Anda di halaman 1dari 3

Nama : Tio Renta Siagian

Nim : 1810116120011

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Mata Kuliah : Apresiasi Prosa Fiksi

Rencana mengajar yang kemungkinan saya lakukan terhadap siswa dalam pembelajaran
apresiasi prosa fiksi yaitu yang pertama, saya bisa mengenalkan terlebih dahulu apa itu sastra,apa saja
yang terdapat dalam sastra.Dalam pengenalan tersebut disini calon pendidik bisa memberikan contoh
karya sastra kepada siswa,contoh karya sastra tersebut bisa diberikan dari karya sastrawan.

Namun akan lebih baik lagi apabila calon pendidik memberikan atau mengajarkan kepada siswa
membuat karya sastra sendiri. Hal itu tentu merangsang minat siswa terhadap sastra.Misalnya siswa di
ajari menulis puisi,membaca puisi,atau dari hal kecil mengarang. Pembelajaran apresiasi prosa di sekolah
haruslah menyenangkan.Pembelajaran apresiasi prosa ini memang harus dijadikan seperti hiburan yang
berkualitas dengan keadaan seperti itu pembelajaran tidak membosankan dan bisa saja menambah
kreativitas siswa dalam berkarya.Tentu pendidik dan siswa akan menemukan ide-ide baru.

Menurut saya keberhasilan dalam pembelajaran apresiasi prosa fiksi ini ada ditangan guru,oleh sebab
itu guru sangat dituntut utk memiliki metode pembelajaran yg baik.Bukan hanya metode keakraban antara
guru dan siswa ada baiknya juga lebih ditekankan lagi supaya siswa merasa nyaman dalam pembelajaran
dan pastinya ketika keakraban itu terjalin dengan baik maka siswa bisa menciptakan hasil karya yg baik
pula.Ketika guru memberikan tugas maka siswa tersebut juga akan senang dalam menghsilkan
karya,bukan hanya sekedar tuntutan atau ketakutan semata mendapatkan nilai yang kurang baik.

Pembelajaran bukan juga menuntut hal itu saja,tetapi ketika guru mengajar sebaiknya guru juga harus
memiliki wajah mudah senyum,ramah,penampilan menarik.Jadi,ketika guru memasuki kelas dengan hal-
hal yang saya sebutkan tadi menambah semangat siswa dan sangat mendorong pembelajaran berlangsung
secara menyenangkan.Pastinya siswa juga akan melakukan yg sama berpenampilan yg menarik dan sopan.

Setelah memperkenalkan apa itu sastra dan bagianya rencana pembelajaran yg kemungkinan saya
lakukan adalah menggali kembali kira-kira sudah sejauh mana mereka mengetahui apa itu sastra dan
bagaimana cara mengapresiasinya.Nah pada saat itu guru bisa menggunakan strategi
pembelajaran .Misalnya strategi pembelajaran menggunakan lingkungan,kegiatan ini sangat menarik
karena siswa dapat bersosialisasi langsung dengan ligkungan.Namun juga harus menyeimbangkan
pembelajaran dilakukan di dalam ruangan.Strategi berikutnya bisa menggunakan strategi yg aktf,jad
strategi ini siswa lebih aktif dalam berinteraksi selama pembelajaran apresiasi tersebut.Akan tetapi
semuanya itu harus dilakakukan secara efektif.

Guru dalam memberikan materi pengajaran sastra,baik mengapresiasi prosa fiksi sebaiknya guru
melakukan pemilihan materi atau memberikan materi kepada siswa yg tingkat kesulitanya sesuai dengan
kemampuan mereka.Misalnya pemilihan bahasa, apabila konteks pembelajaran di lingkungan sekolah
menengah pertama maka tentu akan berbeda pemilihan bahasa pembelajaran di sekolah menengah
atas.Karena dalam pembelajaran apresiasi prosa membutuhkan tingkat pengkhyalan yg cukup kuat.Siswa
sekolah menengah pertama biasanya tingkat pengkhyalannya masih tentang dunia fantasi atau kekanak –
kanakan,nah berbeda degan tingkat pengkhyalan siswa sekolah menengah atas,biasanya siswa pada masa
ini khyalannya lebih kedunia romansa.

