Anda di halaman 1dari 16

TEORI HUBUNGAN

Disusun oleh :

Kelompok 4

Devi Rasiani Siagian (0105181116)

Dewi Siska Siregar (0105183385)

Fadhilah Balqis Zain (0105183312)

Fikri Putra Yustiawan (0105182252)

Dosen pengampu

Dr. Erwan Effendi, MA

PRODI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

TA. 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT atas segala karunianya dan
nikmat-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik yang berjudul
“Teori Hubungan” pada mata kuliah Teori Komunikasi.

Terima kasih kami ucapkan bapak Dr. Erwan effendi, M.A selaku dosen
pembimbing mata kuliah Teori Komunikasi, yang telah memberikan arahan
terkait tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari beliau mungkin kami tidak akan
dapat menyelesaikan tugas makalah ini sesuai dengan format yang ditentukan.

Semoga makalah ini dapat diterima sebagai bahan pembelajaran bagi


pembaca. Kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk kami jadikan sebagai bahan evaluasi.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih untuk semua yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua.

Medan, 10 oktober 2019

Kelompok IV
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

1.1 Latar belakang ............................................................................................

1.2 Rumusan masalah.......................................................................................

1.3 Tujuan pembahasan ....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................

2.1 Teori interaksi simbolik .............................................................................

2.2 Teori manajemen koordinasi makna ..........................................................

2.3 Teori pelanggaran harapan ........................................................................

BAB III PENUTUP .......................................................................................

3.1 kesimpulan ...........................................................................................

3.2 saran ...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Komunikasi adalah suatu proses interaksi antara sesama makhluk tuhan baik
dengan menggunakan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku dan
tindakan. Pengertian komunikasi ini paling tidak melibatkan dua orang atau lebih
dengan menggunakan cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh
seseorang seperti melalui lisan, tulisan maupun sinyal-sinyal non verbal.

Komunikasi merupakan hal mendasar bagi kehidupan setiap manusia, baik itu
manusia sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Begitupun dalam
kehidupan berorganisasi, tidak ada satupun organisasi yang dapat terbentuk tanpa
adanya komunikasi di antara para anggotanya. Komunikasi yang tercipta di antara
para anggota organisasi disebut dengan komunikasi organisasi. Salah satu
komunikasi yang kerap atau tidak mungkin tidak terjadi dalam organisasi adalah
komunikasi interpersonal.

Hubungan interpersonal sangat penting perkembangan perasaan kenyamanan


sesorang dalam berbagai lingkup sosial. Hubungan interpesonal membantu dalam
pertumbuhan dan perkembangan kognitif dan sosial. Membangun identitas
personal yang koheren dan positif, serta keyakinan akan hubungan interpersonal
dengan realitas sosial. Peserta didik yang tidak memiliki hubungan interpersonal
yang baik akan mengalami hambatan dalam proses interaksi, cenderung merasa
terasing dan terkucilkan dalam lingkungan nya.

1.2 Rumusa masalah

1. Apa pengertian teori interaksi simbolik dan ketiga konsepnya ?


2. Apa itu teori manajemen koordinasi makna ?
3. Apa itu teori pelanggaran harapan dan ketiga kontruksi pokok
1.3 Tujuan pembahasan

1. Untuk memahami apa itu teori interaksi simbolik beserta ketiga


konsepnya.
2. untuk memahami apa itu teori manajemen makna
3. untuk memahami teori pelanggaran harapan beserta ketiga kontruksi
pokoknya.
BAB II

PEMBAHASAN

Teori hubungan adalah penjelasan tentang cara-cara kita menilai indivudu


secara brbeda.Pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa ketika
mengobservasi perilaku seorang individu, kita berupaya untuk menentukan
apakah perilaku tersebut disebabkan secara internal dan eksternal.

Internal Perilaku yang disebabkan secara internal adalah perilaku yang


diyakini dipengaruhi oleh kendali diri seorang individu.Eksternal Perilaku yang
disebabkan secara eksternal adalah individu tersebut dianggap berprilaku
demikian oleh situasi.

2.1 Teori Interaksi Simbolik

Teori Interaksi Simbolik yang masih merupakan pendatang baru dalam


studi ilmu komunikasi, yaitu sekitar awal abad ke-19 yang lalu. Sampai akhirnya
teori interaksi simbolik terus berkembang sampai saat ini, dimana secara tidak
langsung teori interaksi simbolik (symbolic interaction theory) merupakan cabang
sosiologi dari perspektif interaksional1.

