Anda di halaman 1dari 6

ACARA VII

HANDTRAKTOR BAJAK SINGKAL DAN ROTARY

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai salah satu negara yang berbasis pertanian umumnya memiliki usaha
tani keluarga skala kecil dengan petakan lahan yang sempit. Usaha pertanian ini terutama
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri yang dilakukan secara tradisional
dangan manusia dan hewan sebagai sumber tenaga sebagai sumber pengolahan tanah. Hal ini
menurut peranan mekanisasi pertanian yaitu traktor tangan, terutama sebagai tenaga untuk
sember pengolahan tanah dibidang pertanian.

Sebagai alat pengolahan tanah, traktor tangan memiliki daya adaptasi yang tinggi
dengan kondisi alam Indonesia. Dilihat dari segi teknis, penggunaan cangkul dan garu untuk
pengolahan tanah memberikan kapasitas kerja dan tingkat kenyamanan kerja sangat rendah
dibandingkan dengan penggunaan traktor tangan dengan Traktor Tangan Mini. Hasil
pengolahan tanah dengan traktor tangan mini memberikan tanah olah hancur beserta dengan
vegetasi yang ada di permukaan lahan. Walaupun produktivitas kerja traktor tangan roda dua
lebih rendah dari pada roda empat, tetapi masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan
produktivitas kerja tenaga hewan. Praktikum handtraktor bajak singkal dan rotary ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara penggunaan dan keefektifan handtraktor bajak
singkal dan rotary pada lahan.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui teknik penggunaan handtraktor bajak singkal dan rotary pada suatu lahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

(Hand Traktor) Traktor roda 2 merupakan alat pengolah tanah utama saat ini. Hal ini
mengingat ternak kerja sudah sangat berkurang. Traktor roda 2 ini digunakan untuk mengolah
tanah pada tahap pertama sehingga siap untuk ditanami. Traktor roda dua dilihat dari
penghubungan dengan perlengkapannya terdiri dari dua tipe yaitu tipe hitch dan tipe rotary.
Pada tipe rotary apabila unit rotarynya dilepas maka dapat dipasangi hitch untuk menarik
peralatan. Peralatan yang dapat dipasang pada hitch adalah bajak singkal, bajak parabola,
garu, gelebek, dan ridger (Sukirno, 1999).

Bajak Singkal (Molboard Plow) Bajak singkal termasuk bajak yang paling tua. Di
Indonesia bajak singkal inilah yang paling sering digunakan oleh petani untuk melakukan
pengolahan tanah, dengan tenaga ternak hela sapi atau kerbau sebagai sumber daya
penariknya. Secara umum bajak singkal dibedakan atas 2 jenis, yaitu bajak singkal satu arah
(one-way moldboard plow) dan bajak singkal dua arah (two-way moldboard plow). Bajak
singkal satu arah adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu pengolahan tanah akan
melempar dan membalik tanah hanya pada satu arah saja. Sedangkan bajak singkal 2 arah
pada waktu mengolah tanah arah pelemparan atau pembalikan tanah dapat diatur 2 arah, yaitu
ke kanan dan ke kiri. Bagian-bagian utama dari bajak singkal yang aktif mengolah tanah
adalah pisau bajak (share), singkal (moldboard) dan penstabil bajak (landside). Untuk
meyempurnakan hasil kerjanya, selain bagian-bagian utama di atas, bajak singkal juga
dilengkapi dengan perlengkapan tambahan, yaitu roda alur penstabil (furrow wheel), roda
dukung (land wheel), kolter, jointer dan kerangka (Pratomo, dkk. 1983). Bajak singkal dapat
dipergunakan untuk mengait dan mencacah gulma, serta pembajakan di bawah vegetasi hijau
yang tinggi. Bajak ini bekerja dengan ditarik oleh penggandeng misalnya traktor (Winarno,
1994).

Kecepatan penggarapan suatu lapang dengan sebuah mesin merupakan salah satu
dasar pertimbangan menghitung biaya pengerjaan dan efisiensi dalam pengolahan lahan.
Dalam hal ini ada beberapa istilah yang digunakan yaitu :

a. Kapasitas lapang teoritis Kapasitas lapang teoritis sebuah alat ialah kecepatan penggarapan
lahan yang akan diperoleh seandainya mesin tersebut melakukan kerjanya memanfaatkan
100 % waktunya, pada kecepatan maju teoritisnya dan selalu memenuhi 100 % lebar kerja
teoritisnya. Waktu per hektar teoritis ialah waktu yang dibutuhkan pada kapasitas lapang
teoritis tersebut. Waktu kerja efektif ialah waktu sepanjang mana mesin secara aktual
melakukan fungsi/kerjanya. Waktu kerja efektif per hektar akan lebih besar dibanding
waktu kerja teoritik per hektar jika lebar kerja terpakai lebih kecil dari lebar kerja
teoritisnya.

b.Kapasitas lapang efektif Kapasitas lapang efektif ialah rerata kecepatan penggarapan yang
aktual menggunakan suatu mesin, didasarkan pada waktu lapang total. Kapasitas lapang
efektif biasanya dinyatakan dalam hektar per jam. Kapasitas lapang efektif suatu alat
merupakan fungsi dari lebar kerja teoritis mesin, prosentase lebar teoritis yang secara
aktual terpakai, kecepatan jalan dan besarnya kehilangan waktu lapang selama pengerjaan.
Dengan alat-alat semacam garu, penyiang lapang,pemotong rumput dan pemanen padi,
secara praktis tidak mungkin untuk memanfaatkan lebar teoritisnya tanpa adanya tumpang
tindih Kecepatan maju terbesar yang diijinkan berkaitan dengan faktor-faktor semacam
sifat pengerjaan, kondisi lapang, dan besarnya daya tersedia. Untuk alat pemanen, faktor
pembatasnya boleh jadi ialah kecepatan maksimum dapat ditanganinya bahan secara
efektif dengan mesin tersebut.

c. Waktu Hilang Waktu hilang merupakan variabel yang paling sulit dinilai dalam
hubungannya dengan kapasitas lapang.Waktu lapang bisa hilang akibat penyetelan /
pembetulan atau pelumasan alat, kerusakan, penggumpalan, belok di ujung, dsb. Dalam
kaitannya dengan kapasitas lapang efektif dan efisiensi lapang, waktu hilang tidak
mencakup waktu pemasangan atau perawatan harian alat, ataupun waktu hilang akibat
kerusakan yang berat. Waktu hilang hanya mencakup waktu untuk perbaikan kecil di
lapang dan waktu untuk pelumasan yang dibutuhkan di luar perawatan harian, di samping
hal-hal lain seperti diuraikan di depan. Waktu lapang total dianggap sama dengan jumlah
waktu kerja efektif ditambah waktu hilang. Waktu yang dipakai untuk perjalanan dari dan
ke lapang biasanya tercakup dalam menggambarkan biaya overall dari suatu pengerjaan,
namun tak diperhitungkan ketika menentukan kapasitas lapang efektif atau efisiensi
lapang.

d. Efisiensi lapang Efisiensi lapang ialah perbandingan antara kapasitas lapang efektif dengan
kapasitas lapang teoritis, dinyatakan dalam persen. Efisiensi lapang melibatkan pengaruh
waktu hilang di lapang dan ketakmampuan untuk memanfaatkan lebar teoritis mesin.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat Percobaan
Praktikum Mekanisasi Pertanian “Handtraktor Bajak Singkal dan Rotary”
dilaksanakan pada hari ..., .... Desember 2019 dengan bertempat di laboratorium Fakultas
Teknik, Universitas Tidar yang didampingi oleh asisten praktikum.
3.2 Alat dan Bahan Percobaan
Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu traktor tangan, ibajak singkal, rotary,
meteran, stopwatch dan patok. Bahan yang digunakan adalah petakan lahan untuk percobaan
dan bahan bakar.
3.3 Langkah Kerja
a. Menentukan luas lahan (A; m2)
1. Membuat petakan lahan untuk melakukan percobaan.
2. Mengukur panjang (p, m) dan lebar (l, m) dari petakan lahan dengan meteran
3. Menghitung luas petakan lahan tersebut (A; m2) dengan rumus :
A= pxl (1)

b. Menentukan kecepatan maju traktor (Vt; m/s)


1. Membuat lintasan untuk melakukan percobaan sepanjang 20 m (s, m).
2. Membuat patok dari awal sampai akhir pada lintasam traktor tersebut.
3. Menghidupkan traktor
4. Membuat kecepatan maju traktor pada gigi Low-1.
5. Melakukan pengukuran waktu (t; s)
6. Menjalankan traktor dari patok awal hingga patok akhir
7. Mencatat waktu tempuh traktor sepanjang lintasan 20 m tersebut.
9. Menghitung kecepatan traktor (Vt, m/s) dengan rumus :
Vt = s (2)
t
c. Menentukan kapasitas lapangan teoritis (KLT, ha/jam)
1. Menentukan jenis alat/implement pengolahan tanah pertama.
2. Mengukur panjang dari implement pengolahan tanah pertama (Lt, m)
3. Menghitung kapasitas lapangan teoritis (KLT, ha/jam) dengan rumus :
KLT = 3600 x Lt x Vt (3)
10000
d. Menentukan kapasitas lapangan aktual (KLA, ha/jam)
1 Membuat petakan lahan untuk melakukan percobaan.
2. Menghitung luasnya seperti pada prosedur A.
3. Membuat patok dari luas lahan yang kan diolah.
4. Memasang implement pengolahan pertama pada traktor
5. Menghidupkan traktor
6. Membuat kecepatan maju traktor pada gigi Low-1.
7. Menyiapkan stopwatch untuk melakukan pengukuran waktu selama traktor
melakukan pengolahan pada luasan tanah tersebut (T; s)
8. Menjalankan traktor pada luasan lahan tersebut
9. Mencatat waktu pengolahan tanah menggunakan traktor pada luasan lahan tersebut
(T; s).
10. Menghitung kapasitas lapangan aktual (KLA, ha/jam) dengan rumus :
KLE = A (4)
T
e. Menghitung efisiensi lapangan (η, %)
Efisiensi lapangan (η, %) dapat dihitung dengan rumus :
η = KLE x 100% (5)
KLT

f. Menghitung slip roda traktor (S, %)


1. Membuat lintasan untuk melakukan percobaan sepanjang 20 m (s, m).
2. Memasang implement pengolahan pertama pada traktor
3. Menguukur diameter roda traktor (Droda; m)
4. Memberi tanda pada salah satu roda traktor
5. Menghidupkan traktor
6. Kecepatan maju traktor pada gigi Low-1.
7. Mengoperasikan traktor dan perhatikanlah tanda yang telah diberi pada roda traktor
8. Setiap tanda yang telah diberi pada roda traktor melakukan rotasi 360°, diberi tanda
di lahan percobaan.
9. Mengukur panjang lintasan roda yang telah melakukan rotasi 360° (La, m)
10. Dilakukan disepanjang lintasan 20 m.
11. Slip roda (S, %) dihitung dengan rumus :
S = (π x Droda) – La x 100 % (6)
La
g. Menghitung luas lahan (A, m2), kecepatan masju traktor (Vt, m/s), kapasitas lapangan
teoritis (KLT, ha/jam), kapasitas lapangan aktual (KLA, ha/jam), efisiensi lapangan (η, %) dan
slip traktor (S, %)

Daftar Pustaka
Pratomo, M., dkk. 1983. Alat dan Mesin Pertanian. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta.

Sukirno,1999.Hand Traktor. Gramedia : Surabaya


Winarno. 1994. Alat dan Mesin Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai