Konsep Penyakit
1. Anatomi Fisiologi Pada Kanker Ovarium
1
d. Kemampuan untuk menyukseskan kehamilan (mendorong
kematangan organ reproduksi internal seperti Rahim dan
saluran tuba)
e. Berperan dalam masa pubertas, seperti mendorong
f. Perkembangan karateristik seksual wanita (pertumbuhan
dan perkembangan payudara, lemak tubuh, dan lain- lain)
g. Memdorong pertumbuhan dan perkembangan bagian
dinding Rahim agar siap untuk dibuahi.
h. Dapat meningkatkan proferasi kanker wanita tertentu,
seperti kanker Rahim atau kanker payudara.
Sedangkan fungsi progesterone yaitu :
a. Merangsang dan mengatur fungsi-fungsi penting dari organ
reproduksi
b. Memainkan peran dalam menjaga kehamilan
c. Mempersiapkan tubuh untuk membuahi
d. Mengatur siklus menstruasi bulanan
e. Memainkan peran penting dalam gairah seksual
2. Pengertian Kanker Ovarium
Kanker indung telur ( kanker ovarium) adalah tumor ganas
pada ovarium (indung telur). Kanker ovarium paling sering di
temukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70
wanita menderita kanker ovarium. Kanker ovarium bisa menyebar
secara langsung menyebar kedaerah sekitarnya dan melalui
system getah mening bisa menyebar kedaerah lainnya dari
panggul dan perut (Hikmah, 2014).
Kanker Ovarium adalah kanker ginekologis yang paling mematikan
sebab pada umumnya sudah parah sebelum di deteksi. Tidak ada
tes screening awal yang terbukti kanker ovarium. Tidak ada
tandatanda awal yang pasti. Beberapa wanita mengalami ketidak
kenyamanan pada abdomen samar-samar dan bengkak (Digiulio
tahun (2007) dalam studi kasus Aminarti (2016) dalam judul
2
Asuhan Keperawatan Ovarium Diruang Bougenvile 1 Instalasi
Rawat Inap 1 RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta).
Kanker ovarium biasanya menyebar ke bagian organ lain melalui
system organ getah bening dan pembuluh darah. Kanker ovarium
sangat sulit di diagnosa dan ada kemungkinan adalah tahap dari
penyakit kanker yang lebih kompleks (wingo (1995) dalam studi
kasus Hanifah (2018) dalam judul Asuhan Keperawatan pada
pasien dengan diagnosa medis Suspect Kanker Ovarium di Ruang
Bougenvile 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta).
3. Klasifikasi Pada Kanker Ovarium
Klasifikasi stadium kanker ovarium menurut Rasjidi (2009) berikut
ini adalah stadium kanker ovarium dan batasannya :
STADIUM BATASAN
Tumor tidak dapat ditemukan
0 Tidak ada butki tumor primer
3
IC Tumor terbatas pada kedua ovarium, dengan
salah satu/lebih dari berikut ini :
Ruptul kapsul, tumor pada permukaan ovarium,
sel malignan pada ascietas atau bilasan
peritoneal yang positif
II Tumor melibatkan satu atau kedua ovarium
dengan ekstensi pelvik
IIA Ekstensi dan/atau implantasi pada uterus dan/tuba
4
b. Sejarah reproduksi. Wanita berisiko tinggi mengidap kanker
indung telur (kanker ovarium) bila :
1) Mendapatkan menstruasi sebelum usia 12 tahun
2) Tidak memiliki anak
3) Memiliki anak setelah usia 30 tahun
4) Mengalami menopause setelah usia 50 tahun
c. Penggunaan obat penyubur kehamilan. Sejumlah penelitian
menunjukkan bahwa pengguna obat penyubur kehamilan
Clomiphene Citrate dalam waktu lama kemungkinan dapat
menimbulkan tumor indung telur ( tumor ovarium).
d. Obesitas. Peningkatan resiko terkena kanker indung
(kanker ovarium) pada perempuan bertubuh gemuk atau
yang malasmalasan bergerak. Penelitian menunjukan jika
perempuan gemuk menderita kanker indung (kanker
ovarium) jumlahnya semakin banyak.
5. Patofisiologis Pada Kanker Ovarium
Kanker ovarium disebabkan oleh zat-zat karsinogenik sehingga
terjadi tumor primer dimana akan terjadi inflitrasi di sekitar jaringan
dan akan terjadi implantasi. Di mana implantasi merupakan tanda
awal tumor ganas ovarium. Gejala yang timbul dari kanker ovarium
adalah gejala samar dan ascites. Ascites adalah kelebihan volume
cairan dirongga perut, sedangkan gejala yang samar atau sering
terjadi adalah perut terasa begah, makan sedikit tetapi merasa
kenyang, perut kembung, dan nafsu makan menurun (Hanifah,
2018). Faktor resiko kanker ovarium menurut Aminarti (2016),
yaitu: faktor genetik, paritas, pengaruh bahan kimia, status
sosioekonomi, anemia, badan kurus, kebersihan bagian intim atau
genetalia kurang, riwayat kanker, riwayat keluarga dengan kanker,
diet tinggi lemak, merokok dan sering mengkonsumsi alkhol, hamil
dengan umur lebih 45 tahun, dan menstruasi secara dini. Hal ini
dapat menyebabkan inklusi epitel stroma sehingga terjadi kista.
5
Poliferasi kista dapat terjadi karena adanya rangsangan hormon
estrogen meningkat. Poliferasi kista terjadi dibagi menjadi 2 yaitu
benigna dan maligna. Jenis operasinya yaitu operasi yang terdiri
atas histerektomi totalis prabdominalis, salpingooferektomi
bilateralis, apediktomi dan sugiracial staging.
6. Manifestasi Klinis Kanker Ovarium
Tanda dan gejala kanker ovarium adalah peningkatan lingkar
abdomen, tekanan panggul, kembung, nyeri punggung, konstipasi,
nyeri abdomen, urgensi kemih, dispesia (indigestion), flatulens,
peningkatan ukuran pinggang, nyeri tungkai, dan nyeri panggul.
Gejala ovarium dapat di palpasi pada wanita pascamenepause
(Suddarth (2014) dalam buku Keperawan Medikal-Bedah edisi 12).
Berikut ini adalah Faktor Resiko Kanker Ovarium menurut Rasjidi
(2007) yaitu:
a. Factor lingkungan
Insiden kanker ovarium yang tinggi terjadi di negara
industry
b. Factor reproduksi
1) Meningkatnya siklus ovalatori berhubungan dengan
tingginya risiko untuk menderita kanker ovarium
karena diperkirakan terjadinya perbaikan yang tidak
sempurna pada permukaan epitel ovarium.
2) Induksi ovulasi dengan menggunakan clomiphene
sitrat meningkatkan risiko dua sampai tiga kali.
3) Kondisi yang menurunkan ovulasi dapat mengurangi
risiko kanker. Misalnya, yang pertama pemakaian pil
KB ini menururnkan 50% jika dikonsumsi selama
lima tahun atau lebih.Kedua ,Multiparitas, kelahiran
multipel, dan riwayat pemberian ASI.
c. Factor ginetik
1) 5-10% adalah herediter
6
2) Angka risiko sebesar 5% pada penderita yang
memiliki satu saudara dan meningkat menjadi 7%
bila memiliki dua saudara yang menderita kanker
ovarium.
d. Tiga tipe EOC (Epithelial Ovarium Cariconoma) yang
dturunkan
1) Site-spesific hanya gen pembawa ca ovarium yang
ditransmisikan. Akan tetapi, tipe ini sangat jarang
ditemukan.
2) Breast ovarian cancer syndrome
3) Sindrom Lynch tipe II yang melibatkan kanker
kolorecal non polyposis, kanker endometrium,
mammae, ovarium, dan keganasan gastrointestinal
seta genitourinary.
7. Pemeriksaan Penunjang Pada Kanker Ovarium
Menurut Aminarti (2016), pemeriksaan penunjang yang dilakukan
untuk memastikan tumor tersebut ganas atau tidak yaitu:
a. Lasparakospi
Adalah pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui
apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan
untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
b. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas
tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau
kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat
dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang
bebas dan yang tidak.
c. Foto rontgent
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya
hidrothoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang
kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
7
8. Penatalaksanaan Pada Kanker Ovarium
Penatalaksanaan kanker ovarium menurut Hanifah, 2018
mengatakan kanker ovarium sangat di tentukan oleh stadium,
derajad diferensiasi, fertilisasi, dan keadaan umum penderita.
Pengobatan utama adalah dengan cara operasi pengangkatan
tumor primer dan metastasisnya. Sebagian besar kanker ovarium
memerlukan pengobatan dengan kemoterapi. Hanya kanker
ovarium stadium awal saja yang tidak memerlukan kombinasi
pengobatan kemoterapi.
Berikut penatalaksanaan sesuai dengan stadium yaitu :
a. Operasi (stadium awal)
Pengobatan utama untuk kanker ovarium stadium I adalah
operasi yang terdiri atas histerektomi totalis prabdominalis,
salpingooferektomi bilateralis, apediktomi dan sugiracial
staging.Surigal staging adalah suatu tindakan bedah
laparotomy eksplorasi yang dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana perluasan suatu kanker ovarium. Kanker
ovarium memiliki 2 jenis polofersi kista yaitu belgina dan
malgina. Poliferasi kista terjadi dibagi menjadi 2 yaitu
benigna dan maligna. Penanganan dari benigna adalah
operasi yang menimbulkan perlukaan sayatan dan dapat
menyebabkan resiko infeksi apabila terdapat
mikroorganisme yang masuk ke perlukaan. Pada jenis
maligna terjadi pembesaran massa di perut, sehingga akan
menimbulkan rasa nyeri. Penanganan medis dari maligna
adalah kemoterapi, sehingga akan menimbulkan masalah
ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan karena
efek samping dari kemoterapi salah satunya mual dan
muntah.
Tindakan yang kedua dari jenis maligna adalah operasi.
