Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK 3

IMUN DAN HEMATOLOGI (DARAH)

Disusun Oleh :
1. Agung Prihambudi (KM.P.1800075)
2. Ajeng Ersyam P. (KM.P.1800080)
3. Arikhard A. (KM. 1800585 )
4. Didit Bekthi D. (KM. 1800586 )
5. Indah Rahayu (KM. 1800591 )
6. Kasni Mangar (KM. 1800592 )
7. Maria Susanti H. (KM. 1800597 )
8. Siska Hanifa (KM. 1800603 )
9. Krisdayanti (KM. 1800593 )
10. Norice Kayame (KM.P.1800076)
11. Ulfah Rizqie Miftah H. (KM.P.1800077)
12. Yunisia Melda S. (KM.P.1800078)
13. Iyud Permatasari (KM.P.1800082)
PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA HUSADA
YOGYAKARTA
TAHUN 2018/2019

i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan
penyusunan makalah Kesehatan Lingkungan dengan judul “Imun Dan Hematologi
(Darah) “ tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin saya upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar penyusunannya. Untuk itu
tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada saya membuka selebar-lebarnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana
ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan saya dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang releven pada makalah-
makalah selanjutnya.

Yogyakarta, 25 Mei 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR TABELDAFTAR LAMPIRAN..............................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tinjauan Pustaka...........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
METODE.................................................................................................................4
A. Alat dan Bahan..............................................................................................4
B. Cara kerja......................................................................................................4
BAB III....................................................................................................................6
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................6
BAB IV....................................................................................................................9
KESIMPULAN........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................10

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pengujian Sampel 1..................................................................................6

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Proses Meletakkan Sampel Darah


Lampiran 2 Inti sel
Lampiran 3 Proses Pemberian Cairan Ethanol Pada Sampel Darah
Lampiran 4 Proses Pengamatan Sampel Darah Menggunakan Mikroskop

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imunitas adalah mengacu pada respons protektif tubuh yang spesifik
terhadap benda asing atau mikroorganisme yang menginvasinya, imunopologi
berarti ilmu terjadi akibat disfungsi dalam sistem imun, struktur sistem imun
(Harti, 2015).
Sistem imun merupakan suatu sistem dalam tubuh yang sangat rumit,
karena diantaranya disertai oleh adanya peran-peran ganda dalam upaya sistem
tersebut menjaga keseimbangan internal tubuh. Sistem imun merupakan suatu
sistem yang bekerja secara holistik. Dalam menjaga integritas tubuh tersebut
sebagian besar mekaismenya menguntungkan pada kegiatan interaksi sel-sel
besar, disamping molekul reseptor yang terdapat pada permukaan sel. Mekanisme
kerja ini mirip cara kerja dalam sistem endokrin (Subowo, 2009).
Konsep umum sistem imunitas (struktur dan fungsi sistem imun)
Pada hakekatnya sistem imunitas terbentuk dari:
1. Sel-sel darah putih
2. Sumsum tulang
3. Jaringan limfoid yang mencakup
4. Kelenjar timus
5. Kelenjar limfe
6. Lien
7. Tonsil serta
8. Adenoid
Diantara sel-sel darah putih yang terlibat dalam imunitas terdapat limfosit
B(sel B ) dan limfosit T (el T ), kesua jenis sel ini berasal dari limfoblas yang
dibuat dalam sumsum tulang. Limfosit B mencapai maturnitasnya dalam sumsum
tulang dan kemudian memasuki sirkulasi darah. Limfoit T bergerak dari sumsum
tulang ke kelenjar timus tempat sel-sel tersebut mencapai maturitasnya menjadi
beberapa jenis sel yang dapat melaksanakan berbagai fungsi yang berbeda.
Struktur lainnya adalah kelenjar imfe, lien, tonsil, dan adenoid. Kelenjar limfe

