Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun oleh :
PUTRY KURNIAWATI
1114022
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
PERNYATAAN..................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................ix
INTISARI.................................................................................................................x
ABSTRACT ............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................................4
E. Keaslian Penelitian ..............................................................................................5
v
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................42
B. Saran ..................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
GAMBARAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI BERDASARKAN (IMT/U)
DI SMA N 1 MINGGIR, KABUPATEN SLEMAN
YOGYAKARTA
INTISARI
Latar Belakang: Untuk mengetahui status gizi pada remaja, salah satunya dapat
diukur menggunakan pengukuran antropometri dengan menghitung Indeks Massa
Tubuh (IMT) yang disesuaikan berdasarkan umur. Pengukuran ini sesuai untuk
remaja karena remaja masih dalam masa pertumbuhan (Almatsier, 2011). Gizi
kurang yang di alami pada saat remaja sebelum kehamilan sangat berisiko bagi
pertumbuhan dan perkembangan janin yang akan dilahirkan seperti terjadinya
Prematuritas, BBLR. Anak dengan riwayat kelahiran BBLR mempunyai risiko 5,6
kali lebih besar untuk menjadi stunting dibandingkan dengan anak dengan riwayat
kelahiran normal (Waryana, 2010). Kejadian BBLR tahun 2016 di Kabupaten
Sleman tertinggi di Puskesmas Minggir dengan 75 kasus (Dinas Kesehatan DIY,
2016).
Hasil: Status gizi remaja putri berdasarkan IMT/U di SMAN 1 Minggir sebagian
besar adalah normal sebanyak 50 siswi (83,3%), sedangkan status gizi gemuk
sebanyak 1 siswi (1,7%) dan status gizi obes sebanyak 2 siswi (3,3 %).
1
Mahasiswa (D3) Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
Dosen (D3) Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
x
OVERVIEW OF THE NUTRITIONAL STATUS OF FEMALE STUDENTS
BASED ON BMI/A IN SENIOR HIGH SCHOOL 1 MINGGIR, SLEMAN
YOGYAKARTA
ABSTRACT
Methods: This study was an observational study with descriptif design. Samples
ware taken a cros sectional sampling technique on female students in grade 1 and
2 in Senior High School 1Minggir Sleman Yogyakarta. The sample size was 60
female students who met the inclusion and exclusion criteria. Analysis of data
used univariable.
1
Student of Diploma (3) Midwifery Program School of Health Achmad Yani
Yogyakarta
2
Lecture of Diploma (3) Midwifery Program School of Health Achmad Yani
Yogyakarta
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
2
IMT/U menggunakan Z score ≥-2,0 s/d ≤1,0 untuk perempuan usia 5-18 tahun
(Kemenkes RI, 2010).
Data penjaringan status gizi anak sekolah pada tahun 2015 di Kabupaten
Sleman, diketahui siswa tingkat SD mendapatkan layanan kesehatan screening
dengan hasil 100%, tingkat SMP sebesar 74,41%, dan tingkat SMA sebesar
73,16%. Pemantauan dengan menggunakan screening status gizi didapatkan hasil
status gizi kurus sekali pada anak SD sebesar 1,26%, SMP 0,69%, dan SMA
0,54%. Screening status gizi paling rendah terjadi di ditingkat SMA yang
merupakan penentu SDM, oleh karena itu perlunya prgram Pemerintah yang
mewajibkan remaja melakukan screening sehingga dapat diketahui status gizi
pada saat remaja untuk mempersiapkan reproduksinya ( Dinas Kesehatan Sleman,
2016).
Masa prakonsepsi adalah masa dimana sebelum terjadinya kehamilan, yakni
pada masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Pada masa ini calon ibu perlu
menyiapkan diri agar pada masa kehamilan, persalinan dan bayi yang akan lahir
nantinya dalam keadaan sehat. Oleh karena itu, persiapan pernikahan untuk
melahirkan generasi kedepan yang lebih baik seharusnya mulai dilakukan jauh
sebelum masa ini. Gizi yang cukup mendukung kelahiran bayi yang sehat dan
menurunkan risiko kesakitan pada bayi, menunjang fungsi optimal dari alat-alat
reproduksi dan meningkatkan produksi sel telur yang berkualitas. Masalah gizi
yang paling sering terjadi pada remaja adalah kurangnya asupan gizi yang
mengakibatkan kurang gizi atau terlalu kurus sehingga dapat terkena anemia
kekurangan zat besi. Gizi kurang yang di alami pada saat remaja sebelum
kehamilan sangat berisiko bagi pertumbuhan dan perkembangan janin yang akan
dilahirkan seperti terjadinya Prematuritas, BBLR. Anak dengan riwayat kelahiran
BBLR mempunyai risiko 5,6 kali lebih besar untuk menjadi stunting
dibandingkan dengan anak dengan riwayat kelahiran normal (Waryana, 2010).