Akibat yang lain operasi adalah kerusakan integritas kulit (
8
setelah operasi). Sedangkan masalah yang akan timbul
pada pasien sebelum operasi adalah ansietas. Asientas
dapat timbul disebabkan karena kurangnya pengetahuan
pasien tentang tidakan pembedahan atau operasi. Pasien
yang akan melaksanakan operasi biasanya akan timbul
rasa cemas dan stress.
b. Kemoterapi
Salah satu prosedur perawatan yang paling umum
diberikan untuk kanker. Terapi ini mengandalkan
kemampuan dari obat-obat khusus untuk menghancurkan
sel-sel kanker yang menyerang tubuh. Obat tersebut
memperlambat maupun menghentikan pertumbuhan sel
kanker.
9
2018)
c. Domain 3 Eliminasi
Tidak ada masalah
d. Domain 4 Aktivitas/Istirahat
tidak ada masalah
e. Domain 5 Persepsi Kognitifkurangnya pengetahuan pasien
tentang tidakan pembedahan atau operasi (hanifah, 2018).
f. Domain 6 Persepsi Diri
Tidak ada masalah
g. Domain 7 Peran Hubungan
Tidak ada masalah
h. Domain 8 Seksualitas
Menopause, mensttruasi dini, dan penggunaan obat
penyubur kehamilan (smart, 2014)
i. Domain 9 Koping/Strescemas dan stress (hanifah, 2018)
j. Domain 10 Prinsip Hidup
Tidak ada masalah
k. Domain 11 Keamanan
Operasi (hanifah, 2018)
l. Domain 12 Kenyamananpembesaran massa di perut,
sehingga akan menimbulkan rasa nyeri
(hanifah, 2018)
m. Domain 13 Pertumbumbuhan dan Perkembangan
Tidak ada masalah
10
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA (2015-1017), Diagnosa yang muncul pada pasien
kanker ovarium , sebagai berikut:
a. Ketidakefektifan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis.
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terapi radiasi
d. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
e. Resiko infeksi dengan faktor risiko imunosupresi
3. Rencana Keperawatan
12
Table 2.4 tabel perencana keperawatan pada pasien kanker
ovarium
13
rentang normal
14
2 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri
tindakan keperawatan 1. Observasi adanya
berhubungan
selama 3x24 jam di petunjuk nonverbal
dengan agen
harapkan tingkat nyeri mengenai
cedera biologis membaik dengan
ketidaknyamanan
kriteria hasil : terutama pada
Ekspresi nyeri wajah (5) mereka yang tidak
Tidak bisa istirahat (5) dapat
15
manajemen nyeri
4. Kolaborasi dengan
pasien, orang
terdekat dan tim
kesehatan lainnya
untuk memilih dan
mengimplementasi
kan tindakan
penurunan nyeri
nonfarmakologi,
sesuai kebutuhan
16
3 Kerusakan Setelah dilakukan Perawatan luka
integritas kulit tindakan keperawatan 1. Monitor
berhubungan selama 3x24 jam di karateristik luka,
dengan terapi harapkan integritas termasuk
radiasi jaringan kulit dan drainase, warna,
membrane mukosa ukuran, dan bau
membaik dengan kriteria 2. Anjurkan pasien
hasil : atau anggota
Perfusi jaringan (5) keluarga pada
Integritas kulit (5) prosedur
Nekrosis (5)
Keterangan skala :
1. berat
2. cukup berat
4. sedang
5. ringan
6. tidak ada
17
4 Ansietas status Setelah dilakukan Pengurangan
berhubungan tindakan keperawatan kecemasan
dengan selama 3x24 jam di 1. Gunakan
ancaman pada harapkan tingkat pendekatan yang
terkini kecemasan membaik tenang dan
dengan kriteria hasil : menyakinkan
Tidak dapat beristirahat 2. Bantu pasien
(5)
mengidentifikasikan
Perasaan gelisah (5)
situasi yang
Serangan panic (5) memicu kecemasan
18
5 Resiko infeksi Setelah dilakukan kontrol infeksi
dengan faktor tindakan keperawatan 1. Ajarkan cara cuci
risiko selama 3x24 jam di tangan bagi
imunosupresi harapkan keparahan pasien, keluarga
infeksi membaik maupun petugas
dengan kriteria hasil : kesehatan
Kemerahan (5) 2. Anjurkan pasien
Demam (5) dan keluarga
Nyeri (5) tehnik cuci
19
DAFTAR PUSTAKA
Aminarti, Fajar Tri. 2016. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Kanker
Gea, Imanuel T. Gambaran jenis kanker ovarium di RSUP Prof Dr. R.D.
Knadou
4(2)1.
Cipta
20
Rasjidi,Imam. 2009. Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker Pada Wanita.
Edisi
Pertama.Jakarta: EGC
Sabrida, Hardina, 2014. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker
Pyudara di Indonesia 2007-2014
Trihandini, Indang. 2010. Analisis ketahanan hidup lima tahun penderita
kanker ovarium Epithelial di Rumah Sakit kanker Dharmais Jakarta. Hal
140.
Smart, Aqila, 2014. Kanker Organ Reproduksi, Jogjakarta: A plus Books
21