Disusun oleh :
Kelompok 4
Dosen pengampu
MEDAN
TA. 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT atas segala karunianya dan
nikmat-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik yang berjudul
“Teori Hubungan” pada mata kuliah Teori Komunikasi.
Terima kasih kami ucapkan bapak Dr. Erwan effendi, M.A selaku dosen
pembimbing mata kuliah Teori Komunikasi, yang telah memberikan arahan
terkait tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari beliau mungkin kami tidak akan
dapat menyelesaikan tugas makalah ini sesuai dengan format yang ditentukan.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih untuk semua yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua.
Kelompok IV
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Komunikasi adalah suatu proses interaksi antara sesama makhluk tuhan baik
dengan menggunakan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku dan
tindakan. Pengertian komunikasi ini paling tidak melibatkan dua orang atau lebih
dengan menggunakan cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh
seseorang seperti melalui lisan, tulisan maupun sinyal-sinyal non verbal.
Komunikasi merupakan hal mendasar bagi kehidupan setiap manusia, baik itu
manusia sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Begitupun dalam
kehidupan berorganisasi, tidak ada satupun organisasi yang dapat terbentuk tanpa
adanya komunikasi di antara para anggotanya. Komunikasi yang tercipta di antara
para anggota organisasi disebut dengan komunikasi organisasi. Salah satu
komunikasi yang kerap atau tidak mungkin tidak terjadi dalam organisasi adalah
komunikasi interpersonal.
PEMBAHASAN
1
Mulyana Deddy, ilmu komunikasi suatu pengantar, (bandung : Pt. Remaja Rosdakarya,
2008) h. 123
komunikasi, suatu kesatuan pemikiran di mana sebelumnya pada diri masing-
masing yang terlibat berlangsung internalisasi atau pembatinan.
Interaksi simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang
berasal dari pikiran manusia (Mind) mengenai diri (Self), dan hubungannya di
tengah interaksi sosial, dan bertujuan akhir untuk memediasi, serta
menginterpretasi makna di tengah masyarakat (Society) dimana individu tersebut
menetap.Teori interaksi simbolik memilki tiga konsep utama yaitu :
2
West, Richard dan lynn turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisa dan Aplikasi,
(jakarta: Salemba Humanika, 2008) h.124
menyebut “jangan” maka orang Betawi tersebut justru merasa tidak boleh
mengambil sayur tersebut. Akibatnya komunikasi menjadi tidak efektif.
3
Ardianto, Elvinaro dan Bambang Q-aness, Filsafat Ilmu Komunikasi, (Bandung :
Simbiosis Rektama Media, 2007) h. 235
2.3 Teori Pelanggaran Harapan
Sebagai makhluk sosial yang memiliki ruang pribadi sendiri, tentunya kita
tidak ingin ruang pribadi kita dilanggar oleh orang lain. Kita hanya akan
memberikan kebebasan hanya kepada orang-orang terdekat dan tersayang untuk
bisa dekat dengan kita. Suatu hubungan dapat mempengaruhi interaksi dan
kebebasan ruang pribadi. Menurut teori pelanggaran harapan, kita cenderung
untuk memperlihatkan perilaku yang tidak diharapkan ketika ruang pribadi kita
atau perilaku yang diharapkan mengalami pelanggaran.4
Tiga kontruksi pokok atau konsep dasar dari teori pelanggaran harapan
yaitu :
4
Effendy, Onong Uchjana, Kamus Komunikasi, (Bandung : Mandar Maju, 1989) h.79
1. Harapan (expectancies)
Ketika harapan kita dilanggar oleh orang lain, kita kemudian melakukan
penafsiran sekaligus menilai apakah pelanggaran tersebut positif atau
negatif. Penafsiran dan evaluasi kita tentang perilaku pelanggaran harapan
yang biasa disebut Violation Valenceatau Valensi Pelanggaran adalah
elemen kedua yang penting dari teori NEV. NEV Theory berasumsi bahwa
perilaku adalah penuh arti dan kita mempunyai sikap tentang perilaku
yang diharapkan. Kita bersepakat tentang beberapa hal dan tidak setuju
tentang beberapa hal yang lain. Valensi adalah istilah yang digunakan
untuk menguraikan evaluasi tentang perilaku. Perilaku tertentu jelas-jelas
5
Daryanto, ilmu komunikasi, (Bandung : PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011) h. 67
divalensi secara negatif, seperti perlakuan tidak sopan atau isyarat yang
menghina. 6
6
Widjaja, A, W, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta : Bumi Aksara, 1983)
h.91
Dengan kata lain jika kita menyukai orang yang melanggar
tersebut, kita tidak akan terfokus pada pelanggaran yang dibuatnya, justru
kita cenderung berharap agar orang tersebut tidak mematuhi norma-norma
yang berlaku. Sebaliknya bila orang yang melanggar tersebut adalah orang
yang tidak kita sukai, maka kita akan terfokus pada pelanggaran atau
kesalahannya dan berharap orang tersebut mematuhi atau tidak melanggar
norma-norma sosial yang berlaku.
7
Krisyanto, Rachmat, Teknik Praktis Riset komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2008).h.56
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
West, Richard dan lynn turner, 2008, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan
Mulyana Deddy, 2008, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia , Edisi ke-3 – cetakan 1. Jakarta : Balai Pustaka
Aksara