1
2

yang tersebar di seluruh tubuh menyingkirkan benda asing dari sistem limfe
sebelum benda asing tersebut memasuki aliran darah dan juga berfungsi sebagai
pusat untuk ploriferasi sel imun. Lien yang tersusun dari pulpa rubra dan alba
bekerja seperti saringan. Tonsil dan adenoid serta jaringan limfatik mukoid
lainnya, mempertahankan tubuh dari serangan mikroorganisme.
Darah adalah kendaraan atau medium untuk transportasi jarak jauh
berbagai bahan antara sel-sel itu sendiri (Sherwood L, 2001). Darah adalah
suspensi partikel dalam suatu larutan koloid cair yang mengandung elektrolit dan
merupakan suatu medium penukaran antar sel yang terfikiasi dalam tubuh dan
lingkungan luar (Price dan Wilson, 2005).
Plasma adalah suatu cairan kompleks yang berfungsi sebagai medium
transportasi untuk zat-zat yang diangkat dalam darah (Sherwood L, 2001).
Leukosit adalah unit pertahanan tubuh (Sherwood L, 2001).
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang darah
dan aspeknya pada keadaan sehat atau sakit dalam keadaan normal dan volume
darah manusia 7-8% dari berat badan (Sherwood L, 2001).
Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup yang berada dalam
ruang vaskuler, karena perannya sebagai media komunikasi antar sel ke berbagai
bagian tubuh dengan dunia luar karena fungsinya membawa oksigen dari paru-
paru untuk dikeluarkan, mambawa zat nutrien dari saluran cerna ke jaringan
kemudian mengantarkan sisa metabolisme melalui organ sekresi seperti ginjal,
menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah.

B. Tinjauan Pustaka
Sistem imun merupakan sistem pertahanan tubuh dalam melawan invansi
pathogen maupun benda asing yang mekanismenya melibatkan berbagai
komponen. Sistem imun terdiri atas sistem imun non spesifik (alami) dan spesifik
( adaptif). Sistem imun non spesifik merupakan sistem kekebalan yang berfungsi
terlebih dahulu pada awal kehidupan dan bersifat permanen atau selalu ada/tidak
dirangsang terlebih dahulu (Rombout et al. 2005). Sistem imun non spesifik
merupakan sistem imun yang pertama bekerja saat terjadi invansi pathogen yang
bersifat barrier mekanik dan kimiawi, serta pertahanan seluler (makrofag dan
leukosit) (Ingram 1980).
3

Darah merupakan cairan yang terdiri dari banyak sel bebas yang
membawa zat penting yang diperlukan oleh tubuh melalui sebuah jalur yang
disebut pembuluh darah. Kinerja darah diatur oleh “ master kontrol” yaitu
jantung. Zat yang dibawa bisa apa saja, seperti oksigen, mineral, vitamin, dan
hormon yang berasal dari sistem endokrin. Hasil sisa olahan tubuh seperti
karbondioksida dibawa oleh darah ke paru-paru untuk ditukar dengan oksigen.
Begitu pula banyak racun dan bahan kimia yang tidak dikehendaki tubuh dibawa
kehati dan ginjal untuk kemudian dideportasi keluar dari tubuh manusia melalui
feses dan urine.

C. Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengitepretasikan tentang jaringan darah.
BAB II
METODE

A. Alat dan Bahan


1. Sampel darah
2. Mikroskop
3. Larutan etanol dan metanol
4. Cairan Giemsa
5. Obyek glass
6. Gelas ukur
7. Gelas beker
8. Pipet tetes
9. Alkohol
10. Autoklik dan jarum

B. Cara kerja
1. Bersihkan terlebih dahulu jari yang akan diambil darahnya dengan
mengusap dengan alkohol;
2. Tusuk tangan dengan autoklik tetesan darah pertama dibuang dengan
menggunakan kapas alkohol;
3. Diambil tetesan darah (manusia) dan diteteskan pada obyek glass;
4. Ditipiskan darah dengan menggunakan tepi obyek glass dan ditunggu
sampai kering;
5. Hapusan yang sudah kering ditetesi dengan methanol (obyek glass
dimiringkan) hingga merata dan ditunggu hingga kering;
6. Pembuatan pewarna sel dengan mencampurkan giemsa fluka dan buffer
giemsa atau Ethanol dengan perbandingan giemsa 1 ml dan ethanol 9
ml;
7. Diteteskan pewarna giemsa pada apusan dan ditunggu selama 15-30
menit (hingga warna berubah menjadi ungu);

4
5

8. Kemudian dibilas dengan air mengalir hingga tidak ada pewarna giemsa
yang tersisa dan dikeringkan;
9. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran kuat dan lemah.

..
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 3.1 Pengujian Sampel


Tabel 3.1 Pengujian Sampel 1

NO Sampel Hasil sampel Keterangan

1. Sampel 1 Tidak terlihat karena Pada sampel 1 tidak ditemukan


sampel goresannya hasil yaitu berupa adanya inti sel.
terlalu tipis/patah-patah

2. Sampel 2 Pada perbesaran 100


hasilnya ada inti sel nya.
(berwarna biru besar )
bentuknya normal tidak
ada parasit (bagian dari
darah putih)

3. Sampel 3 Pada perbesaran 100


hasilnya ada inti sel dan
tidak ada parasit.

Sediaan apusan darah merupakan sarana yang igunakan untuk menilai


berbagi unsur sel darah tepi, seperti erirosit, leukosit dan trombosit, serta
digunakan untuk mengidentifikasi adanya parasit seoerti malaria, microfilaria dan
lain – lain. Sediaan apusan yang dibuat atau di swap dengan baik merupakan
syarat mutlak untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yabg baik. Dari tabel di atas

6
dapat disimpulkan bahwa dari pengujian sampel darah terdapat satu sampel yaitu
pada sampel 1 yang tidak dapat terlihat hasilnya. Hal ini dikarenakan swap atau
usapan sampel pada objek glass terlalu tipis atau patah-patah, dan pada saat
pengusapan sampel tidak satu arah penuh yang menyebabkan sampel menjadi
rusak sehingga hasilnya tidak dapat diamati dengan mikroskop. Dan juga dari
pengujian sampel didapatkan dua sampel yaitu pada sampel 2 dan 3, memiliki
hasil dimana terdapat inti sel pada tengah-tengah sampel yang berwarna biru,
pengujian pada dua sampel yang terlihat hasilnya itu dikarenakan goresan yang
dilakukan sesuai dengan langkah dan metode yang ada yaitu dengan satu arah
goresan secara langsung dan penggoresannya tidak terlalu tipis dan terlalu tebal.
Sel darah putih ialah sel dalam tubuh manusia yang memiliki peran penting dalam
sistem daya tahan tubuh dan melawan penyakit.sel darah putih atau juga disebut
dengan leukosit memiliki ciri sbagai berikut :
1. Berjumlah kurang lebih 6-9 ribu butir/mm3.
2. Tidak memiliki warna atau tidak berwarna.
3. Memiliki inti sel atau nukleus.
4. Memiliki bentuk yang banyak atau dapat dikatakan bentuknya tidak beraturan
atau dapat berubah bentuk.
5. Dapat bertahan hidup antara 12-13 hari.
6. Terbuat di dalam sumsum merah tulang pipih, limpa, dan kelenjar getah
bening,
7. Bergerak bebas secara ameboid( seperti dengan amoba ) dan dapat menembus
dinding pembuluh darah.
Sel darah putih mampu bekerja dan menjalankan perannya dengan sempurna
karena memiliki bagian-bagian yang juga tugas khusus, yaitu sebagai berikut:
1. Neutrofit, adalah sel darah putih yang memiliki jumlah terbesar yaitu sekitar
60%-70% sel darah dan memiliki diameter 10-12 mikrometer, proses kerja
yang dilakukan neutrofit ialah dengan cara membunuh bakteri dengan
menelannya secara langsung dan cepat, proses ini disebut dengan fagositosis
yang dapat dilihat ketika timbul luka pada bagian tubuh, maka bagian tersebut
akan segera timbul nanah. Neutrofit dapat bertahan hidup sekitar 6-10 jam.
2. Monosit, adalah sel darah putih yang berjumlah 1-10% yang bekerja dengan
cara memerangi benda-benda asing penyerang tubuhdengan cara
mengeluarkan diri dari aliran darah dan masuk ke dalam jaringan tubuh.ia

