6054 15830 1 SM
6054 15830 1 SM
Pertama aspek edukatif, yaitu (a) malatih yang dilaksanakan di industri atau perusahaan
sikap serta etos kerja yang positif bagi peserta yang berbentuk kegiatan mengerjakan pe-
didik serta melaksanakan pendidikan untuk kerjaan produksi atau jasa” (Depdikbud, 1997:
berproduksi; (b) melatih mencari solusi yang p.2).
menyeluruh tentang arti sebuah produksi; (c) Prakerin bertujuan untuk meningkatkan
melatih perkembangan yang seimbang pada lulusan yang memiliki pengetahuan,
perasaan yang berkaitan dengan fisik, emosi, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai
mental, sikap, nilai normal estetika, baik untuk dengan tuntutan lapangan kerja, meningkatkan
kepentingan sendiri maupun kepentingan disiplin kerja dan memberi penghargaan
masyarakat; (d) mendidik siswa untuk terhadap pengalaman kerja. Melalui Prakerin
mengalami fase-fase kerja yang berhubungan ini pengalaman dan wawasan siswa tentang
dengan nilai ekonomi dan sosial dari berbagai dunia kerja akan bertambah sehingga nantinya
fungsi; (e) mendidik dalam membentuk mereka akan memiliki kesiapan kerja.
intergrasi yang kuat antara teori dan praktik dari
berbagai macam jenis kerja; (f) pengembangan Latar Belakang Keluarga
karakter anak yang meliputi kreativitas, Menurut Sudjana (2004: p.23) latar
motivasi positif dalam bekerja, disiplin, belakang keluarga siswa merupakan kondisi
dan ketahanan mental dalam menghadapi yang ada pada keluarga khususnya orang tua
tantangan; kedua aspek ekonomi, yaitu (a) siswa yang dicerminkan dalam status ekonomi
memperkenalkan sejak dini aspek dan muatan sosial. Latar belakang keluarga merupakan
ekonomi pada siswa SMK; (b) memupuk dan bagian dari pendidikan keluarga yang pada
menumbuhkan jiwa wirausaha bagi siswa dasarnya juga bagian dari pendidikan informal
sehingga setelah mereka lulus tidak hanya yaitu proses pendidikan yang berlangsung
berperan sebagai tenaga pencari kerja namun sepanjang usia sehingga setiap memperoleh
lebih dari itu dapat menciptakan dunia kerja nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan
mandiri; (c) perkembangan aktifitas kegiatan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-
usaha dan bisnis di dunia kerja dapat diikuti hari, pengaruh lingkungan termasuk didalamya
oleh dunia pendidikan; (d) sebagai upaya baru pengaruh kehidupan keluarga, hubungan
untuk menemukan sarana pelatihan wirausaha dengan tetangga, lingkungan pekerjaan.
di sekolah yang berorientasi pada dunia kerja; Menurut Katz & Green (2009: p.65)
kedua aspek sosial, yaitu (a) pelaksanaan seorang anak yang mendapatkan pengalaman
kegiatan unit produksi dapat dilandasi dengan kerja kewirausahaan sejak dini, akan
semangat kebersamaan, tolong menolong, membantu mereka dalam mengembangkan
dan saling tukar pendapat; (b) terwujudnya keahlian, kompetensi dan kepercayaan diri,
komunikasi aktif secara langsung peserta didik untuk menjadi pengusaha sukses. Lambing
dengan masyarakat; (c) semakin pendeknya & Kuehl (2000: p.37) mengatakan bahwa
masa transisi siswa dalam mengurangi kebanyakan dari keluarga yang wirausaha
kesenjangan antara tahap pendidikan dengan akhirnya membawa anak-anak ke dalam
kerja produktif; (d) masyarakat industri dapat bisnis, mulai dari usia yang sangat dini, anak-
mengenal kondisi nyata secara sadar dan anak membantu dalam kegiatan perusahaan.
mengetahui secara tepat kemampuan siswa Bisnis adalah bagian dari kehidupan mereka,
SMK dan menentukan pekerjaan yang sesuai seperti pasangan kewirausahaan lainnya, bisnis
dengan kemampuannya. dioperasikan oleh anak-anaknya mulai dari
toko-toko yang sangat kecil sampai perusahaan
Pengalaman Prakerin yang sangat besar.
Praktik Kerja Industri adalah kegiatan Latar belakang keluarga siswa adalah
yang bersifat wajib tempuh bagi siswa SMK kondisi status sosial ekonomi yang dicerminkan
yang merupakan bagian dari Program PSG. dari pekerjaan dan pendidikan orang tua,
Dalam pedoman teknis pelaksanaan PSG pada tempat/tinggal atau kedudukan, pola asuh
SMK disebutkan bahwa “Praktik Kerja Industri orang tua, cita-cita orang tua terhadap anak,
(Prakerin) adalah praktik keahlian produktif serta penghasilan.
dapat dikatakan bahwa semakin baik latar dan signifikan pembelajaran kewirausahaan
belakang keluarga maka akan semakin tinggi melalui business center, pengalaman prakerin,
kompetensi berwirausaha dan sebaliknya. dan latar belakang keluarga secara bersama-
Hasil tersebut didukung oleh penelitian sama terhadap kompetensi berwirausaha.
Eka Aprilianty (2012) tentang “Pengaruh Melalui analisis regresi tiga prediktor
kepribadian wirausaha, pengetahuan dapat diketahui pula sumbangan efektif
kewirausahaan, dan lingkungan terhadap minat dari pembelajaran kewirausahaan melalui
berwirausaha siswa SMK”. Penelitian tersebut business center, pengalaman prakerin, dan
menunjukkan bahwa lingkungan keluarga latar belakang keluarga secara bersama-sama
memberi pengaruh yang berarti terhadap minat terhadap kompetensi berwirausaha sebesar
berwirausaha siswa SMK. 41,6% sedangkan 58,4% berasal dari variabel
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Latar belakang keluarga siswa adalah
kondisi status sosial ekonomi yang dicerminkan Hasil tersebut didukung oleh penelitian
dari pekerjaan dan pendidikan orang tua, Tuatul Mahfud (2012) tentang “Praksis
tempat/tinggal atau kedudukan, pola asuh Pembelajaran Kewirausahaan pada Unit
orang tua, cita-cita orang tua terhadap anak, Produksi Jasa Boga di SMK Negeri 6
serta penghasilan. Dalam kaitannya pengaruh Yogyakarta”, Junil Adri (2013) tentang
keluarga dalam pendidikan untuk membentuk “Pengaruh pengalaman praktek kerja industri
kepribadian anak, Sudjana (2004: 63) dan informasi dunia kerja terhadap minat
mengatakan bahwa dalam perkembangannya berwirausaha”, Eka Aprilianty (2012) tentang
keluarga-keluarga itu membentuk suatu “Pengaruh kepribadian wirausaha, pengetahuan
pengelompokan atas dasar wilayah tempat kewirausahaan, dan lingkungan terhadap minat
tinggal dan keturunan. Pendapat tersebut senada berwirausaha siswa SMK”. Penelitian tersebut
dengan pendapat Routamaa bahwa anak-anak mendukung bahwa secara bersama-sama dapat
yang berasal dari keluarga wirausaha lebih berpengaruh pembelajaran kewirausahaan
positif dan realistis menjadi pengusaha. melalui business center, pengalaman prakerin,
dan latar belakang keluarga memberikan
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas,
pengaruh yang positif terhadap peningkatan
maka latar belakang keluarga memberikan
kompetensi berwirausaha pada siswa SMK
pengaruh positif dan signifikan terhadap
kelompok bisnis dan manajemen di Kota
kompetensi berwirausaha siswa SMK Negeri
Yogyakarta.