Dari kejadian tersebut disini guru lebih memaksimalkan lagi pengenalan-pengenalan sastra kepada
siswa sesuai dengan tingkat kebutuhan mereka,dan juga pemahaman mereka. Kemudian setelah
pengenalan guru dapat mengajarkan siswa mengapresiasi,semisalnya membaca cerpen,nah setelah
kegiatan itu diberlakukan guru bisa menanyakan kepada siswa,apakah karya sastra tersebut menarik atau
membosankan?dan kenapa karya satra tersebut menarik,serta membosankan?atau adakah kehidupan siswa
baik secara personal atau keluaarga bahkan limgkungan yg sesuai dengan karya sastra yg di baca oleh
siswa. Guru bisa menggali apa saja yg membuat siswanya merasa tertarik atau tidaknya.Pada saat itulah
kesempatan guru untuk mengevaluasi teknik,metode,atau strategi yg digunakan.Guru bisa juga
menanyaan siswa apa saja hikmahnya ketika membaca karya sastra tersebut.Karena bisa saja melalalui
karya sastra dapat merubah sudut pandang pembaca.

Sekarang memasuki tahap analisis,guru bisa mencoba siswa menentukan apa saja unsur unsur cerpen
yg telah dibaca oleh siswanya.Unsur ekstrinsik atau unsur intrinsic yg tentunya sebelumnya guru sudah
mengajarkan apa kedua unsur itu.Penokohan,latar,tema,sudut pandang pengarang dan yang lain.Pastinya
siswa akan merespon baik apa yg telah guru tersebut anjurkan.

Lalu guru bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan respon atau menceritakan
ulang karya sastra yg dibaca. Baik secara lisan dan tulisan,hal itu menunjang pemahaman siswa mengenai
apa yg sudah dibaca. Diharapkan juga siswa bukan hanya sekedar memceritakan ulang,tapi bisa
mengambil makna yg baik dari apa yg dibaca.Setelah siswa memahami guru bisa mengubah dari bentuk
cerpen ke puisi.Siswa diajari menulis puisi,menggunakan perasaan,emosional sewajarnya.Misalnya dalam
pembelajaran drama guru bisa mengajarkan cara menulis naskah atau mempraktekkan beberapa sifat
tokoh,contohnya tokoh yg bersifat antagonis biasanya di tandai dengan nada yg angkuhn mata yg sedikit
melotot,atau dengan tokoh yg bersifat ramah, suaranya yg sedikit halus mudah senyum guru bisa
mengajarkan bagaimana teknik menguasai dalam penokohan tersebut.

Kegiatan ini bisa meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahasa Indonesia itu sendiri.Memberikan
kesadaran kepada siswa bahwa lewat menulis bisa menyampaikan apresiasi apapun lewat tulisan yg
estetika.Lewat tulisan juga dapat meningkatkan minat baca siswa. Lewat tulisan bisa menghargai kearifan
lokal. Pembelajaran sangat diperukan dalam melestarikan bahasa Indonesia itu sendiri. Seperti pesan
pramoedya Ananta toer,menulis adalah bekerja dalam keabadian. Orang boleh setinggi langit,tapi selama
ia tidak menulis ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah.

Guru bisa memperkenalkan kepada siswa lomba menulis sebagai bentuk kecintaannya kepada karya
sastra dan sekaligus mengapresiasi karya sastra.Apalagi sekarang sudah era globalisasi akses internet
sudah mudah,dan melalui internet juga siswa dapat mencari referensi dalam pembuatan karya.Jadi sangat
mudah menambah ide-ide kreatif.

Apresiasi bukan hanya disampaikan lewat tulisan namun lisan juga sangat penting itulah sebabnya
membaca, berbicara, dan menyimak, sangat diperlukan dalam megapresiasi prosa fiksi. Akan tetapi guru
juga harus mengingatkan kepada siswa bahwa dalam mengapresiasi haruslah tetap mengutamakan sopan
santun .
Rencana pembelajaran apesiasi prosa fiksi adalah pembelajaran yg menarik,oleh sebab itu juga jangan
sampai guru tidak menjadikanya menarik. Demikianlah hal-hal yang bisa saya lakukan dalam
mengajarkan apresiasi prosa fiksi terhadap anak didik saya kelak. Saya akan memaksimalkan ilmu yg
saya dapat saya beri kepada siswa saya,sebagai bakti kepada negara bahwa memajukan sumber daya
manusia adalah tangung jawab kita bersama.Baik dari segi lingkungan masyarakat,keluarga,bahkan
pemerintahan.

Kerjasama dari kelompok tersebut sangat mempengaruhi sumber daya manusia . Apabila guru
melakukan sedemikian rupa untuk menghasilkan pembelajaran yang menarik tetapi pemerintah tidak
menyediakan fasilitas yg memadai maka akan terjadi juga hal-hak yg serhana saja,sama halnya apabila
juga masyarakat tidak menerima apa perspektif guru dalam belajar pembelajaran maka yg terjadi juga
perdebatan. Jadi,harus bekerjasama.Untuk kemajuan kita bersama semua tindakan itu akan memberikan
kepuasan jepadaguru masyarakat dan pemerintahan.

Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai