LP Kejan Deman 123222
LP Kejan Deman 123222
D. Nursing Pathway
Resiko Infeksi
Proses demam
Ketidakseimbangan kelainan neurologis
ATP ASE
+ +
difusi Na dan K
Pengobatan perawatan
Dan diit
15 menit
perubahan suplay
gejala sisa
Neuron otak
GangguanPerfusijaringan cerebral
E. Tanda dan gejala klinis Klinis Kejang Demam
Ada 2 bentuk kejang demam (menurut Lwingstone), yaitu:
1. Kejang demam sederhana (Simple Febrile Seizure), dengan ciri-ciri gejala klinis
sebagai berikut :
3. Darah
a. Glukosa Darah : Hipoglikemia merupakan predisposisi kejang (N < 200
mq/dl)
b. BUN: Peningkatan BUN mempunyai potensi kejang dan merupakan indikasi
nepro toksik akibat dari pemberian obat.
c. Elektrolit : K, Na
Ketidakseimbangan elektrolit merupakan predisposisi
kejang Kalium ( N 3,80 – 5,00 meq/dl )
Natrium ( N 135 – 144 meq/dl )
4. Cairan Cerebo Spinal : Mendeteksi tekanan abnormal dari CCS tanda infeksi,
pendarahan penyebab kejang.
5. Skull Ray :Untuk mengidentifikasi adanya proses desak ruang dan adanya lesi
6. Tansiluminasi : Suatu cara yang dikerjakan pada bayi dengan UUB masih
terbuka (di bawah 2 tahun) di kamar gelap dengan lampu khusus untuk
transiluminasi kepala.
H. Penaktalaksanaan Medis
1. Pengobatan
a. Pengobatan fase akut
Obat yang paling cepat menghentikan kejang demam adalah
diazepam yang diberikan melalui interavena atau indra vectal.
Dosis awal : 0,3 – 0,5 mg/kg/dosis IV (perlahan-lahan).
Bila kejang belum berhenti dapat diulang dengan dosis yang sama
setelah 20 menit.
b. Turunkan panas
A. Pengkajian Keperawatan
1. Anamnesa
a. AktivitasatauIstirahat Keletihan, kelemahanumum
Keterbatasandalamberaktivitas, bekerja, dan lain-
lain
b. Sirkulasi
Iktal :Hipertensi, peningkatannadisinosis
Posiktal : Tanda-tanda vital normal ataudepresidenganpenurunannadi dan
pernafasan
c. Intergritas Ego
Stressoreksternalatauinternal yang berhubungandengankeadaan dan
ataupenanganan
Pekarangsangan
:pernafasantidakadaharapanatautidakberdayaPerubahandalamberhubungan
d. Eliminasi
1) Inkontinensiaepirodik
2) Makananataucairan
3) Sensitivitasterhadapmakanan, mualataumuntah yang
berhubungandenganaktivitaskejang
e. Neurosensori
1) Riwayatsakitkepala, aktivitaskejangberulang, pinsan, pusingriwayat trauma
kepala, anoreksia, daninfeksiserebal
2) Adanya area (rasangan visual, auditoris, area halusinasi)
3) Posiktal : Kelamaan, nyeriotot, area paratiseatauparalisis
f. Kenyamanan
1) Sakitkepala, nyeriotot, (punggungpadaperiodeposiktal)
2) Nyeriabnormalproksimal selama fase iktal
g. Pernafasan
1) Faseiktal : Gigi menyetup, sinosis,
pernafasanmenuruncepatpeningkatansekresimulus
2) Faseposektal : Apnea
h. Keamanan
1) Riwayatterjatuh
2) Adanyaalergi
i. InteraksiSosial
Masalahdalamhubungan interpersonal dalamkeluargalingkungansosialnya
2. PemeriksaanFisik
a. Aktivitas
1) Perubahan tonus ototataukekuatanotot
2) Gerakaninvolanterataukontraksiototatausekelompokotot
b. Integritas Ego
1) Pelebaranrentangresponemosional
c. Eleminasi
Iktal :penurunantekanankandungkemihdan tonus spinter
Posiktal :ototrelaksasi yang mengakibatkaninkonmesia
d. Makananataucairan
1) Kerusakanjaringanlunak (cederaselamakejang)
2) Hyperplasia ginginal
e. Neurosensori (karakteristikkejang)
1) Faseprodomal :Adanyaperubahan pada reaksiemosiatauresponefektifitas yang
tidakmenentu yang mengarah pada fase area.
2) Kejangumum
Tonik – klonik :kekakuandanposturmenjejak, mengenagpeningkatankeadaan,
pupil dilatasi, inkontineusia urine
3) Fosiktal : pasientertidurselama 30 menitsampaibeberapajam, lemahkalau
mental dan anesia
4) Absen (patitmal) : periodegangguankesadaran dan ataumakanan
5) Kejangparsial
Jaksomiaataumotorikfokal :seringdidahuluidengan aura, berakhir 15
menittdakadapenurunankesadarangerakanersifatkonvulsif
f. Kenyamanan
Sikapatautingkahlaku yang berhati-hati
Perubahanpada tonus otot
Tingkahlakudistraksiataugelisah
g. Keamanan
Trauma padajaringanlunak
Penurunankekuatanatautonusotot secara menyeluruh
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi Berhubungan dengan proses penyakit
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan kerusakan sel neuron otak
3. Resiko tinggi cedra berhubungan dengan spasme otot ektermitas
C. Rencana Keperawatan
No Dx Tujuan dan kriteria Intervensi
hasil
1. Hipertermi Setelah dilakukan 1. Monitor suhu tubuh sesering mungkin
berhubungan asuhan keperawatan 2. Monitor warna kulit
dengan proses selama 2x24 jam 3. Monitor tekanan darah, nadi dan RR
infeksi diharapkan tidak terjadi 4. Monitor penurunan tingkat kesadaran
hipertermi atau 5. Tingkatkan sirkulasi udara dengan
peningkatan suhu membatasi pengunjung
tubuh dengan kriteria 6. Berikan cairan dan elektrolit sesuai
hasil: kebutuhan
a. Suhu tubuh dalam 7. Menganjurkan menggunakan pakaian
rentan normal yang tipis dan menyerap keringat
o 8. Berikan edukasi pada keluarga tentang
(36,5-37 C)
5. Kurangnya
pengetahuan Setelah di lakukan 1. Informasi keluarga tentang kejadian
keluarga tindakan keperawatan kejang dan dampak masalah, serta
tentang selama 2x24 jam beritahukan cara perawatan dan
penanganan keluarga mengerti pengobatan yang benar.
penderita maksud dan tujuan 2. Informasikan juga tentang bahaya
selama kejang dilakukan tindakan yang dapat terjadi akibat pertolongan
berhubungan perawatan selama yang salah.
dengan kejang.kriteria hasil : 3. Ajarkan kepada keluarga untuk
kurangnya b. Keluarga memantau perkembangan yang
informasi. mengerti cara terjadi akibat kejang.
penanganan 4. Kaji kemampuan keluarga terhadap
kejang dengan penanganan kejang.
c. Keluarga
tanggap dan
dapat
melaksanakan
peawatan
kejang.
d. Keluarga
mengerti
penyebab
tanda yang
dapat
menimbulkan
kejang.
DAFTAR PUSTAKA
Amid dan Hardhi, 2013. Diagnosis keperawatan, NANDA NIC-NOC, EGC, Jakarta
Hidayat, Azis Alimul. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Edisi:1. Jakarta:
Salemba medika.