Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Pendidikan Vokasi – 1

PENGARUH PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAN MELALUI


BUSINESS CENTER, PRAKERIN, DAN LATAR BELAKANG
KELUARGA TERHADAP KOMPETENSI BERWIRAUSAHA
Ertyn Tyas Prabandari
SMK BOPKRI 1 Yogyakarta
Ertyn_14@yahoo.com
Aliyah A. Rasyid
Universitas Negeri Yogyakarta
Aliyahrasyid@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh: (1) pembelajaran kewirausahaan melalui
business center, (2) prakerin, (3) latar belakang keluarga, dan (4) pembelajaran kewirausahaan
melalui business center, prakerin, dan latar belakang keluarga secara bersama-sama terhadap
kompetensi berwirausaha. Penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal. Populasi penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas XI SMK Negeri kelompok bismen di Kota Yogyakarta. Sampel sebanyak
221 siswa ditentukan menggunakan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan
dokumentasi dan angket. Data variabel dianalisis dengan statistik deskriptif. Pengaruh setiap
variabel bebas terhadap variabel terikat dianalisis dengan statistik regresi sederhana dan regresi
berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) pembelajaran kewirausahaan melalui
business center berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi berwirausaha siswa SMK
(0,000<0,05); (2) prakerin berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi berwirausaha
siswa SMK (0,000<0,05); (3) latar belakang keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kompetensi berwirausaha siswa SMK (0,000<0,05); (4) pembelajaran kewirausahaan melalui
business center, prakerin, dan latar belakang keluarga secara besama-sama berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kompetensi berwirausaha siswa SMK (0,000<0,05).
Kata Kunci: business center, prakerin, latar belakang keluarga, kompetensi berwirausaha

THE EFFECT OF ENTREPRENEURSHIP TEACHING THROUGH


A BUSINESS CENTRE, PRATICAL WORK, AND FAMILY
BACKGROUND ON THE ENTREPRENEURSHIP COMPETENCE
Abstract
This research is aimed to reveal the effect of: (1) entrepreneurship teaching through business centre;
(2) practical work; (3) family background; (4) entrepreneurship teaching through a business centre,
practical work, and family background on the entrepreneurship competence. This is an associative
causal research. The population was all graduate XI students of state vocational high school of
business and management group in Yogyakarta City. A sample of 221 students was established using
the proportional random sampling technique. The data were collected through documentation and
questionnaire. The variable data were analyzed using the descriptive statistics. The effect of each
independent variable on the dependent variable was analyzed using the simple and multiple regression
statistics. The result of the research shows that: (1) entrepreneurship teaching through business centre
gives a positive and significant effect on vocational high school students’ entrepreneurship competence
(0.000<0.05); (2) practical work gives a positive and significant effect on vocational high school
students’ entrepreneurship competence (0.000<0.05); (3) family background gives a positive and
significant effect on vocational high school students’ entrepreneurship competence (0.000<0.05); (4)
entrepreneurship teaching through business centre, practical work, and family background provide
a positive and significant effect on vocational high school students’ entrepreneurship competence
(0.000 < 0.05).
Keywords: business centre, practical work, family background, entrepreneurship competence

Pengaruh Pembelajaran Kewirausahan Melalui Business Center


2 – Jurnal Pendidikan Vokasi

PENDAHULUAN Yohanes Surya menyatakan akan sangat ideal


UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem kalau suatu bangsa memiliki 10% orang yang
Pendidikan Nasional pada Pasal 3, menyatakan berjiwa kewirausahaan karena merekalah yang
bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi
mengembangkan kemampuan dan membentuk suatu bangsa (www.langkahwirausaha.com).
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemajuan
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. ekonomi suatu bangsa ditentukan oleh
Sistem pendidikan Nasional bertujuan untuk banyaknya orang yang memiliki semangat
mengembangkan potensi peserta didik agar berwirausaha.
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa Kompetensi kewirausahaan merupakan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak karakteristik yang mendasar dari seseorang
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, individu dalam menciptakan peluang atau
dan menjadi warga negara yang demokratis kesempatan secara kreatif dan inovatif.
serta bertanggung jawab. Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mereka yang memiliki kompetensi dalam
adalah salah satu bentuk satuan pendidikan ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas
formal yang menyelenggarakan pendidikan individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai
kejuruan pada jenjang pendidikan menengah serta tingkah laku yang diperlukan untuk
sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan. Hal tersebut
lain yang sederajat. Sebagai bagian dari diperkuat dengan pernyataan Suryana (2008:
Sistem Pendidikan Nasional, SMK merupakan p.4) bahwa seorang wirausaha tidak akan
pendidikan yang lebih mengutamakan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan,
pengembangan kemampuan peserta didik kemampuan, dan kemauan.
untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu, Dalam mempersiapkan lulusan agar
kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja, siap untuk bekerja, maka pada SMK dapat
melihat peluang kerja dan mengembangkan didirikan unit produksi yang beroperasi secara
diri di kemudian hari. Dengan kata lain bahwa profesional. Keberadaan unit produksi di
SMK berperan dalam menyiapkan peserta lingkungan SMK berfungsi sebagai (1) wahana
didik agar siap bekerja, baik bekerja secara pelatihan berbasis produksi bagi siswa; (2)
mandiri dengan berwirausaha maupun mengisi wahana menumbuhkan dan mengembangkan
lowongan pekerjaan yang ada. jiwa wirausaha pada siswa SMK; (3) sarana
Deputi Bidang Restrukturisasi dan praktik produktif secara langsung bagi siswa;
Pengembangan Usaha Kementerian Koperasi (4) membantu pendanaan untuk pemeliharaan,
dan UKM, Chairul Djamhari menyebutkan, penambahan fasilitas dan biaya-biaya
jumlah wirausaha di Indonesia hanya sekitar operasional pendidikan lainnya; (5) menambah
1,25 persen masih jauh jika dibandingkan semangat kebersamaan, karena dapat menjadi
dengan negara tetangga seperti Malaysia wahana peningkat aktivitas produktif siswa
mencapai 4 persen, Thailand 4,1 persen, dan serta memberi ‘income’ serta peningkatan
Singapura 7,2 persen (Sindonews, 19 September kesejahteraan warga sekolah.
2013). Menurut Ketua Dewan Komisioner Salah satu bentuk unit produksi yang
Diplomats Success Challenge (DSC) 2013 diterapkan di lingkungan SMK pada kelompok
Surjanto Yasaputera saat peluncuran DSC 2013 bisnis dan manajemen adalah business center.
di Jakarta agar bisa menggerakkan ekonomi Business center bagi siswa SMK kelompok
nasional, jumlah wirausahawan minimal 2 bisnis dan manajemen dapat berfungsi sebagai
persen (Pikiran Rakyat, 01 September 2013). tempat untuk meningkatkan keterampilan di
Hal tersebut senada dengan David Mc mana siswa dikondisikan seperti benar-benar
Clelland (1971: p.98) bahwa suatu negara terjun di lapangan pekerjaan. Melalui business
dapat mencapai kemakmuran apabila memiliki center siswa dapat berlatih untuk menjual jasa
jumlah entrepreneur (wirausaha) sebanyak 2% maupun merencanakan pekerjaan, menghitung
dari jumlah populasi penduduk negara tersebut. biaya pembuatan dan biaya penjualan,

