Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. yang berjudul
Analisis Kasus TBC di DIY Tahun 2016-2017 .
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu,
kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini,
sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Yogyakarta,18 juni 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Tuberculosis .................................................................... 3
B. Penyebab TBC .................................................................................. 3
C. Cara Penularan TBC ......................................................................... 4
D. Gejala Penyakit TBC ........................................................................ 5
E. Cara Pencegahan TBC ..................................................................... 6
F. Pengobatan TBC ............................................................................... 7
BAB III Hasil Analisis SW+1H
A. Gambaran Kasus TBC di DIY .......................................................... 9
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 16
B. Saran .................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TBCatau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan
oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil
yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya.
Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain
tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir
ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC
merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas),
angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya.
Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan
ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara
dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992,
menunjukkan bahwa Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit
kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab
kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance
memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000penderita Tuberkulosis / TBC
baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per
100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis /
TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun. Jumlah penderita
TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat.
Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua
menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap
empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia.Sehingga
kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang
penyakit TBC.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari TBC?
2. Bagaimana penyebab penyakit TBC?
3. Bagaimana cara Penularan TBC?
4. Apa gejala-gejala seseorang menderita TBC?
5. Bagaimana cara penanggulangan/pencegahan TBC?
6. Bagaimana cara pengobatan kepada penderita TBC?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisannya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari TBC.
2. Untuk mengetahui penyebab penyakit TBC.
3. Untuk mengetahui cara Penularan TBC.
4. Untuk mengetahui gejala-gejala TBC.
5. Untuk mengetahui cara penanggulangan/pencegahan TBC.
6. Untuk mengetahui cara pengobatan kepada penderita TBC.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Tuberkulosis (TBC)


Tuberkulosis (TBC atau TB) merupakan suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan
bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan
bagian lain tubuh manusia.
Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan,
miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan
seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap
tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar
denganmasalah TBC di dunia. Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam
propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia
berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan
TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC
pada tahun2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46%
diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.

B. Penyebab TBC
Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabkan oleh kuman TBC
(Mycobacterium tuberculosis) yang sebagian kuman TBC menyerang paru, tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lain. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai
sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut
pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar
matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap
dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama
beberapa tahun.

3
1. Infeksi Primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman
TBC. Percikan dahak yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat
melewati sistem pertahanan mukosilierbronkus, dan terus berjalan sehingga
sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TBC
berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri di paru, yang
mengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan membawa
kuman TBC ke kelenjar limfe disekitar hilus paru dan ini disebut sebagai
kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan
kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu.
Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi
tuberkulin dari negatif menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer
tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respon daya
tahan tubuh (imunitasseluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut
dapat menghentikan perkembangan kuman TBC. Meskipun demikian ada
beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur).
Kadang-kadang daya tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan
kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi
penderita TBC.

2. Tuberkulosis Pasca Primer


Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau
tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun
akibat terinfeksi HIV atau status gizi buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca
primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi
pleura.

C. Cara Penularan TBC


Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan
bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita
TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita

4
TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru
akan berkembangbiak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan
tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau
kelenjar getah bening.
Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ
tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah
bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling
sering terkena yaitu paru-paru. Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil
menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang
berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaianreaksi imunologis bakteri
TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling
bakteri itu oleh sel-sel paru.
Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya
menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-
bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan
fotorontgen.

D. Gejala penyakit TBC


Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi 2, yaitu gejala umum dan gejala
khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis
tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk
menegakkan diagnosa secara klinik.
1. Gejala Sistemik/ Utama.
a) Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan
malam hari disertai keringat malam.
b) Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang
timbul.
c) Penurunan nafsu makan dan berat badan.
d) Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan
darah).
e) Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

5
2. Gejala Khusus
a) Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi
sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru -paru)
akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
b) Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat
disertai dengan keluhan sakit dada.
c) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit
diatasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
d) Pada anak–anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah
demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang – kejang.
E. Cara Pencegahan TBC
1. Adapan tujuan dari pencegahan TBC, yaitu;
a) Menyembuhkan penderita.
b) Mencegah kematian.
c) Mencegah kekambuhan.
d) Menurunkan tingkat penularan.
2. Cara-cara pencegahan TBC sebagai berikut;
a) Saat batuk seharusnya menutupi mulutnya, dan apabila batuk lebih dari 3
minggu, merasa sakit di dada dan kesukaran bernafas segera dibawa
kepuskesmas atau ke rumah sakit.
b) Saat batuk memalingkan muka agar tidak mengenai orang lain.
c) Membuang ludah di tempat yang tertutup, dan apabila ludahnya
bercampur darah segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.
d) Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah digunakan
oleh penderita.

