Anda di halaman 1dari 6

HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, Vol. I, No.

2 (April 2018)

DEGRADASI EKOLOGI DAN KAPITALISME REVOLUSI HIJAU DALAM BUKU TEKS


SEJARAH SMA
Firizky Farawita
SMA Negeri 1 Bojongsoang
firizkyfarawita@gmail.com
Abstract: This article reviews the appearance of ecological degradation and capitalism in Green Revolution topic in history
subject textbook. The discourse of Green Revolution tends to make the reader assuming it as an achivement that
had been done by New Order Era. By using critical discourse analysis, writer tries to understand the social
construction which is built in that discussion through the languange that is used in history subject textbook for
12th grade science programme written by I Wayan Badrika. Through this study, it found that the discourse is
designed to construct Green Revolution as a successful programme, but not critically showed the side effects of
ecological and cultural degradation. It reflects that the discourse maker tries to influence the readers with New
Order Era ideological vision.

Abstrak: Artikel ini mengkaji munculnya degradasi ekologis dan kapitalisme dalam materi Revolusi Hijau dalam
buku teks sejarah sekolah. Pewacanaan Revolusi Hijau cenderung membuat pembaca menganggapnya
sebagai sebuah pencapaian yang telah dilakukan pemerintahan Orde Baru. Menggunakan Analisis Wacana
Kritis yang mencoba memahami kontruksi sosial yang dibangun oleh materi tersebut melalui pembahasaan
yang ditulis dalam buku teks sejarah untuk kelas XII program ilmu alam yang ditulis oleh I Wayan Badrika.
Kajian ini menemukan bahwa wacana yang dibangun dalam materi ini telah menempatkan Revolusi Hijau
di Indonesia sebagai sebuah program yang berhasil, namun tidak secara kritis menampilkan dampak
kerusakan lingkungan dan kultural yang ditimbulkan. Ini merefleksikan bahwa pembuat wacana mencoba
menghegemoni pembaca dengan visi ideologi Orde Baru mengenai Revolusi Hijau adalah baik, bermanfaat,
dan tidak berdampak negatif.

Kata Kunci: buku teks sejarah, degradasi ekologi, Orde Baru, Revolusi Hijau, analisis wacana krtitis

PENDAHULUAN Penyusunan materi dalam buku teks sejarah


Buku teks merupakan salah satu sumber belajar tentu saja tidak lepas dari pedoman kurikulum,
dan bahan ajar yang umum digunakan oleh siswa dimana kurikulum merupakan sebuah produk
dan guru dalam proses pembelajaran yang bersifat politik dari masa pemerintahan tertentu. Dalam
konvensional. Penggunaan buku teks memberikan buku Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik,
kontribusi besar terhadap berlangsungnya Sukmadinata menyebutkan bahwa salah satu sumber
pembelajaran. Nasution (dalam Prastowo, 2012, pengembangan kurikulum adalah kekuasaan sosial-
hlm. 169), menyebutkan beberapa fungsi, tujuan, politik tertentu, termasuk lembaga, arah kebijakan,
dan manfaat buku teks pelajaran yaitu; sebagai dan produk-produk politik berupa peraturan
bahan referensi atau bahan rujukan bagi peserta perundang-undangan yang berlaku (2003, hlm.
didik; sebagai bahan evaluasi; sebagai alat bantu 265). Isi buku teks pelajaran pun berisikan muatan
pendidik dalam melaksanakan kurikulum; sebagai politik yang memiliki ideology tertentu yang
salah satu metode atau teknik pengajaran yang diusung oleh suatu rezim pemerintahan tertentu.
akan digunakan pendidik dan sebagai sarana untuk Perkembangan politik masa Orde Baru sangat
peningkatan karir dan jabatan. Sementara itu tujuan dengan nuansa ‘pembangunan’ yang digaung-
dari buku teks adalah memudahkan pendidik dalam gaungkan akan memberikan harapan terhadap
menyampaikan materi pembelajaran, memberi peningkatan kesejahteraan penduduk. Hal ini
kesempatan pada peserta didik untuk mengulangi bukan tanpa alasan, setelah pada pemerintahan
pelajaran atau mempelajari pelajaran baru, sebelumnya (Orde Lama) keadaan perekonomian
menyediakan materi pembelajaran yang menarik Indonesia merosot tajam dengan laju inflasi hingga
bagi peserta didik. 650 persen. Peningkatan kesejahteraan ini ditunjang
dengan situasi politik dunia saat itu ketika sedang

77
Firizky Farawita
Degradasi Ekologi dan Kapitalisme Revolusi Hijau dalam Buku Teks Sejarah

berlangsung Perang Dingin antara Amerika Serikat komunikatif atau rasionalitas komunikatif semacam
kontra Uni Soviet. ini disebut sebagai rasionalitas instrumental,
Kondisi politik Indonesia yang cenderung dimana rasionalitas yang diarahkan atau bekerja
condong ke Barat pada masa Orde Baru didukung untuk mengejar seefektif mungkin kepentingan diri
dengan hadirnya ekonom-ekonom lulusan sendiri bersifat mendominasi atau menghegemoni
University of California, Berkeley. Mereka inilah (Lubis, 2015, hlm. 24) dan sifatnya monologis.
yang menjadi arsitek utama dalam pembangunan Sifat buku teks yang mendikte dan
ekonomi Indonesia pada masa Orde Baru. Pada menghegemoni ini bertentangan dengan tujuan
akhir masa kepemimpinan Soekarno, inflasi di pendidikan yang diusung oleh Paulo Freire
Indonesia secara tak terkendali telah mencapai bahwa seharusnya pendidikan seharusnya
empat digit dan tumpukan hutang yang besar. bersifat emansipatoris atau membebaskan. Freire
Hal ini terjadi karena pemerintahan di bawah mengkritisi hal-hal yang mendominasi dalam
Soekarno menghabiskan uang besar-besaran pendidikan dimana siswa hanya dianggap sebagai
untuk membangun monumen, menasionalisasi objek kosong yang tidak memiliki pengetahuan.
industri, dan membiayai defisit anggaran dengan Buku teks yang mengacu kepada kurikulum
pinjaman luar negeri. Ekonom-ekonom lulusan nasional dianggap sebagai pengetahuan yang sudah
Berkeley ini memperbaikinya dengan melakukan ditentukan dan memberi otorisasi kepada guru
deregulasi dan berusaha menurunkan inflasi serta untuk menginstruksikan dan menerapkan gagasan
menyeimbangkan anggaran (Pesek, 1993). Efek kepada siswa (Freire, 1973).
dari program tersebut berlangsung cepat dengan
turunnya tingkat inflasi dari 650% pada tahun 1966 METODE
menjadi hanya 13% pada tahun 1969. Untuk membedah buku teks pelajaran sejarah
Pengembangan di bidang pertanian ini yang digunakan metode kualitatif analisis wacana kritis.
kemudian dikenal dalam buku-buku teks sejarah Berbeda dari kritik bahasa, analisis wacana kritis
sebagai Revolusi Hijau. Buku-buku teks sejarah tidak hanya melihat bahasa sebagai sebuah sarana
membahas Revolusi Hijau ini dalam nuansa yang dalam berkomunikasi namun juga melihatnya
sangat positif, lihat cuplikan berikut: sebagai ‘bahasa sebagai praktik sosial’ dan
“Keberhasilan Revolusi Hijau sangat mempertimbangkan pentingnya konteks dalam
menggembirakan kehidupan para petani. Para bahasa yang digunakan (Fairclough & Wodak,
petani dapat meningkatkan hasi produksi 1997). Bahasa atau wacana tidaklah netral, mereka
pertaniannya. Daerah-daerah pertanian yang membentuk dan mengatur hubungan sosial dan
sebelumnya memproduksi hasil tanaman secara pengetahuan.
terbatas, kini dapat menikmati hasil yang lebih Hal ini berarti bahwa wacana memiliki
baik. Kekurangan bahan pangan selama ini bisa efek untuk ‘mendisiplinkan’ dan menentukan
diatasi” (Badrika, 2006, hlm. 17). kepercayaan dan perilaku apa yang bisa diterma dan
bagaimana kepercayaan ini dinyatakan. Bourdieu
Dari cuplikan tersebut, bisa dilihat bahwa buku berpendapat bahwa kekuasaan dari kelompok
teks sejarah juga tidak lepas dari pengaruh politik dominan dalam masyarakat memastikan bahwa
dan ideologi untuk mencitrakan negara. Nordholt kebiasaan-kebiasaan merekalah yang dominan di
bahkan menyebutkan bahwa buku teks sejarah di atas yang lain, dan memberikan contoh bagaimana
sekolah merupakan dasar untuk mengembangkan pendidikan merupakan sebuah proses dimana
kesadaran sejarah dan kesadaran nasional menurut kekuatan dari kelompok dominan akan dilegitimasi
versi negara (2015, hlm. 15). Dengan demikian, melaui pewacanaan yang dibangun (Bourdieu,
pembahasaan dan pewacaan dalam buku teks 1971).
bersifat mendikte, menguasai dan mengarahkan Artikel ini melihat sejauh mana penulis buku
pembaca agar cenderung kepada satu ideologi mencoba menguasai dan membangun pengetahuan
tertentu, yaitu ideologi negara. Dalam teori mengenai Revolusi Hijau melalui analisis pilihan
tindakan komunikatif dari Habermas, tindakan kata dan bahasa yang digunakan. Sementara metode

78
HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, Vol. I, No. 2 (April 2018)
analisis wacana kritis yang digunakan adalah model manusia adalah pusat dunia, sehingga terjadi
Fairclough (1997, hlm. 210) dualisme antara manusia (subjek) dan di luar manusia
Sumber data yang digunakan dalam penelitian (objek). Subjek bersifat superior dan berperan aktif
ini meliputi: (1) Buku Pelajaran Sejarah Kelas XII untuk mendominasi dan mengeksploitasi objek
Program Ilmu Alam karangan I Wayan Badrika yang inferior demi kepentingan subjek.
(2) dokumen mengenai kebijakan-kebijakan Bagi paradigma Cartesian-Newtonian, dunia
pemerintah mengenai buku teks sejarah misalnya adalah mesin besar yang terdiri dari materi
Permendiknas No. 11 Tahun 2005 tentang buku dan gerak yang tunduk kepada hukum-hukum
teks pelajaran, dan Permendiknas No. 48 Tahun matematika. Ini memunculkan pemahaman bahwa
2007 tentang penetapan buku teks sejarah yang alam sepenuhnya dapat dijelaskan, diramalkan, dan
memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dikendalikan (mekanistik-deterministik). Alam
dalam proses pembelajaran, (3) dokumen dari yang menurut paradigma ini dibangun atas balok-
media massa mengenai buku teks sejarah. Teknik balok atom (materi) hanya dipandang sebagai mesin
analisis menggunakan teknik analisis wacana kritis mati tanpa makna simbolik kualitatif tanpa cita rasa
menurut Fairclough yaitu deskripsi, interpretasi, etis dan estetis (reduksionisme-atomistik). “Nature
dan eksplanasi. is dull affair, soundless, scentless, colourless, merely
the hurrying of material, endlessly, meaninglessly”
PEMBAHASAN (Whitehead, 1967, hlm.54).
Dalam bukunya, Wodak menyebutkan bahwa Salah satu kisah sukses dari paradigma
penelitian analisis wacana kritis yang utuh akan Cartesian-Newtonian adalah Revolusi Industri
menyaratkan teorisasi dan deskripsi baik mengenai di Inggris pada awal abad ke-XVIII. Penemuan-
proses sosial, dan struktur yang menimbulkan penemuan mesin yang mempermudah pekerjaan
produksi teks dimana seorang individu atau manusia (mekanisasi) merupakan akibat dari
kelompok menciptakan makna dalam interaksinya paradigma Cartesian-Newtonian yang diterapkan
dengan teks. Konsekuensinya, ada tiga hal yang dalam kehidupan sehari-hari. Semenjak itu,
dibutuhkan dalam analisis wacana kritis adalah: manusia menganggap dirinya telah terbebas dari
konsep mengenai kekuasaan, latar sejarah, dan ketergantungan terhadap alam sehingga terjadi hal
konsep ideologi (Fairclough, dalam Wodak, 2001, yang sebaliknya, manusia yang bisa menguasai dan
hlm. 3). Berangkat dari pemahaman itu, maka akan mengendalikan alam (Lubis, 2015, hlm. 17), dan
dijelaskan terlebih dahulu bagaimana sejarah yang menganggap bahwa ilmu pengetahuan merupakan
akhirnya menghasilkan program Revolusi Hijau satu-satunya cara yang memuaskan dalam
yang bersandar pada metode Cartesian Newtonian. menjelaskan hukum-hukum alam (saintisme).
Semenjak saat itulah diperkenalkan istilah modern
Paradigma Cartesian-Newtonian yang mengacu pada industrialisasi dan mekanisasi
Paradigma Cartesian-Newtonian merupakan pekerjaan.
tulang punggung untuk memahami peradaban
modern yang mulai dibangun pada abad ke-XVII Kerusakan Ekologi
(Whitehead, 1967; Capra, 1983; Nasr, 1996; Kuhn, Industrialisasi dan mekanisasi mempengaruhi
1989; Bateson, 1979). Van Perseun menambahkan berbagai bidang kehidupan. Pertanian merupakan
bahwa pengalaman sehari-hari tidak ter lepas dari salah satu bidang kehidupan yang menjadi sasaran
filsafat dan gambaran tentang dunia yang dianut industrialialisasi dan mekanisasi. Industrialisasi dan
oleh manusia modern dipengaruhi oleh cara mekanisasi dalam bidang pertanian yang masuk ke
pandang sains modern (1991, hlm. 11). Semenjak Indonesia bukan tanpa sebab politis. Hal ini tidak
berlangsungnya Reinassance pertengahan abad ke- lepas dari keadaan politik dunia dan konflik global
XV, pandangan umum filsafat telah menempatkan yang bermula setelah Perang Dunia II berakhir.
manusia sebagai pusat. Inilah yang menyebabkan Munculnya dua penguasa besar dalam perpolitikan
paradigma Cartesian-Newtonian berciri global membuat negara-negara kecil seperti
subjektivisme-antroposentrik dimana kesadaran Indonesia ikut pula terseret arus persaingan antara

79
Firizky Farawita
Degradasi Ekologi dan Kapitalisme Revolusi Hijau dalam Buku Teks Sejarah

kapitalisme dan sosialisme. Tepatnya pada tanggal lahan pertanian’ adalah benar dan boleh dilakukan
20 Januari 1949 Presiden Amerika Serikat, Harry S. demi tercapainya peningkatan pertanian. Penulis
Thruman untuk pertama kali melontarkan wacana kemudian tidak memberikan keterangan wilayah
‘underdevelopment’ dalam rangka membendung Indonesia bagian mana yang diperluas untuk
pengaruh sosialisme di negara-negara dunia ketiga. kebutuhan pertanian, dan lahan apa yang dipakai
Indonesia yang termasuk dalam wacana untuk perluasan itu. Padahal perluasan lahan
‘underdevelopment’ kemudian mengusahakan pertanian itu kemudian mengakibatkan deforetasi
pula langkah-langkah demi tercapainya ‘higher besar-besaran di daerah Sumatera, Kalimantan,
modernity’. Kata modernisasi juga berkonotasi Sulawesi, Maluku, dan Papua.
sekulerisasi, indusrialisasi, persatuan nasional, serta Deforestasi (pengawahutanan) adalah proses
partisipasi masa. Di masa Orde Baru, langkah- penghilangan hutan alam dengan cara penebangan
langkah menuju ‘higher modernity’ diperkuat pula untuk diambil kayunya atau mengubah peruntukan
dengan datangnya ekonom-ekonom Indonesia lahan hutan menjadi non-hutan. Bisa juga
lulusan University of California, Berkeley yang disebabkan oleh kebakaran hutan baik yang disengaja
paradigmanya berkiblat kepada modernisasi- atau terjadi secara alami. Deforestasi mengancam
kapitalisme Amerika Serikat. Para ekonom lulusan kehidupan umat manusia dan spesies mahluk hidup
Amerika ini kemudian menawarkan sebuah lainnya. Sumbangan terbesar dari perubahan iklim
kebijakan untuk mengatasi inflasi pada saat itu yang terjadi saat ini diakibatkan oleh deforestasi
adalah dengan melakukan rehabilitasi infrastruktur (Risnandar, 2018). Pengawahutanan ini kemudian
dan pengembangan pertanian. dilegitimasi oleh pemerintah Orde Baru dengan
Program pengembangan pertanian kemudian dikeluarkannya PP No.21 Tahun 1970 yunto PP
segera dilakukan oleh pemerintah Orde Baru No.18 Tahun 1975 tentang Hak Pengusahaan Hutan
dalam rangka memperbaiki ekonomi Indonesia (HPH) dan Hak Pemungutan Hasil Hutan (HPHH).
yang terpuruk dibawah pemerintahan Orde Pengawahutanan yang bertujuan
Lama. Program ini kemudian disebut dengan mengalihfungsikan lahan menjadi lahan pertanian
Revolusi Hijau yang merupakan industrialisasi menyebabkan kerusakan lingkungan karena fungsi
dan modernisasi pertanian. Buku teks sejarah hutan yang terutama adalah menyerap karbon yang
untuk SMA kelas XII Program Ilmu Alam yang dihasilkan oleh polutan. Sehingga berkurangnya
ditulis oleh I Wayan Badrika pun membahas materi lahan perhutanan berdampak langsung terhadap
Revolusi Hijau yang merupakan sub-judul dari pencemaran udara akibat tingginya jumlah polutan.
materi Indonesia Pada Masa Orde Baru. Penulis Laporan World Bank pada tahun 2003 menyatakan
buku memandang positif dan mendukung program bahwa Jakarta merupakan kota paling tercemar
Revolusi Hijau yang digagas oleh pemerintah Orde dengan jumlah polutan tertinggi ketiga di dunia
Baru. Seperti cuplikan berikut ini. setelah Mexico City dan New Delhi (World Bank,
“Sebagian besar kondisi sosial ekonomi 2006).
masyarakat Indonesia berciri agraris. Oleh Dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat
karena itu sektor pertanian menjadi sektor ‘perluasan lahan pertanian’ yang disebutkan dalam
yang sangat penting dalam upaya peningkatan teks buku sejarah SMA Kelas XII untuk Program
pertumbuhan Indonesia . . . . Berdasarkan Ilmu Alam ini sama sekali tidak disinggung,
kondisi tersebut, pemerintah berupaya untuk padahal ini sangat berpengaruh terhadap kerusakan
meningkatkan produksi pertanian melalui lingkungan jangka panjang. Indonesia menjadi salah
usaha ekstensifikasi dan intesifikasi pertanian. satu negara yang memiliki degradasi lingkungan
Ekstensifikasi pertanian dilakukan dengan cara terbesar terbukti dengan laju deforestasi mencapai
memperluas areal lahan pertanian” (Badrika, 1,8 hektar per tahun yang menyebabkan 21% dari
2006, hlm.17). 133 juta hektar hutan Indonesia hilang (Alam
Endah, 2010). Ini menyebabkan pula penuruan
Melalui kalimat ini pembaca kemudian kualitas lingkungan, peningkatan bencana alam,
diarahkan untuk berpikir bahwa ‘memperluas dan terancamnya kelestarian flora dan fauna.

80
HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, Vol. I, No. 2 (April 2018)
Pengawahutanan juga tidak hanya disebabkan Walaupun memiliki produktivitas yang tinggi,
karena alih fungsi lahan, program transmigrasi yang padi IR8 sangat rentan terhadap hama tanaman.
digaungkan oleh pemerintahan Orde Baru juga turut Itu sebabnya mengapa poin empat dalam program
berperan dalam berkurangnya lahan perhutanan Panca Usaha Tani adalah ‘pengendalian hama
di Indonesia. Buku teks juga menyebutkan hal dan penyakit tanaman’. Padahal varietas lokal
ini dengan nada yang sangat optimis “…. Upaya memiliki karakteristik tertentu hasil adaptasi
pemindahan penduduk ini masih tetap berlanjut dengan pertanian setempat dan jika disilangkan
sampai sekarang dan merupakan satu upaya dengan tepat berpotensi menghasilkan padi
pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup yang berproduktivitas tinggi, tanpa perlu biaya
masyarakat …” (Badrika, 2006 hlm.18) Padahal pemupukan dan pestisida (Kompas.com, 2008).
sebuah penelitian yang dilakukan oleh World Penggunaan pestisida yang berlebihan ternyata
Resources Institute (Tt.) melaporkan bahwa selama tidak mampu mengontrol hama karena secara
program transmigrasi yang berlangsung dari tak sengaja menciptakan kekebalan hama baru,
tahun 1960 sampai dengan 1999, pemerintah telah sehingga para petani akhirnya tergantung dengan
membuka lahan sebanyak dua juta hektar. pupuk kimia dan racun pestisida. Di Jawa, selama
Di Indonesia, program Revolusi Hijau awal Revolusi Hijau, rata-rata penggunaan pupuk
termanifestasi dalam Panca Usaha Tani, yaitu (1) kimia untuk per hektar tanah meningkat 50%,
penggunaan bibit unggul, (2) pengolahan tanah sementara penggunaan pestisida naik dua kali lipat
yang baik, (3) pemilihan pupuk yang lengkap dan (Pincus, 1996).
baik, (4) pengendalian hama dan penyakit tanaman,
dan (5) irigasi yang baik. Penggunaan bibit unggul Kapitalisasi Segalanya
terutama ditujukan kepada jenis tanaman padi Untuk menunjang program Revolusi Hijau
sebagai makanan pokok di Indonesia. yang diberlakukan secara massif, pemerintahan
“Ekestensifiksasi pertanian dilakukan dengan Orde Baru bersifat ramah modal. Orientasi dari
cara penyuluhan, pencarian, dan pencarian bibit kebijakannya adalah membuka peluang ekonomi
unggul. Berbagai macam penelitian dilakukan dan kesempatan berusaha dengan mengundang
di Indonesia bertujuan untuk mendapatkan sebanyak mungkn pemilik modal dari dalam
varietas tanaman yang unggul sesuai dengan maupun dari luar negeri. Untuk menunjang
kondisi alam Indonesia” (Badrika, 2006, hlm. program Revolusi Hijau ini pemerintah Orde
17). Baru menjalankan konsep deregulasi dengan
mengeluarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1967
Penggunaan bibit unggul ini dibuktikan dengan tentang penanaman modal asing.
digunakannya bibit padi jenis IR8 yang merupakan Sejak saat itu, secara teori muncullah
hasil penyilangan genetik padi jangkung Indonesia ketergantungan (interdependency) antara Utara
yang memiliki kualitas baik namun durasi panen (negara-negara maju kapitalis, terutama di Eropa
lama dan padi pendek Filipina, yang berkualitas dan Amerika Serika), dengan Selatan (negara-negara
kurang baik namun memiliki durasi panen yang berkembang dunia ketiga). Kenyataannya saling
pendek. ketergantungan ini malah menjadi ketergantungan
Padi jenis IR8 kemudian digunakan secara antara Negara-negara Selatan kepada negara-negara
luas oleh petani di Indonesia demi meningkatkan Utara yang bisa memberikan modal dalam rangka
produksi beras. Sayangnya penggunaan padi jenis percepatan pembangunan. Ketergantungan ini
ini kemudian menggeser penggunaan jenis padi membuat negara berkembang kesulitan lepas dari
local. Di tahun 2008, Bapak Suyatmo, Ketua Tim negara kaya sebab ketergantungan ini menyebabkan
Penilai dan Pelepas Varietas Departemen Pertanian akumulasi kapital yang membuat negara kaya
yang juga merupakan Kepala Pusat Penelitian semakin kaya dan negara miskin semakin berhutang.
dan Pengembangan Tanaman Pangan Deptan, Sebagai bentuk baru model kapitalisme pertanian
mengungkapkan bahwa penanaman padi varietas merupakan hegemoni yang mengekang. Invasi
lokal hanya tinggal 10 sampai 15 persen saja. kebudayaan ini berhasil berkat dukungan

81
Firizky Farawita
Degradasi Ekologi dan Kapitalisme Revolusi Hijau dalam Buku Teks Sejarah

International Monetary Foundation (IMF). Kompas.com. (2008). Ribuan Varietas Padi Lokal
Hayter mencatat Bank Dunia mendukung pasar Hilang. Diakses tanggal 6 April 2018. Tersedia:
bebas, sektor swasta, mendorong modal asing Kompas.com: https://nasional.kompas.com/
dan kemudahan investasi asing, menentang read/2008/09/15/01281789/ribuan.varietas.
penggunaan kontrol harga, serta menolah subsidi padi.lokal.hilang
investasi sarana umum yang memungkinkan Lubis, Akhyar Yusuf. (2015). Pemikiran Kritis
Revolusi Hijau berkembang. Mereka pun menolak Kontemporer: dari Teori Kritis, Cultural
model pemeilikan tanah komunal dan menolah Studies, Feminisme, Postkolonial, hingga
pelaksanaan pelaksanaan land-reform dan menekan Multikulturalisme. Jakarta: Raja Grafindo
produktivitas. Mereka mengadvokasi integrasi Persada.
negara selatan pada pasar dunia, atau dengan kata Nasr, Sayyed Hossein. (1996). Religion and the Order
lain meningkatkan ketergantungan dunia (Hayter, of Nature. Oxford: Oxford University Press.
1985). Nordholt, H.S., Purwanto, B., & Saptari, R. (2015).
Perspektif Baru Penulisan Sejarah Indonesia.
SIMPULAN Jakarta: Buku Obor
Pewacanaan Revolusi Hijau dalam buku teks Pesek, William. (8 Maret 2010). ‘Berkeley Mafia’
sejarah kelas XII untuk program ilmu alam yang now has $US514b at stake. The Sydney Morning
ditulis oleh I Wayan Badrika penulis memberikan Herald. Diakses dari https://www.smh.com.au/
sudut padang yang pro dengan ideologi pemerintah business/berkeley-mafia-now-has-us514b-at-
Orde Baru. Hal ini dibuktikan dengan tidak stake-20100308-pqzt.html
adanya penjelasan mengenai dampak sampingan Pincus, Jonathan. (1996). Class, Power, and Agrarian
yang timbul berupa degradasi ekologi yang cukup Change: Land and Labour in Rural West Java.
parah berupa deforestasi dan homogenisasi hutan. London: Palgrave Macmillan.
Padahal, selain memaparkan fakta seharusnya buku Prastowo, Andi. (2012). Panduan Kreatif Membuat
teks bisa juga menjadi media bagi peserta didik Bahan Ajar Inovatif. Yogjakarta: Diva Press.
untuk memunculkan kemampuan berpikir kritis Risnandar, C. (2018). Deforestasi. Dipetik 6 April
dan reflektif. 2017, dari Jurnal Bumi: https://jurnalbumi.
com/deforestasi/
REFERENSI Van Perseun, Cornelis Anthonie. (1991). Orientasi
di Alam Filsafat. Jakarta: Gramedia
Bateson, Gregory. (1979). Mind and Nature. Wodak, Ruth. (2001). “What Is CDA About: A
Newyork: E.P. Dutton. Summary of Its History, Important Concept,
Badrika, I Wayan. (2006). Sejarah Untuk SMA and Its Developments” in Wodak & Meyer
Kelas XII Program Ilmu Alam. Jakarta: Penerbit (Eds), Methods of Critical Discourse Analysis.
Erlangga. London: Sage Publication.
Capra, Fritjof. (1983). The Turning Point: Science, Whitehead, Alfred North. (1997). Science and the
Society, and The Raising Culture. London: Modern World. Newyork: The New American
Flamingo. Library.
Fairclough, N. & Wodak, R. (1997) “Critical World Bank. (2006). Annual Report. New
Discourse Analysis,” in T. van Dijk (ed.) York: V-N-Publisher. Diakses tanggal 7
Discourse as Social Interaction, pp. 258-84. April 2018. Tersedia: http://siteresources.
London: SAGE. w o r l d b a n k . o r g / I N TA N N R E P 2 K 6 /
Freire, Paulo. (1972). Education on Critical Resources/2838485-1158333614345/AR06_
Consiousness. New York: The Continuum final_LO_RES.pdf
Internasional Publibankbashing Group Inc. World Recources Institute. (Tt.). Deforestasi dan
Hayter, Teressa. (1985). The Creation of World Degradasi Hutan. Diakses tanggal 7 April 2018.
Poverty. London:Pluto Press. Diakses tanggal Tersedia https://www.wri.org/sites/default/
07 April 2018. Tersedia https://libgen.pw/item/ files/pdf/indoforest_chap3_id.pdf
detail/id/1309601?id=1309601

82

Anda mungkin juga menyukai