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 3

melaksanakan pekerjaan, mengontrol kualitas pemerintah mengembangkan program


dan menjual barang hasil kerjanya. pembinaan SDM, membantu proses perekrutan
Menurut Titik Komah Nurastuti selaku oleh perusahaan, dan sebagai acuan untuk
Penanggung jawab business centre sekaligus merumuskan sistem pengujian dan sertifikasi.
Kepala SMKN 7 Yogyakarta yang mengatakan, Berdasarkan SKKNI ini mutu lulusan SMK
sesuai kebijakan Direktur Pembinaan SMK diharapkan terampil di bidang kejuruan. Untuk
bahwa setiap SMK hendaknya memiliki unit menciptakan mutu lulusan yang baik maka
usaha yang dapat dipergunakan sebagai tempat SMK perlu memperbanyak praktik kerja di
pembelajaran praktik siswa, khususnya dalam industri, jika praktik kerja di industri tidak ada
bidang kewirausahaan. Dan untuk SMK atau sedikit maka mutu lulusan yang dihasilkan
kelompok bisnis dan manajemen unit produksi/ juga kurang bagus.
jasa yang tepat adalah business center, yaitu Berdasarkan hasil observasi terbatas
unit usaha dalam bisnis ritel yang menyediakan yang dilakukan pada siswa kelas XII SMK
berbagai macam barang kebutuhan sehari-hari Bopkri 1 Yogyakarta yang telah melaksanakan
bagi warga masyarakat. (http://kabarindonesia. prakerin saat kelas XI ada beberapa kendala
com). yang muncul selama prakerin berlangsung.
Faktanya, masih ada beberapa SMK Kendala-kendala yang muncul selama prakerin
di Kota Yogyakarta yang menggunakan berlangsung antara lain: (1) bahwa di dalam
metode konvensional, dimana pembelajaran pelaksanaan prakerin terkadang tidak sesuai
kewirausahaan hanya sebatas teori atau dengan penempatan dengan bidang studi
pengatahuan saja tanpa mempraktikan siswa; (2) antara materi pelajaran dengan tugas
secara langsung dalam kegiatan sehari- prakerin tidak sesuai; (3) monitoring yang
hari. Pemanfaatan sarana pembelajaran dilakukan pembimbing selama proses prakerin
kewirausahaan melalui business center belum berlangsung masih kurang. Sehingga apa yang
dilaksanakan secara maksimal dikarenakan menjadi tujuan prakerin belum tercapai secara
keterbatasan tenaga, biaya/modal, sarana maksimal.
prasarana, dan kompetensi yang mendukung Latar belakang keluarga siswa merupakan
pemanfaatan business center sebagai sarana kondisi yang ada pada keluarga pada khususnya
pembelajaran kewirausahaan. orang tua siswa yang dicerminkan dalam
Praktik Kerja Industri (Prakerin) status sosial ekonomi (Sudjana, 2004: p.23).
merupakan program wajib yang harus Status sosial ekonomi tersebut tercermin pada
diselenggarakan di SMK, yang mana upaya pekerjaan dan pendidikan orang tua, tempat
kewajiban tersebut dimaksudkan agar siswa tinggal atau kedudukan, pola asuh orang
secara mental dan keterampilan ketika lulus tua, cita-cita orang tua terhadap anak, serta
lebih siap bekerja dengan mengetahui gambaran penghasilan.
dunia kerja secara nyata melalui kegiatan Menurut Lambing & Kuehl (2000: p.37)
prakerin. Prakerin dalam dunia pendidikan kebanyakan dari keluarga yang wirausaha
kejuruan di Indonesia, merupakan penerapan akhirnya membawa anak-anak ke dalam
dari kebijakan link and match yang berwawasan bisnis, mulai dari usia yang sangat dini, anak-
sumber daya manusia, masa depan, mutu, anak membantu dalam kegiatan perusahaan.
keunggulan, profesional, nilai tambah, dan Bisnis adalah bagian dari kehidupan mereka,
efisiensi bagi pengelola pendidikan kejuruan. seperti pasangan kewirausahaan lainnya, bisnis
Dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan dioperasikan oleh anak-anaknya mulai dari
mampu merubah paradigma pendidikan toko-toko yang sangat kecil sampai perusahaan
kejuruan yang semula supply driven menjadi yang sangat besar.
demand driven dengan keterlibatan dunia kerja Berdasarkan latar belakang penelitian yang
dalam pendidikan kejuruan. telah dipaparkan di atas, maka perlu adanya
Mutu lulusan SMK ditentukan oleh standar penelitian untuk mengungkap “Pengaruh
kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI).  Pembelajaran Kewirausahaan melalui business
Dengan adanya SKKNI ini memudahkan center, Pengalaman Prakerin, dan Latar

Pengaruh Pembelajaran Kewirausahan Melalui Business Center


4 – Jurnal Pendidikan Vokasi

Tabel 1. Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan


No. Ciri-Ciri Watak
1 Percaya diri dan optimis Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan
terhadap orang lain, dan individualistis.
2 Berorientasi pada tugas dan Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai
hasil dorongan yang kuat, energik, tekun dan tabah, tekad dan kerja
keras, serta inisiatif.
3 Berani mengambil resiko Mampu mengambil resiko yang wajar.
dan menyukai tantangan
4 Kepemimpinan Berjiwa kepemimpnan, mudah beradaptasi dengan orang lain,
dan terbuka terhadap saran serta kritik.
5 Keorisinilan Inovatif, kreatif, dan fleksibel.
6 Berorientasi ke masa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.

Belakang Keluarga terhadap Kompetensi bahasa Inggris-Indonesia (Wojowasito &


Berwirausaha Siswa SMK Negeri Kelompok Poerwadarminta, 1980: p.20), business berarti
Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta. pekerjaan, perusahaan, perdagangan, urusan,
atau perkara. Sedangkan menurut Griffin dan
Kompetensi Berwirausaha Ebert (2006: p.4), bisnis (perusahaan) adalah
Wirausaha yang sukses pada umumnya organisasi yang menyediakan barang atau jasa
adalah mereka yang memiliki kompetensi untuk dijual dengan maksud mendapatkan
dalam ilmu pengetahuan, keterampilan dan laba. Dalam kamus lengkap Bahasa Inggris-
kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, Indonesia (Wojowasito & Poerwadarminta,
nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk 1980: p.23), center yang berarti pusat atau
melaksanakan pekerjaan/kegiatan. Hal tersebut tengah. Jadi apabila disatukan pengertian
diperkuat dengan pernyataan Suryana (2008: business center yaitu pusat usaha atau pusat
p.4) bahwa seorang wirausaha tidak akan perusahaan. Business center merupakan tempat
berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, pusat usaha suatu organisasi yang menjual
kemampuan, dan kemauan. barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis
Kompetensi kewirausahaan merupakan lainnya, untuk mendapatkan laba. business
karakteristik yang mendasar dari seseorang center salah satu bentuk dari unit produksi
individu dalam menciptakan peluang atau yang diterapkan di lingkungan SMK. Sehingga
kesempatan secara kreatif dan inovatif. Hal dalam penelitian ini yang dimaksud dengan
ini diperkuat oleh Dollinger (2003: p.5) business center yaitu wahana menumbuhkan
bahwa kriteria seorang wirausaha yaitu kreatif dan mengembangkan jiwa wirausaha pada
dan inovatif, kemampuan mengumpulkan siswa SMK kelompok bisnis dan manajemen.
sumberdaya, mengubah peluang menjadi Siswa melalui business center dapat berlatih
keuntungan dibawah kondisi resiko dan untuk menjual jasa maupun merencanakan
ketidakpastian. pekerjaan, menghitung biaya pembuatan dan
Menurut Geofrey (1996: pp.5-6) biaya penjualan, melaksanakan pekerjaan,
karakteristik dan watak kewirausahaan sebagai mengontrol kualitas dan menjual barang hasil
yang dapat dilihat pada tabel 1. kerjanya.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh
Pembelajaran Kewirausahaan melalui melalui pendidikan dan latihan melalui
Business Center kegiatan unit produksi sekolah, menurut
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pakpahan (Jaedun dkk, 2000: p.12) meliputi
“bisnis” adalah usaha komersial dalam dunia aspek edukatif, aspek ekonomi dan aspek
perdagangan, bidang usaha, atau usaha dagang. sosial yang secara rinci dapat diuraikan sebagai
Sejalan dengan itu bisnis dalam kamus lengkap berikut:

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 5

Pertama aspek edukatif, yaitu (a) malatih yang dilaksanakan di industri atau perusahaan
sikap serta etos kerja yang positif bagi peserta yang berbentuk kegiatan mengerjakan pe-
didik serta melaksanakan pendidikan untuk kerjaan produksi atau jasa” (Depdikbud, 1997:
berproduksi; (b) melatih mencari solusi yang p.2).
menyeluruh tentang arti sebuah produksi; (c) Prakerin bertujuan untuk meningkatkan
melatih perkembangan yang seimbang pada lulusan yang memiliki pengetahuan,
perasaan yang berkaitan dengan fisik, emosi, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai
mental, sikap, nilai normal estetika, baik untuk dengan tuntutan lapangan kerja, meningkatkan
kepentingan sendiri maupun kepentingan disiplin kerja dan memberi penghargaan
masyarakat; (d) mendidik siswa untuk terhadap pengalaman kerja. Melalui Prakerin
mengalami fase-fase kerja yang berhubungan ini pengalaman dan wawasan siswa tentang
dengan nilai ekonomi dan sosial dari berbagai dunia kerja akan bertambah sehingga nantinya
fungsi; (e) mendidik dalam membentuk mereka akan memiliki kesiapan kerja.
intergrasi yang kuat antara teori dan praktik dari
berbagai macam jenis kerja; (f) pengembangan Latar Belakang Keluarga
karakter anak yang meliputi kreativitas, Menurut Sudjana (2004: p.23) latar
motivasi positif dalam bekerja, disiplin, belakang keluarga siswa merupakan kondisi
dan ketahanan mental dalam menghadapi yang ada pada keluarga khususnya orang tua
tantangan; kedua aspek ekonomi, yaitu (a) siswa yang dicerminkan dalam status ekonomi
memperkenalkan sejak dini aspek dan muatan sosial. Latar belakang keluarga merupakan
ekonomi pada siswa SMK; (b) memupuk dan bagian dari pendidikan keluarga yang pada
menumbuhkan jiwa wirausaha bagi siswa dasarnya juga bagian dari pendidikan informal
sehingga setelah mereka lulus tidak hanya yaitu proses pendidikan yang berlangsung
berperan sebagai tenaga pencari kerja namun sepanjang usia sehingga setiap memperoleh
lebih dari itu dapat menciptakan dunia kerja nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan
mandiri; (c) perkembangan aktifitas kegiatan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-
usaha dan bisnis di dunia kerja dapat diikuti hari, pengaruh lingkungan termasuk didalamya
oleh dunia pendidikan; (d) sebagai upaya baru pengaruh kehidupan keluarga, hubungan
untuk menemukan sarana pelatihan wirausaha dengan tetangga, lingkungan pekerjaan.
di sekolah yang berorientasi pada dunia kerja; Menurut Katz & Green (2009: p.65)
kedua aspek sosial, yaitu (a) pelaksanaan seorang anak yang mendapatkan pengalaman
kegiatan unit produksi dapat dilandasi dengan kerja kewirausahaan sejak dini, akan
semangat kebersamaan, tolong menolong, membantu mereka dalam mengembangkan
dan saling tukar pendapat; (b) terwujudnya keahlian, kompetensi dan kepercayaan diri,
komunikasi aktif secara langsung peserta didik untuk menjadi pengusaha sukses. Lambing
dengan masyarakat; (c) semakin pendeknya & Kuehl (2000: p.37) mengatakan bahwa
masa transisi siswa dalam mengurangi kebanyakan dari keluarga yang wirausaha
kesenjangan antara tahap pendidikan dengan akhirnya membawa anak-anak ke dalam
kerja produktif; (d) masyarakat industri dapat bisnis, mulai dari usia yang sangat dini, anak-
mengenal kondisi nyata secara sadar dan anak membantu dalam kegiatan perusahaan.
mengetahui secara tepat kemampuan siswa Bisnis adalah bagian dari kehidupan mereka,
SMK dan menentukan pekerjaan yang sesuai seperti pasangan kewirausahaan lainnya, bisnis
dengan kemampuannya. dioperasikan oleh anak-anaknya mulai dari
toko-toko yang sangat kecil sampai perusahaan
Pengalaman Prakerin yang sangat besar.
Praktik Kerja Industri adalah kegiatan Latar belakang keluarga siswa adalah
yang bersifat wajib tempuh bagi siswa SMK kondisi status sosial ekonomi yang dicerminkan
yang merupakan bagian dari Program PSG. dari pekerjaan dan pendidikan orang tua,
Dalam pedoman teknis pelaksanaan PSG pada tempat/tinggal atau kedudukan, pola asuh
SMK disebutkan bahwa “Praktik Kerja Industri orang tua, cita-cita orang tua terhadap anak,
(Prakerin) adalah praktik keahlian produktif serta penghasilan.

Pengaruh Pembelajaran Kewirausahan Melalui Business Center


6 – Jurnal Pendidikan Vokasi

METODE PENELITIAN cara membuat kisi-kisi dan mengkonsultasikan


Penelitian ini merupakan penelitian kepada dua penimbang ahli (expert judgement),
asosiatif kausal. Penelitian ini dilaksanakan di yaitu Dr. Sukidjo sebagai ahli unit produksi dan
SMK Negeri kelompok bisnis dan manajemen Prof. Muhyadi sebagai ahli kewirausahaan.
di Kota Yogyakarta, yaitu SMK Negeri 1 Setelah instrumen dinyatakan valid oleh
Yogyakarta dan SMK Negeri 7 Yogyakarta. penimbang ahli, kemudian angket diuji secara
Populasi berjumlah 493 orang dan sampel konstruk dengan cara diujicobakan kepada 30
penelitian sebanyak 221 orang yang ditentukan siswa menggunakan analisis rumus korelasi
dengan teknik random sampling. product moment dan reliabilitas di analisis
menggunakan Alfa Cronbach’s. Teknik analisis
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
data dalam penelitian ini menggunakan statistik
tiga variabel bebas. Variabel tersebut diberi
deskriptif dan kriteria kecenderungan variabel.
simbol X1, X2, dan X3, yaitu Pembelajaran
kewirausahaan melalui business center, Tabel 2. Kategori Kecenderungan Tiap Variabel
Pengalaman prakerin, dan Latar belakang
keluarga. Variabel terikat diberi simbol Y yaitu No Interval Nilai Kategori
Kompetensi berwirausaha siswa SMK Negeri 1. M + 1,5 SD Keatas Sangat Baik
kelompok bisnis dan manajemen. 2. M Sampai M + 1,5 SD Baik
Teknik pengumpulan data dalam 3. M – 1,5 SD sampai M Cukup
penelitian ini menggunakan angket yang
4. M – 1,5 SD kebawah Kurang
berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
kepada responden siswa kelas XI dengan Ada empat uji prasyarat analisis dalam
mengacu pada skala likert yang bertujuan penelitian ini yaitu uji normalitas, uji linearitas,
untuk memperoleh informasi data pengaruh uji multikolinearitas, uji homoskedastisitas,
pembelajaran kewirausahaan melalui dan uji autokorelasi. Pengujian hipotesis
business center, pengalaman prakerin, dan menggunakan analisis regresi ganda. Sebagai
latar belakang keluarga terhadap kompetensi kriteria penerimaan dan penolakan digunakan
berwirausaha siswa SMK Negeri kelompok tingkat signifikansi 5%. Untuk mengetahui
bisnis dan manajemen di Kota Yogyakarta dan pengaruh masing-masing variabel terhadap
dokumentasi yang bertujuan untuk melengkapi variabel terikat digunkan analisis regresi
data yang telah direkam melalui angket. sederhana dan untuk mengetahui besarnya
Pengukuran kevalidan item meliputi pengaruh variabel bebas secara bersama-sama
validitas isi (content validity) dan validitas terhadap variabel terikat digunakan analisis
konstruk (construct validity). Validitas isi regresi ganda. (Tabel 3)
dilakukan dengan analisis rasional dengan

Tabel 3. Distribusi Kecenderungan Kompetensi Bersirausaha, Pembelajaran Kewirausahaan


melalui Business Center (X1), Pengalaman Prakerin (X2), dan Latar Belakang Keluarga (X3)
Siswa SMK Negeri Kelompok Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta
Y X1 X2 X3
No. Kategori
F (%) F (%) F (%) F (%)
1 Sangat Baik 15 6,79 13 5,88 13 5,88 15 6,79
2 Baik 97 43,89 99 44,80 98 44,34 100 45,25
3 Cukup 91 41,18 95 42,99 90 40,72 93 42,08
4 Kurang 18 8,14 14 6,33 20 9,05 13 5,88

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 7

Gambar 1. Distribusi Kecenderungan Kompetensi Bersirausaha, Pembelajaran Kewirausahaan


Gambar 1. Distribusi Kecenderungan Kompetensi Bersirausaha, Pembelajaran Kewirausahaan
melalui
melaluiBusiness
BusinessCenter
Center(X
(X11),), Pengalaman
Pengalaman Prakerin (X22),), dan
Prakerin (X dan Latar
Latar Belakang
BelakangKeluarga
Keluarga(X
(X3)3)Siswa
Siswa
SMK Negeri Kelompok Bisnis dan Manajemen di Kota
SMK Negeri Kelompok Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta Yogyakarta

Dari Gambar 1 dapat disimpulkan Pengujian hipotesis dilakukan dengan


bahwa variabel kompetensi Tabelberwirausaha
4. Hasil Uji Hipotesis menggunakan teknik analisis regresi sederhana
ke-1, ke-2, ke-3
dengan kategori baik sebesar 43,89%. Untuk untuk hipotesis pertama, kedua, dan ketiga.
variabel pembelajaran kewirausahaan melalui UnstandardizedSedangkan Standardized
hipotesis keempat menggunakan
business
Model center dengan kategori baik sebesar Coefficients Coefficients
teknik analisis regresi gandaT menggunakanSig.
44,80%. Sedangkan variabel pengalaman β bantuan
Std. Error program
Beta komputer SPSS versi 16.
prakerin dengan kategori tinggi sebesar Sebagai kriteria penerimaan dan penolakan,
1 (Constant) 80,211
44,34%. Dan variabel latar belakang keluarga
3,764 21,309
dalam pengujian ini digunakan tingkat
0,000
Pembelajaran Kewirausahan
dengan kategori baik sebesar 45,25%. signifikansi 5%.
0,738 0,140 0,335 5,263 0,000
melalui Business Center (X1)
2 (Constant) Tabel 4. Hasil
53,684 Uji Hipotesis
5,748 ke-1, ke-2, ke-3 9,339 0,000
Pengalaman Prakerin (X2) Unstandardized
1,144 0,142 Standardized
0,478 8,055 0,000
Coefficients Coefficients
3 (Constant) Model 48,863 4,974 T
9,824 Sig.
0,000
β Std. Error Beta
Latar Belakang Keluarga (X3) 1,308 0,127 0,571 10,293 0,000
1 (Constant) 80,211 3,764 21,309 0,000
a. Dependent Variable: Kompetensi Kewirausahaan (Y)
Pembelajaran Kewirausahan
0,738 0,140 0,335 5,263 0,000
melalui Business Center (X1)
HASIL PENELITIAN DAN
2 (Constant) 53,684 6,33%.5,748 Variabel pengalaman 9,339 prakerin
0,000
PEMBAHASAN menunjukkan kecenderungan untuk kategori
Pengalaman Prakerin (X2) 1,144 0,142 0,478 8,055 0,000
Hasil perhitungan melalui statistik sangat baik sebesar 5,88%; baik sebesar
3 (Constant) 48,863 4,974cukup 40,72% dan9,824
44,34%; kurang 0,000
sebesar
deskriptif pembelajaran kewirausahaan
Latar Belakang Keluarga (X3) 1,308 0,127Variabel latar0,571 belakang
10,293 keluarga
0,000
9,05%.
melalui business center, pengalaman prakerin,
a. Dependent Variable: Kompetensi Kewirausahaan menunjukkan
(Y) kecenderungan untuk kategori
latar belakang keluarga dan kompetensi
sangat baik sebesar 6,79%; baik sebesar
berwirausaha siswa SMK Negeri kelompok
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui 45,25%; Dari tabel 42,08%
cukup 4 dapat diketahui
dan kurangbahwa nilai
sebesar
bisnis
bahwadannilaimanajemen
sig < 5% diuntuk
Kotasemua
Yogyakarta
variabel, koefisien X1 bernilai positif sebesar 0,738 dan
5,88%.
makaDari tabel 3 variabel
dapat disimpulkan bahwa: kompetensi memiliki nilai sig 0,000 yang menunjukkan
Dari Gambar 1 dapat disimpulkan bahwa
berwirausaha menunjukkan kecenderungan bahwa variabel pembelajaran kewirausahaan
variabel kompetensi berwirausaha dengan
melalui business center memiliki hubungan
Uji Hipotesis
untuk kategoriPertama
sangat baik sebesar 6,79%;
Hipotesis43,89%;
pertama cukup
menyatakan bahwa kategori
yang positifsebesar
baik dan 43,89%. Untuk terhadap
siginifikan variabel
baik sebesar 41,18% dan pembelajaran kewirausahaan melalui business
pembelajaran
kurang sebesarkewirausahaan melalui
8,14%. Variabel business
pembelajaran kompetensi berwirausaha siswa SMK Negeri
center berpengaruh positif dan signifikan center dengan
kelompok kategori
bisnis dan baik sebesar di
manajemen 44,80%.
Kota
kewirausahaan melalui business center Sedangkan variabel pengalaman prakerin
terhadap kompetensi berwirausaha siswa SMK Yogyakarta. Nilai koefisien (X1) sebesar 0,738
menunjukkan
Negeri kelompok kecenderungan
bisnis dan untuk kategori
manajemen di dengan kategori arti,
juga memiliki tinggijika
sebesar
nilai 44,34%. Dan
pembelajaran
sangat baik
Kota Yogyakarta. sebesar 5,88%; baik sebesar variabel latar belakang
kewirausahaan melalui keluarga
business dengan
center
44,80%; cukup 42,99% dan kurang sebesar kategori baik sebesar 45,25%.
7