kelompok bisnis dan manajemen di Kota
Yogyakarta. Pengaruh positif latar belakang
keluarga tersebut dilihat dari pekerjaan orang SIMPULAN DAN SARAN
tua, pendidikan orang tua, status sosial ekonomi
orang tua, pandangan orang tua tentang Simpulan
pendidikan, dan pola atau gaya orang tua Berdasarkan hasil penelitian dan
mendidik anak yang mendukung tumbuhnya pembahasannya, maka dapat ditarik
kompetensi berwirausaha pada diri siswa SMK kesimpulan sebagai berikut: (1) pembelajaran
Negeri kelompok bisnis dan manajemen di kewirausahaan melalui business center
Kota Yogyakarta. berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kompetensi berwirausaha siswa SMK Negeri
Pengaruh pembelajaran kewirausahaan, kelompok bisnis dan manajemen di Kota
pengalaman prakerin, dan latar Yogyakarta. Hasil analisis ditemukan nilai
belakang keluarga terhadap kompetensi sigifikansi 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak yang
beriwirausaha artinya variabel pembelajaran kewirausahaan
Berdasarkan hasil analisis dengan melalui business center mempunyai pengaruh
bantuan program SPSS versi 16 diperoleh positif dan signifikan terhadap kompetensi
nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berwirausaha jika variabel pengalaman
menunjukkan bahwa p < 0,05, sehingga dapat prakerin (X2) dan latar belakang keluarga
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif (X3) dikendalikan/dikontrol; (2) pengalaman
prakerin berpengaruh positif dan signifikan dunia industri (DU/DI) untuk menjadi sponsor
terhadap kompetensi berwirausaha siswa SMK dan mendukung pengembangan praktik kerja
Negeri kelompok bisnis dan manajemen di industri (prakerin) yang membutuhkan sponsor
Kota Yogyakarta. Hasil analisis ditemukan sebagai partner untuk memberikan pengalaman
nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka Ho belajar secara nyata bagi siswa.
ditolak yang artinya variabel pengalaman Bagi SMK, yaitu: bagi pihak sekolah
prakerin mempunyai pengaruh positif dan diharapkan untuk menciptakan lingkungan
signifikan terhadap kompetensi berwirausaha dan suasana yang mendukung pembelajaran
jika variabel pembelajaran kewirausahaan kewirausahaan. Ketersediaan waktu dan
melalui business center (X1) dan latar belakang tempat hendaknya mendapat kelonggaran
keluarga (X3) dikendalikan/dikontrol; (3) latar agara pembelajaran kewirausahaan melalui
belakang keluarga berpengaruh positif dan business center bisa berjalan dengan baik.
signifikan terhadap kompetensi berwirausaha Selain itu pihak sekolah diharapkan untuk
siswa SMK Negeri kelompok bisnis dan selalu mengikutsertakan para guru dalam
manajemen di Kota Yogyakarta. Ditemukan pendampingan pembelajaran kewirausahaan
nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka Ho melalui business cnter serta memberikan
ditolak yang artinya variabel latar belakang fasilitas, sarana prasarana untuk kelancaran
keluarga mempunyai pengaruh positif dan pembelajaran kewirausahaan melalui business
signifikan terhadap kompetensi berwirausaha center. Dukungan sekolah dalam bentuk
jika variabel pembelajaran kewirausahaan spiritual dan motivasi juga dibutuhkan oleh
melalui business center (X1) dan pengalaman siswa dalam menjalankan pembelajaran
prakerin (X2) dikendalikan/dikontrol; (4) kewirausahaan melalui business center.
pembelajaran kewirausahaan melalui business
Bagi guru, yaitu: (1) guru diharapkan
center, pengalaman prakerin, latar belakang
dapat melatih siswa untuk berwirausaha agar
keluarga secara besama-sama berpengaruh
setelah menyelesaikan sekolah tidak tergantung
positif dan signifikan terhadap kompetensi
pada penyaluran kerja yang ada di sekolah.
