Jenis - Jenis Alergi
Jenis - Jenis Alergi
1. Pengertian
Alergi adalah suatu reaksi sistem kekebalan tubuh (imunitas) terhadap suatu
bahan/zat asing (alergen). Bentuk reaksi itu macam-macam, bisa berbentuk ruam
kemerahan, penyumbatan (kongesti), pilek, bersin, radang mata, asma, shock atau bahkan
kematian (jarang terjadi).
Alergi dapat berasal dari makanan atau obat. Sebagian besar penyebab alergi
makanan adalah zat-zat protein tertentu dalam susu sapi, putih telur, gandum, kedelai,
udang, dll. Sedangkan dari obat, penisilin dan turunannya yang paling banyak
menimbulkan reaksi alergi. Jenis obat dengan kecenderungan besar menimbulkan reaksi
alergi adalah jenis sulfa, barbiturat, antikonvulsi, insulin dan anestesi lokal.
2. Penyebab Alergi
Alergi dapat terjadi baik sejak janin masih berada di dalam kandungan maupun di
berbagai macam rentang usia. Pada umumnya alergi timbul di usia kanak-kanak, namun
kejadian paling sering terjadi di usia dewasa. Penyebab sensitifnya seseorang terhadap
alergen tertentu dan berlebihannya produksi IgE akibat terkena alergen masih belum
diketahui penyebabnya. Diperkirakan hubungan yang paling sering adalah faktor
keturunan. Alergi dapat diturunkan dari orang tua ke anak. Apabila kedua orang tua tidak
memiliki riwayat alergi, maka risiko anak memiliki alergi sebesar 25%. Apabila salah
1
satu dari kedua orang tua anak memiliki alergi, maka risiko meningkat menjadi 50% dan
75% bila alergi dimiliki oleh kedua orang tua.
Jenis penyakit alergi ini banyak macamnya. Alergi yang terkait dengan
pernapasan ialah yang umum dijumpai, contoh adalah asma dan rinitis (bersin dan pilek
berulang terutama pada pagi hari).
Penderita alergi rinitis atau istilah lainnya pilek alergi biasanya mengalami bersin,
hidung tersumbat, rasa gatal di hidung. Tidak jarang gejala rinitis alergi disertai gejala
konjungtivitas, seperti keluarnya air mata, gatal dan kemerahan. Gejala gangguan
pendengaran kadang juga dijumpai seperti rasa tersumbat dan kurang dapat mendengar.
Penyakit rinitis alergi seringkali mengganggu aktivitas dan kualitas hidup. Bila penyakit
ini dibiarkan, kemungkinan akan berkembang menjadi penyakit kronis seperti asma.
Urtikaria ada yang bersifat akut dan ada yang bersifat kronis. Dikatakan urtikaria
akut bila gejala bentol berlangsung sepanjang hari. Penyebab urtikaria akut umumnya
jelas, seperti makanan, obat, infeksi virus atau mikroba lain, sengatan serangga, lateks,
dll. Pada urtikaria kronis, sebagian besar penyebabnya tidak diketahuim sehingga
dipergunakan istilah urtikaria kronik idiopatik. Sebagian kecil penyebab yang diketahui
antara lain penyakit autoimun, urtikaria fisis (udara dingin, akuatik, solar, tekanan,
vibratori), infeksi kronik (infeksi gigi dan sinusitis).
4. sifat-sifat alergi :
1. Saat antigen memasuki tubuh, secara otomatis seluruh jaringan tubuh akan
melakukan suatu proses kompleks untuk mengenali benda asing tersebut.
2
2. Sel darah putih menghasilkan antibodi spesifik untuk melawan antigen.
Proses ini disebut sensitisasi.
3. Antibodi bekerja dengan mendeteksi dan merusak substansi yang
menyebabkan penyakit. Pada reaksi alergi, antibodi dikenal sebagai
immunoglobulin E, atau IgE.
2. Jika hadirnya mediator dirasa sudah cukup, reaksi alergi bisa dikatakan
telah berakhir.
c. Reaksi alergi sebenarnya sebuah keunikan bagi kita. Tubuh sudah pasti akan
mengenali antigen jika sewaktu-waktu akan menyerang kembali.
e. Alergi tidak berkaitan dengan garis keturunan si penderita. Bisa jadi satu
anggota keluarga terkena alergi, sementara yang lain tidak pernah terkena.
2. Penderita asma
3. Orang yang mengalami gangguan pada saluran pernapasannya.
4. Penderita polip
3
5. Penderita infeksi pada sinus, telinga, atau pangkal tenggorokan.
6. Orang yang memiliki kulit sensitif
6. Pengobatan Alergi
Pengobatan alergi pada dasarnya adalah simtomatik atau sesuai dengan gejala.
Prinsip yang paling utama adalah menghindari benda-benda yang diperkirakan
merupakan suatu alergen dengan tujuan agar pasien tidak kontak dengannya. Apabila
reaksi alergi yang terjadi mengancam nyawa pasien, seperti terjadi pembengkakan di
saluran nafas, maka pasien harus segera dibawa ke rumah sakit untuk ditangani lebih
baik.
8. Pencegahan Alergi
4
a. Hindari pemicu seperti makanan atau obat-obatan yang dapat menimbulkan
reaksi alergi walaupun obat atau makanan tersebut hanya menyebabkan reaksi
ringan.
c. Bila anda pernah memiliki riwayat reaksi alergi yang serius, bawa obat-obatan
darurat (seperti difenhidramin (antialergi) dan suntikan epinefrin atau obat
sengatan lebah) sesuai dengan anjuran dari dokter.
Kenali pencetus alergi yang Anda derita. Jika tubuh Anda reaktif terhadap kacang, jangan
makan kacang. Dengan mengurangi bahkan menghindari penyebab terjadinya reaksi
alergi, Anda akan terbebas dari alergi.
5
c. Bila penderita mengalami gatal-gatal segera berikan pelembab yang
mengandung kalamin, seperti kaladin lotion atau sesuatu yang dingin.
Reaksi parah:
b. Tenangkan penderita
c. Bila reaksi alergi adalah akibat sengatan lebah, hilangkan sengat dengan
mencungkil,jangan menggunakan penjepit.
intervensi:
1. bersikap realistis dan positif selama pengobatan. Pada penyulahan kesehatan dan
menyusun tujuan dalam keterbatasan
2. dorong interaksi keluarga dan dengan tim rehabilitas
6
2. gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritas
intervensi:
4. pertahankan ventilasi dan kelembaban kamar tidur dalam keadaan yang baik