Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ERGONOMI KERJA

OLEH

KELOMPOK 1

SURYAMAN
HARDIANTI ASYIK
ULFAH ERVITA
ANDIKA LATIFOLA

DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, yang Maha Menciptakan,
Menghidupkan dan Mematikan, yang Rahmat-Nya meliputi langit dan bumi,
dunia dan akhirat dan kepada-Nyalah semua akan kembali. Shalawat semoga
tercurah keharibaan Rasulullah SAW atas do’a, teladan, perjuangan, kesabaran,
yang telah diajarkan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas
makalah ini.
Tugas ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang luas
kepada pembaca dan lebih mengerti mengenai pokok bahasan yang terdapat di
dalam makalah ini. kami memahami, bahwa memiliki banyak kekurangan dalam
pengerjaannya, maka dari itu diharapkan kemaklumannya dan pemberian kritik
maupun saran yang dapat membangun dan lebih menyempurnakan Tugas ini.
Wassalam .

Makassar, 26 Agustus 2016

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan masalah .................................................................... 2
C. Tujuan penulisan ..................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ergonomi kerja ..................................................... 3
B. Ruang lingkup ergonomi kerja ............................................... 4
C. Tujuan ergonomi kerja ........................................................... 4
D. Metode-metode ergonomi kerja ............................................. 5
E. Masalah ergonomi .................................................................... 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................. 8
B. Saran ......................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan
sudah menjadi kebutuhan pokok pada lapangan pekerjaan.Artinya
peralatan dan teknologi merupakan salah satu penunjang yang penting
dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan.
Disamping itu,akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang waspada
menghadapi bahaya potensial yang mungkin akan timbul. Hal ini tentunya
dapat di cegah dengan adanya antisipasi berbagai resiko. Antara lin
kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan
dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebkan
kecacataan dan kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak
dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan
kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomic.
Dalam dunia kerja terdapat Undang-Undang yang mengatur
tentang ketenagakerjaan yaitu Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang
ketentuan-ketentuan pokok tenaga kerja merupakan subyek dan obyek
pembangunan. Ergonomic yang bersasaran akhir efisiensi dan keserasian
kerja memiliki arti penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subyek maupun
obyek. Akan tetapi sering kali suatu tempat kerja mengesampingkan
aspek ergonomic bagi para pekerjanya, hal ini tentunya sangat merugikan
para pekerja itu sendiri.
Pada umumnya ergonomic belum diterapkan secara merata pada
sector kegiatan ekonomi. Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai
unsure hygiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes), tetapi sampai
saat ini kegiatan-kegiatan baru sampai pada taraf pengenalan oleh
khususnya pada pihak yang bersangkutan, sedangkan penerapannya baru
pada tingkat perintisan. Fungsi pembinaan ergonomic secara teknis
merupakan tugas pemerintah. Pusat Bina Hiperkes dan Keselamatan Kerja
memiliki fungsi pembinaan ini melalui pembinaan keahlian dan
pengembangan penerapannya. Namun begitu, sampai saat ini
pengembangan kegiatan-kegiatannya baru diselenggarakan dan masih
menunggu kesiapan masyarakat untuk menerima ergonomic dan
penerapannya.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kiranya dapat di susun dalam makalah ini
antara lain:
1. Apakah yang dimaksud dengan ergonomi ditempat kerja?
2. Apa ruang lingkup ergonomi di tempat kerja?
3. Apakah tujuan dari ergonomi di tempat kerja?
4. Bagaimana metode penerapan ergonomi ditempat kerja?
5. Apa saja masalah yang ditimbulkan di tempat kerja?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari ergonomi di tempat kerja.
2. Untuk megetahui ruang lingkup ergonomi ditempat kerja.
3. Untuk mengetahui tujuan ergonomi di tempat kerja.
4. Untuk mengetahui metode ergonomi ditempat kerja.
5. Untuk mengetahui masalah ditempat kerja
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ergonomi Kerja


Ergonomi berasal dari kata Yunani ergon (kerja) dan nomos
(aturan), secara keseluruhan ergonomi berarti aturan yang berkaitan
dengan kerja. Banyak definisi tentang ergonomi yang dikeluarkan oleh
para pakar dibidangnya antara lain:
1. Ergonomi adalah ”Ilmu” atau pendekatan multidisipliner yang
bertujuan mengoptimalkan sistem manusia-pekerjaannya, sehingga
tercapai alat, cara dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman,
dan efisien (Manuaba, A, 1981).
2. Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk
menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang
digunakan baik dalam beraktifitas maupun istirahat dengan
kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental
sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik
(Tarwaka. dkk, 2004).
3. Ergonomi adalah ilmu tentang manusia dalam usaha untuk
meningkatkan kenyamanan di lingkungan kerja (Nurmianto, 1996).
4. Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk
menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau
sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang
setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal-
optimalnya (Suma’mur, 1987).
5. Ergonomi adalah praktek dalam mendesain peralatan dan rincian
pekerjaan sesuai dengan kapabilitas pekerja dengan tujuan untuk
mencegah cidera pada pekerja (OSHA, 2000).
Dari berbagai pengertian di atas, dapat diintepretasikan bahwa
pusat dari ergonomi adalah manusia. Konsep ergonomi adalah berdasarkan
kesadaran, keterbatasan kemampuan, dan kapabilitas manusia. Sehingga
dalam usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktivitas, efisiensi
dan kenyamanan dibutuhkan penyerasian antara lingkungan kerja,
pekerjaan dan manusia yang terlibat dengan pekerjaan tersebut.

B. Ruang Lingkup Ergonomi Kerja


Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia
dengan dan elemen-elemen lain dalam suatu sistem dan pekerjaan yang
mengaplikasikan teori, prinsip, data dan metode untuk merancang suatu
sistem yang optimal, dilihat dari sisi manusia dan kinerjanya. Ergonomi
memberikan sumbangan untuk rancangan dan evaluasi tugas, pekerjaan,
produk, lingkungan dan sistem kerja, agar dapat digunakan secara
harmonis sesuai dengan kebutuhan,kempuan dan keterbatasan manusia
(international ergonomic assosiation, 2002).
Ergonomi bisa dibagi menjadi beberapa bagian untuk lebih
memudahkan pemahamannya. Ruang lingkup ergonomi adalah:
1. Ergonomi fisik : berkaitan dengan anatomi tubuh manusia,
antropometri, karakteristik fisiologi dan biomekanika.
2. Ergonomi kognitif : berkaitan dengan proses mental manusia,
termasuk didalamnya ; persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai akibat
dari interaksi manusia terhadap pemakaian elemen system.
3. Ergonomi organisasi : berkaitan dengan optimasi system sosioleknik,
termasuk struktur organisasi, kebijakan dan proses.
4. Ergonomi lingkungan : berkaitan dengan pencahayaan, temperature,
kebisingan dan getaran.

C. Tujuan Ergonomi Kerja


Dari beberapa pengertian diatas, ergonomi bisa dikatakan sebagai
satu ilmu terapan dalam mencapai keselamatan dan kesehatan kerja. Ilmu
ini digunakan untuk membuat pekerja merasa nyaman dalam melakukan
pekerjaannya.
Tujuan penerapan ergonomi adalah:
1. Angka cedera dan kesakitan dalam melakukan pekerjaan tidak
ada/terkurangi.
2. Biaya terhadap penanganan kecelakaan atau kesakitan menjadi
berkurang.
3. Kunjungan untuk berobat bisa berkurang.
4. Tingkat absentisme/ketidakhadiran bisa berkurang.
5. Produktivitas /kualitas dan keselamatan kerja meningkat.
6. Pekerja merasa nyaman dalam bekerja.

Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap


tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus
mengalami kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan
tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam
menerapkan ergonomi di tempat kerja. Menurut Baiduri dalam diktat
kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi, yaitu sebagai berikut:

1. Bekerja dalam posisi atau postur normal.


2. Mengurangi beban berlebihan.
3. Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan.
4. Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh.
5. Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan.
6. Minimalisasi gerakan statis.
7. Minimalisasikan titik beban.
8. Mencakup jarak ruang.
9. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
10. Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja.
11. Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti.

D. Metode-metode Ergonomi di Tempat Kerja


Metode-metode penerapan ergonomi di tempat kerja.
1. Diagnosis
Diagnosis dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja,
inspeksi tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan,
ergonomic checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya.
Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai
kompleks.
2. Treatment
Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar
pada saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi
mebel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furniture
sesuai dengan demensi fisik pekerja.
3. Follow-up
Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif
misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit,
nyeri bahu dan siku, keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secara
obyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi
sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.

E. Masalah Ergonomi di Tempat Kerja dan Penyelesaiannya


Penanggulangan permasalahan ergonomi di setiap jenis pekerjaan
dapat dilakukan setelah mengetahui terlebih dahulu bagaimana proses
kerja dan posisi kerjanya. Di bawah ini akan diuraikan contoh masalah
ergonomi yang dapat timbul akibat ketidaksesuaian antara pekerja dan
pekerjaannya :
 Ketidaktepatan kursi kerja, menyebabkan keluhan kepala, leher, bahu,
pinggang, bokong, lengan, tangan, lutut, kaki, dan paha.
Aplikasi ergonomi dapat dilaksanakan dengan prinsip pemecahan
masalah; tahap awal adalah identifikasi masalah yang sedang dihadapi.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan sebanyak mungkin
informasi. Langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah,
masalah yang paling mencolok harus ditangani lebih dahulu. Setelah
analisis dikerjakan, maka satu atau dua alternatif intervensi harus
diusulkan. Pada pengenalan/rekognisi ada 3 hal yang harus diperhatikan,
ketiganya berinteraksi dalam penerapan ergonomi dengan fokus utama
pada sumber daya manusia.
1. Kesehatan mental dan fisik harus diperhatikan untuk diperbaiki
sehinggga didapatkan tenaga kerja yang sehat fisik, rohani dan sosial
yang memungkinkan mereka hidup produktif baik secara sosial maupun
ekonomi.
2. Kemampuan jasmani dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan
antropometri, lingkup gerak sendi dan kekuatan otot.
3. Lingkungan tempat kerja
– Harus memberikan ruang gerak secukupnya bagi tubuh dan anggota
badan sehingga dapat bergerak secara leluasa dan efisien.
– Dapat menimbulkan rasa aman dan tidak menimbulkan stres
lingkungan.
4. Pembebanan kerja fisik
Selama bekerja, kebutuhan peredaran darah dapat meningkat sepuluh
sampai dua puluh kali. Meningkatnya peredaran darah pada otot-otot
yang bekerja, memaksa jantung untuk memompa darah lebih banyak.
5. Sikap tubuh dalam bekerja
Sikap tubuh dalam bekerja berhubungan dengan tempat duduk, meja
kerja dan luas pandangan. Untuk merencanakan tempat kerja dan
perlengkapannya diperlukan ukuran-ukuran tubuh yang menjamin sikap
tubuh paling alamiah dan me-mungkinkan dilakukannya gerakan-
gerakan yang dibutuhkan. Pada posisi berdiri dengan pekerjaan ringan,
tinggi optimum area kerja adalah 5-10 cm di bawah siku. Agar tinggi
optimum ini dapat diterapkan, maka perlu diukur tinggi siku yaitu jarak
vertikal dari lantai ke siku dengan keadaan lengan bawah mendatar dan
lengan atas vertikal. Tinggi siku pada laki-laki misalnya 100 cm dan
pada wanita misalnya 95 cm, maka tinggi meja kerja bagi laki-laki
adalah antara 90-95 cm dan bagi wanita adalah antara 85-90 cm.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk
menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang
digunakan baik dalam beraktifitas maupun istirahat dengan kemampuan
dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas
hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik Penerapan Ergonomi di
tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan
sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera.
B. Saran
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan
dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini
Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap
kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan
pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program
maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya
Daftar Pustaka

http://www.ergoweb.com/news/SubscribeNewsletter.cfm
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/tugas-ergonomi-3/
http://www.depkes.go.id/downloads/Ergonomi.PDF
http://aguswibisono.com/2009/apa-itu-ergonomi/
http://www.agungfirdausi.my.id/2012/10/metode-dalam-ergonomi.html

Anda mungkin juga menyukai