Anda di halaman 1dari 17

Tugas Membuat Modul Kewirausahaan

Mata Kewirausahaan

Dosen Pengampu

Monry Fraick Nicky Gillian Ratumbuysang M.Pd

Oleh

Frans Septian Hasiholan Sianipar (A1C415044)

Clinton Purba (1610121310001)

Iksan M. Nasir (1610121210009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2019
Bab 1
Berkaca pada kondisi ketenagakerjaan Indonesia
Tujuan pembelajaran :

Setelah mempelajari bab ini ,pembaca diharapkan mampu:

1) Menjelaskan tentang tenaga kerja


2) Menjelaskan tentang tingkat partisipasi tenaga kerja
3) Menjelaskan tentang pengangguran

A. Apa itu Tenaga Kerja?


Tenaga kerja sejatinya merupakan modal bagi bergeraknya
perekonomian negara. Ilustrasinya,tanpa adanya tenaga kerja dalam
perusahaan, maka tidak ada barang yang dihasilkan .tidak ada barang berarti
tidak ada profit.
Pengertian tenaga kerja yang diatur dalam UUD No.13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri maupun kebutuhan masyarakat. Menurut UUD No.13
Tahun 2013 tentang ketenagakerjaan,disebutkan bahwa ketenagakerjaan
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan tenaga kerja baik pada waktu
sebelum, selama,dan sesudah masa kerja.
Menurut ILO (International Labour Organization),usia produktif
tenaga kerja ialah 15 tahun ke atas yang aktif secara ekonomi. Hal ini
mengindikasikan bahwa seseorang dari berbagai tingkatan umur yang dapat
menghasilkan suatu barang dan atau jasa disebut sebagai tenaga kerja.
Gambar 1.1
Fakta
Tabel 1.1 memperlihatkan angka tenaga kerja Indonesia terus meningkat
dari tahun ke tahun. Peningkatan ini disebabkan bukan hanya dari
peningkatan jumlah penduduk, tetapi juga dikarenakan tingkat penyerapan
angkatan kerja yang rendah disebabkan oleh kesempatan kerja yang rendah
pula.
Tabel 1.2 diperlihatkan jumlah pencari kerja yang banyak namun tidak
seimbang dengan jumlah lowongan kerja yang ada.
Pencari kerja terdaftar diTahun 2010 sebanyak 2.487.677 orang. Di tahun
yang sama, lowongan pekerjaan yang terdaftar dan tersedia sebanyak
1.197.832 unit. Akan tetapi perusahaan hanya dapat menyerap tenaga kerja
sebanyak 782.565 orang. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya
ketidaksesuaian kualifikasi dan kompetensi perusahaan terhadap tenaga
kerja.
Angkatan Kerja.

Angkatan kerja merupakan bagian dari tenaga kerja yang aktif dalam
kegiatan ekonomi. Aktif dalam artian angkatan kerja tidak selalu harus bekerja.
Seorang disebut angkatan kerja apabila di atas 15 tahun baik yang sudah bekerja
ataupun sedang mencari pekerjaan.

Bukan Angkatan Kerja

Tenaga kerja yang termasuk ke dalam kelompok bukan angkatan kerja


adalah setiap penduduk yang belum ataupun sudah memasuki usia kerja namun
tidak berminat bekerja karena suatu alasan tertentu. Penduduk yang memiliki usia
antara 0-14 tahun dan pendudukan yang memiliki usia lebih dari 64 tahun.

Faktanya

Pada Agusutus 2014 diperkirakan bahwa jumlah penduduk Indonesia


mencapai sebesar 252,7 juta jiwa. Di mana 121,9 juta diantaranya menjadi bagian
dari angkatan kerja(BPS). Kemudian hal tersebut meningkat terus mencapai 127,6
juta ditahun 2016. Angkatan kerja berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak masih
disumbang oleh Sekolah Dasar dengan jumlah 33,7 juta jiwa. Sedangkan terbanyak
kedua disumbang oleh sekolah Menengah pertama sebanyak 22,8 juta jiwa.

B. Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja.