berwirausaha siswa SMK Negeri kelompok
Oleh karena itu, hendaknya kreatif dalam
bisnis dan manajemen di Kota Yogyakarta.
memfasilitasi siswa belajar kewirausahaan
Hasil analisis regresi ganda ditemukan nilai
baik secara teori maupun praktik; (2)
signifikansi sebesar 0,000. Oleh karena nilai
bagi guru, khususnya guru mata pelajaran
signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak yang
kewirausahaan, hendaknya menggunakan
artinya variabel pembelajaran kewirausahaan
pembelajaran kewirausahaan melalui business
melalui business center (X1), pengalaman
center dalam proses pembelajaran agar siswa
prakerin (X2), dan latar belakang keluarga (X3)
lebih aktif dalam pembelajaran; (3) guru
secara bersama-sama mempunyai pengaruh
diharapkan untuk berperan aktif mendampingi
positif dan signifikan terhadap kompetensi
dan memfasilitasi siswa dalam pelaksanaan
berwirausaha. Nilai sumbangan efektif sebesar
pembelajaran kewirausahaan melalui business
41,6%, artinya besarnya kontribusi/sumbangan
center agar siswa tidak jenuh dalam belajar,
pembelajaran kewirausahaan melalui business
sehingga meningkatkan pengetahuan dan
center, pengalaman prakerin dan latar belakang
kompetensi wirausaha siswa.
keluarga terhadap kompetensi berwirausaha
adalah sebesar 41,6%, sisanya (58,4%) berasal Bagi siswa, yaitu: (1) para siswa
dari variabel lain. diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran kewirausahaan dan
Saran prakerin agar dapat memperoleh manfaat
Berdasarkan kesimpulan yang telah berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan
diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini dan kompetensi wirausaha yang lebih baik;
memiliki saran sebagai berikut : (2) setelah selesai mengikuti pembelajaran
Bagi Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta kewirausahaan melalui business center dan
prakerin, diharapkan siswa SMK mempunyai
Bagi dinas pendidikan diharapkan pemikiran dan pandangan untuk melanjutkan
menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan
Wijayanto, Bayu. (6 Desember 2008). Katz, J. A., & Green, R.P. (2009).
Walikota resmikan business centre Entrepreneurial small business. New
SMK N 7 Yogyakarta. Diambil pada York: Mc Graw-Hill.
tanggal 1 September 2013, dari http:// Kementerian Koperasi dan UMKM RI. (2012).
w w w. k a b a r i n d o n e s i a . c o m / b e r i t a . Modul seri kewirausahaan: prospek dan
php?pil=26&dn=20081206131859 peluang berwirausahan. Di unduh pada
Depdikbud. (1997). Penyusunan kurikulum tanggal 23 September 2013, dari http://
pendidikan sistem ganda. Jakarta: www.langkahwirausaha.com/uploads/
Depdikbud. MODUL_1-_PROSPEK_DAN_
PELUANG_BERWIRAUSAHA_%
Depdiknas. (2003). Undang-undang Republik 28REVISI_2%29.pdf
Indonesia nomor 20 tahun 2003, tentang
sistem pendidikan nasional. Lambing. P., & Kuehl, C. R. (2000).
Entrepreneurship. Upper Saddle River:
Depdiknas. (2008). Kamus besar bahasa Prentice Hall
Indonesia. Diambil pada tanggal 20
September 2013, dari http://bahasa. Prlm. (1 September 2013). Kewirausahaan
kemdiknas.go.id/kbbi/index.php Indonesia tertinggal. Diambil pada
tanggal 1 September 2013, dari http://
Dirjen Peningkatan Mutu Tendik. (2007). www.pikiran-rakyat.com/node/248888
Pedoman manajemen unit produksi dan
jasa sebagai sumber belajar siswa dan Griffin, R. W., Ronald J. E. (2006). Bisnis.
penggalian pendanaan pendidikan. Jakarta: Erlangga.