Laporan Dinas Kesehatan Provinsi DIY tahun 2016 menyatakan bahwa
BBLR tertinggi nomor tiga terdapat di Kabupaten Sleman, dan dari tahun 2014
sampai 2016 kasus BBLR semakin mengkat secara signifikan. Kejadian BBLR
3
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Diketahui klasifikasi status gizi pada remaja putri berdasarkan Indeks Massa
Tubuh (IMT/U) di SMA Negeri 1 Minggir, Kabupaten Sleman.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui karakteristik umur pada remaja putri di SMA Negeri 1 Minggir
Kabupaten Sleman.
b. Diketahui tatus gizi sangat kurus pada remaja putri di SMA Negeri 1
Minggir Kabupaten Sleman.
c. Diketahui status gizi kurus pada remaja putri di SMA Negeri 1 Minggir
Kabupaten Sleman.
d. Diketahui status gizi normal pada remaja putri di SMA Negeri 1 Minggir
Kabupaten Sleman.
e. Diketahui status gizi gemuk pada remaja putri di SMA Negeri 1 Minggir
Kabupaten Sleman.
f. Diketahui status gizi obesitas pada remaja putri di SMA Negeri 1 Minggir
Kabupaten Sleman.
D. MANFAAT
D. Keaslian Peneliti
Tabel 1.1. Keaslian Peneliti
BB tingkat
ringan (KEK
ringan) yaitu
BB
responden
kurang ideal
dan
disarankan
perbanyak
mengonsumsi
makanan
berkalori.
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
33
34
1) Karakteristik responden
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Siswi di
SMA N 1 Minggir Tahun 2017
1. Karakteristik Umur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata umur remaja putri di SMA N 1
Minggir masuk dalam remaja pertengahan, hal ini sesuai dengan definisi
remaja menurut Word Healt Organization (WHO) mengenai batasan
remaja yaitu dalam rentang remaja awal sampai remaja akhir (infodatin,
2014). Hasil penelitian Sicilia, (2014) bahwa usia remaja putri kelas X dan
XI di SMA N 1 Depok menunjukkan rata-rata remaja pertengahan. Usia
remaja menurut Aryani (2010) dibagi ke dalam tiga bagian yaitu masa
36
remaja awal (10-13 tahun). Masa remaja awal ditandai dengan percepatan
pertumbuhan dan pematangan fisik, sehingga sebagian besar energi
intelektual dan emosional pada masa remaja awal ini ditargetkan pada
penilaian kembalidan restrukturisasi dari jati diri. Selain itu penerimaan
kelompok sebaya sangatlah penting, dengan tidak dipandang beda adalah
motif yang mendominasi banyak perilaku sosial remaja aawal. Masa
remaja pertengahan (14-16 tahun) masa remaja menengah ditandai dengan
hampir lengkapnya pertumbuhan pubertas, timbulnya keterampilan-
keterampilan berpikir yang baru, peningkatan pengenalan terhadap
datangnya masa dewasa dan keinginan untuk memapankan jarak
emosional dan psikologis dengan orang tua, sedangkan masa remaja akhir
(17-19 tahun) ditandai dengan persiapan untuk peran sebagai seorang
dewasa, termasuk kalasifikasi dari tujuan pekerjaan dan internalisasi suatu
sistem nilai pribadi.
salah diantaranya pola makan tinggi lemak dan rendah serat (Adriyani,
2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Arlinda (2015) membuktikan bahwa
kebiasaan mengonsumsi fast food tiga kali atau lebih dalam seminggu
dapat memicu terjadinya kegemukan atau obesitas pada remaja.
Mengonsumsi makanan kurang serat seperti fast food dan junk food dan
sedikit mengonsumsi sayuran, serta gaya hidup kurang bergerak atau lebih
banyak duduk di depan televisi, komputer dan memiliki kebiasaan makan
cemilan, makan makanan manis sangat memicu terjadinya status gizi yang
tidak seimbang. Sehingga kelebihan energi ini akan disimpan tubuh dalam
bentuk lemak.
Dampak dari kegemukan antara lain gangguan psikososia, gangguan
pernafasan, penyempitan pembuluh darah karena lemak yang berlebih,
penampilan menjadi tidak proporsional, diabetes, stroke, kelebihan
kolesterol (Widyastuti, 2009).
Hasil klasifikasi status gizi berdasarkan IMT sebagian responden
3,3% berada dalam kategori (Z-score>2 SD) yaitu gemuk dengan
kelebihan BB tingkat berat atau obesitas. Menurut Arlinda (2015) bahwa
obesitas merupakan sebagai peningkatan berat badan diatas 20% dari batas
normal. Penderita obesitas mempunyai status nutrisi yang melebihi
kebutuhan metabolisme karena kelebihan masukan kalori dan penurunan
penggunaan kalori, artinya masukan kalori tidak seimbang dengan
penggunaannya yang pada akhirnya berangsur-angsur berakumulasi
menyebabkan peningkatan berat badan. Obesitas meningkat pada usia ini,
karena penurunan aktivitas fisik dan peningkatan konsumsi tinggi lemak,
tinggi karbohidrat di mana memiliki gizi rendah. Pada remaja hal ini dapat
disebabkan faktor yang bersifat multifactorial baik yang bersifat genetik,
lingkungan maupun faktor psikologis.
Penelitian yang dilakukan oleh Pramitya (2013) membuktikan bahwa
kebiasaan makan yang berlebihan adalah permasalahan gizi, penyebab
obesitas sangatlah kompleks, tidak hanya faktor genetik namun juga gaya
39
yang keliru dimana tubuh yang langsing menjadi idaman para remaja
sehingga kebutuhan gizi tidak terpenuhi, dan kesukaan yang berlebihan
terhadap makanan tertentu contohnya makanan cepat saji (fast food).
Asupan energi kurang dari kebutuhan dalam jangka waktu tertentu akan
menyebabkan terjadi penurunan status gizi. Resiko KEK dapat
mengakibatkan anemia kekurangan zat besi. Gizi kurang yang di alami
pada saat remaja sebelum kehamilan sangat berisiko bagi pertumbuhan
dan perkembangan janin yang akan dilahirkan seperti terjadinya
Prematuritas, BBLR. Anak dengan riwayat kelahiran BBLR mempunyai
risiko 5,6 kali lebih besar untuk menjadi stunting dibandingkan dengan
anak dengan riwayat kelahiran normal (Waryana, 2010).
Perbaikan status gizi remaja putri akan lebih baik dilakukan sedini
mungkin, remaja pun telah memiliki dasar pengetahuan tentang sumber
nutrisi yang baik bagi tubuh untuk persiapan reproduksi pada tingkat
fertilitasnya. Promosi kesehatan oleh lembaga kesehatan terkait seperti
Puskesmas dapat dilakukan dengan tema yang bervariasi dalam
mengupayakan perbaikan gizi remaja untuk lebih baik, namun tentunya
perbaikan gizi harus didukung oleh tenaga pengajar sebagai pembimbing
selama di sekolah dan orangtua sebagai orang yang mampu mengontrol
dan mengarahkan remaja khususnya dalam ketahanan pangan keluarga.
Serta membiasakan diri sarapan pagi untuk membantu para siswi memiliki
gizi yang lebih baik, sehingga jumlah kejadian kurus, gemuk, dan obesitas
dapat berkurang (Kemenkes RI, 2010).
C. Keterbatasan Penelitian
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Saran yang dapat diberikn peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan sebagai berikut:
1. Bagi SMA N 1 Minggir
Dapat ikut berperan aktif dan melakukan kerja sama dengan puskesmas
Minggir dalam kegiatan pemantuan status gizi yang bertujuan untuk
menunjang status gizi untuk kesehatan reproduksi.
2. Bagi remaja putri SMA N 1 Minggir
Dapat memberikan informasi kepada semua remaja mengenai status gizi
kurus disarankan untuk memperbanyak makan, nomal disarankan untuk
mengatur pola makan, dan untuk gemuk dan obesitas disarankan untuk
mengurangi asupan makanan dan berolahraga.
42
43
Adriyani, M., Wirjatmadi B,. (2012), Peran Gizi dalam Siklus Kehidupan,
Prenamedia Group, Jakarta.
Almatsier, Sunita. (2011), Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Arlinda, Sheva. (2015), Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Obesitas pada
Remaja di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta, Skripsi, Program Studi
Kebidanan.
Arikunto, Suharsini. (2010), ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Rineka Cipta, Jakarta.
Arisman. (2010), Gizi Dalam Daur Kehidupan, Buku Kedokteran, Jakarta.
Dea, Apoina (2014), Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada
Remaja Putri , Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 2, Tahun
2014, Halaman
33-39.
Dinkes DIY. (2016), Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin,
Yogyakarta, Dinkes DIY.
Dinkes Sleman. (2016), Screening Status Gizi Anak Sekolah, Sleman, Dinkes
Sleman.
Hidayat, Alimul. (2010), Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data,
Salemba Medika, Jakarta.
Istri Mira Pramitya. (2013), Hubungan Regulasi Diri Dengan Status Gizi pada
Remaja
Akhir di Kota Denpasar. Jurnal Psikologi Udayana 2013, Vol. 1, No. 1, 43-
53.
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. (2016), Situasi Kesehatan
Reproduksi Remaja. (http:www.pusdatin.kemkes.go.id). Diakses pada 15
November 2016.
Santy, Rini. (2006), Determinan Indeks Massa Tubuh Remaja Putri di Kota Bukit
Tinggi. Jurnal Gizi Kesehatan Masyarakat, Vol. 1, No. 3, Desember 2006.
Sicilia. (2016), Penilaian Status Gizi Siswi Kelas X Dan XI Di SMAN 1 DEPOK,
Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 1, April
2016.
Sulistyoningsih, Hariyani. (2012), Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak, Graha
Ilmu, Yogyakarta.