- Benjolan di payudara - Kecepatan tumbuh dengan atau tanpa rasa sakit - Nipple discharge, retraksi puting susu, dan krusta - Kelainan kulit (eksoriasi puting, dimpling, peau d’orange, 2 venektasi, eritema, bisul kulit, eksim) - Benjolan ketiak dan edema lengan - Penebalan asimetris/nodularitas - Keluhan tambahan seperti nyeri tulang belakang dan sesak napas 2. Imaging - Mamogram bilateral diagnostik Skrining mamografi terdiri dari dua gambar x-ray standar dari masing- masing payudara. Mamografi berfungsi untuk mengetahui palpable mass (massa teraba), apakah tumor jinak atau negatif. - Ultrasonografi (USG) Payudara Untuk mengetahui solid mass (massa padat), cystic masses (massa kistik), complicated cyst (komplikasi kista), complex (cystic and solid) mass, dan no imaging abnormality. - MRI MRI juga dapat berperan dalam penentuan diagnostik. MRI digunakan untuk pasien dengan perubahan kulit yang konsisten dengan payudara. Ada bukti bahwa fitur MRI dapat memfasilitasi diagnosis radang kanker payudara/inflamation breast cancer (IBC). MRI dapat digunakan untuk mengetahui puting yang mencurigakan ketika pada saat mamografi dan ultrasound tidak terdeteksi. 3. Ulasan patologi 4. Penentuan imunohistokimia (status reseptor estrogen dan reseptor progesteron; HER2) 5. Pemeriksaan laboratorium (pemeriksaan darah rutin) 6. Biopsi Payudara Biopsi payudara direkomendasikan jika ada temuan klinis yang mencurigakan atau sangat menunjukkan keganasan pada saat imaging. Terdiri dari: - biopsi FNA (Fine Needle Aspiration), melibatkan penggunaan jarum bor kecil untuk mendapatkan sampel sitologi dari massa payudara. - Core needle biopsi, (Biopsi jarum inti juga disebut biopsi payudara inti perkutan) adalah prosedur yang biasanya melibatkan mendapatkan beberapa inti jaringan padat menggunakan teknik standar. - Excisional Biopsy (biopsi eksisi), melibatkan pengangkatan seluruh massa payudara atau area payudara yang mencurigakan.