Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Tinggal serumah
: Pasien
3. Pola Fungsional
a. Pola Nutisi & Metabolik (ABCD)
1) A (Antoprometri)
BB : 48 Kg
TB : 156 CM
IMT: 19,7 KG/M2 (Normal)
2) B (Biochemical) : Natrium 135 mmoL/L, Creatinin 0,6 mg/dl, ureum
24 mg/dl, albumin 4,8 g/dl, SGPT 14 u/l, SGOT 24 u/l
3) C (Clinical Sign) : kesadaran composmentis, ku: cukup, CRT
<3detik, tampak lemas
4) D (Diet): Pasien mendapatkan diet TKTP 1500 kkal
e. Terapi Medis
1) Terapi Obat tanggal 28/10/2019
Infus RL 20 tpm
Injeksi Ketorolac 30 mg/ 8 jam
Injeksi Ampicillin 1 gr/8 jam
Injeksi Asam tranexamat 500 mg/8 jam
Per Oral Vit C 50 mg/12 jam
2) Terapi Obat tanggal 29/10/2019
Peroral Vit C 50 mg/12 jam
Peroral Asam mefenamat 500 mg/8 jam
Per Oral Amoxcillin 500 mg/ 8 jam
3) Terapi Obat tanggal 30/10/2019
Peroral Vit C 50 mg/12 jam
Peroral Asam mefenamat 500 mg/8 jam
Per Oral Amoxcillin 500 mg/ 8 jam
B. ANALISA DATA
No Data Fokus Problem Etiologi
1 DS:
- Pasien mengatakan nyeri Nyeri Akut Agen cidera fisik
luka operasi (tindakan
- O : pasien mengatakan nyeri pembedahan)
dirasakan setelah operasi
hari ke-1
- P : nyeri luka post op
- Q : seperti tersayat
- S:7
- T : terus menerus
- U : berpersepsi nyeri akibat
operasi
- V : pasien berharap nyeri
dapat berkurang dan hilang
DO:
- Pasien tampak menahan
nyeri
- Pasien lemas
- Ku: cukup
- TD: 130/70 mmHg
- N: 84 x/menit
- RR: 20 x/menit
- T : 36,5°C
2 DS:
- Pasien mengatakan sakit Resiko infeksi Luka post op
pada luka operasi
DO:
- Terdapat luka post operasi 5
cm masing-masing 1 cm,
luka tampak kering dibalut
kassa steril
- Pasien tampak lemas
- TD: 130/70 mmHg
- N: 84 x/menit
- RR: 20 x/menit
- T : 36,5°C
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut b.d Agen cidera fisik (tindakan pembedahan)
2. Resiko infeksi b.d Luka post op
D. INTERVENSI
No Dx Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Tentukan karakteristik 1. Menentukan intervensi
b/d agen tindakan keperawatan nyeri 2. Nyeri dapat
cidera selama 3 x 24 jam nyeri 2. Pantau TTV meningkatkan
(fisiologi,k dapat berkurang atau 3. Berikan tindakan kebutuhan O2,
imiawi hilang. distraksi merangsang
/fisik) a.Perubahan dalam rasa 4. Berikan tindakan vasokontriksi pembuluh
nyaman relaksasi, latihan nafas, darah
b. Penurunan tingkat
pijatan, perubahan posisi 3. Mengurangi fokus dan
nyeri (skala 1-3)
5. Kolaborasi pemberian ketegangan karena
c.Dapat melakukan
obat nyeri
manajemen
4. Tindakan non analgesik
nyeri/mengontrol nyeri
d. Perasaan senang fisik dapat menghilangkan
dan psikologis ketidaknyaman
5. Mengurangi intensitas
nyeri
2 Resiko setelah dilakukan 1. Observasi keadaan 1. Mengetahui
infeksi tindakan keperawatan umum & luka pasien perkembangan pasien
2. Rawat luka dengan 2. Mencegah terjadinya
yang 3x24 jam diharapkan
teknik steril infeksi
berhubung pasien terhidar dari tanda
3. Anjurkan pasien cuci 3. Mencegah terjadinya
an dengan dan gejala infeksi dengan
tangan sebelum & infeksi
tempat kriteria hasil: 4. Mencegah terjadinya
sesudah ke kamar mandi
masuknya 1) Tidak terdapat tanda 4. Anjurkan pasien infeksi
5. Menambah wawasan
mikroorga dan gejala infeksi pada menjaga kebersihan
pasien & keluarga
nisme pasien. genetalia
5. Berikan edukasi terkait pasien
sekunder 2) Luka tampak kering
6. Mempercepat
tanda-tanda infeksi
terhadap dan tidak mengeluarkan
6. Anjurkan pasien penyembuhan luka
tindakan nanah. 7. Mempercepat
meningkatkan intake
pembedah 3) Leukosit dalam kesembuhan pasien
nutrisi tinggi protein dan
an darah pada batas normal
kalori
5000 s/d 10000 mm³. 7. Kolaborasi dalam
pemberian terapi obat
E. IMPLEMENTASI
DO: KU cukup, TD
121/87 mmHg, RR
18x/mnt, N 84x/mnt S
36,6, pasien dapat
mengontrol nyeri dengan
nafas dalam
1,2 08.35 Melakukan up infus dan DS : pasien mengatakan Diana
up DC, terapi obat diganti tidak merasakan sakit
dengan rute oral saat dilakukan up infus
DO : tidak ada tanda
flebitis di tangan, selang
dc bercampur lendir dan
darah tidak ada respon
nyeri saat di up
1,2 09.00 Memberikan terapi obat DS : pasien mengatakan Siti W
per oral vit c 50mg, tidak ada alergi obat
amoxilin 500mg, asam DO : obat masuk rute
mefenamat 500 mg oral, tidak mual muntah,
tidak ada respon alergi
2 10.00 Mengganti balutan luka DS : pasien mengatakan Desy
post op dengan teknik luka post op terasa
steril tersayat dan gatal
DO : luka post op
kering, jahitan rapi, tidak
ada pes/kemerahan,
tidak ada nanah, balutan
di ganti
1,2 Rabu Memberikan terapi obat DS : pasien mengatakan
30/10/2019 per oral vit c 50mg, tidak ada alergi obat
09.00 amoxilin 500mg, asam DO : obat masuk rute
mefenamat 500 mg oral, tidak mual muntah,
tidak ada respon alergi
2 09.30 Memberikan edukasi DS : pasien mengatakan Diana
kepada pasien berkaitan paham tentang diit yang
dengan luka post op diterapkan saat dirumah
(makanan yang DO : pasien dan
mengandung tinggi keluarga dapat
protein ex: putih mengulang materi dan
telur,ikan) menjawab pertanyaan
1,2 10.30 Mengobservasi KU, VS DS : pasien mengatakan Siti W
dan nyeri luka post op nyeri berkurang
O : pasien mengatakan
nyeri dirasakan setelah
operasi hari ke-1
P : nyeri luka post op
Q : ditekan
R : perut
S:3
T : hilang-timbul
U : nyeri akibat operasi
V : pasien berharap
nyeri dapat hilang dan
cepat sembuh
DO: KU baik, TD
120/80 mmHg, RR
20x/mnt, N 84x/mnt S
36,6, pasien dapat
mengontrol nyeri dengan
nafas dalam, tidak ada
rembesan nanah/pes di
luka post op, tidak ada
tanda infeksi
Pasien BLPL
F. EVALUASI
A: masalah teratasi