7
akan tinggal dalam aliran darah selama 10-20 jam kemudian mampu dalam
beberapa hari di dalam jaringan tubuh.
3. Basofit, adalah sel darah putih yang berjumlah 0,001-0,3% bekerja dengan
cara bekerja dengan cara bergerak ke jaringan tubuh pada kondisi tertentu
yakni ketika ia mengeluarkan senyawa-senyawa yang berbahaya bagi tubuh
seseorang.
4. Eusinofil, yaitu sel darah putih yang berjumlah 7% dari seluruh jumlah
leukosit yang ada dalam tubuh kita dan bekerja dengan cara memerangi
infeksi atau luka yang lebih parah.
5. Limfosit, yaitu sel darah putih yang berjumlah 40 hingga 50% dari total sel
darah putih dalam tubuh manusia. Ia bekerja sebagai pembunuh alami
berperan dalam menyerang sel sel asing serta mampu membunuh racun yang
akan berfungsi sebagai antibosi dalam tubuh.
Sel darah putih tentunya berperan untuk menjaga kesehatan atau
melindungi tubuh dari berbagai macam bahaya yajni berfungsi sebagai pemain
utama dalam sistem kekebalan tubuh dengan cara melawan infeksi dan
mengelilingi serta menghancurjan organisme asing yang masuk ke dalam tubuh.

8
BAB IV
KESIMPULAN
Disimpulkan bahwa dari pengujian sampel darah terdapat satu sampel
secararesannya terlalu tipis atau patah-patah dan pada saat penggoresannya tidak
satu arah secara satu goresan penuh sehingga hasilnya tidak dapat diamati dengan
mikroskop. Dan juga dari pengujian sampel didapatkan dua sampel yaitu pada
sampel 2 dan 3 yang memiliki hasil dimana terdapat inti sel pada tengah-tengah
sampel yang berwarna biru, pengujian pada dua sampel yang terlihat hasilnya itu
dikarenakan goresan yang dilakukan sesuai dengan langkah dan metode yang ada
yaitu dengan satu arah goresan secara langsung dan penggoresannya tidak terlalu
tipis dan terlalu tebal.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sherwood l.(2001). Fisiologi manusia dari sel ke system. Jakarta: EGC

Desmawati, AMK,SKp.,Mkep.,SpMat. 2013. Sistem Hematologi daan Imunologi.


Jakarta: Penerbit in Media. Diakses dari https://library.upnvj.ac.id

Price Sylvia Anderson (1994). Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease


Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed 4. Jakarta:EGC.

-(2005). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit Ed.6 vol 1. Jakarta:


EGC

Harti (2005). Imunitas dalam Tubuh Manusia. Jakarta: EGC

Diakses dari https://repository.unimus.ac.id pada tanggal 25 mei 2019.

Subowo (2009). Sistem Imunologi Dalam Tubuh. Jakarta: EGC

Diakses dari https://repository.unimus.ac.id pada tanggal 24 mei 2019.

10
LAMPIRAN

Pada gambar diatas menunjukkan proses meletakkan sampel darah pada obyek
glass.
Pada pengamatan sampel darah didapatkan hasil seperti pada gambar diatas
dimana sampel yang diamati terdapat inti selnya.
Pada gambar diatas menunjukkan proses pemberian cairan ethanol pada sampel
darah.
Proses pengamatan sampel darah menggunakan mikroskop.

Anda mungkin juga menyukai