b. Instalasi penerangan
Yang dimaksud dengan instalasi penerangan adalah kabel–kabel menghubungkan
antara panel–panel penerangan dengan fixture penerangan. Dalam instalasi
penerangan ini harus termasuk juga peralatan–peralatan bantu instalasi seperti
conduit, sparing, doos penyambung, doos pemasangan dan lain–lain yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi penerangan.
c. Instalasi tenaga
- Yang dimaksud dengan instalasi tenaga adalah kabel yang menghubungkan
panel–panel daya dengan beban–beban stop kontak, peralatan tata udara
(exhaust fan, air conditioning) pompa–pompa listrik (pompa air bersih,
pompa kebakaran, pompa hydrant, pompa jockey, pompa bahan bakar) lift,
dan lain–lainnya sesuai dengan gambar perencanaan. Dalam instalasi daya ini
harus sudah termasuk outlet daya, condut, sparing, doos penyambung, doos
pemasang, dan peralatan–peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan instalasi daya.
- Untuk pengabelan instalasi tenaga (Kabel Utama) :
a. Pemasangan kabel harus memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan
persyaratan umum yang berlaku.
b. Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll untuk
memudahkan pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan dan
puntiran.
c. Sebelum penarikan kabel dimulai, pemborong harus menunjukkan
kepada konsultan Pengawas alat roll tersebut serta alat – alat lainnya.
2. Kabel–kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard yang berlaku yang
diakui di negara Republik Indonesia. Ukuran kabel untuk instalasi listrik yang
digunakan minimal harus sesuai dengan gambar Perencanaan dan sudah
direkomendasi oleh LMK.
a. Inti Tembaga
b. Ukuran minimum 2.5 mm2 kecuali untuk kabel control
c. Kabel harus dalam keadaaan baru, tanpa cacat dan bila perlu harus ada surat
keterangan dari distributor / pabrik.
d. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan cable mark yang jelas
dan tidak mudah hilang untuk mengidentifikasi arah beban.
e. Ketentuan pemberian tanda harus mengacu pada SNI 04-0225-2000 pasal 7.2.
f. Penyambungan :
- Penyambungan kabel ke terminal panel / peralatan di semua bangunan
adalah tanggung jawab kontraktor.
3. Pemipaan ( Konduit )
a. Konduit digunakan untuk melindungi kabel yang ada didalamnya, yang umum
digunakan pada bangunan tinggi adalah “Isolasi PVC High Impact (HI)” yang
khusus digunakan untuk instalasi penerangan saja.
b. Pipa PVC HI yang dipergunakan produksi yang sudah direkomendasi oleh LMK,
bila diperlukan kontraktor harus dapat menunjukkan bukti rekomendasi tersebut.
c. Berhubung untuk instalasi penerangan hanya terdapat 1 (satu) kabel untuk 1
(satu) konduit, maka sesuai Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987)
berlaku faktor pengisian maksimum = 50 %.
Luas penampang luar kabel
Faktor pengisian : --------------------------------------- x 100%
Luas penampang dalam konduit
d. Pasangan kabel dalam pipa PVC HI pada jarak maksimum 100 cm harus diberi
klem.
f. Pemasangan sepatu kabel untuk kabel berukuran 70 mm2 atau lebih harus
menggunakan hydraulic press kemudian di solder dengan timah pateri.
4. Tahanan Isolasi
a. Tahanan isolasi kabel yang dipersyaratkan sesuai pasal 213 sub pasal 213.B.2
PUIL 1987 adalah minimum 1000OHM per satu volt tegangan nominal.
b. Tahanan isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian rupa sehingga arus bocor
yang terjadi tidak melebihi 1 mA untuk setiap 100 m panjang kabel. Kecuali untuk
instalasi yang harus beroperasi pada keadaan darurat.
6. Sebagai pengenal untuk inti kabel atau rel digunakan warna, lambang atau huruf
seperti yang terdapat dalam tabel Tabel : 701 - 1, PUIL 1987.
Pengenal
Pengganti Inti Dengan Dengan Dengan warna
Atau Rel huruf lambang
1 2 3 4
A. Instalasi arus bolak-balik :
Fase Satu L 1/R Merah
Fase Dua L 2/S Kuning
Fase Tiga L 3/T Hitam
Netral N Biru
B. Instalasi perlengkapan listrik :
Fase satu U/X Merah
Fase dua V/Y Kuning
Fase tiga W/Z Hitam
C. Instalasi arus searah :
Positif L+ + Tidak ditetapkan
Negatif L- - Tidak ditetapkan
Kawat tengah M Biru
Warna kabel yang mengikat (harus ada) adalah biru (untuk netral) dan kuning / hijau
(untuk ground). Bila warna tersebut tidak ada maka pada ujung-ujung kabel harus
diberi isolasi dengan warna yang bersesuaian seperti butir di atas.