Pengaruh Pembelajaran Kewirausahan Melalui Business Center


8 – Jurnal Pendidikan Vokasi

Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis ke-4


ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 8758,504 3 2919,501 51,554 0,000a
Residual 12288,808 217 56,630
Total 21047,312 220
a. Predictors: (Constant), Latar Belakang Keluarga (X3), Pembelajaran Kewirausahan melalui
Business Center (X1), Pengalaman Prakerin (X2)
b. Dependent Variable: Kompetensi Kewirausahaan (Y)

Pengujian hipotesis dilakukan dengan signifikan terhadap kompetensi berwirausaha


menggunakan teknik analisis regresi sederhana siswa SMK Negeri kelompok bisnis dan
untuk hipotesis pertama, kedua, dan ketiga. manajemen di Kota Yogyakarta.
Sedangkan hipotesis keempat menggunakan Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai
teknik analisis regresi ganda menggunakan koefisien X2 bernilai positif sebesar 1,144 dan
bantuan program komputer SPSS versi 16. memiliki nilai sig 0,000 yang menunjukkan
Sebagai kriteria penerimaan dan penolakan, bahwa variabel pengalaman prakerin memiliki
dalam pengujian ini digunakan tingkat sig- hubungan yang positif dan siginifikan terhadap
nifikansi 5%. kompetensi berwirausaha siswa SMK Negeri
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa kelompok bisnis dan manajemen di Kota
nilai sig < 5% untuk semua variabel, maka Yogyakarta. Nilai koefisien (X2) sebesar 1,144
dapat disimpulkan bahwa: juga memiliki arti, jika nilai pengalaman
prakerin meningkat satu poin maka nilai
Uji Hipotesis Pertama kompetensi berwirausaha akan meningkat
Hipotesis pertama menyatakan bahwa sebesar 1,144 poin dengan asumsi bahwa
pembelajaran kewirausahaan melalui business X1,X3 adalah tetap. Sehingga hipotesis kedua
center berpengaruh positif dan signifikan diterima.
terhadap kompetensi berwirausaha siswa SMK
Negeri kelompok bisnis dan manajemen di Uji Hipotesis Ketiga
Kota Yogyakarta. Hipotesis ketiga menyatakan bahwa latar
Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai belakang keluarga berpengaruh positif dan
koefisien X1 bernilai positif sebesar 0,738 dan signifikan terhadap kompetensi berwirausaha
memiliki nilai sig 0,000 yang menunjukkan siswa SMK Negeri kelompok bisnis dan
bahwa variabel pembelajaran kewirausahaan manajemen di Kota Yogyakarta.
melalui business center memiliki hubungan Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai
yang positif dan siginifikan terhadap koefisien X3 bernilai positif sebesar 1,308 dan
kompetensi berwirausaha siswa SMK Negeri memiliki nilai sig 0,000 yang menunjukkan
kelompok bisnis dan manajemen di Kota bahwa variabel latar belakang keluarga
Yogyakarta. Nilai koefisien (X1) sebesar 0,738 memiliki hubungan yang positif dan siginifikan
juga memiliki arti, jika nilai pembelajaran
terhadap kompetensi berwirausaha siswa SMK
kewirausahaan melalui business center
Negeri kelompok bisnis dan manajemen di
meningkat satu poin maka nilai kompetensi
Kota Yogyakarta. Nilai koefisien (X3) sebesar
berwirausaha akan meningkat sebesar 0,738
1,308 juga memiliki arti, jika nilai latar
poin dengan asumsi bahwa X2,X3 adalah tetap.
belakang keluarga meningkat satu poin maka
Sehingga hipotesis pertama diterima.
nilai kompetensi berwirausaha akan meningkat
Uji Hipotesis Kedua sebesar 1,308 poin dengan asumsi bahwa
X1,X2 adalah tetap. Sehingga hipotesis ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa
diterima.
pengalaman prakerin berpengaruh positif dan

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 9

Tabel 6. Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2)


Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 0,645 a
0,416 0,408 7,525
a. Predictors: (Constant), Latar Belakang Keluarga (X3), Pembelajaran Kewirausahan melalui
Business Center (X1), Pengalaman Prakerin (X2)

Uji Hipotesis Keempat baik pembelajaran kewirausahaan melalui


Hipotesis keempat menyatakan bahwa business center maka akan semakin tinggi pula
pembelajaran kewirausahaan melalui business kompetensi berwirausaha.
center, pengalaman prakerin, dan latar belakang Besarnya sumbangan pembelajaran
keluarga berpengaruh positif dan signifikan kewirausahaan melalui business center terhadap
terhadap kompetensi berwirausaha siswa SMK kompetensi berwirausaha ditunjukkan dengan
Negeri kelompok bisnis dan manajemen di hasil analisis regresi ganda dengan sumbangan
Kota Yogyakarta. efektif sebesar 7,35% dan sumbangan relatif
Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa sebesar 17,658%, maka dapat dikatakan bahwa
nilai F sebesar 51,544 dan memiliki nilai sig semakin baik pembelajaran kewirausahaan
0,000 yang menunjukkan bahwa variabel melalui business center maka akan semakin
pembelajaran kewirausahaan melalui business tinggi kompetensi berwirausaha dan
center, pengalaman prakerin, dan latar sebaliknya.
belakang keluarga memiliki hubungan yang Hasil tersebut didukung oleh penelitian
positif dan siginifikan terhadap kompetensi Tuatul Mahfud (2012) tentang “Praksis
berwirausaha siswa SMK Negeri kelompok Pembelajaran Kewirausahaan pada Unit
bisnis dan manajemen di Kota Yogyakarta. Produksi Jasa Boga di SMK Negeri 6
Sehingga hipotesis keempat diterima. Yogyakarta”. Penelitian tersebut menunjukkan
Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai koefisien bahwa pembelajaran kewirausahaan sangat
korelasi (R) sebesar 0,645 dan harga koefisien memerlukan pembelajaran berdasarkan
determinasi (R2) sebesar 0,416. Nilai tersebut pengalaman nyata (hands-on experiences)
berarti 41,6% perubahan variabel kompetensi yaitu dengan cara melibatkan siswa langsung
berwirausaha (Y) dapat diterangkan oleh ke dalam kegiatan nyata berwirausaha,
pembelajaran kewirausahaan melalui business salah satunya yaitu melalui pembelajaran
center (X1), pengalaman prakerin (X2) dan kewirausahaan di unit produksi.
latar belakang keluarga (X3) sedangkan 58,4% Business center merupakan wahana
dijelaskan variabel yang tidak diteliti dalam menumbuhkan dan mengembangkan jiwa
penelitian ini. wirausaha pada siswa SMK kelompok bisnis
dan manajemen. Siswa melalui business center
Pengaruh pembelajaran kewirausahaan dapat berlatih untuk menjual jasa maupun
melalui business center terhadap kompetensi merencanakan pekerjaan, menghitung biaya
berwirausaha pembuatan dan biaya penjualan, melaksanakan
Berdasarkan analisis dengan SPSS versi pekerjaan, mengontrol kualitas dan menjual
16 diperoleh nilai signifikansi 0,000. Hal ini barang hasil kerjanya.
menunjukkan bahwa p < 0,05, sehingga dapat Berdasarkan Pedoman Manajemen
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif Pelaksanaan Unit Produksi (2007: p.7),
dan signifikan pembelajaran kewirausahaan penyelenggaraan Unit Produksi SMK mem-
melalui business center terhadap kompetensi punyai beberapa tujuan, enam diantaranya
berwirausaha siswa SMK Negeri kelompok adalah: (1) memberikan kesempatan kepada
bisnis dan manajemen di Kota Yogyakarta. siswa dan guru untuk mengerjakan praktik yang
Dengan demikian dapat dikatakan semakin berorientasi pada pasar di lingkungan sekolah;

Pengaruh Pembelajaran Kewirausahan Melalui Business Center


10 – Jurnal Pendidikan Vokasi

(2) menumbuhkan dan mengembangkan tersebut menunjukkan bahwa secara simultan


jiwa wirausaha guru dan siswa pada sekolah didapatkan besarnya pengaruh pengalaman
menengah kejuruan; (3) membantu pendanaan praktek kerja indsutri dan informasi dunia
untuk pemeliharaan, penambahan fasilitas dan kerja terhadap minat berwirausaha.
biaya-biaya operasional pendidikan lainnya; (4) Prakerin adalah kegiatan praktik keahlian
melatih untuk berani mengambil resiko dengan produktif bagi siswa SMK yang dilaksanakan
perhitungan yang matang; (5) meningkatkan di industri atau perusahaan yang sifatnya wajib
kreativitas dan inovasi dikalangan siswa, guru ditempuh dengan tujuan untuk meningkatkan
dan manajemen sekolah; (6) unit produksi kecakapan siswa dalam bekerja sesuai dengan
sekolah sebagai tempat magang bagi siswa bidang keahliannya. Pengalaman prakerin
praktik kerja industri yang tidak mendapat bertujuan untuk meningkatkan lulusan yang
tempat di dunia kerja dan industri. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan etos
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan
maka pembelajaran kewirausahaan melalui kerja, meningkatkan disiplin kerja dan
business center dapat dikatakan memberikan memberi penghargaan terhadap pengalaman
pengaruh positif dan signifikan terhadap kerja. Melalui Prakerin ini pengalaman dan
kompetensi berwirausaha siswa SMK wawasan siswa tentang dunia kerja akan
Negeri kelompok bisnis dan manajemen di bertambah sehingga nantinya mereka akan
Kota Yogyakarta. Pengaruh tersebut dilihat memiliki kesiapan kerja.
dari aspek edukatif, aspek ekonomi, dan Berdasarkan penjelasan tersebut diatas,
aspek sosial yang mendukung tumbuhnya maka pengalaman prakerin memberikan
kompetensi berwirausaha pada diri siswa SMK pengaruh positif dan signifikan terhadap
Negeri kelompok bisnis dan manajemen di kompetensi berwirausaha siswa SMK Negeri
Kota Yogyakarta. kelompok bisnis dan manajemen di Kota
Yogyakarta. Pengaruh positif pengalaman
Pengaruh pengalaman prakerin terhadap
prakerin tersebut dilihat dari pengetahuan
kompetensi beriwirausaha
kerja, keterampilan kerja, sikap kerja yang
Berdasarkan analisis dengan SPSS versi benar, dan kreativitas kerja yang mendukung
16 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000. tumbuhnya kompetensi berwirausaha pada
Hal ini menunjukkan bahwa p < 0,05, sehingga diri siswa SMK Negeri kelompok bisnis dan
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh manajemen di Kota Yogyakarta.
positif dan signifikan pengalaman prakerin
terhadap kompetensi berwirausaha siswa SMK Pengaruh latar belakang keluarga terhadap
Negeri kelompok bisnis dan manajemen di kompetensi beriwirausaha
Kota Yogyakarta. Dengan demikian dapat Berdasarkan analisis dengan SPSS versi
dikatakan semakin baik pengalaman prakerin 16 diperoleh nilai signifikansi 0,000. Hal
maka akan semakin tinggi pula kompetensi ini menunjukkan bahwa p < 0,05, sehingga
berwirausaha. dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
Besarnya sumbangan pengalaman positif dan signifikan latar belakang keluarga
prakerin terhadap kompetensi berwirausaha terhadap kompetensi berwirausaha siswa SMK
ditunjukkan dengan hasil analisis regresi ganda Negeri kelompok bisnis dan manajemen di
dengan sumbangan efektif sebesar 13,76% dan Kota Yogyakarta. Dengan demikian dapat
sumbangan relatif sebesar 33,066%, maka dapat dikatakan semakin baik latar belakang keluarga
dikatakan bahwa semakin baik pengalaman maka akan semakin tinggi pula kompetensi
prakerin maka akan semakin tinggi kompetensi berwirausaha.
berwirausaha dan sebaliknya. Besarnya sumbangan latar belakang
Hasil tersebut didukung oleh penelitian Junil keluarga terhadap kompetensi berwirausaha
Adri (2013) tentang “Pengaruh pengalaman ditunjukkan dengan hasil analisis regresi ganda
praktek kerja industri dan informasi dunia dengan sumbangan efektif sebesar 20,50% dan
kerja terhadap minat berwirausaha”. Penelitian sumbangan relatif sebesar 49,277%, maka

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 11

dapat dikatakan bahwa semakin baik latar dan signifikan pembelajaran kewirausahaan
belakang keluarga maka akan semakin tinggi melalui business center, pengalaman prakerin,
kompetensi berwirausaha dan sebaliknya. dan latar belakang keluarga secara bersama-
Hasil tersebut didukung oleh penelitian sama terhadap kompetensi berwirausaha.
Eka Aprilianty (2012) tentang “Pengaruh Melalui analisis regresi tiga prediktor
kepribadian wirausaha, pengetahuan dapat diketahui pula sumbangan efektif
kewirausahaan, dan lingkungan terhadap minat dari pembelajaran kewirausahaan melalui
berwirausaha siswa SMK”. Penelitian tersebut business center, pengalaman prakerin, dan
menunjukkan bahwa lingkungan keluarga latar belakang keluarga secara bersama-sama
memberi pengaruh yang berarti terhadap minat terhadap kompetensi berwirausaha sebesar
berwirausaha siswa SMK. 41,6% sedangkan 58,4% berasal dari variabel
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Latar belakang keluarga siswa adalah
kondisi status sosial ekonomi yang dicerminkan Hasil tersebut didukung oleh penelitian
dari pekerjaan dan pendidikan orang tua, Tuatul Mahfud (2012) tentang “Praksis
tempat/tinggal atau kedudukan, pola asuh Pembelajaran Kewirausahaan pada Unit
orang tua, cita-cita orang tua terhadap anak, Produksi Jasa Boga di SMK Negeri 6
serta penghasilan. Dalam kaitannya pengaruh Yogyakarta”, Junil Adri (2013) tentang
keluarga dalam pendidikan untuk membentuk “Pengaruh pengalaman praktek kerja industri
kepribadian anak, Sudjana (2004: 63) dan informasi dunia kerja terhadap minat
mengatakan bahwa dalam perkembangannya berwirausaha”, Eka Aprilianty (2012) tentang
keluarga-keluarga itu membentuk suatu “Pengaruh kepribadian wirausaha, pengetahuan
pengelompokan atas dasar wilayah tempat kewirausahaan, dan lingkungan terhadap minat
tinggal dan keturunan. Pendapat tersebut senada berwirausaha siswa SMK”. Penelitian tersebut
dengan pendapat Routamaa bahwa anak-anak mendukung bahwa secara bersama-sama dapat
yang berasal dari keluarga wirausaha lebih berpengaruh pembelajaran kewirausahaan
positif dan realistis menjadi pengusaha. melalui business center, pengalaman prakerin,
dan latar belakang keluarga memberikan
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas,
pengaruh yang positif terhadap peningkatan
maka latar belakang keluarga memberikan
kompetensi berwirausaha pada siswa SMK
pengaruh positif dan signifikan terhadap
kelompok bisnis dan manajemen di Kota
kompetensi berwirausaha siswa SMK Negeri
Yogyakarta.
kelompok bisnis dan manajemen di Kota
Yogyakarta. Pengaruh positif latar belakang
keluarga tersebut dilihat dari pekerjaan orang SIMPULAN DAN SARAN
tua, pendidikan orang tua, status sosial ekonomi
orang tua, pandangan orang tua tentang Simpulan
pendidikan, dan pola atau gaya orang tua Berdasarkan hasil penelitian dan
mendidik anak yang mendukung tumbuhnya pembahasannya, maka dapat ditarik
kompetensi berwirausaha pada diri siswa SMK kesimpulan sebagai berikut: (1) pembelajaran
Negeri kelompok bisnis dan manajemen di kewirausahaan melalui business center
Kota Yogyakarta. berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kompetensi berwirausaha siswa SMK Negeri
Pengaruh pembelajaran kewirausahaan, kelompok bisnis dan manajemen di Kota
pengalaman prakerin, dan latar Yogyakarta. Hasil analisis ditemukan nilai
belakang keluarga terhadap kompetensi sigifikansi 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak yang
beriwirausaha artinya variabel pembelajaran kewirausahaan
Berdasarkan hasil analisis dengan melalui business center mempunyai pengaruh
bantuan program SPSS versi 16 diperoleh positif dan signifikan terhadap kompetensi
nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berwirausaha jika variabel pengalaman
menunjukkan bahwa p < 0,05, sehingga dapat prakerin (X2) dan latar belakang keluarga
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif (X3) dikendalikan/dikontrol; (2) pengalaman

Pengaruh Pembelajaran Kewirausahan Melalui Business Center


12 – Jurnal Pendidikan Vokasi

prakerin berpengaruh positif dan signifikan dunia industri (DU/DI) untuk menjadi sponsor
terhadap kompetensi berwirausaha siswa SMK dan mendukung pengembangan praktik kerja
Negeri kelompok bisnis dan manajemen di industri (prakerin) yang membutuhkan sponsor
Kota Yogyakarta. Hasil analisis ditemukan sebagai partner untuk memberikan pengalaman
nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka Ho belajar secara nyata bagi siswa.
ditolak yang artinya variabel pengalaman Bagi SMK, yaitu: bagi pihak sekolah
prakerin mempunyai pengaruh positif dan diharapkan untuk menciptakan lingkungan
signifikan terhadap kompetensi berwirausaha dan suasana yang mendukung pembelajaran
jika variabel pembelajaran kewirausahaan kewirausahaan. Ketersediaan waktu dan
melalui business center (X1) dan latar belakang tempat hendaknya mendapat kelonggaran
keluarga (X3) dikendalikan/dikontrol; (3) latar agara pembelajaran kewirausahaan melalui
belakang keluarga berpengaruh positif dan business center bisa berjalan dengan baik.
signifikan terhadap kompetensi berwirausaha Selain itu pihak sekolah diharapkan untuk
siswa SMK Negeri kelompok bisnis dan selalu mengikutsertakan para guru dalam
manajemen di Kota Yogyakarta. Ditemukan pendampingan pembelajaran kewirausahaan
nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka Ho melalui business cnter serta memberikan
ditolak yang artinya variabel latar belakang fasilitas, sarana prasarana untuk kelancaran
keluarga mempunyai pengaruh positif dan pembelajaran kewirausahaan melalui business
signifikan terhadap kompetensi berwirausaha center. Dukungan sekolah dalam bentuk
jika variabel pembelajaran kewirausahaan spiritual dan motivasi juga dibutuhkan oleh
melalui business center (X1) dan pengalaman siswa dalam menjalankan pembelajaran
prakerin (X2) dikendalikan/dikontrol; (4) kewirausahaan melalui business center.
pembelajaran kewirausahaan melalui business
Bagi guru, yaitu: (1) guru diharapkan
center, pengalaman prakerin, latar belakang
dapat melatih siswa untuk berwirausaha agar
keluarga secara besama-sama berpengaruh
setelah menyelesaikan sekolah tidak tergantung
positif dan signifikan terhadap kompetensi
pada penyaluran kerja yang ada di sekolah.
berwirausaha siswa SMK Negeri kelompok
Oleh karena itu, hendaknya kreatif dalam
bisnis dan manajemen di Kota Yogyakarta.
memfasilitasi siswa belajar kewirausahaan
Hasil analisis regresi ganda ditemukan nilai
baik secara teori maupun praktik; (2)
signifikansi sebesar 0,000. Oleh karena nilai
bagi guru, khususnya guru mata pelajaran
signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak yang
kewirausahaan, hendaknya menggunakan
artinya variabel pembelajaran kewirausahaan
pembelajaran kewirausahaan melalui business
melalui business center (X1), pengalaman
center dalam proses pembelajaran agar siswa
prakerin (X2), dan latar belakang keluarga (X3)
lebih aktif dalam pembelajaran; (3) guru
secara bersama-sama mempunyai pengaruh
diharapkan untuk berperan aktif mendampingi
positif dan signifikan terhadap kompetensi
dan memfasilitasi siswa dalam pelaksanaan
berwirausaha. Nilai sumbangan efektif sebesar
pembelajaran kewirausahaan melalui business
41,6%, artinya besarnya kontribusi/sumbangan
center agar siswa tidak jenuh dalam belajar,
pembelajaran kewirausahaan melalui business
sehingga meningkatkan pengetahuan dan
center, pengalaman prakerin dan latar belakang
kompetensi wirausaha siswa.
keluarga terhadap kompetensi berwirausaha
adalah sebesar 41,6%, sisanya (58,4%) berasal Bagi siswa, yaitu: (1) para siswa
dari variabel lain. diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran kewirausahaan dan
Saran prakerin agar dapat memperoleh manfaat
Berdasarkan kesimpulan yang telah berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan
diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini dan kompetensi wirausaha yang lebih baik;
memiliki saran sebagai berikut : (2) setelah selesai mengikuti pembelajaran
Bagi Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta kewirausahaan melalui business center dan
prakerin, diharapkan siswa SMK mempunyai
Bagi dinas pendidikan diharapkan pemikiran dan pandangan untuk melanjutkan
menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015


