaga Listrik.Jakarta: Perusahaan Listrik Negara

23

Anda mungkin juga menyukai