OLEH
Keterangan Data :
Drop voltage adalah penurunan tegangan jaringan listrik pada tegangan yang kita kirim dari
pembangkit hingga menuju pelanggan atau bisa juga diartikan penurunan tegangan pada
jaringan listrik terhadap tegangan nominalnya. Penyebab dari adanya drop voltage ada banyak,
beberapa diantaranya adalah adanya gangguan pada jaringan listrik, dan kualitas bahan jaringan
listrik yang buruk atau kurang memadai.
Drop voltage bisa kita dapatkan dengan cara perhitungan antara tegangan yang dikirim dikurang
dengan tegangan yang diterima oleh pelanggan. Drop Voltage = Rated Voltage – Bus Voltage
Bila kita lihat dari data yang ada, Drop voltage terbesar terjadi pada jaringan distribusi JTR 0.40
KV sebesar 0.1 KV dengan presentase 2.5% . Hal ini terjadi karena pada jaringan distribusi JTR
0.4 KV memiliki arus yang besar .Nilai Arus dan tegangan berbanding lusur, sehigga wajar saja
drop voltagenya besar, karena semakin besar arus makan semakin besar tegangannya.Pada
jaringan transmisi terbesar yaitu 70 KV, terjadi drop voltage terkecil jaringan transmisi 70 KV
dikarenakan walaupun memiliki jaringan yang Panjang tetapi arus yang dihasilkan
kecil,sehingga drop voltage yang dihasilkan juga kecil. Drop voltage yang dibatasi adalah -5%
sampai +5% dimana nilai tersebut masih dalam keadaan aman.
Total Losses adalah perbedaan daya yang dikirim dengan daya yang diterima. Dimana total
losses atau rugi – rugi terjadi karena adanya resistansi dan reaktansi pada kawat penghantar.
Pada tabel ini memperjelas tentang losses atau rugi – rugi yang ada pada disetiap jaringan. Pada
tegangan level 6.3 Volt terdapat Generation 28.43 MW / 17.13 MVAR dimana sesuai dengan data PLTU
yang sesuai. Pada Voltage level 0.4 KV interchange to 20 KV mempunyai beban sebesar 0.09 MW / 0.07
MVAR karena busbar 0.04 KV menerima daya dari 20 KV , tidak ada losses pada 0.4 KV – 20 KV karena
daya yang terkirim dan daya yang diterima adalah sama.
Keterangan:
Pada percobaan ini untuk loading trafo adalah perbandingan dari kapasitas trafo yang
digunakan terhadap kapasitas maksimumnya. Loading trafo yang diijinkan pln adalah dibawah
80%. Diatas dari nilai itu dikhawatirkan akan mudah merusak trafo karena dibebani berlebihan
atau terlalu besar. Resiko tertinggi adalah trafo akan meledak. Idealnya, trafo dibebani pada
kisaran 40%-80%. Apabila sewaktu-waktu terjadi penambahan beban, trafo masih dalam batas
standar loading nya. Bila loading sangat rendah, hal tersebut sangat tidak efisien. Karena tidak
memaksimalkan ukuran dan kapasitas pengunaan trafo dengan harga yang begitu mahal.
Loading trafo terbesar terdapat pada jaringan trafo transmisi. Hal ini dikarenakan trafo transmisi
sebagai sumber daya listrik untuk disalurkan ke trafo distribusi. Trafo distribusi (step down)
memiliki loading trafo yang kecil, dikarenakan trafo ini menyuplai daya yang besar namun beban
yang ada saat ini cukup kecil. Pada trafo transmisi (step up) (6.3/70 kv) presentase loading
trafonya besar. Hal ini disebabkan karena beban yang ada cukup kecil sehingga daya yang besar
masih tersisa