Untuk memahami Teori Interaksi Simbolik, maka harus didefinisikan


terlebih dahulu arti dari kata “interaksi” dan “simbolik”. Definisi interaksi adalah
proses saling mempengaruhi dalam bentuk perilaku atau kegiatan di antara
anggota-anggota masyarakat, dan definisi simbolik adalah bersifat melambangkan
sesuatu. Simbolik berasal dari bahasa Latin “Symbolic(us)” dan bahasa Yunani
“symbolicos”.

Interaksi simbolik adalah suatu faham yang menyatakan bahwa hakekat


terjadinya interaksi sosial antara individu dan antar individu dengan kelompok,
kemudian antara kelompok dengan kelompok dalam masyarakat, ialah karena

1
Mulyana Deddy, ilmu komunikasi suatu pengantar, (bandung : Pt. Remaja Rosdakarya,
2008) h. 123
komunikasi, suatu kesatuan pemikiran di mana sebelumnya pada diri masing-
masing yang terlibat berlangsung internalisasi atau pembatinan.

Teori interaksi simbolik menekankan pada hubungan antara simbol dan


interaksi, serta inti dari pandangan pendekatan ini adalah individu. Banyak ahli di
belakang perspektif ini yang mengatakan bahwa individu merupakan hal yang
paling penting dalam konsep sosiologi. Mereka mengatakan bahwa individu
adalah objek yang bisa secara langsung ditelaah dan dianalisis melalui
interaksinya dengan individu yang lain.

Interaksi simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang
berasal dari pikiran manusia (Mind) mengenai diri (Self), dan hubungannya di
tengah interaksi sosial, dan bertujuan akhir untuk memediasi, serta
menginterpretasi makna di tengah masyarakat (Society) dimana individu tersebut
menetap.Teori interaksi simbolik memilki tiga konsep utama yaitu :

1. Pentingnya makna bagi perilaku manusia

Teori interaksi simbolik mengasumsikan bahwa makna diciptakan


melalui interaksi dan dimodifikasi melalui interpretasi. Teori ini juga
mengasumsikan bahwa bagaimana manusia berinteraksi dengan manusia
lainnya tergantung pada makna yang diberikan oleh oleh manusia lainnya.
Komunikasi yang efektif tidak akan terjadi tanpa adanya makna yang
dibagikan. Kita akan mudah berkomunikasi dengan mereka yang memiliki
kesamaan bahasa dengan kita dibandingkan dengan jika kita
berkomunikasi dengan mereka yang tidak memiliki kesamaan bahasa
dengan kita.2

Misalnya dalam konteks komunikasi antar budaya. Orang jawa


menggunakan kata “jangan” untuk merujuk kata “sayur”. Namun jika
orang Betawi ketika sedang makan ditawari sayur oleh orang jawa dengan

2
West, Richard dan lynn turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisa dan Aplikasi,
(jakarta: Salemba Humanika, 2008) h.124
menyebut “jangan” maka orang Betawi tersebut justru merasa tidak boleh
mengambil sayur tersebut. Akibatnya komunikasi menjadi tidak efektif.

2. Pentingnya konsep diri

Teori interaksi simbolik mengasumsikan bahwa konsep diri


dikembangkan melalui interaksi dengan orang lain dan memberikan motif
dalam berperilaku. konsep diri merupakan persepsi tentang diri kita yang
bersifat psikologi, sosial, dan fisik yang diperoleh melalui pengalaman dan
interaksi dengan orang lain.

Memiliki konsep diri memaksa orang untuk membangun tindakan


dan pikiran mereka secara positif dibandingkan hanya sekedar
mengekspresikannya kepada orang lain. Tema ini mempertimbangkan pula
validitas self-fulfilling prophecy atau kepercayaan bahwa orang akan
berperilaku dengan cara tertentu untuk memenuhi harapan mereka sendiri.

3. Hubungan antara individu dan masyarakat

Teori ini juga mengasumsikan bahwa budaya dan proses sosial


mempengaruhi manusia dan kelompok dan karenanya struktur sosial
ditentukan melalui jenis-jenis interaksi sosial. Teori ini
mempertimbangkan bagaimana norma masyarakat dan budaya menjadi
perilaku individu.

2.2 Teori Menajemen Koordinasi Makna

Setiap orang memiliki penafsiran sendiri dan menemukan makna ketika


berinteraksi dengan orang lain. Konstruksi makna selama berlangsungnya
percakapan terdiri dari sistem interpersonal yang menjelaskan aksi dan reaksi.
Mempelajari aksi dan reaksi saat berada dalam interaksi sosial disebut dengan
coordinated management of meaning atau manajemen koordinasi makna.
Manajemen koordinasi makna merupakan salah satu teori komunikasi
interpersonal atau teori-teori komunikasi antar pribadi yang termasuk ke dalam
kategori teori-teori tentang makna dan hubungan interpersonal3.

Manajemen koordinasi makna berteori bahwa komunikasi adalah sebuah


proses dimana orang memahami dunia mereka dan menghasilkan realitas sosial.
Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Barnett Pearce dan Vernon Cronen.
Dalam percakapan dan melalui pesan-pesan yang kita kirim dan terima, orang
saling menciptakan makna. Saat kita menciptakan dunia sosial kita, kita
menggunakan berbagai aturan untuk mengkonstruksi dan mengkoordinasikan
makna. Maksudnya, aturan-aturan membimbing komunikasi yang terjadi diantara
orang-orang. CMM berfokus pada relasi antara individual dengan masyarakatnya.

terdapat 3 asumsi yang melatarbelakangi diskusi manajemen makna


terkoordinasi (CMM). Asumsi pertama adalah bahwa manusia hidup dalam
komunikasi. Yang berarti manusia tidak dapat lepas dari kegiatan komunikasi
serta proses pemaknaan peran dari kegiatan komunikasi tersebut.

Asumsi kedua adalah bahwa manusia saling menciptakan realitas sosial.


Realitas sosial merujuk pada pandangan seseorang mengenai bagaimana makna
dan tindakan sesuai dengan interaksi interpersonalnya.

Asumsi ketiga berkaitan dengan cara orang mengendalikan percakapan.


Dalam suatu percakapan antara satu individu dengan individu lain, terdapat satu
pelaku yang bersifat sebagai pengendali percakapan. Pada dasarnya transaksi
informasi tergantung pada makna pribadi atau makna yang didapat seorang dari
pengalaman-pengalaman masa lalunya, serta makna interpersonal.

3
Ardianto, Elvinaro dan Bambang Q-aness, Filsafat Ilmu Komunikasi, (Bandung :
Simbiosis Rektama Media, 2007) h. 235
2.3 Teori Pelanggaran Harapan

Sebagai makhluk sosial yang memiliki ruang pribadi sendiri, tentunya kita
tidak ingin ruang pribadi kita dilanggar oleh orang lain. Kita hanya akan
memberikan kebebasan hanya kepada orang-orang terdekat dan tersayang untuk
bisa dekat dengan kita. Suatu hubungan dapat mempengaruhi interaksi dan
kebebasan ruang pribadi. Menurut teori pelanggaran harapan, kita cenderung
untuk memperlihatkan perilaku yang tidak diharapkan ketika ruang pribadi kita
atau perilaku yang diharapkan mengalami pelanggaran.4

Teori pelanggaran harapan atau expectancy violations theory adalah salah


satu teori komunikasi, yang berbicara tentang tentang pengaruh komunikasi
nonverbal dan pengaruh perilaku manusia. Di tahun 1980an dan tahun 1990an,
teori pelanggaran harapan nonverbal merupakan teori yang menjelaskan
pelanggaran ruang pribadi yang diciptakan oleh manusia bagi diri mereka sendiri.

Teori pelanggaran harapan berpendapat bahwa penafsiran sebuah pesan


tidak sesederhana seperti yang dikatakan atau bagaimana pesan dikatakan. Lebih
dari itu, penafsiran sebuah pesan ditentukan oleh situasi, nilai ganjaran orang lain,
dan bagaimana pesan-pesan memenuhi harapan seseorang atau tidak. Ketika apa
yang kita harapkan terjadi dalam suatu interaksi tidak terjadi, maka kita akan
mencatat seberapa sering hal itu terjadi dan memberi perhatian lebih terhadap
berbagai kejadian yang ada.

Pelanggaran harapan terjadi ketika seseorang melakukan pelanggaran


terhadap aturan verbal dan nonverbal seperti berdiri terlalu dekat atau mengatakan
hal-hal yang tidak sesuai. Pelanggaran tidak selamanya bersifat negatif.
Pelanggaran dapat menjadi positif manakala tindakan dapat diterima atau para
pelaku memiliki nilai ganjaran positif.

Tiga kontruksi pokok atau konsep dasar dari teori pelanggaran harapan
yaitu :

4
Effendy, Onong Uchjana, Kamus Komunikasi, (Bandung : Mandar Maju, 1989) h.79
1. Harapan (expectancies)

Kita membentuk harapan melalui norma-norma sosial tentang


bagaimana orang lain perlu bertindak secara nonverbal dan secara lisan
ketika kita saling berinteraksi dengan mereka. Harapan terhadap tingkah
laku nonverbal apa yang pantas dilakukan orang lain terhadap diri kita.
Jika perilaku nonverbal seseorang ketika berkomunikasi dengan kita sesuai
atau kurang lebih sama dengan pengharapan kita, maka kita akan merasa
nyaman secara fisik maupun psikologis5.

Namun, jika perilaku orang lain menyimpang dari harapan kita,


maka telah terjadi pelanggaran harapan. Hal ini mengakibatkan kita untuk
mengambil reaksi khusus menyangkut perilaku pelanggaran harapan
tersebut. Kita akan mengalami gangguan kognitif, emosional maupun
psikologis dalam diri kita. Contohnya kita akan bereaksi (gelisah atau
tidak nyaman) jika seseorang yang belum dikenal meminta duduk sangat
dekat dengan kita. Kita akan bereaksi lain jika orang yang penting bagi
kita berada sangat jauh sekali dari kita pada suatu pesta. Harapan
didasarkan pada konteks, hubungan, dan karakter komunikator.

2. Velensi pelanggaran (violation valence)

Ketika harapan kita dilanggar oleh orang lain, kita kemudian melakukan
penafsiran sekaligus menilai apakah pelanggaran tersebut positif atau
negatif. Penafsiran dan evaluasi kita tentang perilaku pelanggaran harapan
yang biasa disebut Violation Valenceatau Valensi Pelanggaran adalah
elemen kedua yang penting dari teori NEV. NEV Theory berasumsi bahwa
perilaku adalah penuh arti dan kita mempunyai sikap tentang perilaku
yang diharapkan. Kita bersepakat tentang beberapa hal dan tidak setuju
tentang beberapa hal yang lain. Valensi adalah istilah yang digunakan
untuk menguraikan evaluasi tentang perilaku. Perilaku tertentu jelas-jelas

5
Daryanto, ilmu komunikasi, (Bandung : PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011) h. 67
divalensi secara negatif, seperti perlakuan tidak sopan atau isyarat yang
menghina. 6

Sebagai contoh, bayangkan kamu berada di suatu pesta dan


seorang asing yang baru diperkenalkan tanpa diduga-duga menyentuh
tanganmu. Karena kamu baru saja berjumpa orang itu, perilaku tersebut
bisa jadi mengacaukan. Kamu mungkin menginterpretasikan perilaku
tersebut sebagai kasih sayang, suatu undangan untuk menjadi teman, atau
sebagai suatu isyarat kekuasaan. Theory pelanggaran harapan berargumen
bahwa jika perilaku yang diberikan lebih positif dibanding dengan apa
yang diharapkan, hasilnya adalah pelanggaran harapan yang positif. Dan
sebaliknya, jika perilaku yang diberikan lebih negatif dibanding dengan
apa yang diharapkan, menghasilkan suatu pelanggaran harapan yang
negatif. Violation Valence dikatakan positif bila kita menyukai tindakan
pelanggaran tersebut, dan sebaliknya dikatakan negatif jika kita tidak
menyukai pelanggaran tersebut.

3. Valensi ganjaran komunikator (communicator reward valence)

Valensi Ganjaran Komunikator adalah unsur yang ketiga yang


mempengaruhi reaksi kita. Sifat alami hubungan antara komunikator
mempengaruhi bagaimana mereka (terutama penerima) merasakan tentang
pelanggaran harapan. Jika kita “menyukai” sumber dari pelanggaran ( atau
jika pelanggar adalah seseorang yang memiliki status yang tinggi,
kredibilitas yang tinggi, atau secara fisik menarik), kita boleh menghargai
perlakuan yang unik tersebut. Bagaimanapun, jika kita ” tidak menyukai”
sumber, kita lebih sedikit berkeinginan memaklumi perilaku yang tidak
menepati norma-norma sosial; kita memandang pelanggaran secara
negatif.

6
Widjaja, A, W, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta : Bumi Aksara, 1983)
h.91
Dengan kata lain jika kita menyukai orang yang melanggar
tersebut, kita tidak akan terfokus pada pelanggaran yang dibuatnya, justru
kita cenderung berharap agar orang tersebut tidak mematuhi norma-norma
yang berlaku. Sebaliknya bila orang yang melanggar tersebut adalah orang
yang tidak kita sukai, maka kita akan terfokus pada pelanggaran atau
kesalahannya dan berharap orang tersebut mematuhi atau tidak melanggar
norma-norma sosial yang berlaku.

Valensi Ganjaran Komunikator adalah keseluruhan sifat-sifat


positif maupun negatif yang dimiliki oleh komunikator termasuk
kemampuan komunikator dalam memberikan keuntungan/ganjaran atau
kerugian kepada kita di masa datang. Status sosial, jabatan, keahlian
tertentu atau penampilan fisik yang menarik dari komunikator dianggap
sebagai sumber ganjaran yang potensial.

Theory pelnggaran harapan mengusulkan sebagai fakta bahwa hal


tersebut tidak hanya sesuatu pelanggaran perilaku dan reaksi kepada nya.
Sebagai ganti(nya), Theory ini berargumen bahwa siapa yang melakukan
berbagai hal pelanggaran masi harus dikelompokkan dalam rangka
menentukan apakah suatu pelanggaran akan dilihat sebagai negatif atau
positif.7

7
Krisyanto, Rachmat, Teknik Praktis Riset komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2008).h.56
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Interaksi simbolik adalah suatu faham yang menyatakan bahwa hakekat


terjadinya interaksi sosial antara individu dan antar individu dengan kelompok.
Teori interaksi simbolik menekankan pada hubungan antara simbol dan interaksi,
serta inti dari pandangan pendekatan ini adalah individu.

Manajemen koordinasi makna berteori bahwa komunikasi adalah sebuah


proses dimana orang memahami dunia mereka dan menghasilkan realitas sosial.
Dalam percakapan dan melalui pesan-pesan yang kita kirim dan terima, orang
saling menciptakan makna. Saat kita menciptakan dunia sosial kita, kita
menggunakan berbagai aturan untuk mengkonstruksi dan mengkoordinasikan
makna

Teori pelanggaran harapan atau expectancy violations theory adalah salah


satu teori komunikasi, yang berbicara tentang tentang pengaruh komunikasi
nonverbal dan pengaruh perilaku manusia.

3.2 SARAN

Semoga, paper yang penulis susun ini, dapat memberikan manfaat


terhadap pembaca. Baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Agar
kehidupan kita dalam bermasyarakat khususnya dalam berkomunikasi dengan
siapa saja dapat lebih baik lagi. Karena, manusia tidak akan dapat hidup tanpa
adanya komunikasi terhadap sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA

West, Richard dan lynn turner, 2008, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan

Aplikasi, Jakarta : Salemba humanika.

Ardianto, Elvinaro dan Bambang Q-Aness, 2007, Filsafat ilmu komunikasi

Bandung :Simbiosa Rekatama Media.

Effendy, Onong Uchjana, 1989, Kamus Komunikasi. Bandung : Mandar Maju

Mulyana Deddy, 2008, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Rogers, Everett, M, 1994, A History of Cummunication study : A Biographical

Approach, new york : the free press.

Kamus Besar Bahasa Indonesia , Edisi ke-3 – cetakan 1. Jakarta : Balai Pustaka

Littlejohn, Stephan W, 2005, Theoris of human communication- fifth edition.

Terjemahan edisi indonesia 1 (chapter 1-9), dan edisi indonesia 2 (chapter


10-16).

Daryanto, 2011, ilmu komunikasi, Bandung : PT sarana Tutorial Nurani Sejahtera.

Widjaja, A.W. 1983, komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta : Bumi

Aksara

Krisyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : kencana

Jacon T, 1993, faktor-faktor Interaksi Simbolik.bandung: Citra Umbara.

Anda mungkin juga menyukai