TEORI
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat yang
dibuat dengan pemadatan, kedua permukaannya rata atau cembung.Tablet memiliki perbedaan
dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan. Kebanyakan tipe atau jenis tablet
dimaksudkan untuk ditelan dan kemudian dihancurkan dan melepaskan bahan obat ke dalam
saluran pencernaan.
Tablet dapat diartikan sebagai campuran bahan obat yang dibuat dengan dibantu zat tambahan
yang kemudian dimasukan kedalam mesin untuk dikempa menjadi tablet.
ü Menurut FI Edisi IV
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi.
Tablet adalah Sediaan padat yang mengandung satu dosis dari beberapa bahan aktif dan biasanya
dibuat dengan mengempa sejumlah partikel yang seragam.
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa cetakdalam bentuk umumnya
tabung pipih yang kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung obat dengan atau tanpa
zat pengisi.
ü Menurut ANSEL Edisi IV
Tablet adalah bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan
bahan tambahan farmasetika yang sesuai.
8. Tablet sublingual
Digunakan dengan cara meletakkan tablet di bawah lidah sehingga zat aktif secara langsung
melalui mukosa mulut, diberikan secara oral. Tablet kempa berbentuk pipih yang
berisi nitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina
pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh
selaput lendir di bawah lidah.
Temulawak merupakan tanaman asli Indonesia dan termasuk salah satu jenis temu-
temuan yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. Selain itu,
temulawak merupakan sumber bahan pangan , pewarna, bahan baku industri (seperti kosmetika),
maupun dibuat makanan atau minuman segar. Temulawak telah dibudidayakan dan banyak
ditanam di pekarangan atau tegalan, juga sering ditemukan tumbuh liar di hutan jati atau padang
alang-alang. Tanaman ini lebih produktif pada tempat terbuka yang terkena sinar matahari dan
dapat tumbuh mulaid ari dataran rendah sampai dataran tinggi. Akan tetapi, untuk mencapai hasil
yang maksimal, sebaiknya ditanam pada ketinggian sekitar 200-600 mdpl.
Ekstrak air temulawak dapat menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida darah
kelinci dalam keadaan hiperlipidemia, tetapi tidak berpengaruh pada HDL Kolesterol. (Abdul
Naser, Jurusan Farmasi FMIPA, UNPAD, 1987)
Kurkuminoid temulawak dapat menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida darah
eklinci dalam keadaan hiperlipidemia. Peningkatan kadar HDL Kolesterol hanya berpengaruh
pada pemberian 20mg kurkuminoid (Pramadhia Budhijaya, Jurusan Farmasi FMIPA,
UNPAD, 1988)
Pemberian kurkuminoid temulawak pada kelinci berbobot 1,5-2,5 kg, dengan dosis 5, 10, 15,
20, 25 mg/ekor, peroral, setiap hari selama 42 hari. Pada smeua dosis, kurkuminoid dapat
menurunkan kadar kolesterol total serta menaikkan kadar asam empedu darah kelinci.(Robert
Edward Aritonang, Jurusan Farmasi FMIPA, UNPAD, 1988)
Infus rimpang temulawak 5, 10, dan 20% dapat meningkatkan daya regenerasi sel hatis ecara
nyata dibanding kontrol pada tikus putih jantan yang dirusak sel hatinya dengan 1,25 ml
karbon tetraklorida/kg bb, peroral (Setiawan Angtoni, Fakultas Farmasi, UBAYA, 1991)
Ekstrak air temulawak 10% b/ dengan dosis 6,8 dan 10 ml/hari dapat menurunkan kadar
SGOT dan SGPT darah kelinci yang terinfeksi virus hepatitis B, tetapi tdiak berpengaruh
terhadap virus hepatitis B. (Sumiyati Yuningsih, Jurusan Farmasi FMIPA, UNPAD, 1987)
Kurkuminoid temulawak dengan dosis 10, 15, dan 20 mg/hari dapat menurunkan kadar
SGOT dan SGPT, serta menaikkan kadar ChE darah kelinci keadaan hepatoksik. (Tavip
Budiawan, Jurusan Farmasi, FMIPA, UNPAD, 1988)
Minyak asiri temulawak jenuh dalam daftar “KREBS”, akan menghambat penyerapan
glukosa dalam usus halus tikus dan bersifat reservibel. (Endah Primawati, Jurusan Farmasi,
FMIPA, UNPAD, 1987)
Kurkuminoid temulawak dapat meningkatkan penyerapan glukosa diusus halus tikus.
Penyerapan ini juga bersifat reservibel. (Karta, Jurusan Farmasi, FMIPA, UNPAD, 1987)
Campuran kurkuminoid dan minyak asiri menghambat penyerapan glukosa pada mencit.
Ikatan keduanya juga bersifat reservibel. (Eli Halimah, Jurusan Farmasi, FMIPA, UNPAD,
1987)
Infus rimpang temulawak 20% dan 40% dapat menambah produksi air susu mencit secara
nyata dibandingkan dengan kontrol. Terdapat perbedaan yang nyata antara pemberian infus
20% dan 40%. Infus diberikan pada mencit dan produksi susu diukur dengan cara meniali
perbedaan berat anak mencit sebelum dan sesudah menyusui. (Clara Maria Limono, FF,
UBAYA, 1990)