Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan yaitu
meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH) dari 68,6 pada tahun 2004 menjadi
70,5 tahun pada tahun 2007 dan di tahun 2025 diharapkan menjadi 73,7 tahun.
UHH yang semakin meningkat memberi konsekuensi tersendiri yaitu peningkatan
jumlah penduduk lanjut usia (lansia).1
Penduduk lansia dunia tumbuh dengan sangat cepat bahkan tercepat
dibanding kelompok usia lainnya. Penduduk dunia pada tahun 2011 mencapai 7
milyar jiwa dengan penduduk lansia mencapai 112 juta jiwa atau sekitar 16 %
penduduk dunia (Patnistik, 2011). Pada tahun 2010 jumlah lansia ± 23,9 juta
(9,77%) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun dan diprediksi pada tahun 2020
jumlah lansia sebesar 28,8 juta (11,34%) dengan usia harapan hidup 71,1%. Hasil
sensus penduduk tahun 2010 di Indonesia penduduk lansia mencapai 18,1 juta
jiwa.2
Meningkatnya jumlah lansia menimbulkan berbagai permasalahan yang
kompleks bagi lansia itu sendiri maupun bagi keluarga dan masyarakat. Secara
alamiah proses menjadi tua mengakibatkan lansia mengalami perubahan fisik dan
mental, yang mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosialnya. Permasalahan yang
dihadapi lansia apabila tidak segera ditangani akan menimbulkan akibat seperti
gangguan pada sistem tubuh, timbulnya penyakit dan menurunnya activities daily
of living (ADL).Untuk itu, pemerintah melaksanakan upaya kesehatan kepada
lanjut usia yaitu melakukan kemitraan dengan masyarakat termasuk swasta. Salah
satu upaya kemitraan puskesmas berupa pelayanan kesehatan untuk lanjut usia
adalah Posyandu lansia.1
Posyandu lanjut usia (Posyandu lansia) merupakan pelayanan kesehatan
terpadu untuk masyarakat lansia di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati.
Posyandu lansia digerakkkan oleh masyarakat secara berkelompok yang bertujuan
untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia sehingga terbentuk
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.3

1
Berdasarkan Riset Fasilitas kesehatan (Rifaskes) tahun 2011 secara nasional
persentase puskesmas yang memiliki posyandu lansia adalah 78,8%. Provinsi
dengan memiliki posyandu lansia adalah Provinsi DI 3 Yogyakarta (100) diikuti
Jawa tengah (97,1%) dan Jawa Timur (95,2%). Sedangkan persentase terendah
adalah di Papua (15%). Bila dilihat dari lokasi, persentase Puskesmas di daerah
perkotaan yang memiliki posyandu lansia 80,9%, sementara dipedesaan 78,83%.
Kegiatan yang dilaksanakan di posyandu lansia antara lain adalah
pemeriksaan kesehatan fisik, mental dan emosional secara berkala yang dipantau
melalui Kartu Menuju Sehat (KMS), Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan
melakukan kegiatan olah raga seperti senam lansia dan gerak jalan santai.4
Kinerja puskesmas diukur berdasarkan tingkat keberhasilan program,
dengan cara membandingkan hasil kegiatan yang ada di puskesmas dengan target
yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM). Berdasarkan data yang
diperoleh dari SPM pada periode bulan Januari - Oktober 2019 diketahui bahwa
cakupan usia 60 tahun keatas yang mendapat pelayanan skrining kesehatan sesuai
standar belum mencapai target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang yaitu
sebesar 71% dan terdapat desa yang masih rendah dalam cakupan usia 60 tahun
keatas yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar salah satunya di Desa
Kalirejo. Alasan diambilnya Desa Kalirejo karena Desa ini adalah salah satu Desa
di Kecamatan Salaman dengan cakupan kunjungan yang masih rendah. Total
sasaran cakupan di Desa Kalirejo adalah 1987 orang, namun hanya 131 orang
(6,59%) yang mendapatkan pelayanan skrining kesehatan sesuai standar.
Sedangkan di Dusun Karangkulon sendiri hanya 35 (35,71%) yang mendapatkan
pelayanan skrining kesehatan sesuai standar
Sehingga penulis tertarik melakukan pengamatan mengenai faktor apa saja
yang menyebabkan kurangnya cakupan usia 60 tahun keatas yang mendapat
pelayanan skrining kesehatan sesuai standar di Dusun Karang Kulon, Desa
Kalirejo.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dibuat perumusan
masalah yaitu “Faktor apa saja yang menyebabkan kurangnya cakupan usia 60
tahun keatas yang mendapat pelayanan skrining kesehatan sesuai standar?

2
Bagaimana alternatif pemecahan masalah dan rencana tindak lanjut untuk
mengatasi masalah tersebut?”

I.3 Tujuan Penelitian


Laporan mengenai cakupan usia 60 tahun keatas yang mendapat pelayanan
skrining kesehatan sesuai standar di Dusun Karang Kulon, Kecamatan Salaman,
Kabupaten Magelang ini memiliki tujuan umum dan tujuan khusus.

I.3.1 Tujuan Umum


Mengetahui, mengidentifikasi, dan menganalisis faktor apa saja yang
menyebabkan kurangnya cakupan usia 60 tahun keatas yang mendapat pelayanan
skrining kesehatan sesuai standar di Dusun Karang Kulon, Kecamatan Salaman,
Kabupaten Magelang. Serta alternatif pemecahan masalah serta menyusun
rencana tindak lanjut untuk mengatasi masalah tersebut.

I.3.2 Tujuan Khusus


a. Memperoleh data umum di Dusun Karang Kulon, Kecamatan Salaman,
Kabupaten Magelang.
b. Memperoleh data usia 60 tahun keatas yang mendapat pelayanan skrining
kesehatan sesuai standar di Dusun Karang Kulon, Kecamatan Salaman,
Kabupaten Magelang
c. Memperoleh faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya cakupan usia 60
tahun keatas yang mendapat pelayanan skrining kesehatan sesuai standar di
Dusun Karang Kulon, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
d. Memperoleh upaya pemecahan masalah kurangnya cakupan usia 60 tahun
keatas yang mendapat pelayanan skrining kesehatan sesuai standar di Dusun
Karang Kulon, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

I.4 Manfaat Penelitian


a. Menjadi data awal Puskesmas mengenai cakupan usia 60 tahun keatas yang
mendapat pelayanan skrining kesehatan sesuai standar di Dusun Karang
Kulon, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
b. Memberikan data mengenai tingkat pengetahuan dan perilaku penduduk
mengenai skrining kesehatan sesuai standar usia 60 tahun keatas.

3
c. Membantu Puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab dari kurangnya
cakupan warga usia 60 tahun keatas yang mendapat pelayanan skrining
kesehatan sesuai standar di Dusun Karang Kulon, Kecamatan Salaman,
Kabupaten Magelang.
d. Membantu Puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian masalah
kurangnya cakupan usia 60 tahun yang mendapat skrining kesehatan sesuai di
Dusun Karang Kulon, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
e. Sebagai bahan evaluasi terhadap kinerja dan perencanaan kegiatan Puskesmas
bagian promosi kesehatan, khususnya mengenai skrining usia 60 tahun
keatas.
f. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat di Dusun Karang
Kulon, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang mengenai pentingnya
skrining di usia 60 tahun keatas.
g. Meningkatkan derajat kesehatan usia 60 tahun keatas terutama di Dusun
Karang Kulon, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang
h. Sebagai dasar bagi penelitian selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai