Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. yang berjudul
Analisis Kasus TBC di DIY Tahun 2016-2017 .
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu,
kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini,
sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TBCatau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan
oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil
yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya.
Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain
tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir
ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC
merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas),
angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya.
Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan
ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara
dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992,
menunjukkan bahwa Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit
kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab
kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance
memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000penderita Tuberkulosis / TBC
baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per
100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis /
TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun. Jumlah penderita
TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat.
Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua
menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap
empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia.Sehingga
kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang
penyakit TBC.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari TBC?
2. Bagaimana penyebab penyakit TBC?
3. Bagaimana cara Penularan TBC?
4. Apa gejala-gejala seseorang menderita TBC?
5. Bagaimana cara penanggulangan/pencegahan TBC?
6. Bagaimana cara pengobatan kepada penderita TBC?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisannya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari TBC.
2. Untuk mengetahui penyebab penyakit TBC.
3. Untuk mengetahui cara Penularan TBC.
4. Untuk mengetahui gejala-gejala TBC.
5. Untuk mengetahui cara penanggulangan/pencegahan TBC.
6. Untuk mengetahui cara pengobatan kepada penderita TBC.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
B. Penyebab TBC
Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabkan oleh kuman TBC
(Mycobacterium tuberculosis) yang sebagian kuman TBC menyerang paru, tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lain. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai
sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut
pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar
matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap
dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama
beberapa tahun.
3
1. Infeksi Primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman
TBC. Percikan dahak yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat
melewati sistem pertahanan mukosilierbronkus, dan terus berjalan sehingga
sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TBC
berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri di paru, yang
mengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan membawa
kuman TBC ke kelenjar limfe disekitar hilus paru dan ini disebut sebagai
kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan
kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu.
Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi
tuberkulin dari negatif menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer
tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respon daya
tahan tubuh (imunitasseluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut
dapat menghentikan perkembangan kuman TBC. Meskipun demikian ada
beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur).
Kadang-kadang daya tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan
kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi
penderita TBC.
4
TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru
akan berkembangbiak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan
tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau
kelenjar getah bening.
Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ
tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah
bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling
sering terkena yaitu paru-paru. Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil
menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang
berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaianreaksi imunologis bakteri
TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling
bakteri itu oleh sel-sel paru.
Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya
menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-
bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan
fotorontgen.
5
2. Gejala Khusus
a) Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi
sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru -paru)
akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
b) Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat
disertai dengan keluhan sakit dada.
c) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit
diatasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
d) Pada anak–anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah
demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang – kejang.
E. Cara Pencegahan TBC
1. Adapan tujuan dari pencegahan TBC, yaitu;
a) Menyembuhkan penderita.
b) Mencegah kematian.
c) Mencegah kekambuhan.
d) Menurunkan tingkat penularan.
2. Cara-cara pencegahan TBC sebagai berikut;
a) Saat batuk seharusnya menutupi mulutnya, dan apabila batuk lebih dari 3
minggu, merasa sakit di dada dan kesukaran bernafas segera dibawa
kepuskesmas atau ke rumah sakit.
b) Saat batuk memalingkan muka agar tidak mengenai orang lain.
c) Membuang ludah di tempat yang tertutup, dan apabila ludahnya
bercampur darah segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.
d) Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah digunakan
oleh penderita.
6
e) Bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi dengan vaksin
BCG. Karena vaksin tersebut akan memberikan perlindungan yang amat
bagus.
F. Pengobatan TBC
1. Jenis Obat
a) Isoniasid
b) Rifampicin
c) Pirasinamid
d) Streptomicin
2. Prinsip Obat
Obat TB diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam
jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan,supaya semua kuman dapat
dibunuh. Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan dalam dosis
tunggal,sebaiknya pada saat perut kosong. Apabila paduan obat
yangdigunakan tidak adekuat, kuman TB akan berkembangmenjadi kuman
kebal. Pengobatan TB diberikan dalan 2 Tahap yaitu:
a) Tahap intensif
Pada tahap intensif penderita mendapat obat (minum obat) setiap hari
selama 2 - 3 bulan.
b) Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minum obat) tiga kali
seminggu selama 4 – 5 bulan.
3. Efek Samping Obat
Beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat mengkonsumsi obat
TB bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Efek samping ringan dapat
berupa berubahnya warna urine menjadi kemerahan yang diakibatkan oleh
rifampisin.
Efek samping lainnya dapat berupa nyeri sendi, tidak ada nafsu makan,
mual, kesemutan dan rasa terbakar di hati, gatal dan kemerahan dikulit
gangguan keseimbangan hingga kekuningan (ikterus). Jika pasien merasakan
hal-hal tersebut, pasien harus segera berkonsultasi dengan dokter untuk
7
memperoleh penanganan lebih lanjut, fase lanjutan. Dalam beberapa kasus
pengobatan bisa berlangsung hingga delapan bulan.
8
BAB III
HASIL ANALISIS 5W+1H
9
Gambar 3.2 Cakupan Penemuan Penderita Penyakit Tuberkolosis
(TBC) di DIY
10
2. Kasus TBC Tahun 2017
11
Angka keberhasilan pengobatan tertinggi di Kabupaten Sleman (91,64
%) dan terendah di Bantul (65,00 %). Penemuan kasus baru BTA (+) di
DIY sebanyak 992 dengan jumlah suspek sebanyak 20.260 orang.
Berdasarkan Kesimpulan dari Profil Kesehatan DIY Tahun 2017
didapatkan bahwa, angka kesembuhan TBC pada tahun 2017 sebesar
85,56 % meningkat dibanding tahun 2016 sebesar 84,37 %.
12
Pada tahun 2016 masih didapatkan kasus TBC di semua daerah kab/kota di DIY.
Dari data diatas didapatkan jumlah kasus terbanyak berada di kab. Sleman 747
kasus dan jumlah kasus paling sedikit berada di kab. Gn. Kidul 234 kasus.
Tahun 2017
Pada tahun 2017, masih didapatkan kasus TBC disemua daerah kab/ kota
di DIY, dimana kasus tertinggi masih berada di Sleman 844 kasus dan
terendah di kab. Gn. Kidul 273 kasus. Terdapat peningkatan yang
signifikan pada kasus tbc anak di kab. Bantul.
13
ini berarti penderita TBC selama 2016-2017 didominasi oleh penderita
laki-laki dari pada perempuan.
E. Penyebab Kejadian TBC di Provinsi DIY Tahun 2016-2017
Tahun 2016
Tahun 2017
Dari data 2016-2017 terjadi peningkatan jumlah kasus suspect dan penurunan
jumlah kasus BTA positif. Jumlah kenaikan kasus suspect terbanyak pada laki-
laki dan jumlah penurunan BTA positif terbanyak pada perempuan. Menurut
Hiswani [2009] bahwa pendeita tb paru lebih tinggi pada laki-laki dibanding
perempuan yang dikarenakan merokok dan minum alcohol sehingga menurunkan
sistem pertahanan tubuh sehingga lebih mudah terpapar agen penyebab tb paru.
Jurnal Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pengobatan TB
Paru di Puskesmas Purwodadi II Kab. Grobogan menunjukkan bahwa
14
terdapathubungan antara PMO dengan keberasilan Pengobatan Tb paru, dengan
PMO dari responden sebagian besar adalah keluarga.
Tahun 2017
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tuberkulosis (TBC atau TB) merupakan suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan
bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan
bagian lain tubuh manusia.
B. Saran
Saran yang paling tepat untuk mencegah penyakit tuberkulosis adalah
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi, TBC adalah penyakit
yang dapat disembuhkan, untuk mencapai hal tersebut penderita dituntut untuk
minum obat secara benar sesuai yang dianjurkan oleh dokter serta teratur untuk
memeriksakan diri ke klinik/puskesmas.
16
DAFTAR PUSTAKA
17