Tingkat partisipasi tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor demografis,


sosial,dan ekonomi. Faktor –faktor ini antara lain adalah umur, status perkawinan ,
tingkat pendidikan , daerah tempat tinggal, pendapatan dan agama. Pengaruh
faktor-faktor tersebut menyebabkan tingakat partisipasi tenaga kerja antara
penduduk laki-laki dan perempuan berbeda.

FAKTA:

Badan pusat statistik (BPS) menyebutkan jumlah angkatan kerja Indonesia pada
februari 2017 sebanyak 131,55 juta. Jumlah tersebut naik 6,11juta dibanding
Agustus 2016 dan naik 3,03 persen atau 3,88 juta dibanding Februari 2016.
Menurut kepala Badan Pusat statistik Suhariyanto, penduduk pekerja diindonesia
pada Februari 2017 sebanyak 124,54 juta,naik6,13 juta dibanding pada semester
lalu ,dan bertambah 3,89 juta dibanding Februari 2017. TPAK pada Februari 2017
tercatat 69,02 persen, naik 2,68 persen poin dibanding semester tahun lalu ,dan
naik 0,96 persen poin dibanding setahun lalu. Selama setahun terakhir , sektor-
sektor yang mengalami peningkatan presentase penduduk yang bekerja adalah
sektor jasa kemasyarakatan sebesar 0,42 persen; sektor transportasi , pergudangan
dan komunikasi 0,27 persen; sektor pertanian 0,12 persen; dan sektor industri 0,07
persen. Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah sektor
konstruksi sebesar 0,64 persen poin dan sektor perdagangan 0,25 persen.

Agustus lalu, jumlah angkatan kerja sebesar 125,44 juta orang dengan
TPAK 66,34 persen. Tahun lalu jumlah angkatan kerja mencapai 127,67 juta
dengan TPAK sebesar 68,06 persen. “Tingkat partisipasi angkatan kerja selama
satu tahun (Februari 2016 – Februari 2017) naik 0,96 poin,” kata kepala BPS
Suhariyanto dalam koferensi pers dikantornya, Jakarta Pusat , jumat 5 mei 2017
suhariyanto merinci, dari jumlah angkatan kerja tersebut yang bekerja sebanyak
124.54 juta orang yang terdiri dari 87,00 juta orang pekerja penuh ,28.05 juta orang
pekerja paruh waktu dan 9,49 juta orang setengah menganggur .Sedangkan sisanya
7,01 juta orang yang merupakan pengangguran. Sementara jika diuraikan menurut
sektornya, 39,68 juta bekerja di pertanian, 29,11 juta bekerja di perdagangan ,20,95
juta YouTube bekerja di sektor jasa, 16,57 juta bekerja di konstruksi, 5,69 juta
pekerja di transportasi, 3,59 juta di sektor keuangan, 1, 37 juta di pertambangan
dan rp420 ribu di listrik gas dan air. Jika dirinci berdasarkan status pekerjaan,
47,42 juta orang merupakan buruh atau karyawan, 21,85 juta orang merupakan
berusaha sendiri, 21,28 juta orang yakni berusaha dibantu buruh tidak tetap, 18, 16
juta keluarga atau tak dibayar, 6,02 juta pekerja bebas di non pertanian 5,36 juta
pekerja bebas di pertanian, empat, 45 juta berusaha dibantu guru tetap.

"data kita diserap di sektor pertanian, jadi masa panen itu istri, anak
perempuan ikut membantu panen, jadi bukan karena peningkatan di sektor
produktif lainnya, pekerja keluarga yang meningkat," jelas Sairi. musim panen raya
yang kembali jatuh di kuartal pertama tahun ini mendorong perbaikan keadaan
tenaga kerja Indonesia bulan Februari 2017. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat,
tingkat partisipasi angkatan kerja 2017 naik 0,96% poin year on year (YoY).
Adapun jumlah angkatan kerja Februari 2017 naik 3,88 juta orang dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut didukung oleh kenaikan
jumlah penduduk yang bekerja sebesar 3,89 juta orang dan penurunan jumlah
pengangguran sekitar 10.000 orang.

Catatan BPS, kenaikan tingkat partisipasi angkatan kerja didorong oleh


kenaikan partisipasi perempuan sebesar 2,33% poin dan partisipasi laki-laki turun
tipis 0,401% point. Walaupun partisipasi perempuan masih lebih rendah dari laki-
laki. artinya lebih banyak perempuan yang terlibat dalam dunia kerja. kepala BPS
suhariyanto mengatakan, jumlah penduduk bekerja di sektor pertanian pada
Februari 2017 memang mengalami kenaikan menjadi 31,86% dibanding Februari
tahun lalu yang sebesar 31,74%. Namun, jumlah penduduk bekerja di sektor
perdagangan, konstruksi, dan keuangan mengalami penurunan.selain itu, jumlah
penduduk bekerja keluarga atau tidak dibayar juga mengalami peningkatan cukup
tinggi menjadi 14,58% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 13,38%. "jadi di
sini ada peningkatan status pekerja keluarga selama setahun
belakangan,"sementara jumlah pekerja buruh, pegawai, atau karyawan juga turun.
sedangkan pekerja yang berusaha sendiri mengalami peningkatan.

Fakta

NEW YORK - pelaku usaha Amerika Serikat (AS) tercatat telah membuka
227.000 pekerjaan baru pada Januari 2017, atau jauh di atas perkiraan ekonom
sebelumnya yakni di kisaran 175.000. dibandingkan dengan Desember tahun lalu
yang bertambah 157.000pekerjaan dan tempat direvisi dari bulan sebelumnya,
terlihat awal tahun ini mengalami lonjakan cukup besar. Donald Trump diyakini
telah membuat sektor ini menjadi lebih kuat seperti yang dijanjikan nya.
Sebelumnya Trump telah berjanji akan membuka 25 juta pekerjaan baru selama
lebih dari 10 tahun, untuk menjadi pekerjaan terbesar presiden yang pernah ada di
titik o jika dibandingkan dengan pendahuluannya yakni presiden Barack Obama
sepanjang periode dari Januari 2009 hingga 2017 telah mampu meningkat data
tenaga kerja sebesar 11,25 juta.

C. Pengangguran

Ketidakseimbangan antara jumlah angkatan kerja dan lapangan kerja


menyebabkan timbulnya pengangguran. The Internasional Labour Organization
(ILO)mendefinisikan pengangguran sebagai sekelompok orang yang aktif secara
ekonomi yang tidak memiliki pekerjaan,tetapi siap bekerja dan mencari pekerjaan,
termasuk orang-orang yang kehilangan pekerjaannya ataupun orang-orang yang
mengundurkan diri dari pekerjaan nya (Word Bank,1998). Angkatan kerja yang
sama sekali tidak mempunyai pekerjaan disebut dengan pengangguran terbuka atau
lebih dikenal dengan sebutan pengangguranmeskipun seharusnya, semakin
berkembang suatu negara, semakin berkurang juga pengangguran di dalamnya.
Selain pengangguran terbuka, ada jenis pengangguran lainnya di masyarakat yang
disebut dengan pengangguran terselubung.

Dalam ekonomi, pengangguran dibagi menjadi 4 bentuk yaitu:

1. Pengangguran siklikal (Cyclical Unemployment)

Pengangguran siklikal dapat terjadi karena adanya resesi ekonomi yang


berdampak pada tidak memadainya permintaan total untuk membeli semua
keluaran (output) yang dapat dihasilkan oleh angkatan kerja dalam kondisi
ekonomi yang dikerjakan secara penuh. Resesi ekonomi seperti yang terjadi pada
The Great Depression tahun 1930,menyebabkan tidak cukupnya lapangan
pekerjaan yang tersedia titik sejalan dengan hal itu, Schiller (2008) menyebutkan
bahwa pengangguran siklikal muncul ketika "there simply aren't enough jobs to go
around . Cycical Unemployment also exits when the number of wokers demanded
falls short of the number of person supplier ( in the labour force ). It ia also
attributable to lack of job vacancies,that id inadequate level of aggregate demand".

2. Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)


pengangguran friksional muncul karena adanya perpindahan tenaga
kerja dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lainnya yang dirasa lebih baik.
Pengangguran friksional akan terus terjadi meskipun keadaan ekonomi suatu
negara sedang bagus dan stabil. Para ahli percaya bahwa pengangguran
friksional menyumbang sekitar 2% - 3% dari jumlah pengangguran yang ada
(Schiller,2008).
Pekerjaan yang diambil harus sesuai dengan tingkat pendidikan dan
skill tenaga kerja. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan skill, potensi untuk
bekerja pada jenis pekerjaan white coklat akan semakin besar titik akan
tetapi hal tersebut akan dipilih dengan mempertimbangkan besarnya upah
yang diberikan titik jika terdapat ketidak sesuaian upah, maka tenaga kerja
tersebut akan memiliki gagasan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik
dan dengan upah yang sesuai titik hal ini akan mendorong terjadinya
pengangguran friksional.
Schiller (2008) menyatakan ada tiga faktor yang dapat membedakan
pengangguran friksional dari pengangguran jenis lainnya. Pertama, tersedia
cukup pekerjaan bagi seseorang yang menganggur secara friksional - hal ini
disebabkan karena adanya permintaan tenaga kerja yang cukup memadai.
kedua, orang orang menganggur secara friksional memiliki skill yang
diperlukan untuk pekerjaan lainnya. Ketiga, waktu yang diperlukan untuk
mencari pekerjaan akan relatif lebih singkat dibandingkan dengan jenis
pengangguran lainnya.

3. Pengangguran Struktural ( Structural Unemployment)


Ketidaksesuaian (mismatch) skill dari pencari kerja dan persyaratan
dari pekerjaan yang tersedia secara berkepanjangan akan menyebabkan
pengangguran struktural. Terkadang faktor geografi (tempat tinggal) juga
menjadi penyebab terjadinya pengangguran ini titik selain ketidak sesuaian
skill mismatch terjadi karena peningkatan permintaan tenaga kerja dari 1
jenis pekerjaan yang meningkat sementara permintaan untuk pekerjaan yang
lain menurun dan pasar tidak bisa langsung menyesuaikan peristiwa tersebut.

4. Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment)


Selain ketiga bentuk pengangguran di atas, terdapat satu bentuk
pengangguran lainnya yang dinamakan dengan pengangguran musiman.
Pengangguran jenis ini terjadi ketika seseorang menganggur pada waktu
tertentu dalam setahun, karena orang tersebut bekerja di suatu industri yang
mana ia tidak diperlukan sepanjang tahun.
Fakta:
pasar tenaga kerja Indonesia terus mengalami perkembangan
sepanjang tahun 2014 dan 2015, hal ini terbukti dengan peningkatan jumlah
pekerjaan dan penurunan angka pengangguran terbuka. pada Agustus 2014
dan 2015, diperkirakan bahwa jumlah penduduk Indonesia mencapai 252, 7
juta jiwa, dimana 121,9 juta di antaranya menjadi bagian dari angkatan kerja.
jumlah pekerjaan meningkat sebesar 1,7% dari bulan Agustus 2014
sedangkan angkatan kerja meningkat sebesar 1,4% pada periode yang
sama.untuk memberikan gambaran, jumlah pekerja yang bekerja di
perkirakan sebesar 118, 2 juta pada Februari 2014 dan angka ini turun
menjadi 114, 6 juta pada Agustus 2014 . Fluktuasi di bidang pekerjaan
cenderung diakibatkan oleh ketidak aktifan ketimbang pengangguran
terbuka di mana arus keluar dari pekerjaan untuk menjadi tidak aktif lebih
tinggi dari arus keluar dari pekerjaan untuk menjadi pengangguran terbuka
titik secara khusus, penurunan jumlah pekerjaan dari bulan Februari hingga
Agustus dikarenakan pengurangan jumlah penduduk yang memiliki kontrak
kerja tetap dan tidak dimasukkannya jumlah pekerja keluarga tanpa upah
dari penduduk yang aktif secara ekonomi.
Fluktuasi dalam arti partisipasi angkatan kerja yang terlihat pada
bulan Agustus mungkin merupakan cerminan dari tingkat pertumbuhan
ekonomi yang lebih lambat dan ini terlihat pada semester pertama tahun
2014 dan mungkin juga dipengaruhi oleh libur lebaran dan faktor-faktor
musiman.
Kemudian, angka tersebut meningkat kembali di tahun 2016 jumlah
pengangguran di Indonesia per Februari 2016 adalah 7,02 juta orang.
dibandingkan tahun Februari 2015, angka pengangguran di Indonesia
berkurang 4 30.000 orang. Berdasarkan data, tingkat pengangguran terbuka
terendah adalah pada pendidikan SD ke bawah dengan angka 3,44% dari
jumlah anggota angkatan kerjanya nya sedangkan pengangguran terbanyak
adalah lulusan Sekolah Menengah Kejuruaan (SMK) .pada Februari 2016,
tingkat pengangguran terbuka tertinggi pada jenjang pendidikan SMK
sebesar 9,84%. Angka tersebut meningkat 0,79% dibandingkan Februari
2015. Lewat data ini, bisa diartikan pada setiap 100 angkatan kerja lulusan
SMK pada sekitar 9 hingga 10 orang yang masih menganggur.
Untuk lebih jelasnya berikut rincian tingkat pengangguran terbuka,
SD ke bawah 3,44%, SMP 5,7 6%, SMA 6,95% ,SMK 9, 8 4% diploma I -
II dan III 7,2 dan universitas 6,2%.