Jurnal Pendidikan Vokasi – 13

usaha agar mampu membuka lapangan usaha Dollinger, M. J. (2003). Entrepreneurship:


secara mandiri. strategis and resources (3rd ed). New
Bagi penelitian selanjutnya, yaitu: (1) Jersey: Prentice Hall.
dalam penelitian ini, kompetensi berwirausaha Aprilianty, Eka. (2012). Pengaruh
dipengaruhi oleh pembelajaran kewirausahaan kepribadian wirausaha, pengetahuan
melalui business center, pengalaman kewirausahaan, dan lingkungan
prakerin, dan latar belakang keluarga. terhadap minat berwirausaha. Tesis.
Untuk pengembangan penelitian selanjutnya Yogyakarta: UNY.
dapat dilakukan dengan berbagai macam
metode yang dapat digunakan agar siswa Lia, Erika. (19 September 2013). Jumlah
mempunyai kompetensi wirausaha yang baik pengusaha di Indonesia hanya 1,25%.
dan factor-faktor lain yang mendungkung Diambi pada tanggal 19 September
tumbuhnya kompetensi berwirausaha pada 2013, dari http://ekbis.sindonews.com/
diri siswa SMK; (2) skala pengukuran untuk read/785269/34/jumlah-pengusaha-di-
kompetensi wirausaha seharusnya tidak hanya indonesia-hanya-1-25
menggunakan kuesioner (angket) saja, tetapi
juga dapat perlu untuk dilakukan pengamatan Geoffrey, G. M, et. Al. (1996). Kewirausahaan
untuk skala sikap dan keterampilan yang teori dan praktek. Jakarta: PT. Pustaka
dimiliki oleh siswa. inaman Presindo.

Hisrich, R.D., & Peters, M.P. (2002).


DAFTAR PUSTAKA Entrepreneurship. 5thed. New York:
The McGraw Hill.
Jaidun, Amat Dkk, (2000). Hibah penelitian
program due-dike, manajemen up Adri, Junil. (2013). Pengaruh pengalaman
jurusan bangunan. Laporan Penelitian praktek kerja industri dan informasi
Yogyakarta: Lemlit UNY tidak dunia kerja terhadap minat
diterbitkan. berwirausaha. Tesis. Yogyakarta: UNY

Wijayanto, Bayu. (6 Desember 2008). Katz, J. A., & Green, R.P. (2009).
Walikota resmikan business centre Entrepreneurial small business. New
SMK N 7 Yogyakarta. Diambil pada York: Mc Graw-Hill.
tanggal 1 September 2013, dari http:// Kementerian Koperasi dan UMKM RI. (2012).
w w w. k a b a r i n d o n e s i a . c o m / b e r i t a . Modul seri kewirausahaan: prospek dan
php?pil=26&dn=20081206131859 peluang berwirausahan. Di unduh pada
Depdikbud. (1997). Penyusunan kurikulum tanggal 23 September 2013, dari http://
pendidikan sistem ganda. Jakarta: www.langkahwirausaha.com/uploads/
Depdikbud. MODUL_1-_PROSPEK_DAN_
PELUANG_BERWIRAUSAHA_%
Depdiknas. (2003). Undang-undang Republik 28REVISI_2%29.pdf
Indonesia nomor 20 tahun 2003, tentang
sistem pendidikan nasional. Lambing. P., & Kuehl, C. R. (2000).
Entrepreneurship. Upper Saddle River:
Depdiknas. (2008). Kamus besar bahasa Prentice Hall
Indonesia. Diambil pada tanggal 20
September 2013, dari http://bahasa. Prlm. (1 September 2013). Kewirausahaan
kemdiknas.go.id/kbbi/index.php Indonesia tertinggal. Diambil pada
tanggal 1 September 2013, dari http://
Dirjen Peningkatan Mutu Tendik. (2007). www.pikiran-rakyat.com/node/248888
Pedoman manajemen unit produksi dan
jasa sebagai sumber belajar siswa dan Griffin, R. W., Ronald J. E. (2006). Bisnis.
penggalian pendanaan pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Pengaruh Pembelajaran Kewirausahan Melalui Business Center


14 – Jurnal Pendidikan Vokasi

Sugiyono. (2007). Statistika untuk penelitian. Suryana. (2008). Kewirausahaan: pedoman


Bandung: Alfabeta. praksis, kiat dan proses menuju sukses.
Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. (2009). Metode penelitian
pendidikan. Bandung: CV Alfabeta. Mahfud, Tuatul. (2012). Praksis pembelajaran
kewirausahaan pada unit produksi jasa
Sudira, Putu. (2012). Filosofi dan teori boga di SMK negeri 6 yogyakarta. Tesis.
pendidikan vokasi dan kejuruan. Yogyakarta: UNY.
Yogyakarta. UNY Press.
Universitas Negeri Yogyakarta. (2013).
Sudjana. (2004). Pendidikan nonformal, Pedoman penulisan tesis dan disertasi.
wawasan sejarah perkembangan dan Yogyakarta: PPs. UNY.
filsafat teori pendukung asas. Bandung:
Falah Production. Wojowasito & Poerwadarminta. (1980). Kamus
lengkap Inggri-Indonesia. Bandung:
Sudjana. (2010). Penilaian hasil proses belajar Penerbit Hasta.
mengajar. (Cet. XV). Bandung: PT.
Ramaja Rosdakarya.

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 5, Nomor 1, Februari 2015

Anda mungkin juga menyukai