7. Pelaksanaan penanaman galian pada kondisi khusus dimana penanaman kabel tidak
dapat dilaksanakan dengan kedalaman ± 1,20 meter, maka pelaksanaannya sebagai
berikut :
a. Minimum 0,80 meter di bawah permukaan tanah, pada jalan-jalan yang dilewati
kendaraan .
b. Minimum 0,60 meter di bawah permukaan tanah, pada jalan-jalan yang tidak
dilewati kendaraan (pedestrian) dan diberi pelindung pipa galvanized dengan
penampang minimum 2,5 kali penampang kabel.
c. Pada kondisi dimana terdapat kabel PLN tegangan menengah/tinggi dan kabel
telekomunikasi maka kabel tanah harus ditempatkan di atas kabel PLN dengan
jarak minimum 50 cm.
d. Pada persilangan antara kabel tanah dan kabel lainnya harus diambil salah satu
tindakan pengamanan, kecuali jika salah satu kabel tanah yang bersilangan itu
terletak di dalam saluran pasangan batu, beton atau semacam itu yang mempunyai
tebal dinding sekurang-kurangnya 6 cm.
4. Escape lighting
Escape lighting yang dimaksud adalah lampu penerangan darurat untuk menjamin
kelancaran dan keamanan evakuasi pada saat terjadi darurat kebakaran.
5. Emergency Exit
Emergency Exit yang dimaksud adalah lampu penerangan darurat untuk penunjuk
jalan keluar yang aman pada saat terjadi darurat kebakaran.
6. Pemasangan Out-Bouw / Surface / Permukaan menempel plafond.
f. Armature terbuat dari plat baja putih dengan ketebalan minimal 0,6 mm atau
ketebalan total setelah finis sekitar +- 0,7 mm, pembuatan harus dengan mesin
peralatan lampu Built-in dan dengan proses melalui sistem Pre Treatment dengan
penyempurnaan finishing cat powder coating.
g. Konstruksi armature harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian rupa agar
dapat dibuka / dilepas untuk perbaikan / penggantian komponen yang berada di
dalamnya. Armature dan reflektor harus dilengkapi dengan sekrup, agar dapat
dilepas pada waktu memerlukan perbaikan. Seluruh armature harus lengkap
dengan rangka dudukan / gantungan.
7. Persyaratan teknis dan pemasangan armature lampu beserta peralatannya :
a. Umum
- Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafon dari
arsitek dan disetujui oleh MK / direksi.
- Seluruh instalasi pekerjaan lampu dan peralatan pada dasarnya dilaksanakan
dengan menggunakan kabel jenis NYM, dengan luas penampang penghantar
sekurang-kurangnya 2.5 mm2 dan pipa conduit PVC HI dengan diameter
sekurang-kurangnya 20 mm².
b. Kotak kontak yang dipergunakan adalah jenis in-bow / rata dengan permukaan
plesteran dinding atau didalam partisi dengan konstruksi tersendiri / khusus
dengan menggunakan In-Bow doos yang terbuat dari bahan yang sama dengan
kotak kontaknya. Pemasangan kotak kontak pada doosnya menggunakan sekrup.
c. Kotak kontak 1 phase dipasang setinggi 30 cm dari lantai / sesuai permintaan user
(disesuaikan dengan alat) dengan pasangan terpendam (In-Bouw) rata dengan
permukaan plester dinding atau didalam partisi dengan konstruksi khusus sesuai
petunjuk dari Pengawas.
d. Kotak kontak 1 phase Khusus untuk Televisi Posisi Atas dipasang setinggi 210 cm
dari lantai / sesuai permintaan user (disesuaikan dengan alat) dengan pasangan
terpendam (In-Bouw) rata degnan permukaan plester dinding atau didalam partisi
dengan konstruksi khusus sesuai petunjuk dari Pengawas.
e. Kotak kontak 3 phase dipasang setinggi 40 cm dari lantai atai disesuaikan dengan
kondisi ruang dan perlatan terpasang dengan pasangan menempel dinding ( out-
bouw ) dan harus terpasang kuat, tidak boleh goyang/miring sesuai petunjuk
pengawas.
f. Kotak kontak 3 phase harus mempunyai terminal pentanahan (3 P + N + PE)
tegangan 250 V.
g. Semua pemasangan out-bouw doos dan kotak kontak 3 phase pada dinding harus
menggunakan vischer dan sekrup, pemasangan pada kayu/meja harus
menggunakan sekrup. Penggunaan paku pada pekerjaan ini sangat dilarang.
h. Untuk kotak kontak yang dipasang untuk daerah basah harus memakai type
tertutup (Water Proof Type).
i. Kotak kontak 1 phase harus mempunyai terminal pentanahan (P + N + PE)
tegangan 250 V.