Anda di halaman 1dari 21

A.

Konsep Penyakit
1. Anatomi Fisiologi Pada Kanker Ovarium

Gambar 2.1 kanker ovarium (Amarti, 2016)Anatomi fisiologi


pada kanker ovarium menurut Hanum (2010) dalam Studi Kasus
Aminarti dalam judul Asuhan Keperawatan Ovarium Diruang
Bougenvile 1 Instalasi Rawat Inap 1 RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta
mengatakan bahwa Ovarium (induk telur) berjumlah sepasang,
berbentuk oval dengan panjang 3-4 cm. Ovarium berada di dalam
rongga badan, di daerah pinggang. Umumnya setiap ovarium
menghasilkan ovum setiap 28 hari. Ovum yang dihasilkan ovarium
akan bergerak ke saluran reproduksi. Fungsi ovarium yakni
menghasilkan ovum (sel telur) serta hormone esterogen dan
progesterone.
Adapun fungsi hormone esterogen dan progesterone menurut
Hanum (2010) dalam Studi Kasus Aminarti dalam judul Asuhan
Keperawatan Ovarium Diruang Bougenvile 1 Instalasi Rawat Inap
1 RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta yaitu
a. Fungsi esterogen yang paling erat adalah dalam
pengembangan dan pengoperasian saluran reproduksi.
b. Esterogen memainkan peran penting dalam kesehatan
tulang wanita, produksi protein tertentu.
c. Fungsi dalam perkembangan organ reproduksi wanita.

1
d. Kemampuan untuk menyukseskan kehamilan (mendorong
kematangan organ reproduksi internal seperti Rahim dan
saluran tuba)
e. Berperan dalam masa pubertas, seperti mendorong
f. Perkembangan karateristik seksual wanita (pertumbuhan
dan perkembangan payudara, lemak tubuh, dan lain- lain)
g. Memdorong pertumbuhan dan perkembangan bagian
dinding Rahim agar siap untuk dibuahi.
h. Dapat meningkatkan proferasi kanker wanita tertentu,
seperti kanker Rahim atau kanker payudara.
Sedangkan fungsi progesterone yaitu :
a. Merangsang dan mengatur fungsi-fungsi penting dari organ
reproduksi
b. Memainkan peran dalam menjaga kehamilan
c. Mempersiapkan tubuh untuk membuahi
d. Mengatur siklus menstruasi bulanan
e. Memainkan peran penting dalam gairah seksual
2. Pengertian Kanker Ovarium
Kanker indung telur ( kanker ovarium) adalah tumor ganas
pada ovarium (indung telur). Kanker ovarium paling sering di
temukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70
wanita menderita kanker ovarium. Kanker ovarium bisa menyebar
secara langsung menyebar kedaerah sekitarnya dan melalui
system getah mening bisa menyebar kedaerah lainnya dari
panggul dan perut (Hikmah, 2014).
Kanker Ovarium adalah kanker ginekologis yang paling mematikan
sebab pada umumnya sudah parah sebelum di deteksi. Tidak ada
tes screening awal yang terbukti kanker ovarium. Tidak ada
tandatanda awal yang pasti. Beberapa wanita mengalami ketidak
kenyamanan pada abdomen samar-samar dan bengkak (Digiulio
tahun (2007) dalam studi kasus Aminarti (2016) dalam judul

2
Asuhan Keperawatan Ovarium Diruang Bougenvile 1 Instalasi
Rawat Inap 1 RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta).
Kanker ovarium biasanya menyebar ke bagian organ lain melalui
system organ getah bening dan pembuluh darah. Kanker ovarium
sangat sulit di diagnosa dan ada kemungkinan adalah tahap dari
penyakit kanker yang lebih kompleks (wingo (1995) dalam studi
kasus Hanifah (2018) dalam judul Asuhan Keperawatan pada
pasien dengan diagnosa medis Suspect Kanker Ovarium di Ruang
Bougenvile 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta).
3. Klasifikasi Pada Kanker Ovarium
Klasifikasi stadium kanker ovarium menurut Rasjidi (2009) berikut
ini adalah stadium kanker ovarium dan batasannya :
STADIUM BATASAN
Tumor tidak dapat ditemukan
0 Tidak ada butki tumor primer

I Tumor terbatas pada ovarium


IA Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul intak

Tidak ada tumor pada permukaan ovarium

Tidak ada sel malignan pada ascietes atau bilas


peritoneal
IB Tumor terbatas pada kedua ovarium, kapsul intak

Tidak ada tumor pada permukaan ovarium

Tidak ada sel malignan pada ascietes atau bilas


peritoneal

3
IC Tumor terbatas pada kedua ovarium, dengan
salah satu/lebih dari berikut ini :
Ruptul kapsul, tumor pada permukaan ovarium,
sel malignan pada ascietas atau bilasan
peritoneal yang positif
II Tumor melibatkan satu atau kedua ovarium
dengan ekstensi pelvik
IIA Ekstensi dan/atau implantasi pada uterus dan/tuba

Tidak ada sel malignan pada ascites atau bilas


peritoneal
IIC IIA/B dengan sel malignan pada ascites atau
bilasan peritoneal yang positif
III Tumor melibatkan satu atau kedua ovarium
dengan mestastasis peritoneal di luar pelvis
dan/atau metastasis limfonodi regional yang telah
dikonfirmasi secara miskroskopik
IIIA Mentatastis peritoneal mikroskopik melewati pelvis
IIIB Metastasis peritoneal mikroskopik melewati pelvis
dengan diameter sebesar 2 cm atau kurang
IIIC Metastasis peritoneal melewati pelvis dengan
diameter terbesar lebih dari 2 cm dan/lebih
metastasis limfonodi
IV Metastaisi jauh melewati rongga peritoneal
tabel 2.2 stadium kanker ovarium (Rasijidi,2009)
4. Etiologi Pada Kanker Ovarium
Etiologi pada kanker ovarium menurut Smart (2014), penyebab
kanker indung telur (kanker ovarium) antara lain:
a. Usia. Mayoritas kanker indung telur (kanker ovarium)
muncul setelah seseorang wanita melewati masa
menopause, biasanya menyerang wanita di atas 63 tahun.

4
b. Sejarah reproduksi. Wanita berisiko tinggi mengidap kanker
indung telur (kanker ovarium) bila :
1) Mendapatkan menstruasi sebelum usia 12 tahun
2) Tidak memiliki anak
3) Memiliki anak setelah usia 30 tahun
4) Mengalami menopause setelah usia 50 tahun
c. Penggunaan obat penyubur kehamilan. Sejumlah penelitian
menunjukkan bahwa pengguna obat penyubur kehamilan
Clomiphene Citrate dalam waktu lama kemungkinan dapat
menimbulkan tumor indung telur ( tumor ovarium).
d. Obesitas. Peningkatan resiko terkena kanker indung
(kanker ovarium) pada perempuan bertubuh gemuk atau
yang malasmalasan bergerak. Penelitian menunjukan jika
perempuan gemuk menderita kanker indung (kanker
ovarium) jumlahnya semakin banyak.
5. Patofisiologis Pada Kanker Ovarium
Kanker ovarium disebabkan oleh zat-zat karsinogenik sehingga
terjadi tumor primer dimana akan terjadi inflitrasi di sekitar jaringan
dan akan terjadi implantasi. Di mana implantasi merupakan tanda
awal tumor ganas ovarium. Gejala yang timbul dari kanker ovarium
adalah gejala samar dan ascites. Ascites adalah kelebihan volume
cairan dirongga perut, sedangkan gejala yang samar atau sering
terjadi adalah perut terasa begah, makan sedikit tetapi merasa
kenyang, perut kembung, dan nafsu makan menurun (Hanifah,
2018). Faktor resiko kanker ovarium menurut Aminarti (2016),
yaitu: faktor genetik, paritas, pengaruh bahan kimia, status
sosioekonomi, anemia, badan kurus, kebersihan bagian intim atau
genetalia kurang, riwayat kanker, riwayat keluarga dengan kanker,
diet tinggi lemak, merokok dan sering mengkonsumsi alkhol, hamil
dengan umur lebih 45 tahun, dan menstruasi secara dini. Hal ini
dapat menyebabkan inklusi epitel stroma sehingga terjadi kista.

