A. Pendahuluan
Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah
pengertian, mengerti. Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah
perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Dalam perkembangan
selanjutnya, kemudian istilah kognitif ini menjadi populer sebagai salah satu
wilayah psikologi manusia / satu konsep umum yang mencakup semua
bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan
dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka,
pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan,
pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan.
Ciri – ciri aliran belajar kognitif :
1. Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia.
2. Mementingkan peranan kognitif
3. Mementingkangkan kondisi waktu sekarang
4. Mementingkan pembentukan struktur kognitif
5. Mengutamakan keseimbangan dalam diri manusia
6. Mengutamakan insight (pengertian, pemahaman)
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara
umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan :
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan
(aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation).
Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk
mengembangkan kemampuan rasional (akal).
Berbeda dengan teori behavioristik,teori kognitif lebih mementingkan
proses belajar dari pada hasil belajarnya. Teori ini mengatakan bahwa belajar
tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, melainkan
tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang
situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Teori ini berpandangan
bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan,
pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar
merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seorang
ditentukan oleh presepsi serta pemahamannya tentang situasi yang
berhubungan dengan tujuan belajarnya. Belajar merupakan perubahan
presepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku
Halaman | 1
Teori Perkembangan Kognitif
Halaman | 2
Teori Perkembangan Kognitif
Halaman | 3
Teori Perkembangan Kognitif
Halaman | 4
Teori Perkembangan Kognitif
2. Teori Vygotsky
Yang mendasari teori Vygotsky adalah pengamatan bahwa perkembangan
dan pembelajaran terjadi di dalam konteks sosial, yakni di dunia yang
penuh dengan orang yang berinteraksi dengan anak sejak anak itu lahir.
Ini berbeda dengan Piaget yang memandang anak sebagai pembelajar
yang aktif di dunia yang penuh orang. Orang-orang inilah yang sangat
berperan dalam membantu anak belajar dengan menunjukkan benda-
benda, dengan berbicara sambil bermain, dengan membacakan ceritera,
dengan mengajukan pertanyaan dan sebagainya.
Dengan kata lain, orang dewasa menjadi perantara bagi anak dan dunia
sekitarnya.Belajar lewat instruksi dan perantara adalah ciri inteligensi
manusia. Dengan pertolongan orang dewasa, anak dapat melakukan dan
memahami lebih banyak hal dibandingkan dengan jika anak hanya belajar
sendiri. Konsep inilah yang disebut Vygotsky sebagai Zone of Proximal
Development (ZPD). ZPD memberi makna baru terhadap ‘kecerdasan’.
Kecerdasan tidak diukur dari apa yang dapat dilakukan anak dengan
Halaman | 5
Teori Perkembangan Kognitif
Konsep Scaffolding
Scaffolding merupakan suatu istilah yang ditemukan oleh seorang ahli
psikologi perkembangan-kognitif masa kini, Jerome Bruner, yakni suatu
Halaman | 6
Teori Perkembangan Kognitif
Halaman | 7
Teori Perkembangan Kognitif
Halaman | 8
Teori Perkembangan Kognitif
Halaman | 9
Teori Perkembangan Kognitif
Halaman | 10
Teori Perkembangan Kognitif
DAFTAR PUSTAKA
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Rosita%20Endang%20
Kusmaryani,%20M.Si./Perkembangan%20Kognitif.pdf
www.slideshare.net/iwk/5-tahap-perkembangankognitifmenurutpiaget
Halaman | 11