Jtptunimus GDL Rosmayulia 7181 3 Babiit K PDF
Jtptunimus GDL Rosmayulia 7181 3 Babiit K PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Sediaan apus darah tepi adalah suatu cara yang sampai saat ini masih
apus ini adalah dengan meneteskan darah lalu dipaparkan di atas objek glass,
1. Evaluasi morfologi dari sel darah tepi (eritrosit, trombosit, dan leukosit)
Giemsa, pewarnaan acid fast, pewarnaan garam, pewarnaan wright, dan lain-
(Maskoeri, 2008)
5
6
dan untuk diagnosis histopatologis parasit malaria dan juga parasit jenis
dari penambahan larutan metilen biru dan eosin yang dilarutkan di dalam
metanol. Yaitu dua zat warna yang berbeda yaitu Azur B ( Trimetiltionin )
komponen sel yang bersifat basa seperti granula, eosinofili dan hemoglobin.
Ikatan eosin y pada azur B yang beragregasi dapat menimbulkan warna ungu,
dan keadaan ini dikenal sebagai efek Romanowsky giemsa. Efek ini terjadi
sangat nyata pada DNA tetapi tidak terjadi pada RNA sehingga akan
Bahan pemeriksaan yang terbaik adalah darah segar yang berasal dari
kapiler atau vena, yang dihapuskan pada kaca obyek. Pada keadaan tertentu
Ciri- ciri apusan sediaan darah tipis yaitu lebih sedikit membutuhkan
Serta lebih mudah untuk menentukan spesies dan stadium parasit dan
Ciri- ciri apusan sediaan darah tebal yaitu membutuhkan darah lebih
jumlah parasit yang ditemukan lebih banyak dalam satu lapang pandang,
mempunyai bentuk parasit yang kurang utuh dan kurang begitu lengkap
B. Giemsa
sediaan terlihat lebih jelas. Pewarnaan ini sering disebut juga pewarnaan
darah misalnya dari jenis protozoa. Zat ini tersedia dalam bentuk serbuk atau
yang dilakukan maka intensitasnya menjadi semakin tua. Preparat apus yang
perbesaran 100x. Gambar yang didapat dalam hasil menunjukan sel-sel butir
darah baik eritrosit, leukosit, trombosit, atau jenis parasit yang lain
(Maskoeri, 2008).
Sediaan apus darah secara rutin diwarnai dengan campuran zat warna
3. Afinitas untuk eosin (suatu zat warna asam ) dikenal sebagai asidofilik
4. Afinitas untuk komplek zat warna yang terdapat dalam campuran, secara
Giemsa adalah zat warna yang terdiri dari eosin dan metilen azur
memberi warna merah muda pada sitoplasma dan metilen biru memberi warna
pada inti leukosit . Ketiga jenis pewarna ini dilarutkan dengan metil alkohol
dan gliserin. Larutan ini dikemas dalam botol coklat ( 100 – 500 – 1000 cc )
1. Giemsa stock baru boleh diencerkan dengan aquadest, air buffer atau air
harus dibuwang.
3. Untuk mengambil stock giemsa dari botolnya, gunakan pipet khusus agar
4. Methanol dapat menarik air dari udara, sebab itu stock giemsa harus ditutup
a. 1cc = 20 tetes
c. Berdasarkan tolak ukur ini dapat dihitung banyaknya giemsa encer yang
pewarnaan.
menit ( giemsa 20 % ) .
7. Gunakan air pengencer yang mempunyai pH 6.8 – 7.2 ( paling ideal dengan
Apakah stock giemsa yang akan digunakan masih baik, perlu diadakan
Jika hasilnya dengan kriteria yang ada, berarti giemsa dan air
pengencernya masih baik. Pengujian seperti ini perlu dilakukan setiap kali
merah ( eosin ) dipinggir sekali. Jika warna ungu atau merah tidak
terbentuk berarti giemsa sudah rusak dan tidak boleh dipakai lagi.
pewarnaan, sehingga parasit tidak lagi tampak dalam eritrosit. Kelebihan dari
11
sediaan ini yaitu dapat menemukan parasit lebih cepat karena volume darah
yang digunakan lebih banyak. Jumlah parasit lebih banyak dalam satu lapang
kelemahan dari sediaan darah tebal bentuk parasit yang kurang lengkap
Sediaan yang dibuat harus bersih yaitu sediaan tanpa endapan zat
pewarnaan. Sediaan juga tidak terlalu tebal, ukuran ketebalan dapat dinilai
dengan meletakkan sediaan darah tebal di atas arloji. Bila jarum arloji masih
menggunakan arloji dapat juga dengan cara meletakkan sediaan darah tebal
di atas koran, kalau tulisan di bawah koran sediaan masih terbaca, berarti
Inti sel darah putih biru lembayung tua, granula biasanya tidak
nyata. Titik Maurer dan titik Ziemen (P. malariae) biasanya hilang. Titik
Scuffner sering masih terlihat sebagai zona merah. Bentuk cincin sering
1. Plasmodium Vivax
sitoplasma yang tidak merata. Dalam waktu 36 jam parasit akan mengisi
lebih dari setengah sel eritrosit yang membesar. Proses selanjutnya inti sel
(http:/Cara.Mudah.Mengidentifikasi.Parasit.Malaria.AAK.Pemda.Aceh.html)
2. Plasmodium Malariae
sitoplasma lebih biru dan parasit lebih kecil, teratur serta padat. Parasit ini
juga dapat berbentuk pita yang melintang pada sel darah merah bentuk
(http:/Cara.Mudah.Mengidentifikasi.Parasit.Malaria.AAK.Pemda.Aceh.html)
14
3. Plasmodium Falciparum
(http:/Cara.Mudah.Mengidentifikasi.Parasit.Malaria.AAK.Pemda.Aceh.html)
15
4. Plasmodium Ovale
manusia bentuknya mirip dengan plasmodium vivax sel darah merah yang
tertinggal pada sel darah dan akan mengotorinya. Oleh karna itu pada
akhir pewarnaan larutan giemsa harus dibilas dengan air yang mengalir .
diambil dari tempat yang jauh, sediaan darah ini kemudian diproses,
sekali penggunaan kaca sediaan yang baik dan bermutu. Syarat untuk
- Rendam apusan darah dalam air untuk melisiskan sel darah merah.
- Setelah darah lisis rendam atau genangi dengan giemsa selama 15-20
menit.
- Perhatikan agar metanol tidak mengenai sediaan tetes tebal karena akan
- Hati-hati pada saat membilas sediaan tetes tebal karena bagian tersebut
(http://cabogun.blogspot.com)
D. Sumber Kesalahan
1. Pre Analitik
18
bahan pembantu yang tidak tepat tentunya akan merusak sampel. Kondisi
2. Analitik
pemeriksaan. Spesimen yang tepat mengenai jenis dan volume sampel, alat
3. Pasca Analitik
19
benar,meliputi :
1. Pencatatan hasil
2. Pelaporan hasil
E. Kerangka Teori
Lama Pewarnaan
pH Larutan Pewarnaan
20
F. Kerangka Konsep
G. Hipotesa :