5
Poliferasi kista dapat terjadi karena adanya rangsangan hormon
estrogen meningkat. Poliferasi kista terjadi dibagi menjadi 2 yaitu
benigna dan maligna. Jenis operasinya yaitu operasi yang terdiri
atas histerektomi totalis prabdominalis, salpingooferektomi
bilateralis, apediktomi dan sugiracial staging.
6. Manifestasi Klinis Kanker Ovarium
Tanda dan gejala kanker ovarium adalah peningkatan lingkar
abdomen, tekanan panggul, kembung, nyeri punggung, konstipasi,
nyeri abdomen, urgensi kemih, dispesia (indigestion), flatulens,
peningkatan ukuran pinggang, nyeri tungkai, dan nyeri panggul.
Gejala ovarium dapat di palpasi pada wanita pascamenepause
(Suddarth (2014) dalam buku Keperawan Medikal-Bedah edisi 12).
Berikut ini adalah Faktor Resiko Kanker Ovarium menurut Rasjidi
(2007) yaitu:
a. Factor lingkungan
Insiden kanker ovarium yang tinggi terjadi di negara
industry
b. Factor reproduksi
1) Meningkatnya siklus ovalatori berhubungan dengan
tingginya risiko untuk menderita kanker ovarium
karena diperkirakan terjadinya perbaikan yang tidak
sempurna pada permukaan epitel ovarium.
2) Induksi ovulasi dengan menggunakan clomiphene
sitrat meningkatkan risiko dua sampai tiga kali.
3) Kondisi yang menurunkan ovulasi dapat mengurangi
risiko kanker. Misalnya, yang pertama pemakaian pil
KB ini menururnkan 50% jika dikonsumsi selama
lima tahun atau lebih.Kedua ,Multiparitas, kelahiran
multipel, dan riwayat pemberian ASI.
c. Factor ginetik
1) 5-10% adalah herediter

6
2) Angka risiko sebesar 5% pada penderita yang
memiliki satu saudara dan meningkat menjadi 7%
bila memiliki dua saudara yang menderita kanker
ovarium.
d. Tiga tipe EOC (Epithelial Ovarium Cariconoma) yang
dturunkan
1) Site-spesific hanya gen pembawa ca ovarium yang
ditransmisikan. Akan tetapi, tipe ini sangat jarang
ditemukan.
2) Breast ovarian cancer syndrome
3) Sindrom Lynch tipe II yang melibatkan kanker
kolorecal non polyposis, kanker endometrium,
mammae, ovarium, dan keganasan gastrointestinal
seta genitourinary.
7. Pemeriksaan Penunjang Pada Kanker Ovarium
Menurut Aminarti (2016), pemeriksaan penunjang yang dilakukan
untuk memastikan tumor tersebut ganas atau tidak yaitu:
a. Lasparakospi
Adalah pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui
apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan
untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
b. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas
tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau
kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat
dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang
bebas dan yang tidak.
c. Foto rontgent
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya
hidrothoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang
kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.

7
8. Penatalaksanaan Pada Kanker Ovarium
Penatalaksanaan kanker ovarium menurut Hanifah, 2018
mengatakan kanker ovarium sangat di tentukan oleh stadium,
derajad diferensiasi, fertilisasi, dan keadaan umum penderita.
Pengobatan utama adalah dengan cara operasi pengangkatan
tumor primer dan metastasisnya. Sebagian besar kanker ovarium
memerlukan pengobatan dengan kemoterapi. Hanya kanker
ovarium stadium awal saja yang tidak memerlukan kombinasi
pengobatan kemoterapi.
Berikut penatalaksanaan sesuai dengan stadium yaitu :
a. Operasi (stadium awal)
Pengobatan utama untuk kanker ovarium stadium I adalah
operasi yang terdiri atas histerektomi totalis prabdominalis,
salpingooferektomi bilateralis, apediktomi dan sugiracial
staging.Surigal staging adalah suatu tindakan bedah
laparotomy eksplorasi yang dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana perluasan suatu kanker ovarium. Kanker
ovarium memiliki 2 jenis polofersi kista yaitu belgina dan
malgina. Poliferasi kista terjadi dibagi menjadi 2 yaitu
benigna dan maligna. Penanganan dari benigna adalah
operasi yang menimbulkan perlukaan sayatan dan dapat
menyebabkan resiko infeksi apabila terdapat
mikroorganisme yang masuk ke perlukaan. Pada jenis
maligna terjadi pembesaran massa di perut, sehingga akan
menimbulkan rasa nyeri. Penanganan medis dari maligna
adalah kemoterapi, sehingga akan menimbulkan masalah
ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan karena
efek samping dari kemoterapi salah satunya mual dan
muntah.
Tindakan yang kedua dari jenis maligna adalah operasi.
Akibat yang lain operasi adalah kerusakan integritas kulit (

8
setelah operasi). Sedangkan masalah yang akan timbul
pada pasien sebelum operasi adalah ansietas. Asientas
dapat timbul disebabkan karena kurangnya pengetahuan
pasien tentang tidakan pembedahan atau operasi. Pasien
yang akan melaksanakan operasi biasanya akan timbul
rasa cemas dan stress.
b. Kemoterapi
Salah satu prosedur perawatan yang paling umum
diberikan untuk kanker. Terapi ini mengandalkan
kemampuan dari obat-obat khusus untuk menghancurkan
sel-sel kanker yang menyerang tubuh. Obat tersebut
memperlambat maupun menghentikan pertumbuhan sel
kanker.

B. Konsep Asuhan Kperawatan Pada Kanker Ovarium


1. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan
yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang
klien, agar dapat mengidentifikasi atau mengenali masalah-
masalah yang dialami klien, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien baik fisik, mental, social dan lingkungan.
Pengkajian ini merupakan tahap awal proses keperawatan dan
dasar utama di dalam memberikan asuhan keperawatan (Serri
Hutahean, 2010).
Dalam pengkajian menurut NANDA tahun 2015-
2017 menggunakan 13 domain, yang meliputi:
a. Domain 1 Promosi Kesehatan
Tidak ada masalah
b. Domain 2 Nutrisi
Mual muntah, perut kembung, dan nafsu makan menurun
(hanifah,

9
2018)
c. Domain 3 Eliminasi
Tidak ada masalah
d. Domain 4 Aktivitas/Istirahat
tidak ada masalah
e. Domain 5 Persepsi Kognitifkurangnya pengetahuan pasien
tentang tidakan pembedahan atau operasi (hanifah, 2018).
f. Domain 6 Persepsi Diri
Tidak ada masalah
g. Domain 7 Peran Hubungan
Tidak ada masalah
h. Domain 8 Seksualitas
Menopause, mensttruasi dini, dan penggunaan obat
penyubur kehamilan (smart, 2014)
i. Domain 9 Koping/Strescemas dan stress (hanifah, 2018)
j. Domain 10 Prinsip Hidup
Tidak ada masalah
k. Domain 11 Keamanan
Operasi (hanifah, 2018)
l. Domain 12 Kenyamananpembesaran massa di perut,
sehingga akan menimbulkan rasa nyeri
(hanifah, 2018)
m. Domain 13 Pertumbumbuhan dan Perkembangan
Tidak ada masalah

10
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA (2015-1017), Diagnosa yang muncul pada pasien
kanker ovarium , sebagai berikut:
a. Ketidakefektifan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis.
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terapi radiasi
d. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
e. Resiko infeksi dengan faktor risiko imunosupresi
3. Rencana Keperawatan

Perencanaan adalah bagian dari tahap proses keperawatan yang


meliputi tujuan keperawatan, penetapan kriteria hasil, penetapan
rencana tindakan yang akan diberikan kepada klien untuk
memecahkan masalah yang dialami klien serta rasional dari
masing-masing rencana tindakan yang akan diberikan kepada klien
(Serri Hutahaean, 2010).
Menurut kriteria hasil dengan “SMART” menurut Nursalam

(2008) yaitu sebagai berikut :

S : Spesifik (Tujuan harus jelas dan tidak menimbulkan arti ganda)

M : Measurable (Tujuan harus dapat diukur)

A : Achiefable (Tujuan harus dicapai)

R : Rasionable (Tujuan harus dapat dipertenggungjawabkan)

T : Time (Tujuan harus mempunyai jangka waktu)

12
Table 2.4 tabel perencana keperawatan pada pasien kanker
ovarium

(sumber NANDA, NIC, NOC)


No Diagnosa

Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)


1 Ketidakefektifan Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
nutrisi kurang tindakan keperawatan 1) Monitor
dari kebutuhan selama 3x24 jam di kecenderungan
tubuh harapkan status nutrisi terjadinya
berhubungan membaik dengan kriteria penurunan dan
hasil : kenaikan berat
badan

dengan faktor Asupan gizi (5) 2) Anjurkan pasien


biologis Asupan makanan (5) terkait dengan
kondisi sakit
Asupan cairan (5)
3) tentukan jumlah
Hidrasi (5) kalori dan jenis
Keterangan skala : nutrisi yang
dibutuhkan
1. sangat menyimpang
untuk memenuhi
dari rentang normal
persyaratan gizi
2. banyak menyimpang 4) Tentukan status

dari rentang normal gizi pasien dan


kemampuan
3. cukup menyimpang
untuk memenuhi
dari rentang normal
kebutuhan gizi
4. sedikit menyimpang
dari rentang normal
5. tidak menyimpang dari

13
rentang normal

14
2 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri
tindakan keperawatan 1. Observasi adanya
berhubungan
selama 3x24 jam di petunjuk nonverbal
dengan agen
harapkan tingkat nyeri mengenai
cedera biologis membaik dengan
ketidaknyamanan
kriteria hasil : terutama pada
Ekspresi nyeri wajah (5) mereka yang tidak
Tidak bisa istirahat (5) dapat

Mengerinyit (5) berkomunikasi


secara efektif
Keterangan skala ;
2. Lakukan
1. berat pengkajian nyeri
2. cukup berat secara
3. sedang komprehensif
4. ringan termasuk lokasi,
5. tidak ada karateristik, durasi,
kualitas dan faktor
prespitasi
3. Ajarkan prinsip-
prinsip

15
manajemen nyeri

4. Kolaborasi dengan
pasien, orang
terdekat dan tim
kesehatan lainnya
untuk memilih dan
mengimplementasi
kan tindakan
penurunan nyeri
nonfarmakologi,
sesuai kebutuhan

16
3 Kerusakan Setelah dilakukan Perawatan luka
integritas kulit tindakan keperawatan 1. Monitor
berhubungan selama 3x24 jam di karateristik luka,
dengan terapi harapkan integritas termasuk
radiasi jaringan kulit dan drainase, warna,
membrane mukosa ukuran, dan bau
membaik dengan kriteria 2. Anjurkan pasien
hasil : atau anggota
Perfusi jaringan (5) keluarga pada
Integritas kulit (5) prosedur

Keterangan skala : perawatan luka


3. Berikan rawatan
1. sangat terganggu
insisi pada luka,
2. banyak terganggu
yang diperlukan
3. cukup terganggu
4. sedikit terganggu
5. tidak terganggu

Lesi pada kulit (5)

Nekrosis (5)

Keterangan skala :

1. berat
2. cukup berat

4. sedang
5. ringan
6. tidak ada

17
4 Ansietas status Setelah dilakukan Pengurangan
berhubungan tindakan keperawatan kecemasan
dengan selama 3x24 jam di 1. Gunakan
ancaman pada harapkan tingkat pendekatan yang
terkini kecemasan membaik tenang dan
dengan kriteria hasil : menyakinkan
Tidak dapat beristirahat 2. Bantu pasien
(5)
mengidentifikasikan
Perasaan gelisah (5)
situasi yang
Serangan panic (5) memicu kecemasan

Peningkatan tekanan 3. Dorong keluarga

darah untuk mendampingi


pasien
(5)
dengan cara yang
Keterangan skala : tepat
1. berat
2. cukup berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak ada

18
5 Resiko infeksi Setelah dilakukan kontrol infeksi
dengan faktor tindakan keperawatan 1. Ajarkan cara cuci
risiko selama 3x24 jam di tangan bagi
imunosupresi harapkan keparahan pasien, keluarga
infeksi membaik maupun petugas
dengan kriteria hasil : kesehatan
Kemerahan (5) 2. Anjurkan pasien
Demam (5) dan keluarga
Nyeri (5) tehnik cuci

Hilang nafsu makan tangan yang benar

Keterangan skala : 3. Lakukan


tindakantindakan
pencegahan
1. berat bersifat universal
2. cukup berat 4. Ajarkan pasien da
3. sedang keluarga mengenai
4. ringan tanda dan gejala
5. tidak ada infeksi dan kapan
harus
melaporkannya
kepada penyedia
perawatan
kesehatan

19
DAFTAR PUSTAKA

Aminarti, Fajar Tri. 2016. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Kanker

Ovarium Di Ruang Bougenvil Nstalansi Rawat Inap RSUP SARDJITO.

Yogyakarta: Perpustakaan Akes Karya Husada

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian RI (2013),


Hasil

RISKEDAS 2013. www.depkes.go.iddi unduh tanggal 7 maret 2019

Brunner & Suddarth, 2014 Keperawatan Medikal-Bedah, Edisi 12. Jakarta:


EGC

Gea, Imanuel T. Gambaran jenis kanker ovarium di RSUP Prof Dr. R.D.
Knadou

Mmanado Periode Januari 2013-Desember 2015. Jurnal e-Clinic (eCl).

4(2)1.

Hanifah, Fairuz Nuri. 2018. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada


Pasien Dengan Diagnosa Medis Suspect Kanker Ovarium Di Ruang
Bougenvile
1 RSUP SARDJITO. Yogyakarta: Perpustakaan Akes Karya Husada

Hutahaean, Serri. 2010. Konsep dan Dokumentasi Proses Keperawatan,


Jakarta:

Trans Info Media

Notoadmojo, Soekidjo. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta:


Rineka

Cipta

Rasjidi,Imam. 2007. Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi.


Jakarta: EGC

20
Rasjidi,Imam. 2009. Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker Pada Wanita.
Edisi

Pertama.Jakarta: EGC

Sabrida, Hardina, 2014. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker
Pyudara di Indonesia 2007-2014
Trihandini, Indang. 2010. Analisis ketahanan hidup lima tahun penderita
kanker ovarium Epithelial di Rumah Sakit kanker Dharmais Jakarta. Hal
140.
Smart, Aqila, 2014. Kanker Organ Reproduksi, Jogjakarta: A plus Books

Wulandari, Made Ririn Sri Wulandari, 2016. Komparasi Kualitas Hidup


Wanita Penderita Kanker Serviks dan Kanker Ovarium Berdasarkan
Siklus Kemoterapi. Hal 199. Pada tanggal 8 maret.

21

Anda mungkin juga menyukai