6
e) Bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi dengan vaksin
BCG. Karena vaksin tersebut akan memberikan perlindungan yang amat
bagus.
F. Pengobatan TBC
1. Jenis Obat
a) Isoniasid
b) Rifampicin
c) Pirasinamid
d) Streptomicin
2. Prinsip Obat
Obat TB diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam
jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan,supaya semua kuman dapat
dibunuh. Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan dalam dosis
tunggal,sebaiknya pada saat perut kosong. Apabila paduan obat
yangdigunakan tidak adekuat, kuman TB akan berkembangmenjadi kuman
kebal. Pengobatan TB diberikan dalan 2 Tahap yaitu:
a) Tahap intensif
Pada tahap intensif penderita mendapat obat (minum obat) setiap hari
selama 2 - 3 bulan.
b) Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minum obat) tiga kali
seminggu selama 4 – 5 bulan.
3. Efek Samping Obat
Beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat mengkonsumsi obat
TB bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Efek samping ringan dapat
berupa berubahnya warna urine menjadi kemerahan yang diakibatkan oleh
rifampisin.
Efek samping lainnya dapat berupa nyeri sendi, tidak ada nafsu makan,
mual, kesemutan dan rasa terbakar di hati, gatal dan kemerahan dikulit
gangguan keseimbangan hingga kekuningan (ikterus). Jika pasien merasakan
hal-hal tersebut, pasien harus segera berkonsultasi dengan dokter untuk

7
memperoleh penanganan lebih lanjut, fase lanjutan. Dalam beberapa kasus
pengobatan bisa berlangsung hingga delapan bulan.

8
BAB III
HASIL ANALISIS 5W+1H

A. Gambaran Kasus TBC di Provinsi DIY Tahun 2016-2017


Penyakit tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit infeksi kronis yang
terutama menyerang paru-paru namun bisa juga menyerang organ-organ
lain. Penyakit ini disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis
kompleks antara lain Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium bovis,
Mycobacterium africanum. Bakteri tersebut merupakan bakteri tahan asam
berbentuk batang dan bersifat aerobik. Penyakit TBC menular melalui
droplet yang dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi TBC. Selain itu
penularan TBC bersifat kontak lama dan terus menerus (Raviglione,
2009).
Target program penanggulangan TBC adalah tercapainya penemuan
pasien baru TBC BTA positif paling sedikit 70% dari perkiraan dan
menyembuhkan 85% dari semua pasien tersebut serta
mempertahankannya. Target ini diharapkan dapat menurunkan tingkat
prevalensi dan kematian akibat TBC hingga separuhnya pada tahun 2010
dibanding tahun 1990, dan mencapai tujuan millenium development goals
(MDGs) pada tahun 2015.
1. Kasus TBC Tahun 2016
Berdasarkan grafik berikut, menunjukkan bahwa TBC masuk dalam 10
besar penyakit di DIY tahun 2016.
Gambar 3.1 Pola 10 Besar Penyakit di DIY Tahun 2016

9
Gambar 3.2 Cakupan Penemuan Penderita Penyakit Tuberkolosis
(TBC) di DIY

Gambar 3.3 Sukses rate/angka keberhasilan pengobatan TBC di DIY

Kesimpulan dari Profil Kesehatan DIY tahun 2016 menunjukkan bahwa


angka kesembuhan TBC pada tahun 2016 sebesar 84,73 % meningkat
dibanding tahun 2015 (83,13%), walaupun sepanjang beberapa tahun
sebelumnya angka penemuan kasus tidak mencapai target yaitu 70%
tetapi angka penyembuhan telah mengalami peningkatan.

10
2. Kasus TBC Tahun 2017

Pada 2017, TBC tercatat masih menduduki 10 besar Penyakit di DIY,


dengan kenaikan jumlah kasus serta peringkat dari peringkat 8 pada
tahun 2016 menjadi peringkat 7 pada tahun 2017 jumlah kasus
tertinggi.

Gambar 3.2 Angka Kesembuhan Penderita Penyakit Tuberkolosis


(TBC) di DIY Tahun 2017

11
Angka keberhasilan pengobatan tertinggi di Kabupaten Sleman (91,64
%) dan terendah di Bantul (65,00 %). Penemuan kasus baru BTA (+) di
DIY sebanyak 992 dengan jumlah suspek sebanyak 20.260 orang.
Berdasarkan Kesimpulan dari Profil Kesehatan DIY Tahun 2017
didapatkan bahwa, angka kesembuhan TBC pada tahun 2017 sebesar
85,56 % meningkat dibanding tahun 2016 sebesar 84,37 %.

B. Daerah Sebaran TBC di Provinsi DIY Tahun 2016-2017


Tahun 2016
Gambar 3.4 Penemuan Kasus Baru BTA+ DIY Tahun 2016

12
Pada tahun 2016 masih didapatkan kasus TBC di semua daerah kab/kota di DIY.
Dari data diatas didapatkan jumlah kasus terbanyak berada di kab. Sleman 747
kasus dan jumlah kasus paling sedikit berada di kab. Gn. Kidul 234 kasus.
Tahun 2017

Pada tahun 2017, masih didapatkan kasus TBC disemua daerah kab/ kota
di DIY, dimana kasus tertinggi masih berada di Sleman 844 kasus dan
terendah di kab. Gn. Kidul 273 kasus. Terdapat peningkatan yang
signifikan pada kasus tbc anak di kab. Bantul.

C. Periode Penemuan Kasus TBC di Provinsi DIY Tahun 2016-2017.


Selama periode tahun 2016 hingga tahun 2017, terjadi peningkatan
penemuan kasus baru dengan kabupaten penyumbang terbesar adalah
Bantul.
D. Karakteristik Penderita TBC
Pada tahun 2016 – 2017 nilai CNR/case notification rate yang
menunjukkan tren pada suatu wilayah, menunjukkan pada penemuan
kasus baru dan jumlah seluruh kasus TBC terjadi peningkatan nilai CNR
pada penderita jenis kelamin laki-laki dengan nilai tahun 2016 78,47
persen menjadi 89,97 persen di tahun 2017, dan 38,58 persen di tahun
2016 menjadi 45,29 persen ditahun 2017 untuk penemuan kasus baru. Hal

13
ini berarti penderita TBC selama 2016-2017 didominasi oleh penderita
laki-laki dari pada perempuan.
E. Penyebab Kejadian TBC di Provinsi DIY Tahun 2016-2017
Tahun 2016

Tahun 2017

Dari data 2016-2017 terjadi peningkatan jumlah kasus suspect dan penurunan
jumlah kasus BTA positif. Jumlah kenaikan kasus suspect terbanyak pada laki-
laki dan jumlah penurunan BTA positif terbanyak pada perempuan. Menurut
Hiswani [2009] bahwa pendeita tb paru lebih tinggi pada laki-laki dibanding
perempuan yang dikarenakan merokok dan minum alcohol sehingga menurunkan
sistem pertahanan tubuh sehingga lebih mudah terpapar agen penyebab tb paru.
Jurnal Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pengobatan TB
Paru di Puskesmas Purwodadi II Kab. Grobogan menunjukkan bahwa

14
terdapathubungan antara PMO dengan keberasilan Pengobatan Tb paru, dengan
PMO dari responden sebagian besar adalah keluarga.

F. Penanggulangan Kasus TBC di Provinsi DIY Tahun 2016-2017


Tahun 2016

Tahun 2017

Keberhasilan pengobatan dari tahun 2016 ke 2017 mengalami peningkatan dari


84,82 persen menjadi 85,56 persen, pencapaian ini telah memenuhi Target
program penanggulangan TBC yaitu tercapainya penyembuhkan 85% dari semua
pasien tersebut. Hal ini tidak terlepas dari usaha penerapan program untuk kasus
TBC seperti PMO, TOSS TB serta Peraturan Walikota (Perwali) Nomor 102
Tahun 2017 Tentang Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan Tuberkulosis
Tahun 2017-2021.

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tuberkulosis (TBC atau TB) merupakan suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan
bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan
bagian lain tubuh manusia.
B. Saran
Saran yang paling tepat untuk mencegah penyakit tuberkulosis adalah
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi, TBC adalah penyakit
yang dapat disembuhkan, untuk mencapai hal tersebut penderita dituntut untuk
minum obat secara benar sesuai yang dianjurkan oleh dokter serta teratur untuk
memeriksakan diri ke klinik/puskesmas.

16
DAFTAR PUSTAKA

Profil Kesehatan DIY Tahun 2016


Profil Kesehatan DIY Tahun 2017
Barbara, C.L. 1996. Perawatan Medikal Bedah (suatu pendekatan proses
keperawatan) Bandung
Doengoes, M. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC

17

Anda mungkin juga menyukai