Pengangguran di Indonesia:
Semasa pemerintahan orde baru, pembangunan ekonomi mampu
menambahkan banyak pekerjaan baru di Indonesia yang dengan demikian
mampu mengurangi angka pengangguran nasional. Walaupun Indonesia
telah mengalami pertumbuhan makro ekonomi yang kuat sejak tahun 2000-
an (dan Indonesia telah pulih dari Krismon), sektor informal ini-baik di kota
maupun di desa sampai sekarang masih tetap berperan besar dalam
perekonomian Indonesia. Walau agak sulit untuk menentukan jumlah secara
pasti,diperkirakan bahwa sekitar 55 sampai 65% pekerjaan di Indonesia
adalah pekerjaan informal.saat ini sekitar 80% dari pekerjaan informal itu
terkonsentrasi di wilayah pedesaan, terutama di sektor konstruksi dan
pertanian.
Dengan jumlah total penduduk sekitar 260 juta orang. Indonesia
adalah negara berpenduduk terpadat keempat di dunia (setelah China, India
dan Amerika Serikat). Selanjutnya, negara ini juga memiliki populasi
penduduk yang muda karena sekitar setengah dari total penduduk Indonesia
berumur dibawah 30 tahun. Jika kedua vektor tersebut digabungkan,
indikasinya Indonesia adalah negara yang memiliki kekuatan tenaga kerja
yang besar, yang akan berkembang menjadi lebih besar lagi ke depan, maka
menekankan pentingnya penciptaan lapangan kerja dalam perekonomian
terbesar di Asia Tenggara.
Tabel dibawah ini memperlihatkan angka pengangguran (relatif) di
Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Tabel tersebut menunjukkan penurunan
angka pengangguran (yang terbuka) yang cepat di antara tahun 2006 dan 2012.
waktu ekonomi Indonesia tumbuh dengan cepat maka menghasilkan banyak
pekerjaan baru di tengah aktivitas ekonomi yang tumbuh. Alhasil, angka
pengangguran di Indonesia turun.

Indonesia sedang mengalami proses urbanisasi yang cepat saat ini lebih dari
setengah jumlah penduduk Indonesia tinggi di daerah perkotaan titik di satu sisi,
ini adalah perkembangan positif karena urbanisasi dan industrialisasi diperlukan
untuk tumbuh menjadi negara yang berpenghasilan menengah (middle income
country). dengan demikian pemerintah Indonesia harus membuat iklim investasi
lebih menarik sehingga menghasilkan lebih banyak investasi isu-isu penting (yang
merupakan tanggung jawab pemerintah) adalah penguatan sumber daya manusia
Indonesia (sumber daya manusia mengacu pada pengetahuan pengalaman dan
keterampilan seorang karyawan).kualitas sumber daya manusia lokal dapat
ditingkatkan melalui peningkatan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan titik
saat ini banyak perusahaan mengeluh bahwa sumber daya manusia Indonesia
terlalu lemah titik ini berarti bahwa investor lebih suka berinvestasi di negara lain
( di mana kualitas pekerja lebih tinggi), sehingga menyebabkan hilangnya peluang
dalam hal penciptaan lapangan kerja di Indonesia.
Sementara itu, relatif sedikit perempuan yang bekerja di Indonesia (di sektor
formal).hanya sekitar separuh dari perempuan Indonesia yang di usia kerja yang
jadi bekerja dalam pekerjaan formal. Namun, angka ini sebenarnya sedikit lebih
tinggi dari tingkat (rata-rata) partisipasi angkatan kerja perempuan dunia sebesar
49% pada tahun 2017 (data dari Bank dunia) titik namun, dibandingkan dengan
pria Indonesia, tingkat partisipasi tenaga kerja wanita rendah titik sekitar 83% pria
Indonesia (di usia kerja) bekerja di sektor formal.

