Anda di halaman 1dari 6

Tugas Urogenital

Dr. dr. Ibrahim, SH, M.Kn, M.Pd.Ked, M.Sc

Menstruasi dan Kala Persalinan

Fenshiro Lesnussa

NPM : 61118086

Fakultas Kedokteran

Universitas Batam

2019
1. Jelaskan dan gambar siklus menstruasi, beserta horomon yang berpengaruh
Siklus menstruasi terjadi selama 28 hari, dihitung dari hari pertama periode haid saat
ini sampai dengan hari pertama pada periode haid selanjutnya. Meski begitu, tidak
semua wanita memiliki panjang siklus menstruasi yang sama. Siklus ini terkadang bisa
datang lebih cepat atau justru lebih lambat, tergantung kondisi masing-masing

Proses menstruasi dibagi ke dalam empat fase, yaitu:

 Fase menstruasi
Pada fase ini, lapisan dinding dalam rahim (endometrium) yang mengandung
darah, sel-sel dinding rahim, dan lendir, akan luruh dan keluar melalui vagina.
Fase ini dimulai sejak hari pertama siklus menstruasi dimulai dan bisa
berlangsung selama 4 sampai 6 hari. Pada fase ini, wanita biasanya akan
merasakan nyeri di perut bawah dan punggung karena rahim berkontraksi untuk
membantu meluruhkan endometrium.

 Fase folikular
Fase ini berlangsung sejak hari pertama menstruasi sampai memasuki fase
ovulasi. Pada fase ini, ovarium akan memproduksi folikel yang berisi sel telur.
Pertumbuhan folikel ovarium menyebabkan endometrium menebal. Fase ini
biasanya terjadi pada hari ke-10 dari 28 hari dalam sebuah siklus menstruasi.
Durasi waktu yang dihabiskan pada fase ini menentukan berapa lama siklus
menstruasi seorang wanita berlangsung.

 Fase ovulasi
Pada fase ovulasi, folikel yang diproduksi ovarium akan melepaskan sel telur
untuk dibuahi. Sel telur yang telah matang akan bergerak ke tuba fallopi dan
menempel di rahim. Sel telur ini hanya bertahan selama 24 jam. Jika tidak
dibuahi, sel telur akan mati. Namun jika sel telur bertemu dengan sperma dan
dibuahi, akan terjadi Fase ovulasi menandai masa subur wanita. Ovulasi biasanya
terjadi sekitar dua minggu sebelum siklus menstruasi berikutnya dimulai.

 Fase luteal
Setelah fase ovulasi, folikel yang telah pecah dan mengeluarkan sel telur akan
membentuk korpus luteum pada fase ini. Korpus luteum akan memicu
peningkatan hormon progesteron untuk mempertebal lapisan dinding rahim. Fase
ini juga dikenal sebagai fase pramenstruasi. Fase ini umumnya ditandai sejumlah
gejala, seperti payudara membesar, muncul jerawat, badan terasa lemas, menjadi
mudah marah atau emosional.
Proses menstruasi ini terus berputar, hingga berakhir ketika seorang wanita sudah
memasuki masa menopause. Biasanya terjadi saat wanita berusia 40 tahun ke atas.

Hormon Menstruasi yang Memengaruhi

Proses menstruasi dipengaruhi oleh beberapa hormon, antara lain:

 Estrogen
Hormon estrogen berperan penting dalam
pembentukan fisik dan organ reproduksi wanita,
misalnya dalam pertumbuhan payudara, rambut
di sekitar organ intim, memproduksi sel telur di
dalam ovarium, serta mengatur siklus menstruasi.
Estrogen akan meningkat pada fase ovulasi dan
menurun pada fase luteal.

 Progesteron
Salah satu fungsi hormon progesteron adalah
merangsang lapisan dinding rahim untuk menebal
dan menerima sel telur yang siap dibuahi. Kadar
hormon ini sangat rendah pada fase folikular dan
akan mengalami peningkatan pada fase luteal.
Hormon ini diproduksi setelah melewati fase
ovulasi.

 Hormon pelepas gonadotropin


(gonadotrophin-releasing hormone/GnRh)
Hormon ini diproduksi di dalam otak dan
berfungsi merangsang tubuh untuk menghasilkan
hormon perangsang folikel dan hormon pelutein.

 Hormon perangsang folikel (follicle


stimulating hormone/FSH)
Hormon ini berperan dalam produksi sel telur.
Dalam siklus menstruasi, kadar hormon ini akan
meningkat sebelum fase ovulasi.

 Hormon pelutein (luteinizing


hormone/LH)
Hormon ini berfungsi merangsang ovarium untuk
melepaskan sel telur selama ovulasi. Jika sel telur
bertemu sperma dan dibuahi, hormon ini akan
merangsang korpus luteum untuk memproduksi
progesteron.
Gambar 1 : Hormon Siklus Menstruasi

Sumber : https://intanriani.files.wordpress.com/2009/03/hormones1.jpg?w=570

2.Jelaskan perkembangan janin dari zigot sampai cukup bulan

zigot membentuk embrio yang diselubungi oleh kantung kuning telur (bagian ini tidak berkembang
pada janin manusia), amnion, alantonis, dan korion. Setelah semua membran dan plasenta
terbentuk, maka embrio bisa disebut sebagai janin atau fetus. Janin memperoleh makanan dan
oksigen dari darah induk (ibunya) dan memberikan zat-zat sisa metabolisme ke dalam darah ibu
untuk dibuang.

Pada bulan pertama perkembangan embrio manusia ditandai dengan alat-alat tubuh yang cukup
penting telah mulai terbentuk dan sudah mulai berfungsi walaupun belum sempurna. Kaki dan
tangan belum terbentuk pada bulan pertama usia kehamilan. Demikian pula otak janin masih
berupa gumpalan darah. Panjang embrio pada usia kandungan satu bulan sekitar 2.5 sampai 6 mm.

Berikutnya, pada bulan kedua usia kehamilan embrio telah terbentuk kaki dan tangan, alat-alat
kelamin bagian dalam, rangka yang masih berupa tulang rawan, alat-alat bagian muka dan
beberapa alat penting yang lain. Panjang embrio pada usia kandungan dua bulan adalah antara 25
sampai 40 mm.

Pada bulan ketiga usia kehamilanan, hampir seluruh alat tubuh secara lengkap telah terbentuk,
termasuk alat kelamin luar. Panjang janin pada fase ini sekitar 70 sampai 100 mm dan dapat
dibedakan antara janin laki-laki atau perempuan. Lalu pada bulan keempat kehamilan seorang
wanita, kondisi janin mulai terbentuk kulit, rambut, kelenjar keringat dan kelopak mata. Gerakan
janin sudah terasa oleh ibunya. Panjang janin saat itu sekitar 145 mm.

Sejak minggu ke-12 usia kehamilan seorang wanita, janin hanya mengalami pertumbuhan ke arah
membesar dan memanjang hingga menjelang kelahirannya. Secara normal, lama masa kandungan
manusia adalah 9 bulan lebih 10 hari. Pada waktu bayi lahir, ia segera bernafas dengan paru-paru
sehingga aliran darah dari plasenta terhenti. Pernafasan tersebut biasanya diawali dengan tangisan.

Mudah-mudahan informasi kesehatan ini bisa berguna untuk Anda.

3.jelaskan fisiologi persalinan kala 1-4

Tahapan Pertama Proses Melahirkan Normal (Kala I)

Tahapan pertama proses melahirkan normal, yaitu ditandai dengan adanya pembukaan
serviks. Pembukaan serviks merupakan proses terjadinya perenggangan ukuran leher rahim.
Serviks berada di bagian bawah rahim, dimana servik (leher rahim) inilah merupakan jalan lahir
keluarnya bayi. Agar serviks dapat terbuka, maka muncullah rasa mulas (kontraksi) yang sering
dialami Bunda. Kontraksi akan membantu terjadinya pembukaan serviks. Pembukaan serviks
dimulai dari pembukaan 0 cm -10 cm. Pada fase pembukaan, dalam dunia medis dibagi menjadi
dua fase.
 Fase pertama (fase laten), yaitu dimulai dari pembukaan 0 cm – 3cm. Dimana fase
pembukaan ini memerlukan waktu untuk mencapai pembukaan 3cm. Pada umumnya
berlangsung ± 8jam.
 Fase kedua (fase aktif), yaitu dimulai dari pembukaan 4 cm-10 cm lengkap. Pada fase
pembukaan ini biasanya untuk ibu yang belum pernah melahirkan (primipara) dalam dua
jam sekali serviks melebar 1 cm, sedangkan pada ibu yang sudah pernah (multipara)
melahirkan serviks melebar 1 cm per jam. Pembukaan serviks ini biasanya disertai
dengan adanya rasa mulas (kontraksi) yang semakin kuat

Tahapan Kedua Proses Melahirkan Normal (Kala II)

Tahapan kedua proses persalinan normal yaitu dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai
bayi lahir. Pada tahapan ini, normalnya membutuhkan waktu selama dua jam sampai bayi lahir.
Pada tahapan ini juga, Bunda akan merasakan kontraksi yang semakin kuat. Adapun tanda-tanda
yang bisa Bunda rasakan yaitu:

 Ibu merasa ingin meneran seperti ingin Buang Air Besar (BAB), Rasa meneran seperti
BAB pada Ibu dikarenakan adanya dorongan, karena bayi telah mencapai dasar panggul
serta kontraksi yang semakin kuat.

 Keluarnya lendir bercampur darah, Jangan panik, bila Bunda melihat adanya lendir
bercampur darah, hal ini diakibatkan adanya pembuluh darah yang ikut melebar saat
proses turunnya bayi.

Tahapan Ketiga Proses Melahirkan Normal (Kala III)

Tahapan ketiga proses melahirkan normal, yaitu dimulai setelah bayi lahir hingga ari-ari lahir.
Setelah bayi lahir, ari-ari harus dikeluarkan. Pada tahap pengeluaran ari-ari memerlukan waktu
normal 15 menit. Jika ari-ari tidak segera dikeluarkan maka akan menyebabkan perdarahan.

Pada tahapan ketiga proses melahirkan normal ini, Bunda masih bisa merasakan sedikit rasa
mulas. Rasa mulas ini tidak sesakit saat menjelang proses persalinan. Saat tahapan ketiga ini,
Bunda akan diberikan suntikan yang berfungsi untuk mencegah perdarahan. Jadi sebaiknya ibu
jangan menolak jika diberikan suntikan tersebut. Jika ari-ari dapat dikeluarkan maka selanjutnya
Bunda akan melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).

Tahapan Keempat Proses Melahirkan Normal (Kala IV)

Tahapan Keempat proses Melahirkan Normal, merupakan tahapan yang terakhir. Tahapan ini
dimulai saat ari-ari telah lahir sampai dua jam setelah melahirkan. Saat tahapan ini, Bunda akan
dipantau selama dua jam. Adapun hal-hal yang dipantau antara lain:

 Pemeriksaan tekanan darah -pemeriksaan kontraksi


 Pemeriksaan nadi ibu -pemeriksaan jumlah pengeluaran urine
 Pemeriksaan suhu tubuh -pemeriksaan pengeluaran darah
 Pemeriksaan tinggi fundus ibu
Daftar Pustaka

1. https://intanriani.files.wordpress.com/2009/03/hormones1.jpg?w=570- Diakses tanggal


28 Agustus 2019
2. https://aladokter.com/4-tahapan-proses-melahirkan-normal-kala-ii-iii-iv/- Diakses tanggal
28 Agustus 2019
3. https://www.ridwanaz.com/2012/04/proses-perkembangan-kehamilan-manusia-dari-
janin-sampai-lahir.html - Diakses tanggal 28 Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai