Anda di halaman 1dari 6

6

PASAL 2

DOA KESATUAN DAN PERSATUAN SANG PEMILIK UMAT


MENURUT YOHANES 17:20-21

Doa merupakan suatu kegiatan yang lumrah di setiap agama. Dalam

Kekristenan doa menjadi sarana untuk berbincang dan bermohon kepada Khalik dari

makhluk. Dalam beberapa pandangan pula doa adalah kegiatan spiritual yang dinamis

oleh Khalik dengan makhluk.

Doa Yesus demikian adalah kegiatan antara Dia dengan Allah Bapa. Dalam

hal ini kemanusiaan-Nya sangat menonjol, namun sebenarnya keilahian-Nya pun

nampak dalam untaian doa-doa yang dipanjatkan. Doa yang agung dan mulia yang

merupakan teladan bagi umat-Nya.

Makna Doa

Dalam Kekristenan doa tidak memerlukan waktu khusus, seperti lima

waktu sembahyang, atau bersemedi dan bertapa. Tetapi doa menurut kerelaan hati.

Doan juga tidak memandang tempat dan suasana. Hati terkonek dengan Allah, maka

perbincangan ilahi berjalan. Doa tidak memerlukan semacam pola atau tata cara gaya

dan intruksi, tetapi dengan fokus tertuju kepada hadirat ilahi. “Doa adalah suatu relasi

antara manusia dengan Allah yang didalamnya manusia roh manusia berkomunikasi,

memohon, meminta, memuji dan mengakui keberadaan Allah yang transendental.”1

Berdoa merupakan suatu komunikasi antara diri orang percaya (si pendoa)

kepada Allahnya. Tetapi dengan lebih dalam, doa merupakan hak istimewa untuk

berbicara, bertegur sapa dan memohon kepada yang Mahakuasa. Bukankah itu

merupakan hak istimewa yang dipunyai manusia? Untuk itu doa hendaknya dipelajari
1
Josua Siahaan, Definisi Arti dan Makna Doa serta Mempersiapkan Doa, “Buletin
Narhasem”, 8 Desember 2009, 1.
6
dengan baik dan diterapkan dalam sisi kehidupan si pendoa. Orang Kristen harus

mempelajari perihal doa secara sungguh-sungguh. Dengan kesungguhan mempelajari

doa maka diharapkan orang Kristen dapat berkomunikasi dan berelasi dengan Allah

dengan benar. Melalui doa yang benar ini berkat Allah mengalir dan orang Kristen

mengalami kuasa doa yang ajaib serta kemenangan terhadap segala problematik yang

sedang dihadapi.

Doa Kesatuan dan Persatuan Sang Empunya

Yohanes 17 berisikan doa Imam besar manusia, Yesus sebelum Ia

ditangkap. Doa ini terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama (ay 1-5), Ia berdoa untuk diri-

Nya sendiri (Bapa dan Anak), dan dalam bagian kedua (ay 6-19) Ia berdoa untuk para

murid (Bapa, Anak dan Para murid), maka pada bagian ketiga (ay 20-27) Ia berdoa

untuk orang-orang yang percaya oleh pemberitaan para murid (Bapa, Anak, Para

murid dan orang-orang percaya). Doa Yesus adalah doa yang sangat luas, mencakup

semua orang percaya, tidak ada yang luput.

Ia tidak hanya berdoa untuk rasul-rasul. Tetapi mulai ayat 20 ini Ia

memperluas ruang lingkup doanya, sehingga Ia mendoakan semua orang percaya.

“Artinya di dalam doa Tuhan tercakup pula kita sekarang ini.”2 Manusia sering

menghargai dan berterimakasih kepada sesama yang mau mendoakan. Seharusnya

manusia lebih menghargai permohonan dari Yesus yang adalah Anak Allah. Doa ini,

memohon agar orang-orang Kristen sejati menerima jauh lebih banyak kebaikan dan

manfaat dari pada yang bisa diberikan oleh dunia.

Yesus tidak memohon kepada Bapa untuk menyelamatkan orang-orang ini.

2
Hwang Jung Kil, Menggali Intisari Alkitab: Perjanjian Baru, pen., Daniel Jeoung Young
Myung (Manado: Yayasan Daun Family, 2010), 104.
7
Artinya bahwa tentang umat pilihan sesuatu yang sudah pasti di mata Tuhan karena

Ialah yang memilih mereka. Ia sudah memilih siapa yang menjadi umat-Nya (ay. 2,

24). Yang dimohonkan oleh Yesus adalah agar semua orang yang percaya menjadi

satu. Yang dimaksudkan dengan kesatuan bukan kesatuan organisasi belaka; namun

kesatuan yang organis dan fungsional. Kesatuannya memiliki jenis yang sama

dengan kesatuan Bapa dan Anak. Seperti Bapa dalam Anak, dan Anak adalah dalam

Bapa, dan dengan demikian keduanya satu, sehingga semua orang percaya dalam

Kristus, karena persatuan mereka dengan Anak, mereka juga bersatu dengan Bapa.

Bukan pula kesatuan pemerintahan atau organisasi, karena orang-orang kristen tidak

akan pernah mengorganisir gereja-gereja mereka dengan cara yang sama. Mereka

tidak menyembah/ beribadah kepada Allah dengan cara yang sama, mereka melayani

dengan kebiasaan dan praktek yang tidak sama, namun kesatuan orang kristen harus

melampaui semua perbedaan-perbedaan ini dan menyatukan orang percaya dalam

kasih.

Yesus menginginkan persatuan di antara semua orang yang percaya kepada-


Nya. Persatuan ini tidak terjadi karena persatuan organisasi atau persatuan
gereja-gereja ataupun persatuan dalam upacara kebaktian. Persatuan yang
diinginkan Yesus ialah persatuan rohani.3

Yesus menghendaki terjadi persatuan yang spiritual antara orang-orang

percaya bukan persatuan struktural atau organisasi. Yesus menghendaki hal ini, guna

membuktikan bahwa persatuan yang dilakukan secara duniawi tidak akan baka tetapi

fana, akan kendor oleh hal-hal duniawi. Tetapi persatuan yang dilakukan oleh hal-hal

ilahi atau rohani dapat terkekang terus bahkan menunjukkan sedikit serpihan dari

persatuan kekal di sorga.

Orang-orang Kristen semuanya ditebus dengan darah yang sama, dan

sedang menuju ke surga yang sama. Mereka mempunyai kebutuhan yang sama,
3
J. Wesley Brill, Tafsiran Injil Yohanes (Bandung: Penerbit Kalam Hidup, 1990),172.
6
musuh yang sama, sukacita yang sama. Sekalipun mereka terbagi dalam denominasi-

denominasi yang berbeda – dan juga saling menyerang satu dengan yang lainnya –

tetapi akhirnya mereka akan bertemu di tempat tinggal yang penuh kemuliaan yang

sama. Karena itu mereka harus merasa bahwa mereka termasuk dalam keluarga yang

sama, dan adalah anak-anak dari Allah dan Bapa yang sama.

Kesatuan orang yang percaya kepada Yesus Kristus harus terlihat oleh

dunia yang belum diselamatkan. Ketika dunia memandang kesatuan ini, mereka akan

melihat kehadiran dan kuasa kebangkitan Kristus dalam gereja-Nya. Dengan kata lain,

orang percaya harus tinggal di dalam Kristus, Kristus berdiam di dalam mereka, dan

buah yang dihasilkan adalah demonstrasi kehadiran dan kuasa Tuhan kita. Ini adalah

kesaksian kepada dunia bahwa Yesus benar-benar diutus dari Bapa, dan dengan

demikian Dia benar-benar Anak Allah dan Juruselamat dunia karena sesuai dengan

pengakuan-Nya.

Doa Bukti Ilahi

Yesus berdoa untuk kesatuan dan persatuan umat pilihan-Nya merupakan

hal yang lumrah, dan sepatutnya dilakukan oleh setiap pemimpin atau pemuka agama.

Tetapi, Yesus yang adalah Raja dan Imam Besar sudah lebih dari layak mendoakan

umat-Nya bahkan Yesus bisa saja memerintahkan utusan untuk berdoa atas hal ini.

Kerendahan hati dan cinta kasih Yesus adalah pendorong Ia mendoakan hal ini. Dan

juga kesetiaan kepada Allah Bapa, Sang Pengutus-Nya untuk menjalankan segala

mandat yang telah dipercayakan.

Perlu diperhatikan dengan seksama bahwa Kristus tidak berdoa agar persatuan
umat-Nya menghasilkan “dunia percaya kepada-Ku,” melainkan ‘dunia
percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” Dua hal ini sangat
berbeda. “Dunia” di sini maksudnya dunia yang telah ber-Tuhan. Tetapi orang
yang tidak dilahirkan kembali tak pernah dijadikan percaya kepada Kristus
oleh suatu pertunjukkan luar dari kuasa dan kebaikan Ilahi – mujizat-mujizat
7
yang diperbuat Yesus membuktikan hal ini.4

Yesus mendoakan agar terjadi persatuan dan kesatuan bukan untuk

menyatakan pada dunia harus percaya kepada-Nya – memang haruslah manusia

percaya kepada-Nya agar diselamatkan – tetapi manusia dan dunia melihat bahwa

benar Allah yang mengutus Dia, Dia adalah Allah yang berinkarnasi dalam wujud

manusia yang sebenarnya hina. Itulah bukti kasih-Nya, seperti dalam Yohanes 3:16.

Persatuan dan kesatuan digunakan menyatakan keagungan dan kedahsyatan Allah,

yaitu Allah Tritunggal yang dalam upaya keselamatan sangatlah luar biasa.

Slogan Ut Omnes Unum Sint

Ut omnes unum sint atau dalam bahasa Indonesia adalah supaya mereka

semua menjadi satu bahasa Yunani: ἵνα πάντες ἓν ὦσιν, ina pantes hen ōsin; bahasa

Inggris: That they all may be one) adalah suatu frasa yang diambil dari sebuah ayat

dalam Amanat Perpisahan, yaitu pengajaran terakhir Yesus Kristus, yang dicatat

dalam Injil Yohanes (Yoh. 17:21) sebagai berikut: “supaya mereka semua menjadi

satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar

mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah

mengutus Aku.”

Frasa supaya mereka semua menjadi satu atau dalam bahasa Inggris That

they all may be one; dan bahasa Latin ialah Ut omnes unum sint, ini menjadi landasan

sejumlah gerakan Ekumenikal dalam Kekristenan dan penyatuan sejumlah

denominasi Kristen. Juga menjadi topik khotbah umum untuk keesaan gereja. Frasa

ini menjadi motto resmi Church of South India. Versi bahasa Latin, Ut Omnes Unum

Sint, menjadi motto World Student Christian Federation, Universitas Mainz, United

Church of Canada, YMCA dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia GMKI. United
4
A. W. Pink, Tafsiran Injil Yohanes, pen., Cahya R. (Surabaya: YAKIN, 1945), 354.
6
Church of Christ menggunakan versi bahasa Inggris sebagai motto dengan

penambahan satu kata ialah That they may all be one. Sesuai dengan doa Yesus dalam

Injil Yohanes (Yohanes 17:21-22), ensiklik ini membahas hubungan dengan Gereja

Ortodoks dan gereja-gereja Kristen lainnya. Dokumen ini menyatakan kembali bahwa

kesatuan kedua sui juris gereja itu sangat penting. Demikian pula dialog dan kesatuan

dengan gereja-gereja Protestan. Dokumen ini memperlihatkan bahwa Gereja Katolik

Roma secara resmi bergerak menuju kesatuan. Ensiklik ini telah menjadi bagian yang

sering dibahas dalam kelas-kelas ekumenisme.

Tujuan doa Tuhan Yesus adalah kesatuan mereka, dan tujuan kesatuan

mereka adalah supaya lebih banyak orang lagi percaya. Baik tema kesatuan maupun

tema kesaksian itu diuraikan lebih lanjut dalam ayat ini dan ayat-ayat selanjutnya.

Kesatuan yang harus mereka miliki meneladani kesatuan yang dimiliki Tuhan Yesus

dan Allah Bapa. Kesatuan tersebut sudah diungkapkan dalam pasal 1:1-2 dan 1:18.

Tema kesatuan ini juga dikembangkan dalam kiasan pokok dan ranting anggur dalam

pasal 15. Sungguh erat kaitannya antara buah yang diceritakan dalam kiasan itu dan

hasil kesaksian kesatuan yang disebutkan dalam nas ini.5

5
Dave Hagelberg, Tafsiran Injil Yohanes (Yogyakarta: ANDO Offset, 2009)

Anda mungkin juga menyukai