Ada dua penjelasan dasar untuk situasi ini:

1) Tradisi/Budaya ; wanita Indonesia lebih cenderung (dari pada pria) untuk


mengurus rumah tangga, terutama setelah melahirkan anak.
2) Ke (tidak) setaraan gender;perempuan Indonesia cenderung bekerja di
sektor informal (dua kali lebih banyak dari pada laki-laki) . ada banyak
contoh pekerja perempuan informal di pabrik (misalnya pabrik garmen)atau
yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga atau yang buka usaha informal
di rumah (misalnya menjual masakan yang dimasak sendiri).juga patut
dicatat bahwa sebagian besar pekerja perempuan informal ini adalah pekerja
yang tidak dibayar. Dan mereka yang menerima penghasilan biasanya
mendapatkan an-naba yaran kurang dari pria untuk pekerjaan yang sama.
sebagaimana disebutkan di atas, bekerja di sektor informal membawa resiko
karena pekerja sektor informal biasanya memiliki pendapatan yang rendah
dan tidak stabil, apalagi mereka tidak memiliki akses ke perlindungan dan
layanan (kesehatan) dasar.
Salah satu karakteristik Indonesia adalah bahwa angka pengangguran cukup
tinggi yang dihadapi oleh tenaga kerja muda usia 15 sampai 24 tahun yang jauh
lebih tinggi dari angka rata-rata pengangguran nasional. Meskipun demikian dalam
beberapa tahun terakhir terlihat adanya perubahan tren pemegang ijazah
pendidikan tinggi semakin besar dan sebaliknya. Kemudian sektor pertanian adalah
sektor yang paling banyak dalam penyerapan tenaga kerja. Di Indonesia pekerja
rentan jumlahnya lebih tinggi daripada di negara-negara majuatau berkembang
lainnya.

D. Mengapa menganggur?

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran di negara


berkembang seperti di Indonesia antara lain:

1. Inflasi

Inflasi merupakan suatu fenomena moneter yang menyebabkan adanya


kesenjangan atau gap di masyarakat. Keberadaan inflasi yang meresahkan dan
perlahan-lahan menggerogoti stabilitas ekonomi suatu negara. Inflasi yang
melebihi angka 2 digit dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang suatu negara,
menaikkan harga barang mentah dan menambah jumlah pengangguran.

2. Terbatasnya kesempatan kerja ( jumlah angkatan kerja lebih besar dari jumlah
kesempatan kerja yang tersedia)

Angkatan kerja merupakan bagian dari tenaga kerja yang aktif dalam
kegiatan ekonomi. Aktif dalam artian angkatan kerja tidak harus selalu bekerja,
melainkan seseorang yang berada dalam rentang umur tertentu, tidak terlepas dari
yang sedang bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan. Tentu saja
tersedianya lapangan kerja adalah peran pemerintah dalam menciptakan lapangan
kerja, akan tetapi jika pemerintah gagal menciptakan lapangan kerja dengan jumlah
angkatan kerja yang ada maka hal tersebut akan berdampak pada meingkatnya
pengangguran (Bradley R. Schiler).
Pengangguran juga dianggap sebagai pemborosan sumber daya tenaga kerja
suatu negara, yang membuat kesejahteraan pekerja lainnya menurun karena
disebabkan oleh rendahnya pemasukan masyarakat (Raheem, 1993).

3. Tingkat Pendidikan

Peningkatan kualitas sumber daya manusia menyangkut pengembangan


aktivitas dalam bidang pendidikan dan latihan. Pendidikan adalah sebuah sarana
dalam meningkatkan dan mengembangkan kecerdasan, kemampuan dan
keterampilan seharusnya mampu meningkatkan kualitas tenaga kerja suatu negara.
Akan tetapi dalam negara berkembang seperti Indonesia, tidak semua masyarakat
mampu mengenyam pendidikan di Indonesia. Pendidikan begitu berpengaruh
dalam banyaknya pengangguran. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin kecil kemungkinan orang tersebut menganggur. Akan tetapi hal ini tidak
begitu berpengaruh di Indonesia, pasalnya meskipun mereka sudah menyelesaikan
pendidikan hingga tingkat universitas mereka juga tetap menganggur dan dapat
disebut pengangguran terdidik.

4. Kebijakan Pemerintah

Perekonomian di negara berkembang pada umumnya dikategorikan ke


dalam dua sektor, yaitu sektor subsistem dan sektor modern. Sektor subsistem
dicirikan sebagai sektor yang lamban, tradisional, terbelakang dan mempunyai
pengangguran tidak kentara. Sektor modern berupa pertambangan, perkebunan,
dan industry. Pembangunan ekonomi cenderung menitikberatkan pada sektor
modern yang dirasa akan banyak menyerap tenaga kerja. Akan tetapi
perkembangan sektor modern di negara berkembang tidak didukung oleh
ketersedian SDM untuk menggunakan teknologi yang maju.

5. Ketidaksesuaian Upah

Upah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran,


timbulnya pengangguran karena meningkatnya upah minimum akan emnurunkan
permintaan tenaga kerja, sedangkan dari pihak tenaga kerja upah adalah upah yang
seharusnya diterima sebagai balas jasa dan tenaga(Mankiw, 2000:40). Upah
diartikan sebagai pembiayaan jasa-jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh
tenaga kerja kepada pengusaha(Sukirno, 2006:58). Pengangguran memang menjadi
masalah setiap negara, baik negara maju maupun negara berkembang seperti
Indonesia. Menurut Sri Budi(2008) negar manapun di dunia ini baik yang
dikategorikan negara yang sedang berkembang maupun negara maju senantiasa
menghadapi masalah pengangguran perbedaanya adalah negara berkembang tidak
mampu memberikan tunjangan kepada warga, sedangkan negara maju mampu
memberikan tunjangan.

E. Dampak-Dampak Pengangguran

Pengangguran yang terlalu tinggi di suatu negara merupakan masalah


ekonomi dan sosial. Pengangguran menjadi masalah ekonomi karena sumber daya
manusia yang ada akan terbuang secara percuma yang berakibat pada menurunnya
tingkat pendapatan masyarakat. Selain menimbulkan masalah ekonomi,
pengangguran juga menimbulkan masalah sosial yang tak kalah besarnya dengan
maslaah ekonomi yang ditimbulkan. Samuelson(2010) mengatakan bahwa. “ the
economic cost of unemployment is certainly large, but no dollar figure can
adequately convey the human and psychological toll of long periods of persistent
involuntary unemployment”. Dalam kutipan tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengangguran yang terus berkelanjutan menyebabkan penderitaan batin,
sosial, dan psikologis seseorang. Berikut adalah ungkapan ekspresi seorang pekerja
bangunan asal Amerika Serikat pada tahun 1970 lalu,

“I called the roofing outfits and they didn’t need me because they already
had men that been working for them for five or six years. There wasn’t that many
opening. You had to have a college education for most of them. And I was looking
for anything, form car wash to anything else. So what do you do all day? You go
home and you sit. And you begin to get frustrated sitting home. Everybody in the
household starts getting on edge. They start aguing with each other stupid things
‘cause they’re all crampe in that space all the time. The whole family kind of got
crushed by it”.

Pengangguran juga sangat berpotensi menimbulkan kerawanan berbagai


criminal dan gejolak sosial, kemiskinan dan politik (Cang dan Wu, 2012:4).
Dampak buruk pengangguran lainnya terhadap perekonomian yaitu dapat
menyebabkan masyarakat tidak mencapai tingkat kesejahteraan yang maksimal
yang mungkin bisa dicapainya, menimbukan ketidakstabilan politik dan sosial
(Nanga, 2005).

Anda mungkin juga menyukai